II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

II. TINJAU PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk. mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

METODE MELATIH FISIK SEPAKBOLA. Subagyo Irianto

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian kesegaran jasmani banyak sekali diungkap oleh para pakar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

BAHAN AJAR. : Pengelolaan Ekskul Olahraga Sekolah Kode Mata Kuliah : POR 309. Materi : Latihan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN MOTORIK SUATU PENGANTAR. Suharjana FIK UNY

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

I., PENDAHULUAN. merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Kata gymnastics menurut Hidayat (1995:27), dipakai untuk menunjukan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah

Pengertian Pembinaan/latihan

BAB II KAJIAN TEORI. dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

BAB II KAJIAN TEORITIS. kemampuan melakukan aktifitas olahraga. Menurut Tangkudung yang dikutip

MANSUR FIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ISBN : PROCEEDING asmnal PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Yogyakarta, 12 Mei 2012 Hotel Quality

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

I. PENDAHULUAN. sehingga dengan mempelajari taekwondo, pikiran, jiwa dan raga kita secara

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KEKUATAN PENGERTIAN KEKUATAN

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.

MEMBINA KEBUGARAN JASMANI ANAK DENGAN SENAM PEMBENTUKAN

NARASI MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI JAMAAH HAJI DENGAN LATIHAN BEBAN

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

TINJAUAN PUSTAKA. bagaimana cara melakukan gerakan yang aman, efisien, dan efektif.

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

Oleh (Tim Pengampu) Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or.

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes

SENAM MASAL DALAM RANGKA MEMPERINGATI DIES NATALIS FIK ke-1

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas yang dilakukan bersifat pokok (karier) maupun aktifitas rileks

BAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

ARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018

BAB II LANDASAN TEORI. Manusia selalu mendambakan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidupnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Santoso Giriwijoyo (2012:73 ) Pendidikan jasmani adalah kegiatan

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

GENERAL FITNESS TRAINING

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna. Tidak hanya kondisi fisik yang mesti dilatih, tetapi aspek lain pun perlu dilatih

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia olahraga yang sedang naik daun/yang sedang menjadi favorite

I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Senam Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra 2002: 2 (dalam

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN IPTEKS HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN FLEXIBILITY OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI.

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

I PENDAHULUAN. renang, seorang guru harus mencari sistem pengajaran atau metode yang

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

2015 PENGARUH OLAH RAGA RENANG TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK AUTIS DI SLB AL-HIKMAH BANDUNG

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Jl. Kentang I/ 126 Perum I Tangerang. 4. Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul, Jakarta (2005-Sekarang)

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

KETAHANAN (ENDURANCE)

BAB 1 PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya dengan baik (Depkes, 2006). Dalam sebuah negara

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktifitas sehari-hari seperti bekerja di kantor, menyertir mobil atau

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG

Transkripsi:

6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan perilaku hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan berkelajutan agar dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri sebagai pelaku dan menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup sehat seseorang sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup yang aktif (Depdiknas,2004). Demikian pula (Lutan, 2000: 1) mengemukakan bahwa Pendidikan Jasmani di sekolah merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan dan mempunyai peranan yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, tujuan Pendidikan Jasmani sifatnya mendidik, dalam pelaksanaanya aktivitas jasmani di pakai sebagai wahana atau pengalaman belajar dan melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai pendidikan. Dengan kata lain Pendidikan Jasmani adalah proses untuk meningkatakan kebugaran jasmani. Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa tujuan utama dari Pendidikan Jasmani di sekolah diarahkan untuk meningkatkan kebugaran jasmani para

7 siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat (Suharto,dkk,2001: 1 ), bahwa Pendidikan Jasmani di sekolah diarahkan untuk meningkatkan kebugaran jasmani para siswa. Oleh karena itu, pelaksanaan Pendidikan Jasmani di sekolah didesain sesuai kebutuhan siswa melalui aktivitas fisik atau jasmani secara bertahap dan berjenjang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa sendiri, disamping itu Pendidikan Jasmani juga diarahkan untuk mengembangkan jiwa sportif, tanggung jawab, dan memiliki kesadaran hidup sehat. Dengan kata lain, Pendidikan Jasmani adalah proses mengajar melalui aktifitas jasmani dan sekaligus pula sebagai proses ajar untuk meningkatkan kebugaran jasmani. B. Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Kebugaran Jasmani menurut (Sadoso 1989: 9) adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugas sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa lelah yang berlebihan serta mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya untuk keperluan-keperluan mendadak. Lebih tegas (Djoko Pekik 2000: 9) mengemukakan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukuan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luang. Secara lebih khusus menyebutkan kebugaran jasmani adalah kemampuan jantung, pembuluh darah, dan otot untuk berfungsi dengan efisien. Dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa

8 kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Untuk mencapai kebugaran jasmani untuk yang prima maka seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan berbagai kompenen kebugaran jasmani dengan latihan yang benar dan sesuai sehingga kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari dapat berlangsung secara efisien. C. Kompenen Kebugaran Jasmani Adapun komponen dari kebugaran jasmani tersebut adalah : 1) Kekuatan; 2) Daya tahan; 3)Daya ledak; 4) Kelentukan; 5) Kecepatan; 6) Kelincahan; 7) Koordinasi; 8) Keseimbangan; 9)Ketepatan dan; 10) Reaksi. Untuk mengetahui lebih mendalam dari komponen kebugaran jasmani tersebut akan diuraikan sebagai berikut : 1) Kekuatan Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Dengan pengertian lain kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas. Dengan demikian seseorang yang mempunyai kekuatan otot baik dapat melakukan dan memikul pekerjaan yang berat dalam waktu yang lama. Orang yang fisiknya segar akan mempunyai otot yang kuat dan mampu bekerja secara efisien.

9 2) Daya tahan Ada dua macam daya tahan yaitu daya umum dan daya tahan otot. Daya tahan umum adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan system jantung, paru dan peredaran darahnya secara efektif untuk menjalankan kerja secara terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot-otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama. Daya tahan adalah kemampuan organisme seseorang untuk melawan kelelahan yang timbul saat menjalankan aktivitas dalam waktu yang lama. Jika seseorang mampu menggerakkan sekelompok otot tertentu secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama, sehingga menyebabkan jantung, peredaran darah dan pernafasan yang baik. Makin tinggi tingkat daya tahan seseorang makin tinggi pula kebugaran jasmaninya. 3) Daya ledak Daya ledak ialah kemampuan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh. Daya ledak disebut juga Muscular Power maksudnya adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan kemampuan maksimal yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. Jadi dari kedua definisi di atas mengandung pengertian yang sama, bahwa seseorang dapat melakukan gerakan dengan kemampuan maksimal namun dalam waktu yang singkat bila dalam keadaan fit atau dengan kata lain kebugaran jasmaninya baik.

10 4) Kelentukan Kelentukan (flexibility) adalah segala efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh ditandai dengan flexibilitas persendian pada seluruh tubuh. Dapat pula diartikan kelentukan ialah kemampuan dari seseorang dalam melaksanakan gerakan dengan amplitudo yang luas. Dengan kelentukan tubuh atau penguluran tubuh yang luas berarti seseorang dapat melakukan gerakan secara bebas, sehingga makin sedikit tenaga yang dikeluarkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. 5) Kecepatan Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Sedangkan definisi dari ahli lain adalah kemampuan organisme seseorang dalam melakukan gerakan dengan waktu yang sesingkat-singkatnya untuk mencapai hasil yang sebaikbaiknya. Dengan demikian seseorang yang mempunyai kecepatan yang tinggi, maka orang tersebut dapat melakukan pekerjaan yang sama dan berulang-ulang dalam waktu yang pendek. 6) Kelincahan Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk merubah arah dan posisi di arena tertentu. Dengan kata lain sebagai kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan. Dari kedua pendapat tersebut juga terdapat pengertian yang sama yaitu menekankan kepada kemampuan untuk merubah posisi tubuh tertentu

