MAKALAH TUNE UP MOTOR BENSIN SMK NEGERI 2 PENGASIH

dokumen-dokumen yang mirip
YAYASAN PENDIDIKAN PONDOK PESEANTREN AL HIKMAH I SMK AL HIKMAH 1 SIRAMPOG Alamat : Jl. Masjid Jami Benda Sirampog Brebes Tlp.

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up)

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER

TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Engine Tune Up Engine Conventional

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder

BAB IV PENGUJIAN ALAT

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

TUNE-UP mobil bensin. Dalam pemeriksaan sistem tune up mobil, kita dapat mengenal beberapa alat yang harus di pergunakan, di ataranya :

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

Mobil lebih awet karena frekuensi bongkar-pasangnya relatif lebih kecil.

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER

1. EMISI GAS BUANG EURO2

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL PRAKTEK GASHOLINE ENGINE TUNE UP

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

Tune up injeksi. 14,7:1 = 14,7 bagian O2 (oksigen) berbanding 1 bagian BBM


ANALISA PERBANDINGAN DAYA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR ANTARA PENGAPIAN STANDAR DENGAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER PADA MESIN TOYOTA KIJANG SERI 7K

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

No. Nama Komponen Fungsi

BAB IV SISTEM PENGAPIAN (IGNITION SYSTEM)

Mesin Diesel. Mesin Diesel

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

Spark Ignition Engine

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

BAB II TEORI DASAR Komponen sistem pengapian dan fungsinya

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB I PENDAHULUAN A. PETUNJUK UMUM REPARASI

BAB III LANDASAN TEORI

Gambar 4.2 Engine stand dan mesin ATV Toyoco G16ADP

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

ANALISA DAN CARA MENGATASI GANGUAN SISTEM PENGAPIAN MAZDA MR 90

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL

contoh makalah teknik mesin

BAB III METODE PENELITIAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOBSHEET PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN PROGRAM KOMPETENSI JUDUL JAM. Perawatan&perbaikan KENDARAAN PMO

Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 ABSTRAK

Variabel terikat Variabel kontrol Pengumpulan Data Peralatan Bahan Penelitian

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

TUNE UP SEPEDA MOTOR FEBRIYAN BAYU P ( ) MUHAMMAD GHOZALI ( )

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

K BAB I PENDAHULUAN

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd.

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS

TUNE UP ENGINE ELECTRICAL

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

KATA PENGANTAR. Banda Aceh, Desember Penyusun

2.1.2 Siklus Motor Bakar Torak Bensin 4 Langkah

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KADAR EMISI GAS BUANG DAIHATSU HIJET Suriansyah Sabaruddin 1)

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BENSIN TYPE SOHC

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAB III METODOLOGI. Penentuan Judul. Mulai. Data awal. Pencarian alat dan Bahan Tugas Akhir. Proses development sistem pengapian full

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Upaya Peningkatan Unjuk Kerja Mesin dengan Menggunakan Sistem Pengapian Elektronis pada Kendaraan Bermotor

BAB III KEGIATAN PENGUJIAN DAN PERAWATAN

SISTEM PENDINGINAN ENGINE

Transkripsi:

MAKALAH TUNE UP MOTOR BENSIN Disusun Oleh : Nama Kelas : Taufiq Margiyanto : 3TKR1 No. Absen : 28 SMK NEGERI 2 PENGASIH Jalan KRT. Kertodiningrat, Margosari, Pengasih, KulonProgo, Yogyakarta Telpon (0274) 7733029, Fax. (0274) 774289,77388 Email:smkn2pengasih_kp@yahoo.com Home page :www.smkn2pengasih.sch.id i

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Tune Up Motor Bensin ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Sahudi selaku guru pengajar mata pelajaran Tune Up Engine Bensin yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian, langkahlangkah,kebutuhan-kebutuhan pada saat Tune Up Egine. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan. ii

