BAB IV KEGAGALAN OKI DALAM MENANGANI KONFLIK ARAB/PALESTINA-ISRAEL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Palestina, yang merupakan salah satu anggota OKI, dalam mengakhiri pendudukan Israel sesuai

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

Realitas di balik konflik Amerika Serikat-Irak : analisis terhadap invasi AS ke Irak Azman Ridha Zain

BAB III SIKAP OKI TERHADAP KONFLIK ARAB/PALESTINA-ISRAEL. Arab/Palestina-Israel lalu kegagalan OKI (Organisasi Kerjasama Islam) dalam menangnai dan

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?

BAB I PENDAHULUAN. Kita sadari bahwa perkembangan Isu dalam Ilmu Hubungan Internasional semakin hari

PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN

BAB V PENUTUP. diplomasi yang dibawa oleh TNI yang bergabung dalam Kontingen Garuda adalah

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG MAJELIS UMUM KE-58 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA. New York, 23 September 2003

BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian antar negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI INTERNASIONAL

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

pendekatan agama-budaya atasi terorisme

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

BAB V PENUTUP. Akhir-akhir ini masalah yang menjadi keprihatinan umat manusia di seluruh dunia dan

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

3. Dalam memahami konflik di Timur Tengah terdapat faktor ideologi, energi, otoritarianisme, geopolitik, dan lainnya.

KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT MENINGKATKAN HUBUNGAN DENGAN NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN BARRACK OBAMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB I PENDAHULUAN. Senjata kimia merupakan sistem senjata yang terdiri atas senjata dan

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

DUKUNGAN DIPLOMASI POLITIK INDONESIA TERHADAP KEMERDEKAAN PALESTINA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

KEMANDULAN REZIM ORGANISASI KERJASAMA ISLAM DALAM PERLINDUNGAN TERHADAP AL-AQSA

Krisis Gaza: Bukan Perang, Melainkan Genosida! Written by Administrator Friday, 16 January :51

TOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL

91 menganut prinsip penyeleasaian sengketa dilakukan dengan jalan damai maka ASEAN berusaha untuk tidak menggunakan langkah yang represif atau dengan

I. PENDAHULUAN. cadangan minyak bumi nomer dua terbesar di dunia dan gas alamnya yang

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

UNIT EKSPLANASI INDIVIDU DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan

BAB V KESIMPULAN. Tenggara, yakni Association South East Asian Nations atau yang dikenal

Isi. Pro dan Kontra Palestina masuk PBB

Dalam dua dekade terakhir, tren jumlah negara yang melakukan eksekusi hukuman mati menurun

BAB 1 PENDAHULUAN. hakikat serta keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa serta

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan invasi militer yang dilakukan oleh Israel ke Jalur Gaza yang di

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

Oleh : Uci Sanusi, SH., MH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PIAGAM KERJASAMA PARTAI DEMOKRAT DAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA TAHUN

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

BAB V KESIMPULAN. menolak Islamophobia karena adanya citra buruk yang ditimbulkan oleh hard

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan

MI STRATEGI

BAB I PENDAHULUAN. kuat telah merdeka dari penjajahan, baik merdeka dengan berperang maupun merdeka

PERATURAN PENGUASA PERANG TERTINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1961 TENTANG LEMBAGA PERSAHABATAN ANTAR BANGSA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Israel Akui Mengusir Warga al Quds

AKTOR NEGARA DAN NON NEGARA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL. Pengantar Hubungan Internasional FISIP UMJ 2017

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah.

Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional

PROTOKOL OPSIONAL PADA KONVENSI TENTANG HAK ANAK TENTANG KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

Hari Tanah Palestina

DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions)

BAB V KESIMPULAN. Rencana Iran menjadi tuan rumah KTT Non Blok mendapat perlawanan dari

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

BAB I PENDAHULUAN. ini, menjadi salah satu tujuan negara-negara asing untuk merebut. kepentingan nasionalnya di Timur Tengah.

