Swara Bhumi. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2017, Hal PERKEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN TULANGAN KAITANNYA DENGAN AKTIFNYA KEMBALI STASIUN TULANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang. memegang peranan penting dalam sektor perhubungan terutama guna

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Geografi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

BAB I Pendahuluan I-1

ANALISIS DISTRIBUSI PENDAPATAN PADA WARGA RT.006 RW.024 LINGKUNGAN KEBON DALEM KELURAHAN KEPATIHAN KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER

EVALUASI PENEMPATAN LOKASI POS PEMADAM KEBAKARAN DI KOTA SEMARANG

REDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK

ALOKASI WAKTU SELEKSI PETUGAS TAHAP II

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. memuat arah kebijakan pembangunan daerah (regional development policies)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG TAHUN 2004 DAN TAHUN 2011

ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

KINERJA INFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS PADA PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI WILAYAH KECAMATAN MAIWA KABUPATEN ENREKANG

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

METODE PENDEKATAN GEOGRAFI

Sistem Transportasi Adi d pan ang 11

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek. Perkembangan kota tergantung dari lokasi, kepadatan kota, dan berkaitan

ABSTRAK ANALISIS KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI PAPUA

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

TINGKAT KREATIVITAS GURU DALAM MENYIKAPI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO

SKRIPSI Oleh : Aisa Mayang Purnamasari K

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan

BAB I PENDAHULUAN. pemicu munculnya permasalahan lingkungan baik biotik, sosial, kultural,

BAB I PENDAHULUAN. murah, aman dan nyaman. Sebagian besar masalah transportasi yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. bagi suatu negara, termasuk Indonesia. Dampak peningkatan jumlah penduduk

Analisis Ketersediaan Dan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Pada Kawasan Pusat Pelayanan Kota (Studi Kasus Kecamatan Palu Timur, Kota Palu)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) ANALISIS SPASIAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN BREBES BAGIAN TENGAH

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH

ANALISIS SEBARAN SMP/SEDERAJAT DI KECAMATAN SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (JURNAL)

PEMODELAN SPASIAL TINGKAT KERAWANAN KEMACETAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN KOLEKTOR SEKUNDER KELURAHAN TERBAN KOTA YOGYAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

SKRIPSI. Oleh : MUARA SEH SURANTA TARIGAN / MANAJEMEN HUTAN. Universitas Sumatera Utara

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN EDMODO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PEMASARAN DI SMK NEGERI 1 JEMBER TAHUN AJARAN

PENGAWASAN PEMANFAATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 5 KABUPATEN TANGERANG

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kajian Potensi..., Agus Rustanto, Program Pascasarjana, 2008

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Dalam tinjauan pustaka ini akan di bahas mengenai faktor-faktor penyebab

PENGARUH PREFERENSI BELANJA KONSUMEN TERHADAP PERKEMBANGAN PASAR CIPUTAT DI KOTA TANGERANG SELATAN

KINERJA PENDAMPING DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN JIPUT KABUPATEN PANDEGLANG

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB WISATAWAN MEMILIH DAERAH KUNJUNGAN WISATA DI PARAPAT DAN TUKTUK SIADONG. DisusunOleh:

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. 1 RTRW Kota Cilegon Djoko Sujarto, Perencanaan perkembangan kota baru,penerbit ITB, 2012, hlm 16

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa

Bab I PENDAHULUAN. sarana dan prasarana mencakup pada sarana transportasi. Transportasi merupakan

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi besarnya perubahan

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK )

SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN Langkah-Langkah Penelitian Identifikasi Masalah Tinjaun Pustaka...

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI SUNGAI TANANG KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan Perkotaan Metropolitan. Skala peta = 1: Jangka waktu perencanaan = 20 tahun

KAJIAN PERSEBARAN RUMAH SUSUN SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DI JAKARTA. Freddy Masito S. Su Ritohardoyo

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

ABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra

Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan

BAB II KAJIAN TEORI. pembangunan (Bintarto, 1991: 30). pendekatannya. Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo ( 1991: 12-24),

HUBUNGAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

PENGANTAR TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kajian Tingkat Perkembangan Wilayah Di Kecamatan Gayam, Kalitidu Dan Ngasem Kabupaten Bojonegoro Eka Sofiana Mahasiswi S1Pendidikan Geografi,

STASIUN KERETA BAWAH TANAH ISTORA DI JAKARTA

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1

Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai...

DAMPAK INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN MERAUKE TESIS MAGISTER. Oleh ROMANUS MBARAKA NIM

STASIUN KERETA BAWAH TANAH ISTORA DI JAKARTA

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR: TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT

PENENTUAN LOKASI PASAR INDUK KABUPATEN BOGOR BERDASARKAN PERKEMBANGAN WILAYAH DAN AKSESIBILITAS E L I Y A N I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN PERTANIAN STUDI KASUS: KECAMATAN JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

Kata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui

BAB I PENDAHULUAN. daerah memberikan wewenang dan jaminan bagi masing-masing daerah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses untuk mengoptimalkan sumber daya

ANALISIS TIPOLOGI WILAYAH DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN PERDESAAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL PENDAHULUAN

Transkripsi:

Swara Bhumi. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2017, Hal. 82-86 PERKEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN TULANGAN KAITANNYA DENGAN AKTIFNYA KEMBALI STASIUN TULANGAN Galang Putra Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya galang92putra@gmail.com Dr. Nugroho Hari Purnomo, SP, M.Si Dosen Pembimbing mahasiswa ABSTRAK Kecamatan Tulangan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo.Kecamatan ini menjadi salah satu penghubung antara Kabupaten Sidoarjo dengan Kabupaten Mojokerto. Stasiun Tulangan merupakan stasiun yang baru diaktifkan kembali di tahun 2014 dengan aktifnya kembali stasuin ini akan memacu perkembangan wilayah di sekitar Kecamatan Tulangan hal ini sebagai dampak dari diaktifkannya jalur trans Mojokerto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan wilayah di Kecamatan Tulangan. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan deskriptif kuantitatif lokasi penelitian di Kecamatan Tulangan obyek penelitian terdiri dari 22 desa di Kecamatan Tulangan.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, serta dokumentasi.analisis yang digunakan adalah deskripsi kuantitatif dengan metode analysis serta Scalling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan wilayah di Kecamatan Tulangan masih tergolong rendah namun tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan wilayah Kecamatan Tulangan. Mengetahui persebaran perkembangan wilayah maka dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan kebijakan terkait dengan perkembangan wilayah sehingga akan terjadi kemerataan dalam tata ruang di masa mendatang. Kata Kunci: Perkembangan wilayah, tata ruang ABSTRACT District Tulangan is one sub-district in Sidoarjo. This district became one of the relatival between the District Sidoarjo with Mojokerto regency. Stations Tulangan is a new station that reactivated in 2014 with the reactivation station this will spur the development of the area around the District Tulangan this case as a result of the activation pathway trans Mojokerto. This study aims to determine the development of the area in District Tulangan.This study used survey method with descriptive approach to quantitative research sites in the District Tulangan object of study consists of 22 villages in the district Tulangan. Data collection techniques used were observation, and documentation. The analysis is a quantitative description of the method of analysis and scaling. The results showed that the development of the region in the District Tulangan still relatively low, but it is possible to develop the District of it Reinforcement. By knowing the distribution of regional growth, it can be used as a reference in determining policy related to the development of the region so that it will occur in a spatial equity in the future. Keywords: Regional development, spatial 84

Perkembangan Wilayah Kecamatan Tulangan Kaitannya Dengan Aktifnya Kembali Stasiun Tulangan PENDAHULUAN Pembangunan didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan dengan disengaja untuk memperbaiki kondisi masyarakat dengan cara perencanaan pada setiap aspek kehidupan masyarakat yang merupakan tindak lanjut dari kemerdekaan kehidupan suatu negara. Hal tersebut tercantum pada undang undang dasar negara Indonesia. Pembangunan secara luas dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang meliputi berbagai perubahan mendasar atas kondisi fisikal, status sosial, asumsi masyarakat dan institusi-institusi nasional disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan tingkat ketimpangan pendapatan serta pengentasan kemiskinan (Nursid,1988:58) Penyebaran hasil pembangunan tentunya membutuhkan penghubung yang baik jika terkait dengan kondisi persebaran daerah-daerah satelit bagi sebuah daerah berkembang, mengingat keberadan daerah-dareah satelit memiliki jarak cukup jauh terhadap daerah induknya. Berbagai macam jenis penghubung menjadi sisi primer dalam taraf transfer energi antara daerah induk dan satelitnya, dalam peranannya sebagai pengangkut perpindahan manusia, barang dan jasa, sehingga terbangunnya Jalan raya, Pelabuhan, Stasiun, maupun Lapangan udara sangat mempengaruhi jalannya energi tersebut yang selanjutnya akan menimbulkan dampak bagi daerah yang saling terkait dalam kegiatan interelasi antar wilayah (Daljoeni,1986: 136) Kecamatan Tulangan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo. Kecamatan ini menjadi salah satu penghubung antara Kabupaten Sidoarjo dengan Kabupaten Mojokerto. Tahun 2014 jalur kereta api yang menghubungkan Kota Sidoarjo dengankota Mojokerto diaktifkan kembali. Akibatnya Kecamatan Tulangan mendapatkan akses tambahan menuju ke pusat kota baik Sidoarjo maupun Mojokerto. Kemudahan akses akan berdampak bagi suatu perkembangan wilayah. Lalulintas distribusi barang, jasa, dan manusia memerlukan suatu penghubung yang mampu memobilisasi aktifitas tersebut hal ini dikarenakan suatu wilayah dikatakan cepat berkembang apabila memiliki aksesbilitas yang mudah. Peranan sarana penunjang untuk perkembangan wilayah sangat diperlukan.penunjang perkembangan wilayah salah satunya adalah sistem transportasi. Sarana transportasi menjadikan interaksi antar wilayah dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Pengaktifan stasiun Tulanganakan memicu perkembangan wilayah di Kecamatan Tulangan di masa yang akan datang. Identifikasi perkembangan wilayah sangat diperlukan untuk perencanaan pembangunan wilayah yang lebih baik. Sujarto (1988:56) mengungkapkan perkembangan wilayah perkotaan pada dasarnya dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya: 1) Pertumbuhan serta penambahan aktifitas penduduk. 2) Kuantitas dankualitas sarana dan prasarana pembangunan. 3) Perkembangan sosial, ekonomi, politik, terhadap kepentingan kota. Indikator perkembangan wilayah menurut Sujarto (1988:58), adalah bertambahnya kuantitas dan kualitas sarana prasarana pembangunan. Permasalahan yang sering timbul dalam pengembangan wilayah adalah terjadinya konflik tata ruang dan sumberdaya alam penggunaan sumberdaya alam dan ruang yang tidak terkendali sebagai akibat peningkatanper kembangan wilayah dapat menyebabkan kerusakan fungsi lingkungan beserta daya dukungnya. Menyelarasikan pemanfaatan sumberdaya alam bagi kebutuhan manusia perlu diupayakan penatagunaan ekosistem yang tercermin dalam penatagunaan ruang. Sehingga diperlukan prediksi sebagai dasar informasi untuk mengetahui perkembangan wilayah Kecamatan Tulangan di masa mendatang. Sebagai dasar acuan perluasan wilayah di masa yang akan datang, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perkembangan Wilayah Kecamatan Tulangan Kaitannya Dengan Aktifnya Kembali Stasiun Tulangan Tujuan penelitian ini adalah untuk mngetahui perkembangan wilayah Kecamatan Tulangan serta keterkaitannya dengan aktifnya kembali stasiun Tulangan METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survey.lokasi penelitin adalah wiayah Kecamatan Tulangan. Obyek dalam penelitian kali ini adalah wilayah Kecamatan Tulangan kabupaten Sidoarjo yang terdiri dari 22 desa yaitu Desa Tulangan, Kemantren, Medalem, Kepatihan, Gelang, Kenongo, Kepadangan, Singopadu, Kejaksan, Grinting, Modong, Kepuhkemiri, Grabangan, Kepunten, Janti, Telasih, Kebaron, Pangkemiri, Jiken, Grogol, Sudimoro, dan Kedondong. Variabel penelitian ini antara lain: 1) kepadatan penduduk 2) pertumbuhan penduduk 3) luas lahn terbangun 4) rumah tangga non pertanian 5) fasilitas ekonomi 6) fasilitas sosial data yang digunakan adalah data sekunder. Teknikpengumpulan data menggunakan observasi serta dokumentasi sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah teknik Scalling serta analisis. 83

Swara Bhumi. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2017 Hal. 82-86 HASIL PENELITIAN Tabel 1 Total Skor Indeks Perkembangan Wilayah Kecamatan Tulangan Desa total skor Pertumbuhan Kepadatan Lahan RT non pertanian Sumber: Data Sekunder Yang diolah Ekonomi Janti 10.707 2.903 34.8 37.73 0 20 Kebaron 1.889 10.25 36.2 24.98 28.57 20 Kenongo 62.305 6.757 30.89 7.54 42.85 80 Gelang 11.019 8.925 23.08 26.27 42.85 40 Jiken 0 5.62 38.39 29.22 14.28 0 Pangkemiri 31.246 14.902 42.28 37.12 28.57 20 Kepatihan 39.18 11.109 32.4 53.72 14.28 60 Tulangan 100 3.553 32.42 33.91 100 60 Kepadangan 83.326 62.553 36.9 35.28 100 100 Tlasih 39.993 13.23 20.6 32.42 57.14 60 Kajeksan 5.059 22.597 37.25 27.13 14.28 40 Singopadu 81.072 9.707 0 6.04 14.28 0 Kemantren 82.002 6.059 29.9 7.08 57.14 40 Medalem 59.099 13.809 16.53 100 0 20 Sudimoro 66.885 0 40.31 13.43 14.28 20 Kedondong 23.416 26.193 47.69 44.16 28.57 20 Grogol 28.435 11.87 12.99 19.17 0 20 Modong 79.659 42.377 37.23 25.71 28.57 60 Grinting 11.851 5.489 31.5 32.65 14.28 20 Kepuh 49.291 22.642 20.69 0 14.28 20 Kemiri Kepunten 24.585 100 55.65 3.13 0 0 Grabagan 32.707 24.062 100 3.85 42.85 20 Sosial Tabel 1 perhitungan skor indeks perkembangan wilayah dapat diperoleh skala perkembangan masing-masing desa di wilayah Kecamatan Tulangan. Tabel skala ini dapat dilakukakan pengelompokan menggunakan analisis untuk mengetahui kelompok masing-masing desa di Kecamatan Tulangan. Hasil dari analisis merupakan pengelompokan masing-masing wilayah menurut kesamaan karakteristik perkembangan wilayah. Tabel 2 Hasil Analisis : Agglorometion Schedule Stage Combined 1 Sumber: Analisis Stage First Appears 2 Coeff. 1 2 1 1 19.341 0 0 4 2 6 16.389 0 0 8 3 2 5.997 0 0 4 4 1 2 1.111 1 3 7 5 4 10 1.736 0 0 11 6 17 20 1.906 0 0 10 7 1 11 1.914 4 0 8 8 1 6 2.150 7 2 14 9 3 13 2.815 0 0 12 10 15 17 3.604 0 6 13 11 4 7 3.835 5 0 14 12 3 18 4.446 9 0 16 13 12 15 4.534 0 10 15 14 1 4 4.637 8 11 15 15 1 12 7.067 14 13 17 16 3 8 7.154 12 0 17 17 1 3 10.798 15 16 18 18 1 14 16.988 17 0 20 19 21 22 19.126 0 0 20 20 1 21 22.111 18 19 21 21 1 9 24.835 20 0 0 Next Stage Tabel di atas dapat diketahui bahwa ke-1 dan ke-19 memiliki kesamaan sehingga membentuk baru, langkah selanjutnya adalah melihat kolom next stage untuk mengetahui selanjutnya yang telah terbentuk serta mengetahui mana yang paling mendekati, langkah ini dilakukan sampai semua terbentuk. Hasil akhirnya adalah membership. Inilah yang nantinya akan direpresentasikan dengan peta sehingga membentuk peta perkembangan wilayah. 84

Perkembangan Wilayah Kecamatan Tulangan Kaitannya Dengan Aktifnya Kembali Stasiun Tulangan Tabel 3. Membership Case 3 s 2 s 1:Case 1 1 1 2:Case 2 1 1 3:Case 3 1 1 4:Case 4 1 1 5:Case 5 1 1 6:Case 6 1 1 7:Case 7 1 1 8:Case 8 1 1 9:Case 9 2 2 10:Case 10 1 1 11:Case 11 1 1 12:Case 12 1 1 13:Case 13 1 1 14:Case 14 1 1 15:Case 15 1 1 16:Case 16 1 1 17:Case 17 1 1 18:Case 18 1 1 19:Case 19 1 1 20:Case 20 1 1 21:Case 21 3 1 22:Case 22 3 1 Sumber: Analisis Tabel di atas menunjukkan bahwa 19 desa yang membentuk pertama, 1 desa membentuk kedua dan 2 desa membentuk ketiga (lihat tabel 3 ). Dilihat dari persebaran perkembangan wilayah Kecamatan Tulangan terdapat 19 desa yang perkembangan wilayahnya rendah, hal ini dikarenakan dari enam indikator perkembangan wilayah yaitu: 1) kepadatan penduduk 2) Pertumbuhan penduduk 3) Luas lahan terbangun 4) Rumah tangga non pertanian 5) Fasilitas sosial 6) Fasilitas ekonomi Masih berada pada indeks skala yang rendah dibanding dengan wilayah yang lain. PEMBAHASAN Penelitian diketahui bahwa perkembangan wilayah Kecamatan Tulangan masih tergolong rendah.hampir semua Desa di Kecamatan Tulangan berada pada skala yang rendah, sebanyak 19 yaitu: Desa Tulangan, Kemantren, Medalem, Kepatihan, Gelang, Kenongo,Singopadu, Kejaksan, Grinting, Modong, Kepuhkemiri,Janti, Telasih, Kebaron, Pangkemiri, Jiken, Grogol, Sudimoro, dan Kedondong (hijau). Terdapat dua kawasan terletak pada skala tinggi yaitu: Desa Grabagan dan Desa Kepunten(merah) dan satu kawasan terletak pada skala sedang yaitu: Desa Kepadangan (kuning). Gambar 1 Peta Persebara PerkembanganWilayah Kecamatan Tulangan Perkembangan wilayah di Desa Grabagan dan Kepunten termasuk tinggi karena menurut indeks dua desa tersebut memiliki sarana ekonomi serta lahan terbangun lebih besar dari wilayah lainnya, lokasi dua desa tersebut juga berbatasan langsung dengn kawasan industri Kecamatan Wonoayu.Indeks sedang dimiliki Desa Kepadangan karena Desa Kepadangan merupakan pusat Kecamatan Tulangan. Stasiun Tulangan sendiri terletak di Desa Kemantren yang memiliki indeks perkembangan skala rendah, jika dikaitkan dengan aktifnya kembali Stasiun Tulangan, maka dapat diketahui bahwa pada saat diaktifkan Stasiun Tulangan masih belum mempengaruhi secara signifikan perkembangan yang terjadi diseluruh wilayah Kecamatan Tulangan, dilihat dari fungsinya, sebagai penambah aksesbilitas serta sarana transportasi seharusnya Stasiun Tulangan mampu memacu pertumbuhan perkembangan wilayah Kecamatan Tulangan, karena masih belum mempunyai pengaruh terhadap perkembangan wilayah Kecamatan Tulangan. Stasiun Tulangan seharunya menjadi salah satu prioritas utama untuk pengembangan wilayah Kecamatan Tulangan di masa mendatang. Sistem transportasi serta aksesbilitas merupakan elemen dasar infrastruktur yang berpengaruh pada pola pengembangan perkotaan. Pengembangan sarana prasarana transportasi dan tata guna lahan memainkan peranan penting dalam kebijakan dan program pemerintah. Hurst (1974) dalam Rustiadi dkk (2011:107) mengemukakan interaksi wilayah tercermin dari keadaan fasilitas transportasi aliran orang, barang, maupun jasa. Transportasi merupakan tolak ukur dalam interaksi keruangan antar wilayah dan memiliki peranan penting dalam menunjang proses perkembangan suatu wilayah, pada hakekatnya transportasi digunakan untuk memindahkan barang atau orang dari suatu tampat ke tempat lain agar 85

Swara Bhumi. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2017 Hal. 82-86 memiliki nilai ekonomi yang lebih meningkat, selain itu pembangunan sarana prasana transportasi baru akan mendorong tumbuhnya fasilitas fasilitas lain yang tentunya lebih bersifat ekonomis. SIMPULAN Hasil penelitian dapat diketahui bahwa perkembangan wilayah Kecamatan Tulangan masih rendah, hal ini dapat dilihat dari tingkat perkembangan wilayah dimana kategori tipe I (rendah) sejumlah 19 desa yang tersebar dari pusat kearah luar sedangkan kategori tipe II (sedang) sejumlah 1 (satu) desa yaitu Desa Kepadangan dan kategori tipe III (tinggi) hanya sejumlah 2 (dua) desa yaitu Desa Grabagan dan Kepunten, dikaitkan dengan aktifnya kembali Stasiun Tulangan, Stasiun Tulangan masih belum memberikan kontribusi secara signifikan untuk seluruh perkembangan wilayah Kecamatan Tulangan. SARAN Mengetahui peta persebaran dan tingkat pekembangan wilayah setiap desa di Kecamatan Tulangan tentunya harus disikapi dengan bijak bagi masyarakat maupun pemerintah mengingat setiap desa masih membutuhkan pembangunan sarana prasarana maupun aksesbilitas yang mampu mendorong peningkatan perkembangan wilayah Kecamatan Tulangan. DAFTAR PUSTAKA Daldjoeni, N. 1997. Geografi Baru Organisasi Keuangan dalam Teori dan Praktek. Penerbit Alumni. Bandung. Nursid, Sumaatmadja. 1988 Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Bandung: Alumni. Rustiadi, Ernan dkk. 2011. Perncanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Sujarto, Djoko. 1986. Perencanaan Kota Baru.Bandung, Penerbit ITB. 86