PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALISTIK DI KELAS II SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ROMIDA NIM F

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL DI KELAS I SDN 4 ANJONGAN ARTIKEL PENELITIAN. Oleh NURSIAH NIM F

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALISTIK DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 12 PONTIANAK TIMUR ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI KELAS V SEKOLAH DASAR

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh SISKA DAMAYANTI NIM F

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN PERKALIAN MENGGUNAKAN MEDIA KOTAKMATIKA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISLAH NIM F

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL RANGKA MANUSIA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS II

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

MINAT PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEAD TOGETHER ARTIKEL PENELITIAN OLEH

Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh :

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE CLARIFICATION TEHNIQUE DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN

HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MEDIA ARSIRAN KELAS IV SDN 27

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK MURID KELAS V SDN 14 BADAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERKALIAN BILANGAN BULAT DENGAN STRATEGI POLAMATIKA DI SD ARTIKEL PENULISAN

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Ahmad HeruWibowo NIM

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA MANIPULATIF DI KELAS II

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE INQUIRI PESERTA DIDIK KELAS V SDN KAPUAS HULU ARTIKEL PENELITIAN.

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENGUKURAN SUDUT MENGGUNAKAN BUSUR DERAJAT DIKELAS IV ARTIKEL PENELITIAN. Oleh

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN KETERAMPILAN PROSES PADA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH PANJAITAN F

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERBANTUAN POWERPOINT DI SDS KANISIUS

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALISTIK DI KELAS III SD

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MEDIA LUAS DAERAH ARSIRAN KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN. Oleh:

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR SWASTA BRUDER DAHLIA PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH MARIA SOPIA NIM: F.

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE DENGAN KARTU SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS IV SD SUBSIDI PAHAUMAN ARTIKEL PENELITIAN. ZULKIPLI ILUS Nim: F

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INDIVIDUAL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SISWA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN KARTU BILANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 06 SUNGAI LAUR ARTIKEL PENELITIAN OLEH SULIANI NIM F

Pendahuluan. Handayani et al., Penerapan fase-fase Pembelajaran Geometri... 1

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIK KELAS IV SDN 48 KETANJAK MELIAU ARTIKEL PENELITIAN.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS V SDN TLOGOADI

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS II SDN BENGKAYANG ARTIKEL PENELITIAN OLEH YUSPITA NIM.

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

Mivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS 1 SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL DISKUSI KELAS DENGAN STRATEGI THINK-PAIR-SHARE PADA IPS SD ARTIKEL PUJIYATUN NIM F

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: HUSNIDA NPM SKRIPSI. Ditulis untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN MONOPOLI DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MODEL BALOK GARIS BILANGAN

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MURID MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH OLEH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA JURNAL. Oleh

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS I OLEH : SITI RUQAYAH NIM : F

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENDEKATAN TEMATIK ARTIKEL. Oleh SYARIFAH PAUJIAH F

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI KELAS V SD

PENERAPAN METODE KUMON DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUTOSARI TAHUN AJARAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SDN 34 KOTO RAWANG PESISIR SELATAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA DAKON BILANGAN DI SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI ANAK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 2 PLARANGAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PEMECAHAN MASALAH DI KELAS V

Transkripsi:

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALISTIK DI KELAS II SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh ROMIDA NIM F34211373 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALISTIK DI KELAS II SEKOLAH DASAR Romida, Sri Utami, M. Nasrun PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Email : romidapgsd2014@gmail.com Abstrak : Penelitian tentang peningkatan aktivitas pembelajaran matematika menggunakan media realistik di kelas II Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak. Masalah umum dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan media realistik dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang penggunaan media realistik dalam meningkatkan aktivitas pembelajaran matematika. Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Hasil penelitian yang diperoleh adalah kemampuan guru merancang pembelajaran pada siklus I dengan rataratanya 3 dan siklus II rata-ratanya 3,26. Hasil penelitian yang diperoleh kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I dengan rata-ratanya 3,07 dan siklus II rata-ratanya 3,55. Terdapat peningkatan aktivitas fisik yaitu pada siklus I rataratanya 72,71 meningkat menjadi 90,90 pada siklus II. Terdapat peningkatan aktivitas mental yaitu pada siklus I rata-ratanya 63,6 meningkat menjadi 81,81 pada siklus II. Terdapat peningkatan aktivitas emosional peserta didik yaitu pada siklus I rata-ratanya 78,78 meningkat menjadi 90,90 pada siklus II. Dengan menggunakan media realistik ternyata dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika di kelas II Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak. Kata kunci : Aktivitas belajar, media realistik, pembelajaran matematika Abstract : Research about learning activity mathematics using realistic media in class two Elementary School nine Pontianak district Anjongan. A common problem in this study is What is the use of realistic media can enhance the activity of learning mathematics. This study aimed to describe the use of realistic media in improving the mathematics learning activity. The method used is descriptive method. This research was conducted two cycles. The result obtained the teachers planning of the learning in the first cycles with the average 3, and second cycles the average 3,26. The results obtained the teachers capability to apply the learning process in first cycles with the average 3,07 and second cycles the average 3,55. There is an increase in physical activity that is in the first cycles average 72,71 increased to 90,90 in second cycle. There is an increase in mental activity that is in the first cycle average 63,6 increased to 81,81 in second cycle. There is an increased emosional activity learners are 78,78 in the first cycle, increase to 90,90 in second cycle. By using realistic media was found to increase the activity of learners in the learning of mathematics in two grade Elemetary School nine Pontianak district Anjongan. Keyword : learning activities, realistic media, mathematic learning