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

{mosimage}ust Fery Nur S.Si Ketua Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA)

BAB V KESIMPULAN. wilayah, tindakan atas hak dan kewajiban yang dilakukan di laut baik itu oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RESUME PERUBAHAN SIKAP CHILE TERHADAP KONFLIK ISRAEL-PALESTINA

BAB I PENDAHULUAN. intervensi militer oleh pasukan koalisi Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Kanada dan

BAB I PENDAHULUAN. penderitaan. Manusia diciptakan bersuku suku dan berbangsa bangsa untuk saling

Transkripsi:

BAB IV KEGAGALAN OKI DALAM MENANGANI KONFLIK ARAB/PALESTINA-ISRAEL Dalam Bab 4 ini akan membahas tentang Kegagalan OKI (Organisasi Kerjasama Islam) sebagai Organisasi Internasional dalam menangani konflik berkepanjangan Arab/Palestina Israel, melingkupi; tidak adanya mekanisme sanksi yang mengikat untuk anggota OKI bila tidak menjalankan kebijakan atau program OKI, konflik Arab/Palestina-Israel mempunyai tingkat permasalahan yang sulit untuk diselesaikan atau bersifat malignancy (kompleks/rumit), dan yang terakhir upaya yang kurang maksimal dalam melaksanakan kesepakatan atau OIC 10-Years Program Of Actions (2005). A. Tidak Adanya Mekanisme Sanksi Yang Mengikat OKI mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap sebuah kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan, termasuk dalam prinsip OKI yang mengutamakan kedamaian secara mediasi seperti halnya konflik di Arab/Palestina-Israel. Setting institusional atau aturan-aturan institusional (Institutional Arrangments) yang kondusif, jelas, tegas dan menjamin untuk melakukan kesepakatan tersebut, seperti yang dijelaskan oleh teori Arlid Underdal. Undardal menyatakan bahwasannya harus ada 3 faktor utama untuk menyelesaikan sebuah permasalahan, yaitu Pengaturan Kelembagaan (Peraturan), Distribusi Kekuasaan (Power) dan Keterampilan dan Energi yang terjadi untuk memecahkan masalah yang ada. Dalam Pengaturan Kelembagaan (Peraturan) OKI sudah memiliki program yang baik untuk memperjuangakan kepentingan Plaestina, yaitu dengan OIC 10-Years Program Of Actions

(2005). Akan tetapi dalam melaksanakan program tersebut OKI masih mempunyai kekurangan untuk menekan anggotanya dalam melaksanakan program tersebut. Dimana seharusnya anggota OKI tidak hanya menjadi actor pasif atau hanya menyepakati OIC 10-Years Program Of Actions (2005) tetapi tidak melaksanakan OIC 10-Years Program Of Actions (2005). Bila dalam hal ini OKI mempunyai sanksi seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan embargo ekonomi, politiknya dan lain-lain, maka anggota OKI akan melaksanakan OIC 10-Years Program Of Actions (2005) tersebut. Dimana fungsi dari sanksi ini sebagai senjata untuk anggota OKI yang tidak melaksanakan program OKI. Distibusi kekuatan (Power) menyangkut pembagian kekuasaan yang adil dalam sebuah rezim (OKI) dimana pasti ada pihak yang dominan yang dapat bertindak seperti kepala atau leader, namun tidak cukup kuat untuk mengabaikan peraturan, dan juga ada pihak minoritas yang cukup untuk mengontrol pihak dominan, dan yang terjadi akan menjadi terlembaga. Pada OKI ada negara yang tidak bisa membuat pengaruh terhadap OKI atau sebagai leader untuk menggerakan organisasi OKI. Padahal negara tersebut pencetus OKI (founding), tidak sepeti halnya negara yang berada dalam PBB, yang mampu mengeluarkan hak veto. Dalam hal ini Arab Saudi sebagai pencetus OKI (founding) sekaligus negara yang mempunyai nama di dunia internasional tidak mampu memberikan pengaruh kepada anggota OKI 1. Terbukti dengan adanya KTT OKI ke 6 yang diadakan di Dakkar, Segnal, walaupun tanpa hadirnya negara tersebut dan 11 kepala Negara/pemerintahan Arab lainya dalam hal protes kehadiran Jordania dan organisasi Palestina yang berada di pihak Baghdad dalam perang teluk 1991 pasca invasi Irak ke Kwait tahun 1990 tetap berlangsung. 2 1 Obit. Menakar Efektivitas Rezim OKI Dalam Perlindungan Al Aqsha (Diakses pada Desember, 2016) [http://obit.staff.umm.ac.id/efektivitas-oki] 2 Kliping. KTT Ke-10 OKI di Putrajaya, Malaysia Tantangan Memulihkan Citra Umat Islam. (Diakses pada Desember, 2016) [http://www.unisosdem.org/kliping_detail.php?aid=2950&coid=1&caid=24]