DAFTAR ISI Halaman Judul... Kata pengantar... Daftar isi... i ii iii ENGINE TUNE UP CONVENTIONAL A. PENGERTIAN... B. PEKERJAAN TUNE UP... 1. Persiapan peralatan... 2. System Pelumasan... 3. Systemp Pendinginan... 4. System Kelistrikan... 5. Pengecekan Baut Kepala Silinder... 6. Mekanisme Katup... 7. System Bahan Bakar... 8. Emisi Gas Buang... 9. Diagnostic... 1 1 1 4 6 9 19 20 27 24 26 iii

Makalah Diktat Tune Tune Up Up Conventional_Taufiq Conventional By margiyanto Wiewiet TUNE UP CONVENTIONAL A. PENGERTIAN Tune up merupakan perkerjaan yang dilakukan oleh seorang mekanik untuk merekondisi mesin sehingga didapatkan tenaga maksimal. Tune up merupakan hal yang harus dilakukan sehingga kendaraan akan tetap siap pakai dalam kodisi apapun. Hal yang perlu dilakukan dalam pekerjaan tune up adalah sebagai berikut : 1. Persiapan Peralatan 2. System Pelumasan 3. System Pendinginan 4. System Kelistrikan 5. Pengecekan Baut Kepala Silinder 6. System Mekanisme Katup 7. System Bahan Bakar 8. Diagnostic B. PEKERJAAN TUNE UP Dalam tune up, semua pekerjaan harus dilakukan yang meliputi : persiapan, keselamatan kerja, pemeriksaan, pengukuran, dan penyetelan. 1. Persiapan Peralatan Peralatan merupakan komponen-komponen yang menunjang sebuah pekerjaan yang akan dilakukan. Peralatan tersebut meliputi : a. Vender cover, b. Kunci ring 7, 8, 10, 12, 14, 17, dan 19. c. Kunci shock 12, 14 d. Kunci T 10, 12, 14 e. Kunci busi f. Kunci Moment g. Obeng minus (-) dan plus (+) h. Feller gauge i. Multi meter j. Tune up tester k. Spring scale l. Mistar baja m. Vaccum terster n. Sikat baja o. Ampelas p. Nampan q. Majun. 41

a. Vender cover merupakan alat yang berfungsi untuk melindungi kendaraan dari kekotoran atau kecelakan kerja saat pekerjaan sedang berlangsung. b. Kunci ring dalam pekerjaan tune up diperlukan kunci-kunci yang presisi untuk membuka/melepas atau mengeraskan baut sehingga kepala baut/mur tidak luka. c. Kunci shock dipergunakan untuk kepala baut yang mempunyai moment cukup besar. d. Kunci T dipergunakan untuk mengendorkan/mengeraskan baut yang cukup jauh dari jangkauan. e. Kunci Busi khusus dipergunakan untuk mengendorkan/mengeraskan busi. 2

f. Kunci momen dipergunakan untuk mengukur kekuatan pengerasan suatu baut pengikat. g. Obeng obeng yang dipakai biasanya mengandung magnet yang bertujuan untuk menghindari baut yang dilepas jatuh. h. Feller gauge merupakan bilah ukur yang berfungsi untuk mengukur clearn/celah suatu benda kerja. i. Multi tester alat ini untuk mengukur besar tegangan, besar arus listrik dan besar tahanan sebuah benda kerja. j. Tune up tester merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur tekanan kompresi, besar sudut dwell dan putaran mesin. 3

