Do menjadi konsep yang lazim, setidaknya sejak kelahiran pelajar dari Okinawa, Teijinsoku pada tahun 1663, seperti yang dia tulis di puisinya:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KARATE-DO. Kata Karate-Do terdiri dari tiga kata, yaitu Kara = berarti

DEMPI DINI DARMA YULITA EGA SAFITRI FAUZUL HAMDI

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP ZEN, KARATE, DAN SHOTOKAN. Zen merupakan salah satu dari ajaran Budhisme yang berasal dari India,

BAB I PENDAHULUAN. Pada Tahun 1936 buku Karate-do Kyohan diterbitkan Funakoshi telah

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi.

2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE

Bab 2. Landasan Teori. yang empiriris yaitu fungsi agama terhadap masyarakat. Yakni nilai-nilai agama yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Olah Raga Karate adalah salah satu cabang olah raga bela diri yang

KATA Oleh : Danardono

KOMPILASI KATA KARATE SHOTOKAN

PEDOMAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE SISWA SEKOLAH DASAR (SD) TINGKAT NASIONAL

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KARATE BKC PADA SISWA MI NURUSSIBYAN

SEJARAH, ETIKA DAN FILOSOFI SENI BELADIRI KARATE

BAB I PENDAHULUAN. luas, yaitu sebagai tindakan melindungi diri. Definisi yang kami gunakan lebih sempit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga

meningkatkan prestasi dalam pertandingan kumite dan kata. Kata adalah jurus

BAB I PENDAHULUAN. Karate bukan merupakan kebudayaan asli dari Jepang melainkan. merupakan kebudayaan turunan dari China daratan yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kedalam kesadaran di seluruh dunia serta perkembangan kebudayaan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, manusia kerap memanfaatkan kaki dan tangannya sebagai senjata.

SKRIPSI. diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Olahraga Karate Indonesia ) yang beranggotakan pengurus pengurus karate. FORKI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia ini terdapat bermacam-macam beladiri, hampir disetiap negara

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong,

KARATE OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. PUSAT OLAHRAGA BELADIRI JEPANG DI SEMARANG Penekanan desain Arsitektur Neo Vernacular

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Persaingan olahraga saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cabang olahraga beladiri, khususnya karate yang berasal dari Jepang sangat

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP DAN PENDEKATAN

BAB II PEMAHAMAN TERHADAP DOJO INTERNASIONAL KARATE

PERATURAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE DALAM RANGKA PEKAN OLAHRAGA PELAJAR SMA (POPSMA)

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu

PENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER KARATE SMP NEGERI 1 GOMBONG KEBUMEN 2014/2015 SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

I. OLAH RAGA. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan.

BAB I PENDAHULUAN. fisik karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga sesuai dengan minatnya.

LAMPIRAN. Gambar 1. Pakaian Karate-Do (Uwagi dan Zubon) Gambar 2. Dojo sebagai tempat latihan. Universitas Sumatera Utara

Rahasia dibalik keajaiban karate

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

2015 DAMPAK LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP PENINGKATKAN SERANGAN TENDANGAN TEKNIK MAWASHI GERI PADA CABANG OLAHRAGA KARATE

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka

TINGKAT SD SMP - SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

BAB IV BELA DIRI. 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya.

BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA. 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka

HUBUNGAN KEPUASAN ANGGOTA PERGURUAN KARATE INSTITUT KARATE-DO INDONESIA (INKAI) DIY TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH SKRIPSI

PENGARUH LATIHAN KARET DAN LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN DAN KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi status sosial dalam beberapa komunitas. Karate juga merupakan suatu

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB 2 DATA DAN ANALISA. -. Data dari perguruan wushu Purwa Aldaka. -. Buku The Way of Warriors karangan Chris Crudelli

II. MAKSUD & TUJUAN A. Maksud

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Muhammad Nur Alif, 2013

JUJUR GUNAWAN MANULLANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III DATA PENUNJANG

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan diri dari serangan luar. Oleh karena itu manusia perlu beladiri

BAB I PENDAHULUAN. ada dua yaitu, Kumite dan Kata. Kumite adalah nomor yang mempertandingkan

PENGARUH PELATIHAN RELAKSASI TERHADAP KECEMASAN PADA ATLET KARATE

SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS TERHADAP KEMATIAN ATLET KARATE DALAM KEJUARAAN NASIONAL DI MAKASSAR OLEH ANDI ZULKIFLI ZAINUDDIN B

BAB I PENDAHULUAN. dan Asia setelah diselenggarakanya Kejuaraan Dunia Pecak Silat1 di Jakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan olahraga walaupun menguras energi namun disisi lain memiliki manfaat. berbagai aspek baik kesehatan mental maupun fisik.