11 tanpa mengganggu keseimbangan. Dimana kelincahan dan ketangkasan ini melibatkan faktor: kekuatan, kecepatan, tenaga ledak otot, waktu reaksi, keseimbangan dan koordinasi. 7) Koordinasi Koordinasi (Coordination) adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda dalam pola gerakan tunggal secara efektif. Selain itu koordinasi didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa unsur gerak menjadi satu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya. Seseorang yang memiliki koordinasi yang baik dapat melakukan serangkaian gerakan dalam satu pola irama, sedang orang yang tidak memiliki koordinasi yang baik akan mengakibatkan kerugian pengeluaran tenaga yang berlebihan sehingga mengganggu keseimbangan, cepat lelah bahkan mungkin dapat terjadi cidera. 8) Keseimbangan Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan. Bergantung pada kemampuan integrasi antara kerja indra penglihatan, kanalis semisir-kularis pada telinga dan reseptor pada otot atau dengan pengertian lain keseimbangan sebagai kemampuan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan badan dalam berbagai keadaan agar tetap seimbang. Dengan keseimbangan yang baik seseorang akan dengan mudah melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari sebab keseimbangan tidak hanya diperlukan pada olahraga saja.

12 9) Ketepatan Ketepatan (Accuracy) adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat berupa suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh. Definisi lain menyebutkan ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan suatu gerak ke suatu sasaran sesuai dengan tujuannya. Orang yang mempunyai ketepatan yang baik dapat mengontrol gerakan dari satu sasaran ke sasaran yang lainnya. 10) Reaksi Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera atau saraf lainnya. Sedangkan pendapat lain mengenai reaksi adalah interval waktu antara penerimaan rangsang dengan jawaban atau respon. Dari kedua pendapat tersebut maka seseorang yang memiliki reaksi yang baik akan dapat melakukan aktivitasnya dengan cepat setelah menerima rangsangan yang diterima dari inderanya. D. Pengertian Latihan Untuk memperoleh kemajuan atau peningkatan dari suatu latihan, baik peningkatan kemampuan fisik maupun keterampilan maka pekerjaan itu harus dilakukan secara berulang-ulang. Pekerjaan yang dilakukan secara berulangulang hanya akan ditempuh melalui proses latihan, seperti (Harsono, 1988:101) mengemukakan bahwa training atau latihan adalah proses yang

13 sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaan. Dari uraian tersebut, jelaslah bahwa berlatih secara sistematis adalah latihan yang dilakukan harus secara terprogram dan berpedoman pada suatu jadwal berdasarkan pola dan sistem tertentu serta dilakukan dengan penyampaian materi menggunakan metode yang tepat, dan sistematis artinya materi disajikan dari yang paling mudah sampai yang paling sulit atau kompleks. Dengan kata lain proses penyempurnaan kualitas atlet secara sadar untuk mencapai prestasi maksimal dengan diberi beban latihan fisik dan mental secara teratur, terarah, bertahap, meningkat, berkesinambungan dan berulang waktunya. Demikian pula, bahwa latihan merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fisik psikologis dan fisiologis manusia untuk mencapai sasaran yang ditentukan. Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa latihan merupakan kegiatan yang sistematik, berulang-ulang, kian hari kian bertambah bebannya dan mengarah kepada peningkatan aspek psikis maupun fisiologis guna mencapai sasaran yang ditentukan. E. Prinsip-Prinsip Latihan Dalam buku Physical Education for Children yang ditulis oleh Gabbard ( 1987 : 50 ) bahwa program physical fitness anak difokuskan pada

14 perkembangan dan pemeliharaan dari komponen dasar kesehatan, disamping juga pentingnya kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan seperti : speed, koordinasi, keseimbangan dan kelincahan. Berkaitan dengan program pendidikan jasmani yang digunakan sebagai suatu pendekatan pokok, yang oleh Gabbard program itu digambarkan sebagai suatu gerakan analisa model dan bahwa manfaat utama dari konsep gerakan yang mempunyai nilai. Pada bidang pendidikan jasmani konsep gerakan yang mempunyai nilai ialah seperti aktifitas menari, permainan, olahraga dan senam, yang mana aktivitas tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan dan menghaluskan keterampilan gerak. Sejalan dengan pendekatan pada pendidikan jasmani dijelaskan bahwa model perkembangan di definisikan sebagai suatu pedekatan pendidikan jasmani, yang dimaksud adalah : mendidik anak dalam menggunakan tubuhnya, agar mereka dapat bergerak lebih efektif dan efisien dalam banyaknya macam gerakan dasar. Kemampuan dasar dapat diterapkan terhadap banyaknya macam gerakan keterampilan baik yang perkembangannya berhubungan dengan olahraga maupun tidak. Agar latihan dapat dilakukan secara efektif dan aman maka dalam pelaksanaannya harus memperhatikan beberapa prinsip. Tiga prinsip yang paling penting dan tidak boleh diabaikan adalah : 1. Beban Lebih (Overload) Tubuh manusia tersusun dari berbagai sel yang berjumlah milyaran dan mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan terhadap apa yang terjadi pada tubuh (homeostatis). Jadi, apa yang terjadi pada tubuh karena perlakuan dari berbagai beban latihan maka akan berpengaruh terhadap