M atematika merupakan salah satu ilmu dasar yang perlu mendapatkan perhatian serius dalam pembelajarannya. Karena telah terbentuk opini dikalangan peserta didik bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit, sehingga mereka takut akan mata pelajaran matematika, dimana pada akhirnya berdampak pada nilai akhir peserta didik tersebut. Untuk mewujudkan hal itu, peran guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika sudah barang tentu menjadi sesuatu yang sangat penting. Oleh karena itu, kemampuan guru dalam memilih, menguasai dan menerapkan berbagai pendekatan, strategi serta metode dan tehnik-tehniknya sebagai penentu keberhasilan peserta didik dalam menguasai mata pelajaran matematika harus terus ditingkatkan. Hal ini perlu ditingkatkan, karena guru sering dihadapkan pada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar sehingga mereka dikatakan gagal dalam belajar dengan indikator hasil belajarnya rendah. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 60 berdasarkan standar kompetensi maupun kompetensi dasar sebagaimana diharapkan, maka penerapan pendekatan, strategi, media maupun metode pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan. Dari pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung, terdapat kesenjangan yang signifikan antara harapan dan kenyataan, dimana semua berharap nilai matematika yang maksimal namun yang pada kenyataan nilai matematika masih rendah, nilai rata-rata peserta didik pada mata pelajaran matematika di kelas 2 yang berjumlah 11 peserta didik masih di bawah standar kriteria ketuntasan minimal sebesar 60 yang artinya bahwa masih ada peserta didik tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal pada mata pelajaran matematika. hal itu disebabkan mata pelajaran matematika kurang mendapat perhatian karena banyaknya hafalan dan materi yang disampaikan. Untuk itu setiap guru harus melakukan inovasi dan mengubah pola pikir agar pelajaran matematika ini dapat memberikan bekal hidup kepada peserta didik untuk hidup lebih baik dimasyarakat. Kurangnya kemampuan guru dalam menerapkan media secara optimal tidak hanya berakibat pada aktivitas peserta didik dalam belajar, tetapi juga berdampak pada hasil belajar peserta didik. Aktivitas setiap peserta didik akan membuat seluruh potensi peserta didik berkembang secara optimal. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan masih kurangnya aktivitas peserta didik dalam pembelajaran disebabkan oleh berbagai hal diantaranya kurangnya keinginan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran disebabkan kurangnya inovasi dari guru dalam menggunakan media pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan media realistik dalam proses pembelajaran dirasakan sangat penting untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dan menciptakan suasana yang gembira dan menyenangkan bagi peserta didik, karena media realistik dapat mengeksplorasi kemampuan peserta didik dalam beraktivitas. Baik itu aktivitas fisik, mental, dan emosional. Masalah dalam penelitian ini adalah (1). Bagaimanakah perencanaan pembelajaran matematika menggunakan media realistik di kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak?. (2) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan media realistik di kelas 2 Sekolah Dasar

Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak? (3) Bagaimanakah peningkatan aktivitas fisik pada pembelajaran matematika menggunakan media realistik di kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak? (4) Bagaimanakah peningkatan aktivitas mental pada pembelajaran matematika menggunakan media realistik di kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak? (5) Bagaimanakah peningkatan aktivitas emosional pada pembelajaran matematika menggunakan media realistik di kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak? Tujuan dalam penelitian ini adalah (1). Untuk mendeskripsikan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran matematika menggunakan media realistik di kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak. (2). Untuk mendeskripsikan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran matematika menggunakan media realistik di kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak. (3). Untuk mendeskripsikan bagaimana peningkatan aktivitas fisik pada pembelajaran Matematika menggunakan media realistik pada peserta didik kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak. (4). Untuk mendeskripsikan bagaimana peningkatan aktivitas mental pada pembelajaran Matematika menggunakan media realistik pada peserta didik kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak. (5). Untuk mendeskripsikan bagaimana peningkatan aktivitas emosional pada pembelajaran Matematika menggunakan media realistik pada peserta didik kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak Menurut Poerwadarminta (2003:23) aktivitas adalah kegiatan atau keaktifan. Sedangkan menurut Tannenbbaum dalam Asra, dkk (2008:55) menyatakan aktivitas merupakan suatu tingkat yang menggambarkan sejauh mana peran anggota dalam melibatkan diri pada kegiatan dan menyumbangkan tenaga dan pikirannya dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:23) Aktivitas adalah melakukan sesuatu kegiatan tertentu secara aktif. Menurut Oemar Hamalik (2010:28), belajar adalah Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Aktivitas belajar menurut Oemar Hamalik (2010:23), merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan peserta didik) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksud penekanannya pada peserta didik, sebab dengan adanya aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi belajar aktif. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (BSNP, 2006: 416) menyatakan Matematika merupakan pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan ilmu teknologi modern mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya fikir manusia. Manfaat belajar matematika pada dasarnya dapat dilihat dari tujuan umum dari pengajaran matematika itu sendiri. Dalam Kurikilum Tingkat Satuan

Pendidikan Matematika SD (BSNP, 2006: 417) secara tegas disebutkan bahwa tujuan pengajaran matematika adalah sebagai berikut (a) Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari. (b). Menumbuhkan kemampuan peserta didik yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika. (c). Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut di sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP). (d). Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (BSNP, 2006: 417) mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD meliputi sebagai berikut: (a). Bilangan. (b). Geometri dan pengukuran, (c). Pengolahan data. Menurut Udin S. Winataputra (2008: 5.3) menyatakan bahwa, Media adalah wahana dari pesan atau informasi yang diberikan oleh sumber pesan (guru) ingin diteruskan kepada penerima pesan (peserta didik). Media adalah salah satu peralatan untuk menunjang atau pembelajaran yang dirancang agar pembelajaran Matematika lebih tepat dan dapat dilaksanakan secara optimal, sehingga tercipta suatu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, sedangkan realistik artinya nyata, realitas dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran ini terfokus pada peserta didik sebagai pembelajar aktif dan memberikan rentang yang luas tentang peluang-peluang belajar bagi mereka yang menggunakan kemampuankemampuan akademik mereka untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan nyata yang kompliks. Matematika pada dasarnya adalah aktivitas yang tidak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari, namun demikian diperlukan sesuatu agar terjadi pemikiran-pemikiran yang mengarah pada pembelajaran matematika. merupakan aktivitas manusia dan harus dikaitkan dengan realitas, peserta didik tidak dapat dipandang sebagai penerima pasif matematika yang sudah jadi, tetapi harus diarahkan pada penggunaan berbagai situasi dan kesempatan yang memungkinkan peserta didik menemukan kembali matematika berdasarkan usaha mereka sendiri. Dalam pendekatan PMR (Pembelajaran Matematika Realistik), pembelajaran matematika lebih memusatkan kegiatan belajar pada peserta didik dan lingkungan serta bahan ajar yang disusun sedemikian sehingga peserta didik lebih aktif mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuan yang akan diperolehnya. Melalui PMR yang pengajarannya berangkat dari persoalan dalam dunia nyata, diharapkan pelajaran tersebut menjadi bermakna bagi peserta didik. Dengan demikian mereka termotivasi untuk terlibat dalam pelajaran. Untuk mendukung proses pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik diperlukan suatu pengembangan materi pelajaran matematika yang difokuskan kepada aplikasi dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual) dan disesuaikan dengan tingkat kognitif peserta didik, serta penggunaan metode evaluasi yang terintegrasi pada proses pembelajaran Beberapa pendekatan matematika realistik menurut Suryanto dalam Nyimas Aisyah,dkk (2008:77) adalah sebagai berikut: (a). Masalah kontekstual yang realistik digunakan untuk memperkenalkan ide dan konsep matematika kepada peserta didik. (b). Peserta didik menemukan kembali ide, konsep, prinsip, atau model matematika melalui pemecahan masalah kontekstual yang realistik