EVALUASI KONDISI FISIK DOMINAN PADA ATLET KARATE-DO DOJO LANAL INKAI KOTA SABANG TAHUN 2015 ABSTRAK

PERILAKU SOSIAL SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER KARATE DI SEKOLAH DASAR KRISTEN BINA HARAPAN PURBALINGGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan berolahraga. Olahraga yang dilakukanpun berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. gerak yang dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Nakayama

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

PROPOSAL INSTITUT KARATE DO NASIONAL PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP AIKIDOU. Sebelum membahasan tentang arti kata aikidou, perlu ditekankan tentang

2015 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DINAMIS DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KORYO) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

2014 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA TANGAN DAN KARATE DALAM PELAJARAN PENJAS DI SMAN 24 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

Bab 3. Analisis Data. Dalam bab ini penulis akan menganalisis, konsep agama pada karate, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat sehari-hari. Tujuan yang

PANGONDIAN HOTLIBER PURBA Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PERBANDINGAN AIKIDO DI JEPANG DAN SILEK DI MINANGKABAU SEBAGAI SENI BELADIRI TRADISIONAL

PEMBINAAN KLUB OLAHRAGA KARATE DI KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cabang olahraga yang didalami.

Sambutan Presiden RI pada Peresmian OSO Sports Center, Bekasi, 25 Maret 2011 Jumat, 25 Maret 2011

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup

Laporan Tugas Akhir Desain Interior DI40Z0 Japanese Martial Art Center 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab 1. Pendahuluan. salah satunya adalah kebudayaannya. Okinawa terletak di kepulauan Ryukyu (Okinawa,

1.1. PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN. Wushu adalah Salah satu Olahraga beladiri, Olahraga ini berasal dari. orang tua jaman dahulu oleh komite yang ditunjuk pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang di sebut IPSI ( Ikatan Pencak Silat Sealuruh Indonesia ).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disiplin seni beladiri populer di Jepang. Selain karate negara Jepang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

Transkripsi:

SEJARAH KARATE Menurut legenda, evolusi karate dimulai lebih dari ribuan tahun yang lalu, kemungkinan pada awal abad ke-5 SM ketika Bodhidharma tiba di kuil Shaolin, China dari Indiadan mengajarkan Zen Buddhisme. Dia juga memperkenalkan serangkaian latihan sistematis yang didesain untuk memperkuat pikiran dan tubuh, latihan-latihan yang disebut-sebut sebagai awal gaya tinju Shaolin. Pelajaran yang diberikan Bodhidharma kemudian menjadi dasar mayoritas seni bela diri China. Sesungguhnya, asal karate tidak jelas dan sedikit yang diketahui mengenai awal pengembangan karate sampai ia diperlihatkan di Okinawa. Okinawa merupakan pulau kecil dari sekelompok pulau yang membentuk Jepang modern. Okinawa merupakan pulau utama dari untaian Pulau Ryuku yang membentang dari Jepang ke Taiwan. Di kelilingi oleh koral, Okinawa memiliki luas kurang lebih 10 km dan panjang hanya 110 km, terletak 740 km di timur dataran China, 550 km di Selatan dataran utama Jepang dan 550 km di utara Taiwan.Okinawa menjadi jalur yang disinggahi mayoritas rute perdagangan, sebagai titik peristirahatan yang pertama kali ditemukan oleh orang Jepang. Kemudian Okinawa dikembangkan menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara, perdagangan denganjepang, China, Indo China, Thailand, Malaysia, Borneo (Kalimantan), dan Filipina. Pada tahap awal, bentuk asli seni bela diri karate mirip dengan pertarungan dengan tangan (tapak) yang dikembangkan di Okinawa dan disebut Te atau tangan. Larangan penggunaan senjata, membuat orang-orang Okinawa terdorong untuk menyempurnakan teknik tangan kosong yang dilatih secara diam-diam. Penyempurnaan lebih lanjut muncul dari pengaruh seni bela diri lain yang dibawa oleh para bangsawan dan pedagang ke pulau tersebut. Pengembangan lebih lanjut dilakukan selama bertahun-tahun, terutama di tiga kotaokinawa, yaitu Shuri, Naha, dan Tomari. Masing-masing kota ini merupakan pusat dari kelas masyarakat yang berbeda, masing-masing merupakan pusat masyarakat raja dan bangsawan, pedangang, petani dan nelayan. Karena alasan ini, terdapat perbedaan bentuk seni pertahanan diri yang dikembangkan di masing-masing kota, yang kemudian dikenal dengan Shuri-te, Naha-te, dan Tomari-te. Secara kolektif mereka disebut Okinawa-te atau Tode, Chinese Hand. Secara perlahan karate terbagi menjadi dua kelompok utama, Shorin-ryu yang dikembangkan di Shuri dan Tomari, Shorei-ryu yang dikembangkan di Naha. Shorin-ryu menekankan pada kecepatan, linier, dengan pola pernafasan natural sementara Shorei-ryu menekankan pada kestabilan dan pernafasan yang disinkronisasi dengan masing-masing gerakan. Menariknya, konsep dari kedua gaya ini juga terdapat dalam bela diri kungfu. Karakter huruf China yang digunakan untuk menulis Tode juga dapat dibaca sebagai Kara, jadi nama Te diganti dengan Karate-jutsu atau Chinese Hand Art atau Seni Bela Diri Tangan dari China oleh para master dari Okinawa. Kemudian diganti menjadi Karate-do oleh Gichin Funakoshi yang mengadopsi arti alternatif dari karakter huruf Chinese yaitu Kara yang berarti kosong. Mulai saat itu istilah karate diartikan sebagai tangan kosong. Do dalam kata karate-do berarti cara atau pedoman dan sebagai indikasi tata tertib dan filosofi dari karate yang dikonotasikan dengan moral dan spiritual.