1 2 Ket : Timing light (1) difungsikan untuk mengetahui saat pengapian terjadi dengan melihat tanda V pada pully saat mesin hidup. Tachometer (2) difungsikan untuk mengukur besar sudut dwell dan besar putaran mesin k. Vaccum test merupakan alat yang berfungsi untuk memeriksa kerja vaccum advancer pada distributor. Alat ini dipasangkan pada pipa vaccum yang terdapat pada sisi distributor. 2. System Pelumasan System pelumasan adalah suatu system yang berfungsi untuk melumasi komponen-komponen mesin yang bergerak. Minyak pelumas yang digunakan harus sesuai dengan standart SAE (Sociaty Automotive of Enginner). Minyak pelumas yang dipakai untuk mesin bensin adalah SAE 40. Sedangkan pekerjaan yang dilakukan pada system pelumas adalah : a. Pemeriksaan kualitas (mutu) b. Pemeriksaan viscositas (kekentalan) c. Pengukuran kuantitas ( jumlah ) 4

Minyak pelumas mempunyai sifat : Melumasi Meredam panas Mengendapkan kotorana Membentuk film Pemeriksaan kualitas pemeriksaan kualitas minyak pelumas dilakukan dengan cara visual dari warna ataupun dengan kekotoran minyak pelumas. Pemeriksaan viscositas pemeriksaan viskositas adalah kekentalan minyak pelumas. Pemeriksaan kuantitas merupakan pemeriksaan jumlah minyak pelumas pada karter. Jumlah minyak harus di garis F, jika minyak berada di bawah F maka minyak pelumas harus ditambah. 5

3. System Pendinginan System pendingin merupakan system yang berfungsi untuk menjaga suhu kerja mesin sehingga mesin saat bekerja tidak mengalami overheating. System pendingin yang biasa dipakai adalah system pendinginan udara dan system pendingin air. Pekerjaan system pendingin meliputi : a. Pemeriksaan kuantitas b. Pemeriksaan kebocoran c. Pemeriksaan kerja tutup radiator d. Pemeriksaan tali kipas e. Periksaan sirkulasi air pendingin Pemeriksaan kuantitas pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui jumlah air pendingin pada radiator dan tangki cadangan. Pemeriksaan kebocoran pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kebocoran ke dalam ataupun keluar, kebocoran yang terjadi akan berakibat mesin overheating. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan tune up tester. 6

1,2 Kg/cm² Pemeriksaan tutup radiator pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kerja pembukaan tutup radiator. Fungsi tutup radiator adalah untuk menjaga suhu air agar tidak mendidih, dengan cara menaikan tekanan pada radiator. Saat suhu air panas katup akan membuka dan mengalirkan sebagian air ke reservoir dan saat mesin dalam kondisi dingin maka air akan dikembalikan ke radiator. Kerja Tutup Radiator 1. Saat kondisi tekanan didalam radiator naik maka katup relieve valve (1) akan membuka dan mengalirkan air pendingin ke reservoir. 7

2. Saat kondidi tekanan didalam radiator turun maka katup vaccum (2) akan menghisap air dalam tangki reservoir dialirkan ke radiator. Coustion! Jangan membuka tutup radiator manakala mesin dalam kondisi panas Pemeriksaan sirkulasi air pendingin pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui sirkulasi air pendingin manakala suhu mesin telah mencapai suhu kerja. Pemeriksaan tali kipas pemeriksaan tali kipas dilakukan untuk mengetahui tegangan tali kipas dan kondisi fisik tali kipas. Ketegangan tali kipas yang berlebihan akan menyebabkan bearing water pump atau bearing alternator cepat rusak. 10-11mm 8

4. System Kelistrikan System kelistrikan yang dimaksud dalam pekerjaan tune up ini adalah system pengapian. Dimana system pengapian ini berfungsi untuk menyediakan nyala api untuk mengawali suatu proses pembakaran dalam ruang baker. Pekerjaan yang harus dilakukan dalam system pengapian adalah : a. Pemeriksaan dan pengukuran Baterai b. Pemeriksaan dan pengukuran Busi c. Pengukuran tahanan Koil d. Pemeriksaan dan penyetelan Platina e. Penyetelan Saat Pengapian f. Pengukuran Sudut Dwell g. Pemeriksaan Kerja Vaccum Advancer h. Pemeriksaan Kerja Sentrifugal Advancer Pemeriksaan dan Pengukuran Baterai Baterai merupakan sumber tegangan yang digunakan pada system pengapian konvensional, baterai yang digunakan mempuyai kapasitas tegangan 12 volt. Baterai terdiri dari sel positif (Pbo) dan sel negative (Pb), cairan yang digunakan didalam batarai adalah asam sulfat (H 2 SO 4 ) yang mempunyai berat jenis 1,25-1,27 pada suhu 20. 9