dengan bantuan guru atau temannya. (c). Peserta didik diarahkan untuk mendiskusikan penyelesaian terhadap masalah yang mereka temukan (yang biasanya ada berbeda, baik cara menemukannya maupun hasilnya). (d). Peserta didik merefleksik (memikirkan kembali) apa yang telah dikerjakan dan apa yang telah dihasilkan; baik hasil kerja sendiri maupun hasil kerja diskusi. (e). Peserta didik dibantu untuk mengaitkan beberapa isi pelajaran matematika yang memang ada hubungannya. (f). Peserta didik diajak mengembangkan, memperluas, atau meningkatkan hasil-hasil dari pekerjaanya agar menemukan konsep atau prinsip matematika yang lebih rumit. (g). Matematika dianggap sebagai kegiatan bukan sebagai produk jadi atau hasil yang siap pakai. Mempelajari matematika sebagai kegiatan paling cocok dilakukan melalui learning by doing (belajar dengan mengerjakan). Beberapa keuntungan atau kelebihan dalam menggunakan mediarealistik,(dalamhttp://sujinalarifin.wordpress.com/2009/06/09/pendekatanpendidikan-matematika-realistik-indonesia-pmri/) antara lain: (a). Melalui penyajian yang kontekstual, pemahaman konsep peserta didik meningkat dan bermakna, mendorong peserta didik melek matematika, dan memahami keterkaitan matematika dengan dunia sekitarnya. (b). peserta didik terlibat langsung dalam proses doing math sehingga mereka tidak takut belajar matematika. (c). peserta didik dapat memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari dan mempelajari bidang studi lainnya. (d). memberi peluang pengembangan potensi dan kemampuan berfikir alternatif (e). kesempatan cara penyelesaian yang berbeda. (f). melalui matematisasi vertikal, peserta didik dapat mengikuti perkembangan matematika sebagai suatu disiplin. Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media realistik dapat meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika sehingga pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif sebab penelitian ini terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya Menurut Hadari Nawawi (2005:63) Metode Deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambar/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga masyarakat dan lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini bersifat kolaboratif yaitu peneliti bekerjasama dengan orang lain yang disebut teman sejawat. Jenis penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah penelitian kualitatif. Sugiyono (2007:9) menyatakan bahwa penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi tapi pada makna. Makna yang dimaksud disini adalah data sebenarnya yang ditemukan dalam proses penelitian

Subjek penelitian ini adalah peneliti dan peserta didik kelas II SDN 9 Anjongan kabupaten Pontianak. Tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah 11 peserta didik terdiri dari peserta didik laki-laki 4 orang dan peserrta didik perempuan 7 orang. Penelitian tindakan kelas dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan, yakni, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpul data yang dapat digunakan dalam kegiatan penelitian menurut Hadari Nawawi (2005:94-95), antara lain 1. Teknik observasi langsung. 2. Teknik observasi tidak langsung 3. Teknik komunikasi langsung 4. Teknik komunikasi tidak langsung 5. Teknik pengukuran. Teknik studi dokumentasi. Dalam penelitian ini teknik pengumpul data yang digunakan adalah teknik observasi langsung. Berdasarkan teknik pengumpul data, maka alat yang digunakan untuk pengumpulan data adalah lembar observasi. Lembar observasi dalam penelitian ini meliputi lembar observasi mengenai aktivitas peserta didik dan lembar observasi bagi guru. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini dilakuakn berdasarkan dari permasalahan-permasalahan yang ada dikelas II Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak. Permasalahan umumnya adalah belum meningkatnya aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika yang disebabkan kurangnya minat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti di kelas tempat peneliti mengajar dan menerapkan pembelajaran menggunakan media realistik. Penelitian ini dilakuakn sebanyak 2 siklus. Perencanaan pembelajaran siklus I terdiri dari: (1). Menganalisis kurikulum agar mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada peserta didik dalam pembelajaran. selanjutnya serta memperoleh kesepakatan bersama tentang langkah-langkah tindakan dan pelaksanaan penelitian. Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan Kompetensi Dasar yang dipilih oleh guru adalah Membandingkan bilangan dari satuan, puluhan dan ratusan. (2). Menyiapkan alat pengumpul data berupa lembar observasi indikator kinerja hasil pembelajaran dan lembar evaluasi. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari rabu 5 Febuari 2014 di kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak. Sebelum pembelajaran dimulai terlebih dahulu peneliti menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh kolaborator yaitu; kolaborator mengamati seluruh kegiatan pembelajaran dan memberi tanda cek list pada lembar observasi yang diberikan. (1). Hasil pengamatan mengenai kemampuan guru merencanakan pembelajaran menggunakan media realistik pada peserta didik kelas II Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak pada siklus I memiliki rata-rata 3. (2). Hasil pengamatan mengenai kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menggunakan media realistik pada peserta didik kelas I Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak dengan rata-ratanya 3,07. (3). Hasil observasi