Do menjadi konsep yang lazim, setidaknya sejak kelahiran pelajar dari Okinawa, Teijinsoku pada tahun 1663, seperti yang dia tulis di puisinya: Tidak perduli seberapa hebat seni Te Anda Dan ilmu pengetahuan Anda Tidak ada yang lebih penting dari perilaku Anda Dan perikemanusiaan Anda dalam kehidupan sehari-hari (Nagamine, 1976) Pertunjukan karate di muka umum pertama kali dilakukan oleh Gichin Funakoshi pada tahun 1917 di Butoku-den, Kyoto (Hassel, 1984). Demonstrasi ini dan demonstrasi berikutnya sangat berkesan bagi banyak orang Jepang, termasuk Putera Mahkota Hirohito, yang sangat antusias terhadap seni bela diri Okinawa ini. Pada tahun 1922, Dr. Jano Kano, pendiri seni bela diri Judo Jepang mengundang Funakoshi untuk mempertunjukkan karate di Dojo Kodokan yang terkenal dan dia meminta Funakoshi tetap tinggal di Jepang untuk mengajarkan karate. Sekarang terdapat empat aliran utama dalam karate-do di Jepang, yaitu: Goju-ryu, Shito-ryu, Shotokan, dan Wado-ryu. Goju-ryu dikembangkan dari Naha-te, popularitasnya terutama karena kesuksesan Kanryo Higaoma (1853-1915). Higaoma membuka dojo di Naha menggunakan delapan bentuk yang dibawanya dari China. Murid terbaiknya Chojun Miyagi (1888-1953) kemudian mendirikan Goju-ryu metode keras lunak pada tahun 1930. Di Goju-ryu penekanan ditujukan pada kombinasi antara teknik tangkisan lembut memutar dan serangan balasan yang cepat dan keras. Shito-ryu didirikan oleh Kenwa Mabuni (1889-1952) pada tahun 1928 dan dipengaruhi secara langsung oleh Naha-te dan Shuri-te. Nama Shito diambil dari kombinasi karakter tulisan Jepang dari nama guru Mabuni, yaitu Ankoh Itosu dan Kanryo Higaoma. Shito-ryu banyak menggunakan kata, sekitar 50%, dan berkarakteristik penekanan pada penggunaan kekuatan dalam pelaksanaan latihan. Shotokan didirikan oleh Gichin Funakhosi (1868-1957) di Tokyo pada tahun 1938. Funakoshi dianggap sebagai pendiri karate modern. Lahir di Okinawa dia mulai belajar karate dari Yasutsune Azato, salah satu ahli bela diri terbesar di Okinawa. Pada tahun 1921 Funakoshi pertama kali memperkenalkan karate di Tokyo. Pada tahun 1936, pada umur hampir mendekat 70 tahun, dia membuka dojo, yang kemudian disebut Shotokan. Shotokan Karate berkarakteristik teknik linier yang bertenaga dan cara berdiri yang kokoh. Wado-ryu jalan harmoni didirikan pada tahun 1939, merupakan sistem karate yang dikembang dari jujitsu dan karate oleh Hienori Otsuka. Dia mempelajari karate dari Gichin Funakoshi. Aliran karate ini mengkombinasikan teknik pergerakan dasar dari Jujitsu dengan teknik menghindar, menekankan pada kelembutan, harmoni, dan disiplin spiritual.

