1 SALURAN DAN MARGIN PEMASARAN TELUR PUYUH Ahmad Mubarok 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi sinjo179@gmail.com D Yadi Heryadi 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Heryadiday63@yahoo.co.id Eri Cahrial 3) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Eri cahrial@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemasaran telur puyuh dilihat dari saluran pemasaran, marjin pemasaran, farmer s share, persentase biaya dan persentase keuntungan pemasaran. Metode yang digunakan adalah studi kasus pada satu orang peternak telur puyuh di Kelurahan Cipari Kecamatan Mangkubumi KotaTasikmalaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa didalam pemasaran telur puyuh dari Kelurahan Cipari terdapat dua macam tingkat saluranpemasaran, yaitu saluran dua tingkat (peternak pedagang besar pedagang pengecer konsumen), dan saluran tiga tingkat (peternak pedagangpengumpul pedagang besar pedagang pengecer konsumen). Marjin pemasaran pada saluran dua tingkat Rp 3.000,00 per kilogram dan saluran tiga tingkat Rp 4.000,00 per kilogram. Farmer s shareatau bagian harga yang diterima peternak pada saluran dua tingkat 88,4 persen dan saluran tiga tingkat 85,1 persen. Persentase biaya pemasaran pada saluran dua tingkat 58,21 persen dan saluran tiga tingkat 26,39 persen, sedangkan persentase keuntungan pemasaran pada saluran dua tingkat 41,79 persen dansaluran tiga tingkat 73,61 persen. Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka peternak disarankanmemilih saluran pemasaran yang menguntungkanatau membuat saluran pemasaran yang baru, sehingga peternak dapat memperoleh bagian harga yang lebih tinggi dalam sistem pemasaran telur puyuh.selainitu, para peternak jugadiharapkanlebihaktiflagidalammencariinformasimengenaihargadanpasar telur puyuh supayamempunyaikekuatandalam proses tawar menawar harga.bagipenelitiselanjutnyadiharapkanadanyapenelitianlebihmendalammengena ipemasaran telur puyuh. 1) Peneliti 2) Pembimbing 1 3) Pembimbing 2 1
2 ABSTRACT The aim of the research is to know the marketing of quail eggs from the marketing channel, marketing margin, farmer s share, percentage of charge, and percentage of marketing profit. The method used is thecase study to one breeder quail eggs in Cipari District Mangkubumi SubDistrict Tasikmalaya City. The result of this research shows that marketing quail eggs from Cipari District consists of two kinds grade marketing channel, it is two grade channels (breeder wholesalers retailers consumer), and the channel of third grades (breeder traders wholesalers retailers consumer). The margin of marketing in the two grades channel is 3.000,00 rupiahs per kilogram and the third grades channel is 4.000,00 rupiahs per kilogram. Farmer s share or the part of price delivered breeder in two grades channel 88.4 percent and third grades channel 58.21 percent and the third grades channel 26.39 percent, although the percentage of marketing profit in the two grades channel 41.79 percent and the third grades channel 73.61 percent. Based on the discussion and summary acquired, breeder should give suggestion to choose marketing channel which is giving profit or make the new marketing channel, in order to breeder can get the part of price better high in the quail eggs marketing system. Besides, breeders also be expected more active in collecting information about the price and quail eggs market in order to have the strength in bargain position. For the next researcher expected the research about marketing quail eggs deeply. I. PENDAHULUAN Kemajuan pembangunan nasional tidak terlepas dari peran bidang perternakan. Subsektor perternakan memiliki peran yang strategis dalam menyediakan sumber