PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN PENERAPAN FORMULARIUM NASIONAL DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

panduan praktis Administrasi Klaim Fasilitas Kesehatan BPJS Kesehatan

PROSEDUR DAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Program Rujuk Balik Bagi Peserta JKN

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

SELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. Ged. RSCM Kirana 23 Juli 2014

panduan praktis Pelayanan Ambulan

2017, No Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 200

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

ALUR KERJA BPJS Kesehatan Center

Administrasi Klaim Faskes BPJS Kesehatan

Petunjuk Teknis. Verifikasi Klaim

BAB I PENDAHULUAN. hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis, epilepsy, stroke,

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 48 PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 48 TAHUN 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

Pelayanan Kesehatan. panduan praktis. Kantor Pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. efisiensi biaya obat pasien JKN rawat jalan RS Swasta

ADDENDUM PKS DPHO EDISI XXXII TAHUN 2013 Sampai dengan 31 Maret 2014

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

panduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

SOP. KOTA dr. Lolita Riamawati NIP

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 26 TAHUN 2013

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA... CABANG. DENGAN TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN BAGI PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Internal Memo. Billahi taufiq wal hidayah Wassalam. Diketahui Oleh, Dr. Irana Oktavia, Mkes Direktur

Panduan Praktis. Teknis Verifikasi Klaim

Justinus duma, SFt, Physio

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM PELAYANAN KARAWANG SEHAT TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN Jaminan Kesehatan Nasional. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM TRAUMA CENTER

MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Pelayanan Alat Kesehatan

MONITORING EVALUASI KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI RS DR.CIPTO MANGUNKUSUMO (RSCM) PERIODE JANUARI MARET 2014

PERAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT DAN BPJS KESEHATAN DALAM PERCEPATAN VERIFIKASI. Andi Afdal Abdullah Kepala Grup MPKR

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR : 21 TAHUN 2011 TENTANG

Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi Bagi Peserta JKN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GAMBARAN PENGELOLAAN KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN BULAN JANUARI MARET 2014

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BALI MANDARA Oleh : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui. jaminan kesehatan. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan hukum yang

PETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI KLAIM DAN VERIFIKASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 2008 PADA PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

panduan praktis Pelayanan Kesehatan

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG JKN

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG KONTRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BPJS KESEHATAN

8. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana diubah dengan Undang Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

TATALAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA PT ASKES (PERSERO) BAB I PERSYARATAN UMUM

2016, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Ke

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK KABUPATEN TAPIN

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 6.

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

FRAUD PMK NO.36 TAHUN 2015 TENTANG FRAUD

MEKANISME KLAIM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN UNTUK FKTP DAN FKRTL DALAM SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5072); 6.

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR

PENGGUNAAN DATA DALAM MENDUKUNG PELAYANAN KESEHATAN. dr. TOGAR SIALLAGAN, MM KEPALA GRUP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Berdirinya dan Perkembangan Perusahaan. Sejarah dari asuransi kesehatan adalah mulai tahun 1968

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 1 A TAHUN 2014 TENTANG

Prosedur Pendaftaran Peserta JKN

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 Tahun 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

IMPLEMENTASI JKN DAN MEKANISME PENGAWASANNYA DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL. dr. Mohammad Edison Ka.Grup Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RUJUK BALIK PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TIDAR KOTA MAGELANG

hipertensi sangat diperlukan untuk menurunkan prevalensi hipertensi dan mencegah komplikasinya di masyarakat (Rahajeng & Tuminah, 2009).

7. Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa; 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

NOMOR : 10 TAHUN 2009

Transkripsi:

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA BPJS KESEHATAN Madiun, 11 Maret 2014

KARTU YANG BERLAKU 1. Kartu Askes eksisting ( eks Askes Sosial ) 2. Kartu JPK Jamsostek ( eks Jamsostek ) 3. Kartu Jamkesmas ( eks Jamkesmas/PBI masuk dalam masterfile ) 4. KTA ( TNI-POLRI aktif )

SURAT RUJUKAN Kead. Gawat Darurat tanpa surat rujukan Pasien stabil Program Rujuk Balik Pasien belum stabil surat keterangan pasien msh dlm perawatan Tidak ada surat keterangan diatas maka pasien harus membawa surat rujukan dari faskes tk pertama Surat kontrol post MRS berlaku 1 x kunjungan

SEP ( Surat Eligibilitas Peserta ) 1. SEP Rawat Jalan 2. SEP Rawat Inap ( maksimal 3 x 24 jam ) ADMINISTRASI PELAYANAN 1. Severity Level III Pengesahan Komite Medik 2. Kasus yang sdh tegak diagnosanya kode Z 3. Kecelakaan Lalu Lintas Jasa Raharja

PELAYANAN OBAT KRONIS 1. Penyakit kronis : butuh obat rutin selama 30 hari setiap bulan 2. Diagnosa kronis : DM, HT, Jantung, Asma, PPOK, Epilepsi, Skizofren, Stroke dan SLE 3. Pasien kronis belum stabil : o o 7 hari = komponen paket INA CBGs 23 hari = Fee For Service 4. Pelayanan obat mengacu kpd FORNAS (nama generik, jenis kekuatan dan restriksi). Brand obat dan peresepan maksimal mengacu DPHO 2013

OBAT KEMOTERAPI Pelayanan obat kemoterapi - Pelayanan kemoterapi baik Rawat Jalan maupun Rawat Inap ditagihkan dengan paket INA CBGs dan obatnya ditagihkan secara fee for service. - Pelayanan obat mengacu pada Formularium Nasional, Pedoman Pelaksanaan Fornas dan ketentuan lain yang berlaku. - Peresepan pertama harus diberikan oleh RS yang memiliki Dokter Ahli Onkologi.

THALASEMIA Pasien Thalassemia yang dilayani di rawat jalan tingkat lanjutan ditagihkan sebagai kasus rawat inap.

HEMOFILIA Pasien Hemofilia A dan Hemofilia B yang dirawat inap, pengajuan klaim berupa tarif INA CBGs ditambah tarif top up sesuai tabel berikut, diajukan secara fee for service. Regional Regional 1 Kelas Rumah Sakit B C D Rp 7.914.235,- Rp 6.298.828,- Rp 5.272.740,-

REHABILITASI MEDIK Konsultasi dan assesmen oleh dokter spesialis Rehabilitasi Medik dilakukan atas rujukan/permintaan dari dokter spesialis penanggungjawab yang merawat pasien ( DPJP ). Dokter spesialis Rehabilitasi Medik membuat rencana terapi meliputi jenis tindakan terapi, frekuensi dan lama terapi, sesuai dengan indikasi medis yang ditulis dalam lembar rencana/protokol terapi. (Lembar Assesmen merupakan format baku PERDOSRI )

Untuk selanjutnya, peserta dapat langsung ke dokter spesialis Rehabilitasi Medik sampai dengan satu episode sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam protokol terapi. Pelayanan rehabilitasi medik dibayar per episode pelayanan yaitu tiap kali peserta berkunjung ke Rumah Sakit tanpa memperhitungkan berapa alat/tindakan rehabilitasi yang digunakan.

Tindakan Rehabilitasi Medik bagi peserta yang tidak dapat dijamin : 1. Untuk kasus pertama, peserta langsung ke dokter spesialis Rehabilitasi Medik, tidak atas rujukan dari Dokter spesialis Penanggung jawab yang merawat pasien (DPJP). 2. Pelayanan rehabilitasi medik namun tidak didahului dengan konsultasi medis dan assesmen oleh dokter spesialis Rehabilitasi Medik (tidak ada lembar Assesmen). 3. Pelayanan rehabilitasi medik namun tidak sesuai dengan rekomendasi terapi dalam Lembar Assesmen. 4. Pelayanan rehabilitasi medik, padahal rangkaian terapi yang sudah direncanakan dalam protokol terapi sudah selesai dan peserta belum dilakukan assesmen lagi.

