BAB 4 METODE PENELITIAN. Tikus wistar diadaptasi di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pemeliharaan hewan coba dilakukan di Animal Care Universitas Negeri

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi,

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui.

BAB III METODE PENELITIAN. Anatomi, Ilmu Jiwa, dan Ilmu Farmakologi. dengan desain penelitian Post Test Only Control Group Design dimana

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. ini akan dilaksanakan dari bulan Februari-April tahun 2016.

BAB IV METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan meliputi pemeliharaan hewan coba di

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu farmakologi khususnya

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. random pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Gizi, Farmakologi, Histologi dan Patologi

BAB III METODE PENELITIAN. design. Posttest untuk menganalisis perubahan jumlah sel piramid pada

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan pada hewan uji secara in vivo. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hewan Uji dan

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan rancangan penelitian. pretest postest randomized controlled group design. Dua kelompok penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi Fakultas

BAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan mikrobiologi, imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu : Anestesiologi,

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium yang dilakukan dengan hewan uji secara in vivo. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.

BAB IV METODE PENELITIAN. imunologi, farmakologi dan pengobatan tradisional. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi FK UNDIP

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain posttest

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB 6 PEMBAHASAN. 6.1 Korelasi antara paparan arus listrik dosis bertingkat dengan jumlah titik hiperkontraksi serabut otot jantung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Farmakologi.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

BAB IV METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Lingkup tempat Tikus wistar diadaptasi di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ( F-MIPA) Universitas Semarang. Perlakuan pada tikus, proses pengambilan jaringan dan pengukuran salinitas air dilakukan di Fakultas Tehnik Elektro Undip. Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ( F-MIPA) Universitas Semarang. Pembacaan preparat dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran UNDIP. Pemeriksaan kadar kreati kinase-mb dilakukan di Laboratorium CITO Jl Indraparsta no. 81 Semarang. 4.1.2 Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan (Oktober 2009 Februari 2010) 4.1.3 Lingkup Ilmu Ilmu kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Patologi Klinik, Ilmu Histologi, Ilmu Fisika 46

4.2.Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian Posttest Only design yang menggunakan binatang coba sebagai obyek percobaan. Skema rancangan penelitian untuk menganalisis efek variasi dosis prelethal dan lethal paparan arus listrik secara langsung (X1,X2,X3,X4) dan melalui medium air ( X5,X6,X7,X8 ) terhadap kerusakan otot jantung dan kadar kreatin kinase-mb serum tikus wistar. Kelompok kontrol (X0) tidak mendapatkan paparan arus listrik. X1 X2 X3 X4 O1 O2 O3 O4 X5 O5 X6 O6 X7 O7 X8 O8 Keterangan : X1 : paparan arus listrik 1-30 ma secara langsung X2 : paparan arus listrik 31-60 ma secara langsung X3 : paparan arus listrik 61-90 ma secara langsung X4 : paparan arus listrik 91-120 ma secara langsung X5 : paparan arus listrik 1-30 ma melalui medium air X6 : paparan arus listrik 31-60 ma melalui medium air X7 : paparan arus listrik 61-90 ma melalui medium air X8 : paparan arus listrik 91-120 ma melalui medium air Gambar 5 Skema rancangan penelitian paparan arus listrik pada tikus wistar 47

4.3 Populasi dan sampel 4.3.1 Populasi Populasi yang diteliti adalah tikus Wistar yang mendapat paparan listrik 4.3.2 Sampel 4.3.2.1 Kriteria inklusi a) Tikus jenis Wistar jantan b) Berat badan : 150 250 gram c) Umur 3 4 bulan d) Anatomi tampak normal 4.3.2.2 Kriteria eksklusi Tikus sakit/mati sebelum mendapat perlakuan 4.3.2.3 Kriteria drop out Tikus lepas, mati,sakit selama perlakuan 4.3.2.4 Besar Sampel Besar sampel ditentukan berdasarkan rumus WHO dimana setiap kelompok perlakuan berjumlah 6 ekor tikus. Karena pada penelitian ini teridiri dari delapan 48

kelompok perlakuan maka pada penelitian ini diperlukan 48 ekor tikus wistar dan 6 ekor tikus wistar untuk kontrol. 4.3.2.5 Cara Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling),dimaksudkan untuk menghindari bias karena faktor variasi umur dan berat badan Randomisasi langsung dapat dilakukan karena sampel diambil dari tikus Wistar yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sehingga dianggap cukup homogen. Semuanya diambil secara acak dari kelompok tikus yang sudah diadaptasi pakan selama 1 minggu. 4.4 Variabel Penelitian 4.4.1 Variabel Bebas 1) Arus listrik bertingkat secara langsung Skala : Ordinal 2) Arus listrik bertingkat melalui medium air Skala : Ordinal 4.4.2 Variabel Antara 1) Nekrosis sel otot jantung Skala : rasio 49