pangan, energi, dan sumber pendukung lainnya, sehingga berdampak pada kemajuan perekonomian dan pengembangan sumberdaya manusia Indonesia. Kontribusi subsektor perternakan pada pembangunan nasional yang begitu besar mengisyaratkan subsektor ini untuk terus berbenah diri agar tetap eksis dalam pembangunan nasional. Salah satu peternakan yang ada yaitu budidaya burung puyuh. Burung puyuh (Cortunix sp.) mulanya adalah burung liar. Pada masa penjajahan, burung puyuh dipelihara orang sebagai burung aduan (sabung) seperti layaknya ayam sabungan. Budaya menyabung puyuh, sekarang telah punah; dulu pernah dilarang
3 karena menjadi arena judi. Beberapa jenis burung puyuh dipelihara sebagai burung hiasan, karena keindahan bulu, kaki, paruh dan tubuhnya. Sekarang burung puyuh jenis ras (Cortunix cortunix japonica) telah diternakkan sebagai unggas petelur. Peternakan burung puyuh mendapat perhatian besar karena mempunyai beberapa keistimewaan, baik dalam rangka pemerataan pembangunan, memperluas lapangan kerja dan peningkatan pendapatan petani/peternak maupun karena mempunyai beberapa keunggulan teknis. Keunggulan teknis itu meliputi: (1) cepat berproduksi, (2) tidak memerlukan tempat pemeliharaan yang luas, (3) produktivitas telurnya tinggi, (4) hasil telurnya banyak diminati konsumen, dan (5) mutu gizi dan mutu rasanya cukup tinggi sebanding dengan telur ayam. Ukuran telurnya kecil mungil (10 gr/butir) dan mempunyai keunikan dalam penggunaan untuk masakan dan dalam seni penyajian. Telur puyuh banyak dimanfaatkan untuk berbagai masakan seperti sup, isi tahu atau kentang, sambel goreng, rendang telur, dan lainlain. Karena ukurannya yang kecil dan bentuknya yang menarik maka telur puyuh umumnya diolah atau dimasak dalam keadaan utuh tanpa kulit skinless( Elly Listiyowati 2004 ). Telur puyuh mempunyai nilai kandungan gizi yang tinggi, tidak kalah dengan telur unggas lainnya. Selain itu rasanya lezat dan dapat disajikan dalam aneka bentuk dan rasa. Bahkan telur puyuh dapat di percaya memberi kekuatan sehingga sering digunakan sebagai obat kuat dan campuran untuk jamu atau anggur, dilihat dari kandungan protein dan lemaknya dapat dikatakan telur puyuh lebih baik dibandingkan telur unggas lainnya. Sebab telur puyuh menggandung protein yang tinggi tetapi kadar lemaknya rendah. Puyuh juga cepat menghasilkan telur dan produksinya cukup tinggi. Puyuh betina sudah mampu bertelur kurang lebih pada umur 41 hari. Pada masa bertelur dalam satu tahunnya bisa di hasilkan 250 sampai 300 butir telur, yaitu dalam periode bertelur selama 912 bulan. Bobot telur ratarata 10 gram ( Elly Listiyowati 2004 ). Entang Sastraatmaja (1991) menyatakan, apabilapeningkatan produksi yang tidak diikuti dengan sistem pemasaran yang baik maka tidak mungkin akan
4 meningkatkan pendapatan. Oleh sebab itu baik atau buruknya sistem pemasaran sangat menentukan tinggi atau rendahnya pendapatan peternak.pemasaran merupakan salah satu komponen penting bagi usaha ternak, sehingga peternak perlu mengalokasikan biaya produksi seefisien mungkin dan memperoleh keuntungan yang besar.berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, makamasalah yang diajukan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut 1) Bagaimana saluran pemasaran telur puyuh di Kelurahan Cipari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya? 2) Berapa besarnya marjin pemasaran telur puyuhdi Kelurahan Cipari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya? 3) Berapa besarnya bagian harga yang diterima oleh Peternak telur puyuh (farmer s share), persentase biaya dan persentase keuntungan pemasaran telur puyuh?adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut,1) Mengetahui pola dan tingkat saluran pemasaran yang digunakan dalam pemasaran telur puyuh. 