15 kehidupan dari sel itu sendiri. Penyesuaian umum ini terjadi di dalam tubuh sepanjang waktu termasuk penyesuaian akibat pengaruh latihan senam ayo bersatu. Bila beban latihan tidak cukup besar maka hanya sedikit atau tidak terjadi kompensasi lebih (Overcompensation), sedangkan suatu pembebanan yang terlalu besar akan membuat atlet mengalami masalah waktu dan mungkin tidak kembali ke tingkat kebugaran semula. Kondisi demikian disebabkan oleh latihan lebih (Overtraining). Oleh karena itu, dalam latihan perlu diperhatikan prinsip beban lebih tetapi harus di sesuaikan dengan kemampuan masing-masing atlet atau siswa. 2. Kekhususan Hukum kekhususan menyatakan bahwa sifat khusus dari beban latihan akan menghasilkan tanggapan khusus dan adaptasi. Latihan umum harus mendahului latihan khusus dalam rencana jangka panjang, latihan umum ini memberikan toleransi pembebanan pada latihan khusus. Volume latihan umum menentukan seberapa besar seorang atlet mampu menyelesaikan dalam latihan khusus. Semakin besar volume latihan semakin besar pula kapasitasnya untuk latihan khusus. Jadi, model latihan yang dipilih harus sesuai dengan tujuan yang hendak di capai. 3. Kembali Asal (Reversibility) Sesuatu telah mencapai tahap yang lebih tingi apabila tidak dilatih maka akan kembali ke keadaan awal. Jadi, bila kebugaran yang telah dicapai akan berangsur-angsur menurun bahkan bisa hilang sama sekali akibat tidak latihan.

16 4. Prinsip Individualisasi Beban latihan harus senantiasa disesuaikan dengan kemampuan adaptasi, potensi serta karakteristik spesifik dari atlet. Faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin, bentuk tubuh, kedewasaan, latar belakang pendidikan, lamanya berlatih, tingkat kebugaran jasmaninya, ciri-ciri psikologisnya, semua harus ikut dipertimbangkan dalam mendesain program latihan bagi atlet. 5. Prinsip Peningkatan Beban Terus Menerus (progresif) Menurut Suharjana (2004: 16) prinsip progresif dapat dilakukan dengan meningkatkan beban secara bertahap dalam suatu program latihan. Progresif artinya adalah kenaikan beban latihan dibandingkan dengan latihan yang dijalankan sebelumnya. Peningkatan beban dapat dilakukan dengan penambahan set, repetisi, frekuensi atau lama latihan. F. Senam ayo bersatu Senam di Indonesia dikenal sebagai salah satu cabang olahraga, dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah Gymnastic, yang berasal dari kata Gymnos dari bahasa Yunani yang artinya telanjang. Istilah gymnastic tersebut dipakai untuk menunjukkan kegiatan-kegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan gerak, sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang. Hal ini bisa terjadi karena pada waktu itu teknologi pembuatan bahan pakaian belum memungkinkan membuat pakaian yang bersifat lentur dan mengikuti gerak pemakainya.