Keterampilan dan Energy yang tersedia pada suatu rezim (OKI) untuk memecahkan masalah yang ada. Setidaknya ada 2 tolak ukur yang melihat seberapa rezim tersebut mempunyai keterampilan dan energy. Pertama, seberapa baik suatu praturan dan implementasi dalam mengahadapi sebuah masalah, lalu kedua sejauh mana keterampilan dan usaha untuk melakukan perubahan yang signifikan terhadap permasalahan. Ke-2 factor tersebutlah menjadi sebuah indicator untuk sebuah rezim (OKI) yang efektif. Dalam faktor yang pertama, peraturan yang ada pada OKI sudah baik akan tetapi tidak adanya sanksi yang membuat implementasi program tersebut menjadi lemah. Lalu pada faktor kedua, keterampilan dan usaha OKI masih mengandalkan solidaritas islam yang cenderung menggunakan dorongan emosional dari pada dorongan yang dilandasi kekuatan intelektual. Hal ini juga menjadi salah satu faktor dalam kegagalan OKI dalam menangani konflik. Ini semua telah diakui oleh mantan Sekretaris Jendral OKI, Ekmeleddin İhsanoğlu, bahwasannya kelemahan OKI selama ini yang hanya bertumpu pada solidaritas dunia islam semata. Pada masa jabatannya dahulu, dengan menggunakan moto modernisasi dan moderasi, ia menyerukan perlunya introspeksi massal atau konsolidasi internal guna memastikan kembali peran dan langkah OKI. Selain itu pada OIC 10-Years Program Of Action 2005, hal tersebut ada pada prihal Intelektual dan Isu Politik pada point Reform of The OIC (Reformasi OKI) yang mengharuskan OKI mempunyai kredibilitas yang baik 3. Itulah sebabnya OKI tidak mampu menyelesaikan konflik ini dan tidak mampu bersaing dengan organisasi internasional lainya. B. Tingkat Permasalahan Yang Sulit Untuk Diselesaikan Problem Malignancy membicarakan tentang keefektifan sebuah rezim dimana ditentukan oleh seberapa permasalahan yang dihadpi oleh rezim tersebut. Ketika rezim tersebut mempunyai 3 Halaman 50.

permasalahan yang bersifat malignancy (kompleks/rumit) maka bisa disimpulkan oleh Arild Underdal kemungkinan penyelesaian masalah dan terciptanya kerjasama secara efektif akan semakin kecil. Konflik Arab/Palestina-Israel bersifat malignancy (kompleks/rumit). Keinginan Palestina adalah membutuhkan pengakuan negara lain dalam identitas Palestina sendiri. Palestina berdiplomasi dengan OKI dan negara-negara PBB sebagai kebijakan luar negeri atau langkah keputusannya. Hal tersebut semakin berat untuk OKI memperjuangakan kepentingan nasional Palestina dalam meredam atau mengakhiri konflik Arab/Palestina-Israel, karena adanya kepentingan negara asing terutama dalam hal kerjasama antara Israel dan negara lain seperti halnya Amerika Serikat. Bukan hanya negara Amerika Serikat saja yang memiliki kepentingan, dalam kutipan laporan Aman Palestina, tentang berita Israel, Haaretz, pada senin 25 agustus 2015 menerbitkan daftar singkat nama-nama negara pemasok senjata bagi Israel yaitu Ukraina, Bulgaria, Jerman, Inggris, Spanyol, Italia, Republik Ceko. Israel sebagai negara yang sangat sulit diimbangi oleh actor atau negara lain yang berada di kawasan timur tengah. Hal tersebut dikarenakan komitmen Amerika Serikat terhadap Israel juga dapat dilihat dari awal mula berdirinya negara Israel. Pada tanggal 11 Mei 1942, konferensi Zionis Internasional di New York mengenai keputusan bersama untuk merubah negara Palestina sebagai negara Yahudi, dan mengusir warga negara Arab didalamnya, terlebih bila mereka menolak maka harus diatasi dengan kekuatan militer. Semua itu karena lobi yahudi dan bangsa yahudi yang mempunyai sifat nasionalisme yang tinggi, sehingga walaupun tidak mempunyai wilayah atau negara, bangsa yahudi tetap berteguh pada wilayah berkembanganya agama yahudi yaitu Israel.