2) Mengetahui besarnyamarjin pemasaran telur puyuh. 3) Mengetahui besarnya bagian harga yang diterima oleh peternak (farmer s share), persentase biaya dan persentase keuntungan pemasaran telur puyuh. II. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metodestudi kasus. Menurut Moehar Daniel (2003) studi kasus adalah penelitian yang sifatnya lebih terarah atau terfokus pada sifat tertentu yang tidak berlaku umum, biasanya dibatasi oleh kasus, lokasi, tempat tertentu dan waktu tertentu. Kasus yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah kasus pemasaran telur puyuh darikelurahan Cipari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan daerah tersebut merupakan sentra penghasil telur puyuh. 2.1 Kerangka Analisis Analisis saluran pemasaran diperlukan untuk menelusuri saluran pemasaran telur puyuh dari produsen sampai kekonsumen. Dari saluran pemasaran yang ada dapat digambarkan secara keseluruhan tingkat saluran pemasaran. analisis biaya
5 pemasaran dan margin pemasaran ditingkat lembaga dalam saluran pemasaran digunakan atanalisis biaya dan margin pemasaran (cost margin analysis) yaitu dengan menghitung besarnya biaya, keuntungandan margin pemasaran pada tiap lembaga pemasaran tarapada berbagai saluran pemasaran. 1) Margin Pemasaran Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya selisih harga di tingkat konsumen dengan harga ditingkat produsen dan penyebarannya dimasingmasing pedagang pada setiap jalur pemasarannya. Besar kecilnya margin pemasaran akan mempengaruhi tinggi rendahnya harga komodi tastersebut. Perhitungan margin pemasaran menurut Sudiyono (2004), menggunakan rumus sebagai berikut: M = P r P f Keterangan: M P r P f = margin pemasaran = harga di tingkat konsumen akhir = harga di tingkat produsen M tot = M 1 + M 2 + M 3..+ M 4 2) Biaya, Keuntungan dan Farmer s share Besarnya bagian biaya untuk setiap lembaga pemasaran adalah: SBi Bi Pr Pf 100% adalah: Sedangkan besarnya bagian keuntungan untuk setiap lembaga pemasaran SKi Ki Pr Pf 100% Keterangan:
6 SBi = bagian biaya setiap lembaga pemasaran kei Bi Pr Pf = biaya yang dikeluarkan setiap lembaga pemasaran kei = harga di tingkat pengecer = harga di tingkatpeternak SKi = bagian keuntungan setiap lembaga pemasaran kei Ki = keuntungan yang diperoleh setiap lembaga pemasaran kei Farmer s share adalah bagian dari harga yang diterima oleh peternak dari harga yang dibayar oleh konsumen dalam suatu pemasaran. Perhitungan farmer s share menurut Kohl Richard L dan Joseph N Uhl (2002) menggunakan rumus sebagai berikut: FS = Pf Pr x 100% Keterangan: Fs Pf Pr = bagian yang diterima oleh peternak (farmer s share) = harga di tingkat peternak = harga di tingkat pengecer III. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian KelurahanCipari adalah salah satu Kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya. Kelurahan Cipari terletak sekitar± 2 km dari pemerintah Kecamatan Mangkubumi dan ± 7km dari pemerintah Kota Tasikmalaya. Adapun batasbatas wilayah KelurahanCipari adalah sebagai berikut : 1) Sebelah Utara : Kelurahan Linggajaya Kecamatan Mangkubumi 2) Sebelah Selatan : Kelurahan Karikil Kecamatan Mangkubumi 3) Sebelah Timur : Kelurahan Mangkubumi Kecamatan Mangkubumi 4) Sebelah Barat : Kelurahan Cipawitra Kecamatan Mangkubumi