17 Senam sebagai latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruksi dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematik dengan tujuan meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Dalam senam ayo bersatu dapat dipilih gerakan mudah, menyenangkan dan bervariasi sehinga memungkinkan seseorang untuk melakukan secara teratur dalam waktu lama. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam munyusun latihan senam ayo bersatu adalah sebagai berikut : 1. Prinsip-prinsip latihan senam ayo bersatu yang harus diperhatikan: (a) Jenis dan macam latihan harus selektif dan diteliti (setelah melalui analisis yang cermat tentang pengaruhnya terhadap tubuh). Oleh karena itu, latihan yang tidak berguna di hilangkan, (b) Pelaksanaan gerak harus tepat (jadi harus ada koreksi dan perbaikan), (c) Dilaksanakan dengan sikap permulaan dan akhir yang benar,dan (d) Suatu latihan mempunyai dosis yang sesuai dengan tujuannya. 2. Tahap pelaksanaan latihan sesuai dengan tingkat kesukaran menguasai gerak diurutkan sebagai berikut : (a) setelah mengetahui latihan yang lama kemudian meningkat ke latihan yang baru, (b) latihan di mulai dari latihan yang mudah ke yang sukar, (c) latihan dimulai dengan yang sederhana ke yang komplek, dan (d) latihan di mulai dari latihan yang ringan ke yang berat atau yang tidak intensif ke yang intensif. 3. Sistematika program irama, yang berarti pengulangan gerak secara sistematis dan teratur dengan tujuan meningkatkan kemampuan fisik seseorang.

18 G. Manfaat Senam ayo bersatu Manfaat senam ayo bersatu banyak sekali, diantaranya di lihat dari segi fisik, psikologi, sosial, maupun ekonomis. Di lihat dari (1) segi fisik: mencegah penyakit akibat kurang gerak (Preventif), peningkatan kebugaran atau peningkatan kualitas fisik (Promotif), terapi dan rehabilitas (asma, kegemukan, penyimpangan bentuk tubuh, dll), (2) segi sosial: karena senam ayo bersatu dilakukan bersama-sama maka pada akhirnya akan menciptakan sebagai media komunikasi informasi dan akan berdampak pada kesehatan sosial semakin baik, (3) segi psikis: mengurangi ketegangan dan dapat menimbulkan kegembiraan, dan (4) segi ekonomis: mengurangi biaya perawatan kesehatan (Sumaryanti,2000 :1). Dalam pelaksanaan sistematis senam ayo bersatu meliputi: (1) Pemanasan (warming up), yaitu bagian yang sangat penting di lakukan karena mempersiapkan badan untuk melakukan kegiatan yang lebih keras yang akan dilakukan pada latihan berikutnya dan tugas mencegah untuk terjadinya cidera. Pemanasan dengan gerak ritmik, kemudian di lakukan gerak stretching akan membantu peningkatan suhu badan dan mempersiapkan sistem kardiorespirasi, meningkatkan cairan pelumas pada persendiaan, kelenturan ligament dan panjangnya tendon dan otot, meningkatkan kecepatan pacuan syaraf. Pemanasan dianggap memadai badan terasa panas (keluar keringat pertama kali) dan denyut nadi maksimal, (2) Inti Latihan (senam ayo bersatu), yaitu sebagai langkah pertama atau pemanasan senam dilakukan dengan menggunakan low impact dengan kombinasi antara gerakan tangan dan

19 gerakan kaki dengan langkah kesegala arah. Puncak senam dilakukan dengan menggunakan sistem low impact high dan mix dengan sasaran pencapaian target zone terpenuhi yang berdasarkan denyut nadi maksimal, (3) Calisthenic, yaitu latihan pembentukan otot-otot tubuh, dapat dilakukan dengan beban tubuh sendiri atau dapat dengan beban luar tubuh. Latihan calisthenic ini meliputi latihan pembentukkan otot lengan atas, bahu, dada, perut, punggung, pantat, pangkal paha, betis dan kaki. (4) Pendinginan, yaitu latihan yang dilakukan setelah gerakan inti, ini sangat penting karena secara bertahap akan menurunkan denyut jantung. Cara yang dapat dilakukan yaitu menurunkan intensitas latihan secara bertahap dengan gerakan-gerakan melenturkan otototot dengan rileks dan meregangkan otot-otot seluruh tubuh secara perlahanlahan. H. Upaya Latihan Terhadap Kebugaran Jasmani Kebugaran adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luang. Kebugaran seseorang berpengaruh terhadap kesehatan, juga penampilan dan prestasi yang didukung oleh kerja sistem tubuh. Pengaruh tubuh seketika disebut respon dan pengaruh tubuh jangka panjang akibat latihan teratur, terukur, dan terprogram disebut adaptasi. Menurut (Woerjati, 1996:30) respon dan adaptasi adalah sebagai berikut: 1. Respon dan adaptasi jantung. Respon dan adaptasi jantung meningkat karena rangsangan emosional, rasa cemas, takut atau bahkan senang.

