APLIKASI TEKNOLOGI NANO DALAM SISTEM AERASI PADA PENDEDERAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO)

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBERIAN MOLASE PADA APLIKASI PROBIOTIK TERHADAP KUALITAS AIR, PERTUMBUHAN DAN TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio)

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

Angki Ismayadi, Rosmawati, Mulyana Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda Bogor

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

BAB III BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DA PEMBAHASA

BAB III BAHAN DAN METODE

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

INFLUENCES OF Azolla sp. DENSITY TO WATER QUALITY PARAMETERS AND GROWTH OF AFRICAN CATFISH (Clarias gariepinus) IN WATER CLOSED SYSTEM ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Laju Pertumbuhan Spesifik Benih Ikan Mas (SGR)

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: 1-6 ISSN :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. BAHAN DAN METODE

PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

GROWTH AND SURVIVAL RATE OF COMMON CARP (Cyprinus carpio L) WITH DIFFERENT BIOFILTER COMBINATION IN RECIRCULATION AQUAPONIC SYSTEM

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

ke dalam bak filter. Berdasarkan Anonim (2011 ) waktu tinggal dapat dihitung dengan rumus :

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Patin Siam

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN MASKOKI (Carassius auratus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM RESIRKULASI

Tingkat Kelangsungan Hidup

Pengaruh Ketinggian Air yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelangsungan Hidup Ikan Nila Nirwana Selama Masa Pemeliharaan Perlakuan Kelangsungan Hidup (%)

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus gouramy Lac. UKURAN 2 CM

BAB III BAHAN DAN METODE

PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding Rate YANG BERBEDA

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

Pengaruh Pemotongan Sirip Terhadap Pertumbuhan Panjang Tubuh Ikan Mas (Cyprinus carpio L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Juli 2013

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN ABSTRAK

282 Jurnal Perikanan (J. FISH. Sci) X (2) : ISSN:

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

Parameter Satuan Alat Sumber Fisika : Suhu

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

PENGARUH KETINGGIAN AIR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUPBENIH IKAN LELE SANGKURIANG

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(2) : (2016) ISSN :

ZIRAA AH, Volume 42 Nomor 2, Juni 2017 Halaman e - ISSN

Pengaruh Fluktuasi Suhu Air Terhadap Daya Tetas Telur dan Kelulushidupan Larva Gurami (Osphronemus goramy)

PENOKOLAN UDANG WINDU, Penaeus monodon Fab. DALAM HAPA PADA TAMBAK INTENSIF DENGAN PADAT TEBAR BERBEDA

INOVASI TEKNOLOGI PADAT TEBAR AWAL TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH PATIN HIBRID PASUPATI DALAM SISTEM RESIRKULASI.

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGARUH FOTOPERIODE TERHADAP PERTUMBUHAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

PENGARUH DOSIS PAKAN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS Cyprinus carpio DAN IKAN BAUNG Macrones sp DENGAN SISTEM CAGE-CUM-CAGE

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Yunus Ayer*, Joppy Mudeng**, Hengky Sinjal**

Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan Otohime terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

Enlargement of Selais (Ompok hypopthalmus) With fish meal Containing Thyroxine (T 4 ) Hormone

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER

BAB III BAHAN DAN METODE

RINGKASAN LAPORAN KEAHLIAN TEKNIK PEMBESARAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI BAK TERPAL BAPPL STP SERANG, BANTEN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PADAT TEBAR BERBEDA TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELAN (Osteochilus pleurotaenia)

Effect of Rearing Density on Growth and Survival Rate of Balashark (Balantiocheilus melanopterus Blkr.) Fry at Recirculation Culture System

Transkripsi:

Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No.2 /Desember 2016 (29-34) APLIKASI TEKNOLOGI NANO DALAM SISTEM AERASI PADA PENDEDERAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) Application of Nano Technology in Aeration Systems on Fish Nursery of Common Carp (Cyprinus carpio). Wildan Nururfan Aghnia, Ayi Yustiati, dan Rosidah Universitas Padjadjaran Abstrak Penelitian ini dilakukan di PT. Iwatech, Bandung, Jawa Barat. Pelaksanaannya dimulai dari tanggal 13 Maret 2016 sampai dengan 23 April 2016. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sistem aerasi optimum untuk pertumbuhan ikan pada kegiatan pendederan benih ikan mas (Cyprinus carpio). Penelitian ini terdiri dari perlakuan jenis aerasi: kontrol (A), keramik (B), dan nano (C). Bak pemeliharaan yang digunakan untuk pemeliharaan benih berkapasitas 250 L yang diisi air sebanyak 200 L. Ikan uji adalah benih ikan mas dengan rata-rata bobot awal 1,45±0,03 gr. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga perlakuan dan lima ulangan. Parameter yang diamati adalah laju pertumbuhan bobot harian, kelangsungan hidup, dan kualitas air. Jenis aerasi nano merupakan jenis aerasi yang memberikan pertumbuhan optimum untuk kegiatan pendederan benih ikan mas, ditunjukkan oleh laju pertumbuhan bobot harian dan kelangsungan hidup tertinggi yaitu 2,59% dan 76,5%. Kata kunci : Cyprinus carpio, Teknologi Nano, Kelangsungan Hidup, Pertumbuhan. Abstract This research was conducted at PT. Iwatech, Bandung, West Java. This study was conducted on 13 March 2016 to 23 April 2016. The purpose of this research was to determine the optimum aeration system for growth of fish in nursery activities of common carp (Cyprinus carpio). This research consisted of aeration system treatment: control (A), ceramic (B), and nano (C). Capacity of rearing unit was 250 L and all of rearing unit was filled with 200 L of water. Common carp with the initial average of body weight of 1,45±0,03 gr were used. Experimental design used was Randomized Block Design (RBD) with three treatments and five replication. Parameter measured were daily weight growth rate, survival rate, and water quality. The optimum aeration system for juvenile common carp was nano aeration showed by the highest daily weight growth rate 2,59% and survival rate 76,5%. Keywords : Cyprinus carpio, Nano Technology, Survival Rate, Growth. 29

Wildan Nururfan : Aplikasi Teknologi Nano Dalam Sistem Aerasi... Pendahuluan Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang populer sebagai ikan konsumsi di Indonesia. Permintaan akan ikan mas dari tahun ke tahun cenderung terus meningkat. Namun belum dapat diimbangi dengan kenaikan rata-rata produksi ikan mas yang hanya sekitar 7,09 % pertahun (DITJEN Perikanan Budidaya, 2013). Salah satu masalah yang menyebabkan rendahnya produksi ikan mas yaitu belum terpenuhinya kebutuhan benih dari segi kuantitas maupun kualitas. Untuk mencapai produksi optimum, pemeliharaan ikan mas secara intensif harus diterapkan. Tingkat keberhasilan budidaya secara intensif sangat dipengaruhi oleh kemampuan pembudidaya untuk mengatasi kualitas air, salah satunya adalah penurunan oksigen terlarut. Oksigen terlarut merupakan faktor pembatas utama dalam sistem budidaya intensif. Kekurangan oksigen dapat membahayakan hewan air karena dapat menyebabkan stress, mudah tertular penyakit, menghambat pertumbuhan bahkan dapat menyebabkan kematian sehingga dapat menurunkan produktivitas (Kordi & Tacung, 2007 dalam Bahri et al., 2014). Pada sistem budidaya intensif, kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi hanya dengan difusi alami. Maka dari itu sistem aerasi buatan mutlak diperlukan (Shiyang et al., 2013). Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa penambahan aerasi pada lingkungan media pemeliharaan diduga dapat meningkatkan produktivitas ikan budidaya. Namun kajian mengenai pengaruh aerasi nano terhadap pertumbuhan dan sintasan belum dilakukan pada pendederan ikan mas. Oleh sebab itu diperlukan sistem aerasi optimal yang berpengaruh terhadap performa pertmbuhan dan sintasan benih ikan mas. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 3 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan yang akan diuji adalah pengaruh perbedaan sistem aerasi meliputi kontrol, keramik, dan nano terhadap laju pertumbuhan bobot harian dan tingkat kelangsungan hidup benih ikan mas. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada tanggal 25 Januari 2016 sampai dengan 30 Januari 2016, sedangkan penelitian utama dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2016 hingga 23 April 2016. Prosedur penelitian dimulai dari persiapan wadah yang merupakan bak dengan volume 200 L dan sistem aerasi. Padat tebar ikan uji di setiap wadah sebanyak 200 ekor. Ikan mas dipelihara selama 40 hari. Selama pemeliharaan ikan diberikan pakan buatan dengan ukuran 1 mm. Pakan diberikan sebanyak tiga kali sehari, yaitu pukul 07.00 WIB, 13.00 WIB, dan pukul 17.00 WIB. Pemberian pakan 3% dari total bobot biomassa ikan dengan penyesuaian bobot pakan setiap 10 hari. Parameter yang diamati meliputi laju pertumbuhan bobot harian dan tingkat kelangsungan hidup. Pengambilan sampel untuk pengukuran laju pertumbuhan bobot harian dilakukan pada hari ke-0, 10, 20, 30, dan 40. Pengamatan kelangsungan hidup ikan dilakukan setiap hari selama 40 hari, ikan yang mati dicatat jumlahnya dan diambil dari wadah pemeliharaan. Pengamatan kualitas air seperti oksigen terlarut, suhu, ph, dan ammonia sebagai data penunjang dilakukan setiap hari selama penelitian. Data parameter laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup dianalisis menggunakan analisis keragaman dengan uji F untuk mengetahui pengaruh dari setiap perlakuan, kemudian untuk melihat perbedaan antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan dengan taraf kepercayaan 95 % (Gasperz, 1991). Sedangkan data kualitas air meliputi oksigen terlarut, suhu, ph, dan ammonia dianalisis secara deskriptif. Hasil dan Pembahasan Laju Pertumbuha Ikan Mas Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan uji yang dipelihara pada bak yang diberi aerasi nano tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan ikan uji yang dipelihara pada perlakuan aerasi keramik dan kontrol. Pada akhir periode pemeliharaan (40 hari) bobot ikan pada perlakuan C (aerasi nano) memiliki bobot ratarata sebesar 4,07 gram atau pertambahan bobot tubuh ikan mencapai 183%, sedangkan pada perlakuan B (aerasi keramik) dan perlakuan A (kontrol) hanya mencapai masing-masing 2,80 gram dan 2,09 gram atau bertambah sebesar 30

Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No.2 /Desember 2016 (29-34) 94,4% dan 44%. Gambar 1 memperlihatkan grafik pertambahan bobot ikan uji selama 40 hari pemeliharaan. Gambar 1. Bobot benih ikan mas setiap perlakuan Gambar 1 memperlihatkan bahwa pertambahan bobot ikan uji yang dipelihara pada perlakuan aerasi nano lebih besar dibandingkan aerasi keramik dan kontrol. Rendahnya pertumbuhan pada seluruh perlakuan terjadi karena pada awal periode penelitian ikan berada pada tahap aklimatisasi. Namun pada perlakuan aerasi nano, ikan uji melalui tahap aklimatisasi lebih baik, hal tersebut dikarenakan kondisi oksigen terlarut yang mendekati saturasi dapat menjaga kesehatan dan kondisi fisiologis ikan pada kondisi yang optimum (Mallya, 2007). Perbedaan jenis aerasi pada media pemeliharaan memberikan dampak terhadap laju pertumbuhan bobot harian pada benih ikan mas (Gambar 2). Laju pertumbuhan bobot harian tertinggi diperoleh pada perlakuan C (aerasi nano) yaitu 2,59%, dan terendah pada perlakuan A (kontrol) yaitu 0,91%. Sedangkan pada perlakuan B (aerasi keramik) adalah 1,66% (Tabel 1). Laju pertumbuhan bobot harian yang tinggi pada perlakuan C (Aerasi nano), menunjukkan bahwa jenis aerasi memberikan laju pertumbuhan bobot harian terbaik pada benih ikan mas. Hal ini diduga karena kertersediaan oksigen terlarut yang cukup tinggi dan cenderung stabil pada media pemeliharaan (Gambar 2). Gambar 2. Bobot akhir ikan pada perlakuan (a) kontrol, (b) aerasi keramik, dan (c) aerasi nano pada akhir periode pemeliharaan Berdasarkan hasil pengamatan yang telah ditampilkan pada Gambar 5 dan Gambar 6, maka pengaruh penggunaan jenis aerasi dianalisis dengan uji sidik ragam (uji F) pada selang uji 5%. Hasil analisis uji F penggunaan jenis aerasi yang berbeda memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laju pertumbuhan bobot harian yang ditunjukkan oleh nilai Fhit > nilai Ftab. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan uji lanjutan dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95% yang menunjukkan adanya perbedaan 31