belajar aktivitas belajar peserta didik pada pembelajaran matematika menggunakan media realistik pada peserta didik kelas II Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak pada siklus I diperoleh bahwa rata-rata persentase aktivitas fisik peserta didik adalah 60, aktivitas mental peserta didik adalah 63,64, aktifitas emosional peserta didik adalah 78,78. Refleksi dilakukan setelah melakukan tindakan pada siklus I. dari data yang diperoleh selama observasi siklus I dan pada saat aktivitas pembelajaran matematika menggunakan media realistik pada peserta didik kelas II Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan KAbupaten Pontianak diadakan kesepakatan antara peneliti dan observer untuk menilai kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang dilakukan pada siklus I. adapun kelebihan dan kekurangan pembelajaran siklus I antara lain. (1). Kelebihan siklus I terdiri dari (a). terjadi peningkatan dari perencanaan pembelajaran. (b). guru menguasai materi pembelajaran dengan media realistik. (c). peserta didik merasa senang dengan pembelajaran menggunakan media realistik (2). Kekurangan siklus I terdiri dari (a). Anak masih kurang terbiasa bekerja kelompok dengan diberikan lembar kerja kelompok, tanpa bimbingan langsung tahap pertahap oleh guru (b). Peserta didik kurang berani mengajukan pertanyaan mengenai masalah yang mereka hadapi (c). Guru kurang melakukan bimbingan kepada peserta didik, hanya terfokus pada mengawasi dan melakukan penilaian proses Kekurangan yang muncul pada siklus I akan dijadikan referensi untuk dilaksanakan pada siklus II, sehingga diharapkan kekurangan pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus II. Perencanaan pembelajaran pada siklus II terdiri dari (1). Menganalisis kurikulum agar mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada peserta didik dalam pembelajaran. selanjutnya serta memperoleh kesepakatan bersama tentang langkah-langkah tindakan dan pelaksanaan penelitian. Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan Kompetensi Dasar yang dipilih oleh guru adalah Membandingkan bilangan dari satuan, puluhan dan ratusan. (2). Menyiapkan alat pengumpul data berupa lembar observasi indikator kinerja hasil pembelajaran dan lembar evaluasi. Pelaksanan tindakan pada siklus 2 ini dilaksanakan pada hari selasa 11 febuari 2014 pada pelaksanaan siklus 2 ini selain mengacu pada kelemahan dan kekurangan pada siklus 1 juga mulai diarahkan pada menjalin keakrapan dan kerjasama pada setiap anggota kelompok dalam melaksanakan langkah-langkah kerja kelompok Hasil pengamatan mengenai kemampuan guru merencanakan pembelajaran menggunakan media realistik pada peserta didik kelas II Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak pada siklus II memiliki rata-rata 3,266. (2). Hasil pengamatan mengenai kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menggunakan media realistik pada peserta didik kelas I Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak dengan rata-ratanya 3,55. (3). Hasil observasi belajar aktivitas belajar peserta didik pada pembelajaran matematika menggunakan media realistik pada peserta didik kelas II Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak pada siklus II diperoleh bahwa