2) Titik hiperkontraksi serabut otot jantung Skala : rasio 4.4.3. Variabel Tergantung : Kreatinin kinase - MB Skala : ratio 4.5 Definisi Operasional 4.5.1 Arus listrik bertingkat Arus listrik bertingkat adalah besar arus listrik dosis prelethal dan dosis lethal yang digunakan untuk perlakuan paparan listrik, yaitu: 1-30 ma, 31-60 ma, 61-90 ma, dan 91-120 ma. Skala : ordinal Satuan : miliampere (ma). 4.5.2. Nekrosisi otot jantung Nekrosis otot adalah jumlah sel otot jantung yang mengalami piknosis, karioreksis atau kariolisis inti sel yang tampak dari lima lapangan pandang dalam satu preparat di bawah mikroskop cahaya Olympus BX 41 dengan pembesaran 400x. Skala : rasio Satuan jumlah nekrosis : buah 50

4.5.3 Titik hiperkontraksi serabut otot jantung Titik hiperkontraksi serabut otot jantung adalah jumlah puncak gelombang hiperkontraksi serabut otot yang dibentuk oleh sekelompok sarkomer yang memendek tampak dari lima lapangan pandang dalam satu preparat di bawah mikroskop cahaya Olympus BX 41 dengan pembesaran 400x. Skala : rasio Satuan jumlah titik hiperkontraksi : buah 4.5.4 Kadar kreatin fosfokinase MB (CK-MB) Kadar CK-MB dalam darah tikus wistar yang diperiksa dengan COBAS Integral 400 Plus-Roche Skala : ratio Satuan : U/L 4.6 Alat dan Bahan Penelitian 4.6.1 Alat 4.6.1.1 Alat untuk paparan listrik a) Rangkaian listrik Perusahaan Listrik Negara ( PLN) yang dihubungkan dengan suplai ( regulator) 51

b) Wadah dari kaca 4.6.1.2 Alat untuk pemeriksaan histopatologis a) Pisau skalpel b) Pinset bedah c) Gunting d) Mikroskop e) Object glass f) Kamera digital 4.6.1.3 Alat untuk mengukur kadar kreatin kinase-mb serum COBAS Integral 400 Plus-Roche 4.6.1.4 Alat untuk menimbang tikus 4.6.2 Bahan Bahan-bahan untuk percobaan ini : 1) Air sumur artesis 2) Tikus Wistar 3) Asam Pikrat 4) Spidol 5) Bahan-bahan untuk pembuatan blok parafin: 52

a) Larutan bufer formalin 10% b) Parafin c) Larutan Xylol d) Alkohol bertingkat 30%, 40%, 50%, 70%, 80%, 90%, 96% 4.7 Prosedur Pengumpulan Data 1. Melakukan adaptasi terhadap 54 ekor tikus wistar jantan selama 7 hari di laboratorium dengan kandang tunggal dan diberi pakan standar serta minum secukupnya. 2. Pada hari ke-8, mengambil 54 tikus wistar yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi dan membagi tikus wistar menjadi 9 kelompok yang masing masing terdiri dari 6 ekor tikus wistar yang dipilih secara acak. Setiap kelompok tikus wistar diberi tanda dengan asam pikrat pada daerah yang berbeda yaitu kepala, punggung, ekor, dan kaki. Selanjutnya menimbang berat badan masing - masing tikus. 3. Memberikan paparan arus listrik secara langsung selama 60 detik pada kelompok 1, 2, 3, dan 4 dengan cara menjepitkan ujung konduktor ( listrik masuk) pada telapak kaki kiri depan tikus wistar dan ujung konduktor lainnya (listrik keluar) di telapak kaki kanan belakang tikus wistar. Kelompok 1 mendapatkan paparan arus listrik 1-30 ma, kelompok 2 mendapatkan paparan arus listrik 31-60 ma, kelompok 3 mendapatkan 53