Pada baterai pekerjaan yang dilakukan adalah ; Pengukuran berat jenis elektrolit Besarnya berat jenis elektrolit atau H2SO4 yang terdapat pada baterai dapat digunakan untuk mengetahui kandungan listrik baterai, semakin lama baterai digunakan akan semakin besar kandungan airnya hal ini menunjukan bahwa baterai mulai kekuarang arus listrik. Kondisi Elektrolit : Berat jenis pada suhu 0 20 C Lebih dari 1.30 1.25-1.27 1.10-1.21 Dibawah 1.10 Diagnosa Terlalu tinggi Baik Kurang Rendah Koreksi Tambahkan air suling hingga berat jenis 1,25-1,27 Strum accu Setelah menyetrum accu ukur berat jenis Pengukuran tegangan baterai Baterai mempunyai sell-sell tiap sel mempunyai nilai 2 volt. Pengukuran tegangan dilakukan dengan menggunakan voltmeter. 10

Pemeriksaan jumlah elektrolit Pemeriksaan jumlah elektrolit dilakukan agar jumlahnya tetap pada batas yang dianjurkan. Jumlah elektrolit berada antara garis upper dan lower Pemeriksaan Body baterai Pemeriksaan body dilakukan untuk mengetahui keretakan dan kebocoran baterai. Pemeriksaan pole baterai Pemeriksaan ini dilakukan untuk memperkecil tahanan akibat dari adanya kerak pada pul baterai. Membersihkan tutup baterai Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk menghidari lubang ventilasi pada tutup tersumbat. Fungsi lain dari tutup ini adalah untuk memisahkan antara gas hydariogen dengan asam sulfat. Pemeriksaan dan Pengukuran Busi Busi merupakan salah satu bagian dari system pengapian yang berfungsi untuk memercikan bunga api pada awal proses pembakaran campuran bahan baker dan udara. Baik buruknya kondisi busi akan mempengaruhi sempurna dan tidaknya suatu proses pembakaran. 11

0,80 mm Pengukuran Tahanan Koil Koil merupakan komponen system pengapian yang berfungsi untuk menaikan tegangan dari 12 volt menjadi + 20.000 volt. Pengukuran ini dilakukan utuk mengetahui besarnya nilai tahanan primer dan sekunder pada koil, dimana tahanan diluar spec menunjukan penurunan kualitas tegangan yang dihasilkan. Catatan : Nilai Tahanan Primer adalah 1,3 Ω -1,6 Ω (External Resistor) dan 1,5 Ω - 1,9 Ω. Tahanan Sekunder adalah : 10,7 KΩ - 14,5 KΩ (external Resistor) 13,7KΩ - 18,5 KΩ (Internal Resistor) Tahanan Ballast Adalah : (Internal Resistor) 1,1 Ω - 1,3 Ω (external Resistor), 0,9 Ω - 1,2 Ω 12

Pengukuran Kabel Tegangan Tinggi Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk menghantarkan tegangan tinggi yang dihasilkan koil. Nilai Tahanan kabel Busi/Tegangan Tinggi adalah < 25 KΩ Pemeriksaan dan penyetelan Platina Platina adalah satu komponen system pengapian konvensional yang befungsi untuk memutus dan menghubungkan arus listrik ke masa. Platina duduk pada breaker plate yang ditempatkan pada distributor. Besar celah platina diperlukan untuk mendapatkan sudut dwell yang tepat. 13