Alur Pelayanan Alat Kesehatan Peserta mendapatkan pelayanan medis dan/atau tindakan medis di Fasilitas Kesehatan. Dokter Spesialis menuliskan resep alat kesehatan sesuai indikasi medis. Resep dilegalisasi oleh petugas BPJS Kesehatan. ( Print Out Surat Legalisasi ) Peserta mengambil alat kesehatan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit dengan membawa identitas dan bukti pelayanan yang diperlukan. Peserta menandatangani bukti penerimaan alat kesehatan.

PENJAMINAN BAYI BARU LAHIR Bayi yang lahir dari peserta PBI otomatis dijamin oleh BPJS Kesehatan. a). Bila bayi tidak mempunyai masalah medis, maka penjaminan pelayanan kesehatan sudah termasuk dalam paket persalinan ibu. b). Bila bayi mempunyai masalah medis, maka biaya pelayanan kesehatan bayi tersebut ditagihkan tersendiri diluar paket persalinan ibu. SEP diterbitkan tersendiri di luar paket persalinan ibu. SEP diterbitkan secara manual dengan menggunakan nomor kartu ibunya.

Pengurusan kepesertaan dan penerbitan SEP bayi yang mempunyai masalah medis dilakukan dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak kelahirannya atau sebelum pulang apabila bayi dirawat kurang dari 7 (tujuh) hari. Dalam hal pengurusan kepesertaan bayi dilakukan pada hari ke-8 atau seterusnya maka biaya pelayanan kesehatan bayi tersebut tidak dijamin BPJS Kesehatan.

PELAYANAN AMBULAN Pelayanan rujukan antar Faskes yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan atau pada kasus gawat darurat dari Faskes yang tidak bekerja sama dengan tujuan penyelamatan nyawa pasien. Penggantian biaya pelayanan ambulan sesuai dengan standar biaya ambulan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah

SYARAT PENGAJUAN KLAIM Klaim RJTL SEP ( Surat Eligibilitas Peserta ). Bukti pelayanan yang mencantumkan diagnosa dan prosedur serta ditandatangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien ( DPJP ). Protocol terapi dan regimen ( Jadual pemberian ) obat khusus. Billing system atau perincian tagihan manual Rumah Sakit. Berkas pendukung lain yang menunjang penegakan diagnosa.

Klaim RITL Surat perintah rawat inap. SEP ( Surat Eligibilitas Peserta ). Resume medis ( Riwayat peserta pada saat rawat inap ) yang ditandatangani oleh DPJP. Bukti pelayanan yang mencantumkan diagnosa dan prosedur serta ditandatangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien ( DPJP ). Laporan operasi ( jika ada laporan operasi ). Protocol terapi dan regimen ( Jadual pemberian ) obat khusus. Billing system atau perincian tagihan manual Rumah Sakit. Berkas pendukung lain yang menunjang penegakan diagnosa

Klaim Obat Kronis SEP ( Surat Eligibilitas Peserta ). Lembar resep Obat Kronis. Protokol terapi untuk peresepan obat kemoterapi.

Klaim Alat Kesehatan diluar INA CBGs SEP ( Surat Eligibilitas Peserta ). Resep alat kesehatan sesuai indikasi medis. Untuk prothesa gigi disertai surat keterangan yang menunjukkan lokasi dan jumlah gigi yang dibuatkan gigi palsu. Print out surat legalisasi dari BPJS Kesehatan. Bukti penerimaan/pemasangan alat kesehatan yang telah ditandatangani oleh peserta maupun dokter yang memasangkan alat kesehatan. Bukti pendukung pelayanan lainnya. ( misal : audiometri ) Resume medis untuk pemakaian alat gerak tiruan, korset tulang belakang, collar neck.