20 Denyut jantung setelah mulai latihan lebih cepat dari pada sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh reflek syaraf yang berasal dari otot dan sendi, di tambah rangsangan dari pusat gerak di otak. Panas yang terjadi selama latihan, ikut juga meningkatkan denyut jantung melambat secara cepat, kemudian perlahan kembali normal. 2. Respon dan adaptasi sistem pernapasan terhadap latihan. Oksigen harus banyak dikirim dari paru-paru keotot kerja dan banyak CO 2 yang harus dihilangkan dari otot. Proses ini membutuhkan peningkatan pertukaran O 2 dan CO 2 antara paru-paru dengan menaikkan frekuensi dan dalam pernapasan (irama pernapasan). 3. Respon dan adaptasi sistem energi terhadap latihan. Energi di dapat dari pemecahan bahan makanan, terutama karbohidrat dan lemak. Bahan makanan tersebut dibakar di sel-sel otot, dengan oksigen bertindak sebagai apinya. Lebih khusus lagi di dalam sel ada dapur tempat pembakaran, yang disebut mitokondria. Latihan olahraga terutama daya tahan akan memperbanyak jumlah mitokondria. 4. Respon dan Adaptasi Khusus. Lemak total yang menurun. Perubahan tingkat kolesterol dan trigliserid juga akan terjadi. Demikian pula dengan penurunan tekanan darah, baik sistolik maupun diastolik. Toleransi terhadap panas akan meningkat dan Termasuk adaptasi disini adalah perubahan komposisi tubuh dengan kekuatan tulang, ligamen, otot, tendo, sendi dan tulang rawan akan bertambah.

21 I. Karakteristik Anak Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII Masa usia sekolah menengah pertama kelas VIII antara usia 13 sampai 15 tahun. Masa usia sekolah merupakan babak akhir dari perlambangan yang masih digolongkan menjadi anak. Pada masa ini anak mengalamibanyak perubahan baik dalam pertumbuhan maupun perkembangan. Secara fisik anak mengalami pertumbuhan yang semakin baik dibandingkan pada masa awal kanak-kanak. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Annarino (1980:117) karakteristik jasmani anak yaitu : 1. Koordinasi dalam keterampilan- keterampilan dasar sudah membaik. 2. Daya tahan meningkat. 3. Perkembangan fisik mantap. 4. Koordinasi mata dan tangan baik. 5. Postur tubuh mata dan tangan baik. 6. Perbedaan jenis kelamin belum tentu berpengaruh. 7. Perbedaan individu masih nyata. J. Kerangka Berpikir Latihan senam ayo bersatu yang dilakukan dalam waktu 30 menit selama 3 kali seminggu dengan 24 kali pertemuan atau 8 minggu dengan intensitas 75 % - 85 % denyut nadi maksimum maka diduga dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa, hidup sehat dan teratur. Dengan diadakannya senam ayo bersatu di SMP akan menambah variasi dalam olahraga di sekolah atau dalam ekstrakulikuler. Suatu aktivitas fisik yang disusun secara sistematik,

22 gerakannya melibatkan otot besar tubuh dilakukan secara terus-menerus, dinamis dan ritmik dan dalam aktivitasnya energi yang digunakan dari sistem senam ayo bersatu. Latihan senam merupakan salah satu cara latihan yang dapat menghasilkan perubahan-perubahan terhadap efisiensi kerja jantung. Maka latihan ini harus memperhatikan frekuensi latihan sebaiknya tiga kali seminggu, lama latihan antara 20-30 menit. Bila latihan dilakukan secara teratur maka kebugaran jasmani juga akan meningkat. K. Hipotesis Berdasarkan kerangka teoretik dan kerangka pikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H a : Ada pengaruh yang signifikan latihan senam ayo bersatu terhadap peningkatan kebugaran jasmani pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Bandar Lampung. H 0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan latihan senam ayo bersatu terhadap peningkatan kebugaran jasmani pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Bandar Lampung.