Langkah Penyetelan; 1. Posisikan rubbing blok pada nok distributor yang rata, tempatkan feller gauge pada diantara rubbing blok atau pada kontak point. 2. Kendorkan baut platina dan atur celah sesuai dengan ukuran feller gauge. 3. Keraskan baut pengikat platina. Penyetelan Saat Pengapian Saat pengapian adalah saat dimana tegangan induksi dialirkan ke busi. Saat pengapian merupakan awal proses pembakaran yang hasil akhirnya akan mendapatkan tekanan pembakaran maksimal. Kisaran Saat Pengapian Selang Vaccum Terlepas : 5º - 8º Sebelum TMA 14

Jika saat pengapian terjadi tidak tepat maka tenaga maksimal tidak akan terbentuk. Pengapian yang di berikan akan berubah -ubah sesuai dengan putaran mesin, artinya manakala putaran mesin bertambah maka pengapian terjadi harus lebih cepat dan sebaliknya jika putaran mesin turun maka pengapian akan terjadi lebih mundur. Saat pengapian untuk konvensional juga bisa diatur manakala penggunaan bahan baker mempunyai nilai oktan yang lebih tinggi. Oktan selector diputar ke arah "R" manakala bahan baker yang digunakan mempunyai nilai oktan rendah. Oktan selector diputar ke arah "A" manakala penggunaan yang digunakan mempunyai nilai oktan tinggi Pengukuran Sudut Dwell Sudut dwell merupakan celah yang dibentuk platina dari mulai menutup sampai mulai membuka atau dengan kata lain yang dimaksud sudut dwell adalah lamanya platina menutup. Besar kecilnya platina akan mempengaruhi besar kecilnya arus yang dimanfaatkan koil untuk membentuk kemagnetan yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap besar kecilnya tegangan induksi mutual yang dihasilkan. Besar kecilnya sudut dwell akan berbanding terbalik dengan besarnya celah platina, artinya semakin besar sudut dwell akan semakin kecil celah platinanya. Besarnya sudut dwell dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : 15

º = 360 º x 60% n n = Jumlah Silinder Pemeriksaan Vaccum Advancer Vaccum Advancer adalah komponen system pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian berdasarkan besarnya kevakuman yang terjadi di dalam mesin. Pengajuan yang dimaksud adalah dengan cara memanjukan platina melawan arah putaran nok distributor untuk lebih cepat membuka sehingga bunga api akan cepat timbul. Pengajuan akan terjadi saat mesin pada kondisi beban berat. 16

Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat vaccum tester atau dpat juga dihisap. Saat ditest maka breaker plate harus bergerak beberapa derajat. Sebelum Terjadi Penga juan Pengapian. Setelah Terjadi Penga juan Pengapian. 17

Pemeriksaan Sentrifugal Advancer Merupakan salah satu komponen system pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian berdasarkan gaya sentrifugal hal ini akan terjadi sesuai kecepatan kendaraan. Pengajuan pengapian dilakukan dengan menggerakan nok(cam) distributor lebih cepat beberapa derajat dari putaran poros distributor, atau dengan kata lain gerakan cam akan mempercepat rubbing blok untuk bergerak membuka platina sehingga gerakan tersebut akan diikuti oleh munculnya tegangan induksi. 18

5. Pengecekan Baut Kepala Silinder Pengecekan baut kepala silinder dilakukan untuk memeriksa kerataan momen pengerasan baut pengikat kepala silinder, hal ini perlu dilakukan karena jika momen pengersan baut tidak sama maka akan berakibat melengkungnya kepala silinder saat mesin panas yang diikuti oleh kebocoran system pendingin dan system pelumas, Pengecekan dan pengerasan baut kepala silider dilakukan dengan urutan sebagai berikut : 7 5 1 3 10 9 4 2 6 8 19