Wildan Nururfan : Aplikasi Teknologi Nano Dalam Sistem Aerasi... yang signifikan dalam setiap perlakuan yang diberikan. Tabel 1. Laju Pertumbuhan Bobot Harian Benih Ikan Mas pada Perlakuan Berbeda No. Jenis Aerasi Nilai Rata-rata LPBH 1. Kontrol 0,91% ± 0,08 a 2. Keramik 1,66% ± 0,07 b 3. Nano 2,59% ± 0,17 c Keterangan : Nilai yang diikuti notasi huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (p>0,05) Gambar 3. Laju pertumbuhan harian benih ikan mas pada setiap perlakua Ikan pada perlakuan aerasi nano memiliki waktu pemeliharaan yang lebih singkat dan ukuran panen yang lebih besar, hal tersebut tentu sangat menguntungkan secara ekonomis bagi pembudidaya. Pertumbuhan bobot harian yang lebih rendah pada perlakuan kontrol dan keramik dikarenakan ketersediaan oksigen terlarut yang tidak setinggi perlakuan nano sehingga mempengaruhi laju metabolisme ikan. Pada kondisi oksigen terlarut rendah, respirasi dan nafsu makan ikan akan berkurang. Sehingga mengakibatkan lambatnya laju pertumbuhan dan ikan lebih mudah terserang penyakit. Selain itu, ikan tidak dapat melakukan asimilasi pada pakan yang dikomsumsi pada saat kondisi oksigen terlarut rendah (Mallya, 2007). Kelangsungan Hidup Ikan Mas Pada penelitian yang dilaksanakan selama 40 hari pemeliharaan, terjadi kematian yang relatif cukup tinggi pada seluruh perlakuan (Gambar 8). Analisis statistik tingkat kelangsungan hidup ikan uji setiap perlakuan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Mas pada Perlakuan Berbeda No. Jenis Aerasi Nilai Rata-rata KH 1. Kontrol 65,1% ± 1,92 a 2. Keramik 74,8% ± 1,15 b 3. Nano 76,5% ± 1,46 b Keterangan : Nilai yang diikuti notasi huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (p>0,05) 32

Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No.2 /Desember 2016 (29-34) Kelangsungan hidup tertinggi sebesar 76,5% pada perlakuan aerasi nano, diikuti oleh perlakuan aerasi keramik sebesar 74,8%, dan perlakuan kontrol sebesar 65,1%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perlakuan aerasi keramik dan aerasi nano tidak berbeda nyata (p>0,05), namun berbeda nyata (p<0,05) dengan perlakuan kontrol (Gambar 4). Gambar 4. Kelangsungan hidup benih ikan mas setiap perlakuan Tingkat kematian yang tinggi diduga karena proses aklimatisasi tidak berjalan dengan baik. Tingkat stress dapat sangat mempengaruhi sistem imunitas ikan (Collins et al., 1976 dalam Noga, 2010). Menurut Noga (2010), aklimatisasi adalah bentuk penyesuaian fisiologis sebuah organisme pada lingkungan baru. Proses aklimatisasi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan ikan. Proses penanganan dan transportasi serta perbedaan kondisi lingkungan baru dapat menyebabkan gagalnya aklimatisasi yang dapat mengakibatkan stress (Wendelaar dalam Noga, 2010). Kebanyakan penyakit infeksius seperti bakteri Aeromonas hydrophila, dan parasit Trichodina dapat dengan mudah menginfeksi ikan dalam keadaan stress. Parameter Kualitas Air Hasil Pengukuran parameter kualitas air pada media pemeliharaan benih ikan mas dengan perlakuan tanpa aerasi (kontrol), aerasi keramik, dan aerasi nano selama pemeliharaan 40 hari tersaji pada Tabel 3. Tabel 3. Kisaran Nilai Kualitas Air selama Pemeliharaan Benih Ikan Mas Parameter Perlakuan Kontrol Keramik Nano Standar Oksigen Terlarut 5-7 3,85-4,16 6,11-6,42 7,56-7,76 (mg/l) (Khairuman, 2002) Suhu ( C) 23,28-24,23 23,68-24,23 23,20-25-30 24,25 (Narantaka, 2012) ph 6,65-7,24 6,65-7,22 6,65-7,20 6-9 (Gunadi et al., 2002) Ammonia (mg/l) 0,0-0,01 0,0-0,01 0,0-0,01 < 0,016 (Gunadi et al., 2002) Pada penelitian yang dilakukan aerator nano dapat memberikan kelarutan oksigen yang lebih tinggi yaitu rata-rata sebesar 7,8 mg/l dibandingkan perlakuan aerator keramik dan kontrol berturut-turut sebesar 6,21 mg/l dan 3,9 mg/l. Hasil pengukuran terhadap suhu air selama penelitian berlangsung menunjukkan kisaran suhu sekitar 23,20 C-24,25 C. Narantaka (2012) menyatakan bahwa suhu optimum untuk pertumbuhan ikan mas berada pada kisaran 25 C- 30 C. Hasil pengukuran ph pada semua 33

Wildan Nururfan : Aplikasi Teknologi Nano Dalam Sistem Aerasi... perlakuan diperoleh nilai ph sebesar 6,5-7. Gunadi et al., (2002) menyatakan bahwa kisaran ph yang baik untuk pertumbuhan ikan mas yaitu pada kisaran 6-9. Nilai ammonia pada media pemeliharaan didapatkan kisaran nilai sebesar 0,0- Analisis Ekonomi 0,01 mg/l. Kandungan ammonia pada media pemeliharaan masih cukup baik, seperti yang dikemukakan oleh Gunadi et al., (2002) bahwa kisaran nilai ammonia yang baik untuk ikan mas tidak lebih dari 0,016 mg/l. Perhitungan analisis ekonomi pendederan benih ikan mas dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Perhitungan analisis ekonomi pendederan benih ikan mas Komponen A (Kontrol) B (Keramik) C (Nano) Biaya Investasi (Rp) 15.000.000 37.250.000 41.000.000 Biaya Tetap (Rp) 166.667 644.289 785.956 Biaya Variabel (Rp) 9.920.000 9.920.000 9.920.000 Biaya Produksi (Rp) 15.046.667 15.524.289 15.665.956 Pendapatan (Rp) 15.102.549 23.247.840 34.560.405 BEP (Rp) 36.863 24.708 16.772 R/C ratio 1,0 1,52 2,2 Berdasarkan hasil perhitungan R/C maka usaha pendederan ikan mas menggunakan aerator nano dinyatakan layak karena nilai R/C lebih besar dari 1 yaitu 2,2. Nilai ini bermakna bahwa setiap biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp1.000,00 maka akan diperoleh pendapatan sebesar Rp2.200,00. Penjualan benih ikan mas akan mencapai titik impas (BEP) jika benih dijual dengan harga Rp16.772,00/kg. Berdasarkan semua kriteria investasi seperti R/C, Payback period, dan BEP maka dapat dikatakan bahwa usaha pendederan ikan mas secara ekonomi layak untuk dikembangkan Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan aerator nano merupakan jenis aerator terbaik, ditunjukkan oleh laju pertumbuhan bobot harian tertinggi sebesar 2,59% dan kelangsungan hidup mencapai 76,5 %. Saran Melihat laju pertumbuhan bobot dan kelangsungan hidup yang baik dengan menggunakan aerator nano serta untuk mengimbangi biaya investasi dan operasional yang cukup tinggi, perlu dilakukan penelitian selanjutnya menggunakan jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis. Daftar Pustaka Bahri, S., W. Hermawan, dan M.Z. Yunior. 2014, Perkembangan Desain dan Kinerja Aerator Tipe Kincir. Jurnal Keteknikan Pertanian. Vol.2, No.1. Gunadi, B., D. Sudenda, dan A. Khairuman. 2002. Budi Daya Ikan Mas secara Intensif. Agro Media Pustaka. Jakarta. Mallya, Y.J. 2007. The Effects of Dissolved Oxygen on Fish Growth in Aquaculture. Ministry of Natural Resources and Tourism. Tanzania. Narantaka, A.M.M. 2012. Pembenihan Ikan Mas. Javalitera. Jogjakarta. Noga, E. J. 2010. Fish Disease: Diagnosis and Treatment, Second Edition. Wiley-Blackwell Publication. Shiyang, Z., L. Gu, T. Ling, dan L. Xiaoli. 2013. Impact of Different Aeration Approaches on Dissolved Oxygen for Intensive Culture Ponds. Transaction of the Chinese Society of Agricultural Engineering. Vol. 29, Hlm. 169. 34