7 Untuk lebih jelasnya mengenai Daerah Kelurahan Cipari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Saluran Pemasaran Telur Puyuh Saluran pemasaran telur puyuh yang diteliti adalah saluran pemasaran dari Kelurahan Cipari ke pasar Cikurubuk dengan pertimbangan bahwa tujuan pemasaran telur puyuh di Kelurahan Cipari hampir setiap hari melakukan penjualan ke pasar Cikurubuk. Pemasaran telur puyuhyang berasal dari peternak di Kelurahan Cipari sampai kepada konsumen melibatkan beberapa lembaga pemasaran yaitu dua orang pedagang pengumpul,pedagang besar dan pedagang pengecer yang membentuk dua saluran pemasaran, yaitu saluran dua tingkat dan saluran tiga tingkat. Saluran dua tingkat terdiri dari pedagang pengumpul, pedagang pengecer, konsumen akhir sedangkan saluran tiga tingkat terdiri dari pedagang pengumpul, pedagang besar, pedagang pengecer, konsumen akhir. Saluran pemasaran dalam pemasaran telur puyuh darikelurahancipari ke pasar Cikurubuk, yaitu : Peterna puyuh petelur Pedagang pengumpul Pedagang besar Pedagang pengecer Konsumen akhir
8 4.1.1. Saluran Dua Tingkat Saluranduatingkatdimulaidari peternak yang menjual telur puyuh kepedagang pengumpul denganhargarp23.000,00 per kilogram. Hargatersebutsudahditentukan sesuai harga pasar, kemudian pedagang pengumpul menjual telur puyuh kepedagang pengecer di pasarcikurubukdenganhargarp 25.000,00 per kilogram. Dari pedagang pengecer kemudiandijualkepadakonsumen akhir hargajualnyarp 26.000,00 per kilogram. 4.1.2. SaluranTiga Tingkat Salurantigatingkatdimulaidari peternak yang menjual telur puyuh kepadapedagangpengumpuldenganhargarp 23.000,00 per kilogram. Harga yang ditawarkanmemang sama dengan yang berlaku disaluranduatingkat, halinidikarenakanpedagangpengumpulmerundingkankepada peternak terlebihdahulusehingatidakada yang dirugikan. Telur puyuh dari peternak diangkutoleh lembaga yang membeli telur puyuh. Pedagangpengumpulkemudianmenjualkepadapedagangbesar yang berada di PasarCikurubukdenganhargajualRp 25.000,00 per kilogram. Pedagangbesarkemudianmenjual telur puyuh kepedagangpengecer di pasar Cikurubuk dengan hargarp 26.000,00 per kilogram. Kemudian pengecer menjual telur puyuh ke konsumen akhir seharga Rp 27.00,00 4.2. Harga Harga telur puyuh pada umumnya stabil baik itu hari biasa maupun hari raya keagamaan, pengetahuan kondisi pasar dan informasi harga mempengaruhi pelaku pasar baik peternak maupun pedagang perantara untuk mengambil keputusan untuk negosiasi harga telur. Hasil penelitian diketahui bahwa pedagang perantara memiliki pengetahuan tentang kondisi pasar dan informasi harga yang lebih baik daripada peternak, hal ini dikarenakan pedagang perantara bisa berhubungan langsung dengan konsumen dan pedagang lain sehingga dapat mengetahui naik turunnya jumlah permintaan telur di pasar. Misalnya, ketika terjadi kenaikan maka pedagang perantara dapat menaikan harga telur sampai batas daya beli konsumen.
9 Tabel 8.Harga Telur Puyuh per Kilogram Pada MasingMasing Lembaga Pemasaran Dua Tingkat Lembaga Pemasaran Harga Beli Harga Jual (Rp/Kg) (Rp/Kg) Peternak 23.000,00 Pedagang Pengumpul 23.000,00 25.000,00 Pedagang Pengecer 25.000,00 26.000,00 Sumber : Data Primer Diolah, 2015 Tabel 8. Memperlihatkan harga yang diterima oleh pedagang pengumpul dari peternak adalah Rp 23.000,00 per kilogram. Harga jual ditingkat pedagang pengumpul Rp 25.000,00 per kilogram, sedangkan harga jual di tingkat pedagang pengecer adalah Rp 26.000,00 per kilogram. Tabel 9. Harga Telur Puyuh per Kilogram Pada MasingMasing lembaga Pemasaran Tiga Tingkat Lembaga Pemasaran Harga Beli Harga jual (Rp/kg) (Rp/Kg) Peternak 23.000,00 Pedagang Pengumpul 23.000,00 25.000,00 Pedagang Besar 25.000,00 26.000,00 Pedagang Pengecer 26.000,00 27.000,00 Sumber : Data Primer Diolah, 2015 Tabel 9. Memperlihatkan, harga yang diterima oleh pedagang pengumpul dari peternak adalah Rp 23.000,00 per kilogram. Harga jual di pedagang pengumpul adalah Rp 25.000,00 per kilogram, sedangkan harga jual di tingkat pedagang besar Rp 26.000,00 per kilogram, dan harga jual ditingkat pengecer Rp 27.000,00 per kilogram. 