6. System Mekanisme Katup Mekanis katup adalah suatu system yang berfungsi untuk mengatur pembukaan dan penutupan saluran masuk atau buang. Penyetelan katup meliputi penyetelan katup masuk (in) 0,20mm dan katup buang (ex). Dimana tujuan penyetelan katup adalah untuk mengatasi pemuaian artinya bahwa katup bekerja berhubungan dengan pana, maka batang katup akan cenderung memuai memanjang. Jika celah katup tidak diberikan maka saat terjadi pemuaian akan terjadi kebocoran tekanan kompresi yang berakibat pada lemahnya tenaga mesin yang dihasilkan. Terdapat beberapa model mekanisme katup yang tidak dibutuhkan penyetelan berkala saat perawatan berkala (Tune Up). Jenis katup tersebut adalah katup hydarioulik untuk model mesin-mesin berteknologi tinggi. Katup-katup tersebut hanya dicek celahnya dan jika sudah tidak standar maka disetel dengan cara mengganti shim. 20

Langkah Penyetelan Katup : Posisikan mesin pada top kompresi 1 dengan cara memutar pully dan menempatkan tanda V pully pada posisi 0º. Penentuan Kompresi pada sebuah silinder dilakukan dengan cara melihat kondisi kedua katup (in & ex) pada silinder tersebut tidak dalam keadaan bekerja (katup tidak tertekan oleh rocker arm) Setel katup dengan cara mengendorkan mur pengikat dan dan mengatur besarnya celah melalui baut penyetel. Katup yang disetel pada Top Kompresi 1 Ket : V = katup dapat disetel X = katup tidak dapat disetel 21

Putar poros engkol 360º searah putaran jarum jam dan Lakukan dengan cara yang sama seperti pada langkah sebelumnya. Katup yang disetel pada Top Kompresi 4 Sil 1 2 3 4 In x x v v Ex x v x v 7. System Bahan Bakar System bahan baker adalah system yang berfungsi untuk menyuplay bahan baker sesuai dengan kebutuhan mesin. Jumlah bahan baker yang diberikan akan berpengaruh terhadap baik tidaknya suatu proses pembakaran yang pada akhirnya akan mempengaruhi tenaga maksimal yang dihasilkan. Perkerjaan yang dilakukan dalam system bahan baker adalah : a. Membersihkan filter udara b. Membersihkan filter bahan baker 22

Filter bahan baker berfungsi untuk menyaring bahan baker dari kotoran. Arah penyemprotan dengan udara tekan dilakukan dari arah keluar bahan baker dari filter. c. Penyetelan campuran bahan baker dan udara Penyetelan bahan baker dilakukan guna mendapatkan hasil percampuran yang sempurna sehingga dihasilkan tenaga maksimal dan hasil pembakaran yang ramah lingkungan. d. Penyetelan putaran idle Penyetelan putaran idle adalah penyetelan putaran mesin sesuai dengan manual book suatu kendaraan missal untuk mesin seri 5 K 23

750 + 50 rpm. Putaran idle ada lah kerja mesin dengan penggunaan bahan baker paling ekonomis. 8. Emisi Gas Buang Gas buang adalah hasil proses pembakaran campuran udara dan bahan baker yang terjadi di dalam ruang baker pada sebuah kendaraaan. Unsur-unsur kimia yang terdapat dalam gas buang adalah : CO (Carbon Dioxsida) CO 2 (Carbon Monooxsida) O 2 (Oxigen) NOx (Natrium Oxsida) HC (Hydario Carbon) Lamda ( ) CO (Carbon Monooxsida) CO merupakan gas yang sangat beracun, bentuk dalam ruang bakar manakala terjadi pembakaran yang tidak sempurna. Besarnya CO menunjukkan bagaimana bahan baker & udara dicampur & dibakar yang diukur dalam % volume. Terkait dengan system pembakaran terdapat perbedaan antara mesin dengan system injeksi bensin dengan mesin system bahan baker konvensional : a. Efisiensi pembakaran mesin injeksi: 0,2-1,5% toleransi 0,5% b. Efisiensi pembakaran mesin kaburator: 1-3,5% tol ; 1-2% Jika ternyata angka CO diluar nilai ideal artinya perlu diadakan pemeriksaan sbb: cek karburator, filter udara, choke karburator, intake manipol hingga sampai kebocoran kompresi. CO 2 (Carbon Dioxsida) CO 2 menunjukkan hasil pembakaran didalam mesin, dimana besarnya nilai CO 2 idealnya 12%. Apabila nilai CO 2 yang terukur pada sebuah kendaraan kurang dari 12% maka mesin harus dicek kembali. 24