Klaim Pelayanan Ambulan SEP ( Surat Eligibilitas Peserta ). Surat keterangan medis dari dokter yang merawat yang menerangkan kondisi medis pasien pada saat akan dirujuk. Surat keterangan kelas perawatan sesuai hak peserta penuh untuk peserta yang dirujuk karena hak kelas perawatan sesuai haknya penuh. ( pasien dirawat di kelas satu tingkat di atas haknya di faskes asal ) Bukti pelayanan ambulan yang memuat informasi tentang : Identitas pasien Waktu pelayanan ( hari, tanggal, jam berangkat dari faskes perujuk dan jam tiba di faskes tujuan ) Data Faskes perujuk Data Faskes tujuan rujukan Tandatangan dan cap dari faskes perujuk dan faskes penerima rujukan

Penjaminan peserta baru BPJS Kesehatan dengan kondisi sakit dan sedang dalam perawatan 1. Penjaminan diberikan mulai peserta terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan yang dibuktikan dengan tanggal bukti bayar. 2. Peserta diminta untuk segera mengurus SEP dalam waktu maksimal 3x24 Jam hari kerja sejak pasien terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan;

3. Apabila peserta mengurus SEP lebih dari 3x24 Jam hari kerja sejak terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, maka penjaminan diberikan untuk 3 ( tiga ) hari mundur ke belakang sejak pasien melapor 4. Biaya pelayanan yang terjadi sebelum peserta terdaftar dan dijamin oleh BPJS Kesehatan menjadi tanggung jawab pasien dengan ketentuan yang berlaku di Faskes tersebut.

Contoh kasus : Pasien masuk rawat inap pada tanggal 5 Januari 2014 dan pulang tanggal 14 Januari 2014. Pasien mengambil kelas perawatan sesuai dengan haknya. Pasien terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan tanggal 8 Januari 2014. 1. Kondisi Pertama : Pasien melapor dalam jangka waktu 3 x 24 jam hari kerja Pasien melapor ke BPJS Center untuk mengurus SEP pada tanggal 10 Januari 2014. Perhitungan : Pelayanan yang dijamin oleh BPJS Kesehatan adalah sejak pasien terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, yaitu pelayanan per tanggal 8 Januari 2014. Perhitungan proporsional hari rawat adalah : Total hari rawat = Lama hari rawat yang ditanggung BPJS Kesehatan = Biaya pelayanan kesehatan yang harus dibayar BPJS Kesehatan = Tanggal 5 Januari 2014 s/d 14 Januari 2014 = 10 hari Tanggal 8 Januari 2014 s/d 14 Januari 2014 = 7 hari ( 7/10 ) x tarif INA CBGs JKN = Rp X,- 2. Kondisi Kedua : Pasien melapor dalam jangka waktu lebih dari 3x24 jam hari kerja Pasien melapor ke BPJS Center untuk mengurus SEP pada tanggal 12 Januari 2014. Perhitungan : Pelayanan yang dijamin oleh BPJS Kesehatan adalah 3 ( tiga ) hari ke belakang sebelum tanggal 12 Januari 2014, yaitu pelayanan per tanggal 9 Januari 2014. Perhitungan proporsional hari rawat adalah : Total hari rawat = Lama hari rawat yang ditanggung BPJS Kesehatan = Biaya pelayanan kesehatan yang harus dibayar BPJS Kesehatan = Tanggal 5 Januari 2014 s/d 14 Januari 2014 = 10 hari Tanggal 9 Januari 2014 s/d 14 Januari 2014 = 6 hari ( 6/10 ) x tarif INA CBGs JKN = Rp Y,-

NAIK KELAS PERAWATAN Surat Edaran Kementrian Kesehatan RI No. BN 04.01/i/2363/2013 Jika pasien naik kelas ruang perawatan s.d kelas I maka diberlakukan selisih tarif INA CBGs kelas perawatan yang dipilih dg tarif INA CBGs yang menjadi hak nya. Jika pasien naik kelas perawatan ke Kelas VIP, maka urun biaya sebesar selisih antara tarif VIP lokal dengan tarif INA CBGs yang mjd haknya