4.3. Margin Pemasaran Telur puyuh Margin pemasaran adalah perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima oleh peternak. Margin pemasaran telur puyuh dari Kelurahan Cipari pada setiap saluran pemasaran tersaji pada Tabel 10. Menunjukkan pada lembaga pemasaran yang terlibat saluran dua tingkat yaitu pedagang pengumpul dan pedagang pengecer dengan total margin pemasaran sebesar Rp 3.000,00 per kilogram margin pemasaran yang diterima pedagang pengumpul yaitu Rp. 2.000,00 per kilogram (66,67 persen) dari margin total, pedagang pengecer yaitu Rp 1.000,00 per kilogram ( 33,33persen) dari margin
10 total, Sedangkan Lembaga pemasaran yang terlibat pada saluran tiga tingkat yaitupedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang pengecer dengan total marjin pemasaran sebesar Rp 4.000,00 per kilogram, margin pemasaran yang di terima pedagang pengumpul yaitu Rp 2.000,00 per kilogram (50 persen) dari margin total, pedagang besar yaitu Rp 1.000,00 per kilogram (25 persen) dari margin total,dan pedagang pengecer yaitu Rp 1.000,00 per kilogram. ( 25 persen ) dari margin total. Saluran tiga tingkat merupakan saluran pemasaran dengan total margin terbesar dibanding dengan saluran dua tingkat. Tabel 10. Margin Pemasaran Telur Puyuhpada Setiap Lembaga dan Saluran Pemasaran Telur puyuh Besarnya Marjin Uraian Pemasaran Saluran Saluran Dua Tingkat Tiga Tingkat Rp/kg % Rp/kg % Peternak Harga jual 23.000,00 23.000,00 Pedagang pengumpul Harga beli Harga jual Marjin pemasaran Pedagang besar Harga beli Harga jual Marjin Pemasaran Pedagang Pengecer Harga beli Harga jual Marjin Pemasaran 23.000,00 25.000,00 2.000,00 66.67,00 25.000,00 26.000,00 1.000,00 33.33,00 23.000,00 25.000,00 2.000,00 50,00 25.000,00 26.000,00 1.000,00 25,00 26.000 27.000 1.000 25,00 Marjin Pemasaran Total 3.000,00 100,00 4.000,00 100,00 Sumber : Data Primer Diolah, 2015 4.4. Persentase Biaya Pemasaran Biaya pemasaran telur puyuh dari Kelurahan Cipari yang dikeluarkan oleh setiap lembaga pemasaran berbedabeda.proses pendistribusian komoditas dari peternak ke konsumen akan menimbulkan berbagai resiko bagi lembaga pemasaran. Resiko lembaga pemasaran umumnya dinotasikan dalam biaya pemasaran.
11 Biaya pemasaran dikeluarkan oleh lembaga pemasaran untuk menjalankan fungsi pemasaran. Secara garis besar biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk penyampaian komoditas dari mulai peternak sampai konsumen, diantaranya : biaya penyusutan, biaya pengangkutan,biaya bongkar muat, penyimpanan dan retribusi Abdul Kadir Hamid(1992). Tabel 11. Persentase Biaya Pemasaran pada Setiap Lembaga Pemasaran Telur Puyuh. Uraian Saluran Dua Tingkat (Rp/kg) % Saluran Tiga Tingkat (Rp/kg) % Pedagang pengumpul Tenaga Kerja Transportasi Penyusutan produk Retribusi 833,33 25,00 95,83 66,78 4.16 1,25 4,79 3,33 333,33 25,00 38,33 16,67 1,25 1,42 Sub total I 1.245,94 62,29 621,66 31,08 Pedagang besar Tenaga kerja Transportasi Penyusutan produk Retribusi 166,94 66,78 16,69 6,67 Sub total II 233,72 23,37 Pedagang Pengecer Tenaga kerja Retribusi 416,67 83,68 41,66 8,33 166,94 33,38 16,69 3,33 Sub total III 500,35 50,03 200,32 20,03 Total 1.746,29 58,21 1.055,70 26,39 Sumber : Data Primer Diolah, 2015 4.4.1. Persentase Keuntungan Pemasaran Selain biaya pemasaran faktor lain yang mempengaruhi margin pemasaran adalah keuntungan yang diperoleh masingmasing lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran pemasaran tersebut. Keuntungan merupakan selisih antara margin pemasarandenganbiaya yang dikeluarkanselama proses pemasaran. Besarnyabagiankeuntunganterhadapmarjin total padasetiaplembagapemasaran dan saluran pemasaran telur puyuh di Kelurahan Cipari.