Gas O 2 (Oxigen) Oksigen yang terlalu banyak dari sisa gas buang menandakan proses pembakaran dimesin tidak efisien. Nilainya tidak boleh > 2%. Catatan Jika terjadi pembakaran/penyalaan, CO2 akan dihasilkan & O2 dipakai. NOx (Natrium Oxsida) Nitrogen Oksid tjd karena reaksi molekul nitrogen dengan oksigen pada temperatur tinggi (1800oC), NOx terbentuk selama berlangsungnya pembakaran yang sempurna. Faktor yang mempunyai efek thd timbulnya NOx slm proses pembakaran : temperatur maksimal diruang baker&perbandingan udara&bensin. Jalan terbaik mengurangi NOx : mencegah temperatur diruang baker mencapai 1800oC / memperpendek waktu dalam mencapai temperature tinggi yaitu dengan menurunkan konsentrasi oksigen. Konsentrasi NOx paling besar pada perbandingan udara&bensin 16:1 HC (Hydario Carbon) HC merupakan gas beracun yang terdapat dalam gas buang sebagai akibat dari proses pembakaran yang tidak sempurna. Besarnya HC diukur dalam satuan ppm (part per million), dimana nilai ideal HC pada kendaraan tidak boleh lebih dari 400 ppm. Nilai HC yang tidak sesuai dengan standart disebabkan oleh : Kesalahan pada system pengapian Pembakaran yang tidak sempurna Tekanan kompresi yang terlalu rendah. Lamda ( ) (lambda) merupakan Simbol perbandingan campuran udara & bensin yang masuk ke dalam ruang baker. Hal-hal yang membengaruhi besar kecinya lamda adalah : 25

= Jumlah udara masuk Jumlah syarat udara menurut teori = 1 Jumlah udara masuk ke dalam silinder mesin = jumlaah syarat udara dalam teori < 1 Jumlah udara yang masuk < dari jmlh syarat udara dalam teori, pada situasi ini mesin kekurangan udara campuran gemuk,dalam bts tertentu dpt meningkatkn daya mesin > 1 Jumlah udara yang masuk > dari syarat udara scr teoritis saat ini mesin kelebihan udara, campuran kurus & daya kurang. > 1,2 dalam situasi seperti ini campuran bensin & udara sangat kurus sehingga pembakaran berkemungkinan tidak dapat terjadi pada tempat yang lebih luas. 9. DIANOGSTIC Dianostic adalah sustu langkah untuk menentukan letak permasalahan dengan cara menganalisa permasalahan yang dilakukan secara deduktif ataupun induktif. Deduktif adalah menganalisa permasalahan dilakukan dari yang umum ke yang khusus artinya dari hasil akhir ke sumber berdasarkan rangkaian. Sedangkan Induktif adalah menganalisa permasalahan dari yang khusus ke yang umum artinya dari sumber ke hasil akhir sebuah system pada sebuah rangkain.. 26

DAFTAR PUSTAKA Manual Book, Toyota Astra Motor Materi Presentasi Emisi Gas Buang BPDIKJUR/BLPT Semarang Manual Book, Astra Internasional Daihatsu Manual Book, Hino Manufacturing Indonesia Modul Diklat, VEDC/PPPGT Malang 27