Israel bertambah kuat karena hubungannya dengan negara lain terjalin dengan baik seperti, Amerika Serikat. Presiden Amerika Serikat pada saat itu, Roosevelt, langsung memberikan dukungan atas hasil konferensi tersebut. Pada masa kerja kepresidennan George Walker Bush, ia telah mengeluarkan 150 kebijakan politik khususnya dalam negeri untuk menanggulangi krisis ekonomi, salah satunya bekerjasama dengan Israel. 150 resolusi itulah yang mengakibatkan hakhak rakyat Palestina terhadap tanahnya dikesampingkan. Amerika juga terus mengecam aksi perlawanan rakyat Palestina terhadap Israel terutama aksi bom. Amerika berdalih itu sebagai tindakan terorisme, sehingga memasukkan daftar pergerakan perlawanan sebagai teroris dan akan diperangi oleh Amerika. Kemudian Israel juga banyak dibantu Amerika Serikat dalam hal kemiliterannya. Dalam hubungannya ini, hampir semua senjata Israel dipasok oleh Amerika Seperti pesawat F-16, helicopter Apache, rudal dan senjata canggih lainnya. Lalu OIC 10-Years Program Of Actions (2005) bersifat incongruity, dimana tidak semua anggota OKI merasakan dampak apa yang terjadi di Arab/Palestina-Israel. Dalam segi geografis OKI sendiri adalah organisasi yang mempunyai anggota yang tersebar diseluruh dunia yang beragama islam seperti halnya Malaysia. Dimana malaysia tidak mempunyai kerjasama yang tergantung pada kerjasama terhadap Palestina maupun Israel. Dan dalam segi kerjasama anggota OKI dengan negara yang bekerjasama dengan Israel, contohnya Malaysia dengan Amerika Serikat terutama dalam sector tenaga, elektronik dan pembuatannya. Hingga menggaji 200,000 rakyat Malaysia. Sehingga tidak etis bila negara yang mempunyai kerjasama dengan negara yang bekerjasama dengan Israel, akan tetapi mengutuk Israel terhadap apa yang dilakukan kepada Palestina. Kedua point diatas dapat dipatikan lagi bahwa OKI gagal dalam menangani konflik yang berkaitan tentang anggotanya dengan Level Of Collaboration. Level Of Collaboration pada OKI

bisa dianalisis dengan cara rumus Er = (Sr.Cr) + Br, dimana Er merupakan Efetivitas rezim, Sr (stringency) merupakan kekuatan aturan, Cr (compliance) merupakan ketaatan anggota terhadap rezim dan Br merupakn efek yang dihasilkan oleh rezim tersebut. Menurut Arild Underdal titik awal untuk menemukan hasil dari Level Of Collaboration ini harus mencari Output (keluaran), Outcome (hasil) dan Impact (dampak) sebagai mana dijelaskan pada teori. Ouput (keluaran) OKI dapat diambil dari OKI adalah program yang dibuat oleh OKI untuk menangani masalah yang di hadapi Palestina yaitu, 10-Years Program Of Actions. Lalu pada Outcome (hasil[implementasi rezim]) dimana anggota OKI masih mengabaikan 10-Years Program Of Actions tersebut karena beberapa hal yang telah dijelaskan pada point diatas dan hanya menjadi actor pasif dalam pengambilan suara namun tidak menerapkan program tersebut. Dan terakhir adalah Impact (dampak) dimana seharusnya bila program berjalan dan di terapkan oleh anggota, kemungkinan besar konflik yang terjadi dapat diredam bahkan dapat di hentikan, sehingga palestina dapat menjalanka pemerintahan yang di impikan. Akan tetapi dampanya adalah konflik terus bergulir dan korban jiwa terus bertambah. Sehingga dapat di simpulkan Sr yang merupakan kekuatan aturan masih kurang dalam OKI, Cr yang merupakan ketaatan anggota dimana anggota OKI masih belum menaati program yang telah dibuat namun tidak diterapkan sehingga Br (efek samping) masih bergulirnya konflik Arab/Palestina-Iarael. Sehingga menurut analisis Arild Underdal OKI berada dalam skala ordinal adalah 0 (nol), yang berarti terdapat pada Point (0) Deliberation But No Action dimana bermusyawarah akan tetapi tidak ada tindakan dari anggota musyawarah tersebut.