12 Tabel 12. Persentase Keuntungan Pemasaran pada Setiap Lembaga Saluran Pemasaran Telur Puyuh. Saluran Saluran Lembaga Pemasaran Dua Tingkat Tiga Tingkat Rp/kg % Rp/kg % Pedagang pengumpul 1.378,34 34,46 Pedagang besar 754,06 25,14 766,28 19,16 Pedagang pengecer 499,65 16,65 799,68 20,9 Total 1.253,71 41,79 2.944,30 73,61 Sumber: Data Primer Diolah, 2015 4.4.2. Farmer s Share Farmer s share adalah bagian harga yang diterima oleh produsen dari harga yang dibayarkan konsumen akhir dalam suatu sistem pemasaran. Analisis ini membandingkan harga yang diterima oleh peternak dengan harga yang dibayar oleh konsumen akhir pada saluran dua tingkat dan saluran tiga tingkat. Bagian hargayang diterima peternak pada saluran pemasaran telur puyuh dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Farmer s Share pada Saluran Pemasaran Telur Puyuh Uraian Saluran Pemasaran Dua Tingkat Tiga Tingkat Harga jual dari peternak (Rp/kg) 23.000,00 23.000,00 Harga jual dari pedagang pengumpul (Rp/kg) 25.000,00 Harga jual dari pedagang besar (Rp/kg) 25.000,00 26.000,00 Harga jual dari pedagang pengecer (Rp/kg) 26.000,00 27.000,00 Harga di konsumenakhir 26.000,00 27.000,00 Farmer s share 88,4 85,1 Sumber: Data Primer Diolah, 2015 V.KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ut: Berdasarkanhasilanalisisdanpembahasandapatditarikkesimpulansebagaiberik 1) Terdapat dua saluran pemasaran telur puyuh, yaitusaluranpemasaran dua tingkat (Peternak Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer Konsumen)
13 dan saluranpemasaran tiga tingkat (Peternak Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Pedagang Pengecer Konsumen). 2) Margin pemasaran saluran dua tingkat adalah Rp 3.000,00 per kilogram sedangkan pada saluran tiga tingkat yaitu sebesar Rp 4.000,00 per kilogram. 3) Bagianharga yang diterima produsen padasaluran dua tingkat sebesar 88,4 persen dan tiga tingkat 85,1 persen. Persentasebiayapemasaranpada saluran dua tingkat sebesar 58,21 persen dan saluran tiga tingkat sebesar 26,39 persen. Persentase keuntunganpadasaluran dua tingkat sebesar 41,79 persen dan saluran tiga tingkat sebesar 73,61 persen. 5.2. Saran Saran darihasilpenelitiandanpembahasanpemasarantelur puyuh : 1) Peternak diharapkan mampu memilih saluran pemasaran telur puyuh yang paling menguntungkanatau membuat saluran pemasaran baru, sehingga peternak dapat memperoleh bagian harga yang lebih tinggi dalam sistem pemasaran telur puyuh. 2) Peternak jugadiharapkanlebihaktiflagidalammencariinformasimengenaihargadanpasar telur puyuh agar mempunyai kekuatan dalam posisi tawar menawar harga.
14 DAFTAR PUSTAKA Anjayani dan Hektarryanto, 2009.Geografi untuk kelas X SMA/MA Jakarta. Pusat Pembukuan, Depdiknas BasuSwastha. 1979. SaluranPemasaran. EdisiPertama. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta. Entang Sastraatmadja. 1991. EkonomiPertanian Indonesia. Angkasa. Bandung. Hamid, Abdul Kadir. 1992. PerjanjianBukudalamPraktek Perusahaan Perdagangan. Citra Aditya Bakti. Bandung. Irawan, B. Nurmanaf, R. Hastuti,E.L. Muslim, C. Supriatna, Y. Darwis,V. 2001. KebijaksanaanPengembanganAgribisnisKomoditasUnggulanHortikultura. PusatPenelitiandanPengembanganSosialEkonomiPertanian. BadanPenelitiandanPengembanganPertanian. Bogor. Kohls Richard L dan Joseph N Uhl. 2002. Marketing of Agricultural Product. Prentice Hall. New Jersey. Kotler, Philip dan Armstrong, Gary.1990. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian. Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta. Limbong WH dansitorus P. 1987.PengantarTataniagaPertanianJurusanSosialEkonomiPertanian. InstitutPertanian Bogor (IPB). Bogor. Listiyowati, Elly dan Kinanti Roospitasari. 2004. Puyuh Tata Laksana Budi DayaSecaraKomersil.Penebar Swadaya. Jakarta. Moehar Daniel. 2003. MetodePenelitianSosialEkonomi. PT BumiAksara. Jakarta. Monografi Kelurahan Cipari. 2015. Mubyarto. 1989.Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi ke tiga. LP3ES. Jakarta. Rusli, Said. 1984. PengantarIlmuKependudukan. LP3ES. Jakarta Soekartawi. 2005. AgribisnisTeoridanAplikasi. EdisiPertama. PT Raja GrafindoPersada. Jakarta. Sudiyono. 2004. PemasaranPertanian. UniversitasMuhammadiyah Malang. Malang. Winardi. 2001.Aspek aspekbauranpemasaran. MandarMaju : Bandung.