BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan selalu berorientasi pada pencapaian tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah pencapaian laba dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi yang dimilikinya. Tujuan tersebut dapat dituangkan di dalam perencanaan dalam bentuk anggaran dan harus dianalisis apakah dapat dicapai dengan hasil guna dan berdaya guna (Supriyono, 1993:4), agar tujuan tersebut dapat terwujud di dalam suatu perusahaan, dibutuhkan suatu manajemen yang baik, sehingga target yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal. Ukuran yang sering dipakai untuk menilai sukses tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh di perusahaan (Mulyadi, 2001:467). Laba dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor, yaitu harga jual produk, biaya, dan volume penjualan, ketiga faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang direncanakan, harga jual akan mempengaruhi volume penjualan dan langsung mempengaruhi volume produksi, dan volume produksi akan mempengaruhi biaya. Pencapaian laba yang optimal memerlukan usaha yang cukup serius. Para pimpinan perusahaan dituntut dapat mengendalikan berbagai biaya yang harus dikeluarkan dengan meningkatkan fungsi pengendalian pada berbagai tingkat aktifitas perusahaan, selain itu untuk memperoleh laba yang optimal perlu disusun suatu perencanaan sebagai pedoman pelaksanaan aktifitas perusahaan untuk 1
mencapai tujuan perusahaan pada periode yang akan datang, oleh karena itu manajemen puncak dituntut untuk menerapkan strategi dan langkah yang tepat dengan perencanaan dan pengendalian yang efektif, sehingga sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai. Pengendalian dan perencanaan merupakan bagian dari fungsi-fungsi dasar manajemen yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Perencanaan mencakup sasaran yang akan dicapai perusahaan disertai dengan alternatif-alternatif yang mungkin digunakan dalam mewujudkannya, sedangkan pengendalian merupakan upaya untuk mewujudkan rencana yang meliputi usaha-usaha untuk mengukur dan menilai kinerja yang dilakukan oleh setiap bagian dalam organisasi dalam mencapai tujuan usaha. Salah satu alat perencanaan yang sekaligus dapat digunakan sebagai alat pengendalian adalah anggaran. Anggaran yang diperlukan bagi perusahaan memiliki kemampuan dapat memperkirakan kondisi yang akan terjadi di masa yang akan datang. Anggaran dinyatakan dalam bentuk angka-angka terutama dalam bentuk perhitungan keuangan, dengan harapan agar hasil kegiatan suatu periode tertentu dapat diperoleh pada waktu yang akan datang. Adanya anggaran membuat setiap manajer yang mengepalai pusat pertanggungjawaban mempunyai landasan kerja yang pasti dan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam merealisasikan secara terperinci, terpadu, dan bersifat fleksibel serta didukung oleh pimpinan, pelaksana, serta para karyawan perusahaan. Berdasarkan cara penyusunannya, anggaran dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu anggaran statis (fixed budget) dan anggaran fleksibel (flexible 2
budget). Anggaran statis adalah anggaran yang dibuat hanya untuk satu tingkat aktifitas atau satu tingkat volume penjualan saja. Anggaran fleksibel adalah anggaran yang disusun secara berderet yang merupakan perbandingan antara beberapa tingkat volume kapasitas. Anggaran ini digolongkan ke dalam anggaran biaya tetap dan anggaran biaya variabel. Penggolongan biaya berdasarkan perilaku atau variabilitas biaya merupakan faktor yang sangat penting dalam menaksir biaya masa depan dan manfaat untuk perencanaan biaya. Penggunaan anggaran fleksibel lebih baik jika dibandingkan dengan anggaran statis, karena keunggulan anggaran fleksibel dapat digunakan sebagai alat perencanaan laba yang lebih baik dan dapat digunakan untuk menganalisis penyimpangan biaya yang lebih baik. Anggaran fleksibel akan memungkinkan pihak manajemen untuk menyusun anggaran pada tingkat aktifitas yang mungkin dicapai oleh perusahaan, sehingga apabila terjadi penyimpangan antara realisasi dengan anggaran, pihak manajemen dapat melakukan analisis yang lebih cermat. Disamping keunggulannya, terdapat juga kelemahan dari anggaran fleksibel, yaitu dalam penyusunannya memerlukan dana yang lebih banyak dan relatif lebih sulit karena harus memisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel. Di dalam penyusunan anggaran fleksibel, pihak manajemen harus dapat menggolongkan semua biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Penggolongan biaya berdasarkan perilaku dan variabilitas biaya merupakan faktor yang sangat penting di dalam menaksir biaya masa depan dan bisa bermanfaat untuk perencanaan biaya, pembuatan keputusan manajemen, dan mengukur prestasi manajemen. Kegunaan dari anggaran fleksibel adalah untuk mengetahui 3
dengan lebih tepat dan cepat perkiraan perubahan pendapatan biaya yang akan dikeluarkan apabila terjadi perubahan volume kegiatan atau kapasitas serta dapat diketahui faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan (perbedaan) realisasi kerja terhadap rencana yang telah digariskan. Villa Uma Sapna merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa perhotelan yang menyediakan fasilitas penginapan, makan, minum, serta jasa penunjang lainnya. Jasa penginapan merupakan pusat laba dari semua jasa yang disediakan, sehingga prestasi manajemen pada departemen ini dinilai berdasarkan kemampuannya dalam merealisasikan anggaran pendapatan dan mengendalikan beban untuk memperoleh laba maksimum sehingga dapat memberikan kontribusi yang besar dan baik di dalam menilai kinerja secara keseluruhan. Perusahaan selama ini telah menyusun anggaran sebagai bagian dari perencanaan tahunannya. Dalam menyusun anggarannya selama ini di Villa Uma Sapna masih menggunakan anggaran statis, padahal kegiatan yang dijalankan oleh Villa Uma Sapna bersifat fluktuatif, dimana aktifitas penjualan jasa penginapan masih sangat tergantung pada musim kedatangan wisatawan sehingga jumlah penjualan kamar tidak dapat diperkirakan secara pasti. Berikut Tabel 1.1 berisi anggaran laba rugi serta realisasinya pada Villa Uma Sapna tahun 2007. 4
Sumber data : Villa Uma Sapna, 2008 Tabel 1.1 Laba/Rugi Villa Uma Sapna Tahun 2007 Description Budget Realisasi Revenue Major Dept 3.435.973.630 3.174.821.020 Minor Dept Food & Beverage In House 137.438.945 109.644.558 Telephone 17.179.868 10.191.655 Laundry 34.359.736 12.108.915 SPA 178.102.829 171.715.949 Outsource 68.719.473 61.467.250 Car Rental 66.565.712 91.660.000 Others - 60.070.790 Subtotal 502.366.563 516.859.117 Total Revenue 3.938.340.194 3.691.680.137 Cost of Sales Major Dept 922.812.951 821.604.901 Minor Dept Food & Beverage In House 54.975.578 28.956.121 Telephone 4.294.967 3.635.000 Laundry 12.025.908 4.819.550 SPA 62.335.990 17.523.005 Outsource 41.231.684 50.923.200 Car & Bike Rental 26.626.285 29.101.500 Listrik 383.629.370 383.629.370 Total Cost Of Sales 1.507.932.732 1.340.192.647 Gross Profit 2.430.407.461 2.351.487.490 Expenses Personel expenses 447.194.003 352.926.693 Office & utilities exp 78.766.804 25.328.905 Transportation 118.150.206 92.433.258 Travel & Entertainment 78.766.804 37.300.079 Marketing 128.692.329 253.166.426 Professional Service 78.766.804 45.207.962 Office & Stationary 78.766.804 38.740.295 Miscelenous 39.383.402 77.447.902 Subtotal 1.048.487.155 922.551.520 EBITDA 1.381.920.306 1.428.935.970 Amortization & Depreciation Land 103.251.945 88.675.200 Buiding 202.378.368 173.807.304 FA Office 41.813.964 36.587.039 Furniture & Antiques 83.091.757 72.573.011 Electrical Appliance 65.420.746 57.697.362 Kitchen & Tablewear 21.831.370 21.448.825 FA-Others 32.646.259 48.265.726 Vehicle 34.567.632 29.687.496 Sub Total 585.002.041 528.741.962 EBIT 796.918.265 900.194.008 5
Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan bahwa tingkat perbandingan antara hasil aktual dengan anggaran yang direncanakan terdapat selisih. Penggunaan anggaran statis menyajikan rencana pendapatan dan rencana beban dalam suatu tingkat aktifitas yang berbeda dengan realisasi, apabila perusahaan dapat meramalkan aktifitasnya secara tepat maka penyusunan dan penerapan anggaran statis sudah cukup memadai, namun aktifitas perusahaan cenderung dinamis dan ada faktor-faktor diluar kendali manajemen yang mempengaruhinya. Pada setiap akhir periode anggaran, pelaksanaan (aktual) akan dibandingkan dengan anggaran yang telah ditetapkan, apabila pelaksanaannya berbeda dengan anggaran, maka akan timbul selisih. Penilaian kinerja akan sulit dilakukan dengan anggaran statis sebab manajemen tidak dapat mengetahui akibat perubahan tersebut terhadap pendapatan dan beban dalam perusahaan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, yang menjadi pokok permasalahan adalah "Bagaimana penerapan anggaran fleksibel sebagai alat pengendalian biaya dan perencanaan laba pada Villa Uma Sapna, Seminyak Bali?" 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan anggaran fleksibel sebagai alat pengendalian biaya dan perencanaan laba pada Villa Uma Sapna, Seminyak Bali. 6
1.3 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.Bagi Khasanah Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta mengetahui bagaimana aplikasi teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah dalam kondisi sebenarnya di dalam memecahkan permasalahan yang ada khususnya dalam penerapan anggaran fleksibel di lapangan. 2.Bagi Penyelesaian Operasional dan Kebijaksanaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran pada Villa Uma Sapna di Seminyak, Bali yang dapat dijadikan sebagai salah satu alat pertimbangan bagi pihak manajemen yang selama ini menggunakan anggaran statis untuk kemudian menggunakan anggaran fleksibel yang ternyata memiliki lebih banyak keunggulan dibandingkan anggaran statis bagi perusahaan yang aktifitasnya cenderung dinamis seperti Villa Uma Sapna. 1.4 Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan Bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Kajian Pustaka Bab ini menyajikan kajian pustaka yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas, yaitu pengertian anggaran dan karakteristik anggaran, syarat-syarat dan jenis anggaran, fungsi anggaran, tujuan 7
penyusunan anggaran, faktor faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran, manfaat dan kelemahan anggaran, langkah-langkah penyusunan anggaran, prinsip dan prosedur penyusunan anggaran, anggaran statis, anggaran fleksibel, penggolongan biaya, perencanaan laba, teknik analisis perencanaan laba yang akan berguna sebagai dasar pembahasan nantinya, dan penelitian sebelumnya. BAB III : Metode Penelitian Bab ini akan diuraikan mengenai cara pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian, baik mengumpulkan data maupun dalam menganalisis data. Bab ini terdiri dari lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV : Hasil dan Pembahasan Bab ini menguraikan mengenai sejarah singkat Villa Uma Sapna, aktifitas usaha perusahaan, struktur organisasi, prosedur penyusunan anggaran, penyusunan anggaran pendapatan dan biaya operasional departemen kamar, mengubah anggaran statis menjadi anggaran fleksibel, anggaran fleksibel untuk pengendalian manajemen, dan faktor-faktor penyebab terjadinya selisih (varian). BAB V : Simpulan dan Saran Bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari permasalahan yang dibahas dan saran. 8