paparan arus listrik 61-90 ma, kelompok 4 mendapatkan paparan arus listrik 91-120 ma. 4. Memberikan paparan arus listrik melalui medium air selama 60 detik pada kelompok 5, 6, 7, dan 8 dengan cara mencelupkan ujung konduktor ke dalam wadah kaca/aquarium berukuran 20,5 x 19,5 x 14,5 sentimeter yang diisi air sumur artesis sebanyak 0,5 liter. Kelompok 5 mendapatkan paparan arus listrik 1-30 ma, kelompok 6 mendapatkan paparan arus listrik 31-60 ma, kelompok 7 mendapatkan paparan arus listrik 61-90 ma, kelompok 8 mendapatkan paparan arus listrik 91-120 ma. 5. Kelompok kontrol (kelompok 9) tidak mendapatkan paparan arus listrik. 6. Melakukan pengambilan darah sebanyak 2 mililiter dari pembuluh darah retro orbita tikus wistar yang telah mendapatkan paparan arus listrik maupun tikus wistar yang menjadi kontrol, kemudian darah tersebut dimasukkan ke dalam tabung dan selanjutnya dikirim ke Laboratorium CITO Jl. Indraprasta no.81 Semarang. Sampel darah diperiksa dengan menggunakan COBAS integra 400 Plus-Roche. 7. Mematikan hewan coba yang belum mati dengan cara dislokasi leher. 8. Membuat irisan pada kulit dada sampai perut tikus wistar dengan menggunakan pisau. Membuka rongga dada. Kemudian mengambil jantung. Sampel jantung tersebut diletakkan pada tabung berisi cairan pengawet bufer formalin 10% dengan perbandingan 1 bagian otot dan 9 bagian bufer formalin 10 %. 54

9. Meletakkan tabung berisi sampel jantung tikus wistar ke rak tabung kemudian diserahkan ke analis guna mengolahnya mengikuti metode baku histologi dengan pewarnaan Hematoxylin-Eosin. Dari setiap sampel otot dibuat preparat dengan potongan longitudinal. Preparat tersebut akan dibaca oleh seorang dokter spesialis patologi anatomi dan peneliti. Pembacaan preparat dalam lima lapangan pandang dengan perbesaran 400x. Sasaran yang dibaca adalah jumlah sel-sel otot jantung tikus wistar yang mengalami nekrosis dan jumlah titik-titik hiperkontraksi pada serabut-serabut otot jantung. Data pemeriksaan oleh pembimbing dan peneliti dicatat dalam formulir untuk kemudian dianalisa. 55

4.8 Alur kerja Tikus wistar: Umur 3-4 bulan Berat 150-200 gram Kelamin jantan Anatomi tampak normal Adaptasi tikus wistar Pengambilan 48 tikus yang memenuhi kriteria inklusi Paparan arus listrik Pengambilan darah retro orbita Pemeriksaan kadar kreatin kinase -MB serum Dekapitasi Pengambilan sampel otot jantung Pembuatan dan pembacaan preparat Analisa data 56

4.9. Pengolahan dan Analisa Data Setelah data terkumpul dilakukan editing, coding, entry untuk kemudian dianalisis secara deskriptif maupun analitik. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer Statistic Program Social Service(SPSS) 11.5 for windows. Analisis data didahului dengan analisis deskriptif berupa rerata dan simpang baku kadar kreatin kinase-mb serum dan jumlah nekrosis sel otot jantung serta jumlah titik hiperkontraksi serabut otot jantung yang ditampilkan dalam bentuk tabel. Uji korelasi Spearman digunakan untuk menganalisis korelasi antara paparan arus listrik dosis bertingkat dengan jumlah nekrosis sel ototjantung dan jumlah titik hiperkontraksi serabut otot jantung. Uji korelasi Spearman digunakan juga untuk menganalisis korelasi antara paparan arus listrik dosis bertingkat dengan kadar kreatin kinase-mb serum. Uji korelasi Pearson digunakan untuk menganalisis korelasi antara jumlah nekrosis dan jumlah titik hiperkontraksi serabut otot jantung dengan kadar kreatin kinase- MB serum. 43,44 Uji t-tidak berpasangan (independent t-test) digunakan untuk menganalisis perbedaan jumlah nekrosis sel otot dan jumlah titik hiperkontraksi serabut otot jantung serta kadar kreatin kinase -MB serum tikus wistar antara kelompok yang terpapar arus listrik secara langsung dibandingkan dengan melalui medium air. 43-4 57

4.10. Etika Penelitian Prosedur penelitiantelah dimntakan persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan FK Undip/RSUP Dr. Kariadi Semarang sebelum dilakukan peneliitian Seluruh biaya yang berhubungan dengan penelitian menjadi tanggung jawab peneliti. 58