Sejarah Karate di Indonesia Di tahun 1964, kembalilah ke tanah air salah seorang mahasiswa Indonesia yang telah menyelesaikan kuliahnya bernama Drs. Baud A.D. Adikusumo(Alm). Beliau adalah seorang karateka yang mendapatkan sabuk hitam dari M. Nakayama, JKA Shotokan. Ia mulai mengajarkan karate. Melihat banyaknya peminat yang ingin belajar karate, dia mendirikanporki (Persatuan Olahraga Karate-Do Indonesia) yang merupakan cikal bakal FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia). Sehingga beliau tercatat sebagai pelopor seni beladiri Karate di Indonesia.Dan beliau juga pendiri Indonesia Karate-DO (INKADO) Setelah beliau, tercatat nama putra-putra bangsa Indonesia yang ikut berjasa mengembangkan berbagai aliran Karate di Indonesia, antara lain Bp. Sabeth Mukhsin dari aliran Shotokan, pendiri Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) dan Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI), dan juga dari aliran Shotokan adalah Anton Lesiangi (pendiri Lembaga Karate-Do Indonesia/LEMKARI, yang pada dekade 2005 karena urusan internal banyak anggota Lemkari yang keluar dan dipecat yang kemudian mendirikan INKANAS (Institut Karate-do Nasional) yang merupakan peleburan dari perguruan MKC (Medan Karate club). Kabarnya, perguruan ini sekarang menjadi besar dan maju, tidak kalah dengan LEMKARI. Aliran Shotokan adalah yang paling populer di Indonesia. Selain Shotokan, Indonesia juga memiliki perguruan-perguruan dari aliran lain yaitu Wado dibawah asuhan Wado-ryu Karate-Do Indonesia (WADOKAI) yang didirikan oleh Bp. C.A. Taman dan Kushin-ryu Matsuzaki Karate- Do Indonesia (KKI) yang didirikan oleh Matsuzaki Horyu. Selain itu juga dikenal Bp. Setyo Haryono dan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Goju-ryu, Bp. Nardi T. Nirwanto dengan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Kyokushin. Aliran Shito-ryu juga tumbuh di Indonesia dibawah perguruan GABDIKA Shitoryu (dengan tokohnya Dr. Markus Basuki) dan SHINDOKA (dengan tokohnya Bp. Bert Lengkong). Selain aliran-aliran yang bersumber dari Jepang diatas, ada juga beberapa aliran Karate di Indonesia yang dikembangkan oleh putra-putra bangsa Indonesia sendiri, sehingga menjadi independen dan tidak terikat dengan aturan dari Hombu Dojo (Dojo Pusat) di negeri Jepang. Pada tahun 1972, 25 perguruan Karate di Indonesia, baik yang berasal dari Jepang maupun yang dikembangkan di Indonesia sendiri (independen), setuju untuk bergabung dengan FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia), yang sekarang menjadi perwakilan WKF (World Karate Federation) untuk Indonesia. Dibawah bimbingan FORKI, para Karateka Indonesia dapat berlaga di forum Internasional terutama yang disponsori oleh WKF. Falsafah Karate 1. Rakka (Bunga yang berguguran) Ia adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia bermaksud setiap teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari pokok tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang dengan menumbuk muka, si pengamal karate boleh menggunakan teknik menangkis atas. Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup untuk membela diri.

2. Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air) Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danautersebut, bayangan bulan di danauitu akan kabur. Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam "4 besar JKF" adalah sebagai berikut: 1. Shotokan Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokanmerupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan. 2. Goju-ryu Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat. 3. Shito-ryu Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju. 4. Wado-ryu Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo YoshinryuJujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak

menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan terkadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut. Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam "4 besar JKF" antara lain adalah: 1. Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa mempopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo). Aliran ini juga menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut. 2. Shorin-ryu Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo. 3. Uechi-ryu Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih).