BAB I PENDAHULUAN. kedelai di Indonesia semakin meningkat seiring kesadaran masyarakat akan peran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. biji. Setiap bagian tumbuhan akar, batang, daun dan biji memiliki senyawa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pertumbuhan Beberapa Kalus Varietas Kedelai Pada Media

I. PENDAHULUAN. sebutan lain seruni atau bunga emas (Golden Flower) yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk. atau Pimpinella alpine Molk.

I. PENDAHULUAN. memberikan sensasi seperti terbakar (burning sensation) jika kontak dengan

BAB I PENDAHULUAN. Purwoceng (Pimpinella alpina Molk.) merupakan tumbuhan obat asli

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Alfalfa termasuk tanaman kelompok leguminose yang berkhasiat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alternatif pengobatan (Rochani, 2009). Selain harganya

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Pembentukan Kalus Pada Media MS Kombinasi ZPT BAP dan 2,4-D.

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hipogea L.) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stevia (Stevia rebaudiana) merupakan salah satu jenis tanaman obat di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. keberadaan obat-obatan kimiawi juga semakin meningkat. Kemajuan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai

I. PENDAHULUAN. lalapan karena memiliki cita rasa yang khas. Daun muda pohpohan memiliki

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komersial dengan beragam khasiat pada seluruh bagian tanamannya. Tanaman

SKRIPSI KECEPATAN INDUKSI KALUS DAN KANDUNGAN EUGENOL SIRIH MERAH

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan di Indonesia merupakan sumber plasma nutfah yang sangat potensial

Biosaintifika 4 (2) (2012) Biosantifika. Berkala Ilmiah Biologi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain. Selain itu, kencur juga dapat digunakan sebagai salah satu bumbu

: UNIVERSITAS ISLAM MALANG (UNISMA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) adalah salah satu komoditas utama kacangkacangan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam tanaman, salah satunya adalah tanaman stevia (Stevia

I. PENDAHULUAN. menggunakan satu eksplan yang ditanam pada medium tertentu dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Murashige-Skoog dengan penambahan zat pengatur tumbuh 2,4-D dan

KANDUNGAN SENYAWA ISOFLAVON DALAM TEMPE DAN MANFAATNYA BAGI KESEHATAN. Dr. Sri Handayani

TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Eksplan

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. dan siklamat semakin meningkat. Hal ini nampak pada industri makanan, meningkatkan gizi makanan, dan memperpanjang umur simpan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK DAN EXCECUTIVE SUMMARY KAJIAN PEMANFAATAN PHYTOESTROGEN DARI BIJI KEDELAI UNTUK PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA PADA MENCIT STRAIN C3H

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

BAB I PENDAHULUAN. telah lama dilakukan masyarakat Indonesia (Rahayu, dkk., 2002). Khasiat

BAB I PENDAHULUAN. Kenari merupakan Family dari Burseraceae. Famili ini terdiri dari 16

PENGARUH UMUR FISIOLOGIS KECAMBAH BENIH SUMBER EKSPLAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan komoditas pangan sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. kg, Papua sebanyak 7000 kg dan Yogyakarta sebanyak 2000 kg. Faktor yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanaman karet merupakan komoditi perkebunan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

I. PENDAHULUAN. Masalah mengenai tebu yang hingga kini sering dihadapi adalah rendahnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) memiliki peran strategis dalam pangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Eksplan Terubuk

I. PENDAHULUAN. di dunia setelah gandum dan jagung. Padi merupakan tanaman pangan yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah the Queen of fruits ratu dari buah- buahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. sandang dan papan. Allah Subhanahu Wa Ta ala berfirman dalam surat Ali-Imran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan tegakan berkayu banyak tumbuh dalam ekosistem hutan.

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu:

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. stroberi modern (komersial) dengan nama ilmiah Frageria x ananasa var

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

BAB I PENDAHULUAN. yang produknya digunakan sebagai bahan baku industri serta sangat penting

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili Graminae yaitu

BAB I PENDAHULUAN. alami untuk pembuatan obat, pestisida, parfum, penyedap rasa dan zat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rambut terdapat hampir pada seluruh bagian tubuh dan memiliki

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

Gambar 4. A=N0K0; B=N0K1; C=N0K2

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. atau perbanyakan aseksual. Perbanyakan ini menggunakan bagian-bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anggrek adalah tanaman hias yang banyak diminati oleh para kolektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

PENGARUH PEMBERIAN ZPT 2,4 D TERHADAP PERTUMBUHAN DAN METABOLIT KALUS KEDELAI PADA PROSES HYPOXYDA SKRIPSI OLEH:

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Kalus Kedelai. Eksplan yang digunakan yaitu kotiledon yang didapat dari kecambah biji 3

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya

I. PENDAHULUAN. karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L) telah dilaksanakan di

BAB I PENDAHULUAN. kepopulerannya di masyarakat semakin meningkat. Salah satu penyebabnya adalah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Firman Allah dalam Surat Asy-Syu araa (26):7 sebagai berikut:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max) termasuk dalam kelompok Leguminaceae yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Asia khususnya di Indonesia. Permintaan komoditas kedelai di Indonesia semakin meningkat seiring kesadaran masyarakat akan peran kedelai yang cukup besar dalam memenuhi kebutuhan gizi, perkembangan industri dan sangat akrab dalam pola makan sehari-hari karena termasuk bahan makanan yang murah tetapi bergizi. Selain sebagai bahan pokok, kedelai bermanfaat dalam bidang kesehatan karena mengandung senyawa isoflavon yang dapat menangkal beberapa penyakit. Isoflavon merupakan salah satu produk metabolis yang sangat rendah (kurang dari 1% berat kering) dan sangat tergantung pada kondisi lingkungan. Hasil ekstraksi secara konvensional belum tentu mampu memenuhi kebutuhan akan isoflavon yang semakin meningkat. Kandungan isoflavon tertinggi berkisar 2-4 mg/g kedelai dan konsentrasi isoflavon terbanyak ditemukan pada bagian hipokotil dan kotiledon. Dari berbagai penelitian dilaporkan bahwa tanaman kedelai (Glycine max) memiliki khasiat sebagai obat dikarenakan kedelai (Glycine max) dapat mensintesa senyawa bioaktif yang bermanfaat untuk menjaga dan memperbaiki sistem fisiologi bagi manusia karena dapat mengurangi resiko beberapa penyakit seperti penyakit kanker prostata pada kaum laki-laki dan kanker payudara pada kaum wanita 1

2 (Asih, 2009). Kedelai yang dikembangkan secara in vitro dapat menghambat enzim tirosin kinase, sehingga dapat menghambat sel kanker dan angiogenesis yang berarti bahwa tumor tidak dapat membuat pembuluh darah baru sehingga tidak dapat tumbuh. Kultur jaringan tumbuhan menjadi suatu alternatif untuk meningkatkan sintesa metabolit sekunder yang mempunyai nilai komersial tinggi. Teknik in vitro memiliki keuntungan antara lain produksi metabolit sekunder dapat dilakukan sepanjang tahun dan tanpa dipengaruhi oleh cuaca. Selain itu resiko kegagalan panen akibat lingkungan yang buruk dan dapat dikembangkan untuk produksi biomassa metabolit secara besar-besaran. Sehingga kultur merupakan cara yang dapat digunakan dalam meningkatkan sintesis metabolit sekunder adalah kultur kalus. Berbagai aplikasi dilakukan untuk meningkatkan produksi senyawa metabolit sekunder. Dalam hal ini budidaya kalus bukan hanya diarahkan pada perbanyakan kalus saja, tapi juga dapat mendorong produksi metabolit sekunder yang lebih tinggi dari kalus dengan penambahan hormon 2,4-D (Dichlorophenoxyacetic Acid). Selain itu, medium yang digunakan untuk menginduksi kalus adalah medium MS karena secara universal dapat digunakan bagi berbagai jenis tanaman. Penelitian Rahmawati (2005), tanaman bengkoang yang dikembangkan secara in vitro dengan penambahan 2,4-D pada medium MS dan terakumulasi didalamnya senyawa isoflavon deidzein dan genistein. Selain itu, hasil penelitian Rahayu (2003), tentang kadar daidzein pada kalus lebih tinggi dibanding biji kedelai pada kondisi in vivo, khususnya pada kalus umur empat minggu kandungan isoflavon 0.05%, pada kalus minggu ke lima 1.3%,

3 sedangkan yang diperoleh secara konvensional hanya mencapai 0,03%. Kotiledon yang dikulturkan membentuk kalus embriogenik yang selanjutnya berkembang membentuk struktur globular sebagai tahapan awal pembentukan eksplan. Selain itu, media dengan penambahan 2,4-D lebih cocok untuk menginduksi pembentukan embriosomatik sekunder dari kedelai karena mampu mempercepat pembelahan sel terdeferensiasi secara tidak normal. Selain itu, dapat digunakan sebagai pemacu kandungan metabolit sekunder (isoflavonoid), dimana 2,4-D (Dichlorophenoxyacetic Acid) akan meningkatkan proses biosintesis protein yang nantinya akan mengistruksi dalam pembentukan asam amino yang berperan dalam pengaktif precursor enzim yang berperan sebagai second messenger pada sintesis protein sehingga dapat mempercepat reaksi metabolisme yang nantinya akan mensintesa isoflavon yang bertindak sebagai fitoaleksin yakni semacam antibodi ketika mengalami gangguan eksternal. Zat pengatur tumbuh 2,4-D (Dichlorophenoxyacetic Acid) akan mempengaruhi protein memberan sehingga membpercepat protein dan asam nukleat sehingga proses metabolisme berlangsung lebih cepat dan akan mempengaruhi produksi metabolit sekunder yang terkait dengan regulasi dan aktifitas enzim. Peningkatan jumlah enzim yang terlibat dalam proses metabolisme akan meningkatkan produksi senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan sehingga auksin akan meningkatkan kerja fenilalanin ammonia liase (FAL) yang menjadi prekursor fenilalanin yang selanjutnya akan membentulk flavonoid. Jika kosentrasi auksin maksimal, maka pembentukan flavonoid juga meningkat (Hardianto, dkk. 2004).

4 Hasil penelitian Puspitasasri et al (2002) dilaporkan bahwa kalus Vitex trifolia yang ditumbuhkan pada media MS dengan ZPT 2,4-D dengan konsentrasi 1 mg/l mampu membentuk kalus dan menghasilkan metabolit sekunder. Sedangkan hasil penelitian Gangga (2007), dilaporkan bahwa kalus dari biji buah mahkota dewa yang ditanam pada media MS yang ditambah dengan 2,4-D 2 ppm tumbuh pada minggu ke dua. Selain dipengaruhi oleh ZPT yang diberikan, perbedaan ukuran dan warna biji kedelai berkorelasi dengan kandungan senyawa kimiawi didalamnya. Umumnya kedelai biji kuning kecil kaya akan minyak dan kandungan protein rendah, sedangkan biji hitam mengandung protein tinggi dan minyak rendah. Pada kedelai kuning diketahui mengandung memiliki kandungan isoflavon cukup tinggi (faktor-2, daidzein, glisitein, genistein), sedangkan kedelai hitam memiliki kandungan jenisjenis isoflavon rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kedelai kuning (Rahma, 2010). Kandungan isoflavon total pada kedelai hitam 4,6202 mg/100 gr sampel. Dari hasil analisis pada biji kedelai menunjukkan kandungan isoflavon per 100 g biji pada varietas Kaba untuk daidzein adalah 0,133% dan genistein 0,021%, Ijen daidzein 0,063% dan genistein 0,053% dan Anjasmoro daidzein 0,094% dan genistein 0,11%. Dijelaskan dalam Al-Quran bahwa Allah SWT telah menunjukkan kekuasaan- Nya salah satunya memberikan sumber makanan protein alternatif yang berasal dari biji-bijian (Herdiansyah, 2007) seperti yang difirmankan Allah SWT dalam surat Yasin ayat 33:

5 Artinya : Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, Maka daripadanya mereka makan. Ayat diatas menunjukkan bukti kebesaran Allah SWT, dengan menghidupkan bumi yang gersang dan menumbuhkan berbagai macam tumbuhan yang indah yang bermanfaat bagi makhluk hidup dibumi ini. Tumbuhan merupakan sumber kekayaan yang dapat dijadikan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan juga sebagai obat bagi masyarakat. Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan pengujian pengaruh ZPT 2,4-D (Dichlorophenoxyacetic Acid) terhadap pertumbuhan kalus dan kandungan senyawa isoflavonoid beberapa varietas kedelai pada media MS. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah ada perbedaan kandungan senyawa isoflavonoid kalus kedelai (Glycine max) pada media MS dengan penambahan ZPT 2,4-D (Dichlorophenoxyacetic Acid) yang berbeda? 2. Apakah ada perbedaan kandungan senyawa isoflavonoid kalus dari beberapa varietas kedelai (Glycine max)?

6 3. Apakah ada pengaruh interaksi antara kosentrasi 2,4-D dengan beberapa varietas terkadap kandungan senyawa isoflavonoid kalus kedelai (Glycine max)? 4. Apakah ada perbedaan pertumbuhan beberapa varietas kalus kedelai (Glycine max) pada media MS konsentrasi ZPT 2,4-D (Dichlorophenoxyacetic Acid) yang berbeda? 1.3 Tujuan 1. Menguji kandungan senyawa isoflavonoid pada kalus kedelai (Glycine max) pada ZPT 2,4-D (Dichlorophenoxyacetic Acid) dengan konsentrasi yang berbeda. 2. Mengetahui perbedaan kandungan senyawa isoflavonoid kalus dari beberapa varietas kedelai (Glycine max). 3. Mengetahui pengaruh interaksi antara kosentrasi 2,4-D dengan beberapa varietas terhadap kandungan senyawa isoflavonoid kalus kedelai (Glycine max). 4. Mengetahui pertumbuhan kalus beberapa varietas kedelai (Glycine max) pada media MS dengan kosentrasi 2,4-D (Dichlorophenoxyacetic Acid) yang berbeda.

7 1.4 Batasan Masalah 1. Media pertumbuhan yang digunakan adalah MS. 2. Zat pengatur tumbuh yang digunakan adalah 2,4 D (kosentrasi 0.25 mg/l, 0.5 mg/l dan 1 mg/l). 3. Varietas kedelai yang digunakan adalah biji besar berwarna kunig (Anjasmoro), biji kecil berwarna hijau (Tidar), biji sedang berwarna kuning (Willis) dan kedelai berwarna hitam (Detam). 4. Menguji kandungan senyawa isoflavon kedelai (Glycine max) dengan Kromatografi Lapis Kolom. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Memberi informasi produksi senyawa isoflavon pada beberapa varietas kedelai. 2. Sebagai alternatif produksi senyawa isoflavon yang dapat digunakan dalam bidang kesehatan. 3. Memberikan informasi ZPT yang digunakan dalam pertumbuhan kalus kedelai (Glycine max) dan produksi senyawa isoflavonoid.

8 1.6. Hipotesa Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penambahan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) 2,4-D (Dichlorophenoxyacetic Acid) pada media dengan konsentrasi yang berbedaberpengaruh terhadap kandungan isoflavon kalus beberapa varietas kedelai. 2. Perbedaan varietas berpengaruh terhadap produksi senyawa isoflavon dalam kultur kalus kedelai.