rata-rata persentase aktivitas fisik peserta didik adalah 93,94, aktivitas mental peserta didik adalah 81,81, aktifitas emosional peserta didik adalah 90,90. Refleksi dilakukan setelah melakukan tindakan pada siklus II. Adapun kelebihan dan kekurangan pada siklus II antara lain: kelebihan siklus terdiri dari (1). Terjadi peningkatan antara siklus I ke siklus II dari perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran menggunakan media realistik. (b). guru mampu menguasai pengelolaan kelas dengan baik, (c). pada siklus ini hamper semua peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran (d). guru mampu menerapkan media realistic dengan baik dan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Kekurangan dari siklus II adalah setelah melakukan tindakan peningkatan perencanaan, pelaksanaan, dan aktivitas belajar peserta didik masih ada salah satu peserta didik yang kurang aktif. Pembahasan Dalam perencanaan ini diperoleh rekapitulasi kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran matematika menggunakan media realistik pada siklus I memiliki rrata-rata 3 dan mengalami pada siklus II rata-ratanya 3,266. Sedangkan pada setiap siklusnya ada peningkatan dari beberapa aspek kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran matematika menggunakan media realistik yiatu sebagai berikut: (1). Perumusan tujuan pembelajaran pada siklus I sebesar 3 meningkat menjadi 3,33 pada siklus II. Dan (2). Pemilihan sumber belajar pada siklus I sebesar 3 meningkat menjadi 4 pada siklus II. (3). Sedangkan pada aspek pemilihan dan pengorganisasian materi ajar, scenario kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar tidak mengalami peningkatan. Rekapitulasi kemampuan guru melaksanakan pembelajaran matematika menggunakan media realistik pada peserta didik kelas II Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak. Pada siklus I memiliki rata-ratanya 3,07 dan mengalami pada siklus II rata-ratanya 3,55. Sedangkan pada setiap siklusnya ada peningkatan dari beberapa aspek kemampuan guru melaksanakan pembelajaran matematika menggunakan media realistik yaitu sebagai berikut: (1). Pra pembelajaran pada siklus I sebesar 2,5 meningkat menjadi 3 pada siklus II. (2). Kegiatan inti pembelajaran pada siklus I sebesar 3,15 meningkat sebesar 3,66 pada siklus II. (3). Kegiatan penutup pada siklus I sebesar 2,66 meningkat pada siklus II sebesar 3,66. Sedangkan pada aspek membuka pelajaran tidak mengalami peningkatan karena hasil pada siklus I dan II sudah maksimal. Dari siklus I dan Siklus II diperoleh rekapitulasi observasi aktivitas belajar peserta didik menggunakan media realistic pada pembelajaran matematika di kelas II Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak terdapat peningkatan aktivitas fisik yaitu pada siklus I rata-ratanya 72,71 meningkat menjadi 90,90 pada siklus II. Terdapat peningkatan aktivitas mental yaitu pada siklus I rata-ratanya 63,6 meningkat menjadi 81,81 pada siklus II. Terdapat peningkatan aktivitas emosional peserta didik yaitu pada siklus I rata-ratanya 78,78 meningkat menjadi 90,90 pada siklus II.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui penelitian meningkatkan aktivitas pembelajaran Matematika menggunakan media realistik di Kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. (1). Perencanaan pembelajaran matematika menggunakan media realistik di kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak terjadi peningkatan pada siklus I sebesar 3 dikategorikan cukup dan siklus II 3,26 dikategorikan baik terjadi peningkatan sebesar 0,26. (2). Pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan media realistik di kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak terjadi peningkatan pada pada siklus I sebesar 3,07 dan pada siklus II sebesar 3,55 dikategorikan baik terjadi peningkatan sebesar 0,48. (3). Penggunaan media realistik mampu meningkatkan aktivitas fisik peserta didik pada pembelajaran matematika kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak. Rata-rata peningkatan aktivitas fisik pada siklus I sebesar 72.71 dan pada siklus II sebesar 90,90 terjadi peningkatan sebesar 18,19%. (4). Penggunaan media realistik mampu meningkatkan aktivitas mental peserta didik pada pembelajaran matematika kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak. Rata-rata peningkatan aktivitas mental pada siklus I sebesar 63,6 dan pada siklus II sebesar 81,81 terjadi Peningkatan aktivitas mental antara siklus I ke siklus II sebesar 18,21%. (5). Penggunaan media realistik mampu meningkatkan aktivitas emosional peserta didik pada pembelajaran matematika kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 9 Anjongan Kabupaten Pontianak. Rata-rata peningkatan aktivitas emosional pada siklus I sebesar 78,78 dan pada siklus II sebesar 90,90 terjadi peningkatan aktivitas emosional antara siklus I ke siklus II sebesar 12,12% Saran Berdasarkan hasil temuan dan kesimpulan dari penelitian ini dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: (1). Penggunaan media realistik merupakan salah satu media pembelajaran alternatif. pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk mengatasi masalah rendahnya aktivitas belajar peserta didik. Untuk keberhasilan dari metode ini, perlu didukung oleh pandangan, kesanggupan, dan kesediaan guru untuk melaksanakan perubahan dalam pola suatu pembelajaran. (2). Dukungan kepala sekolah merupakan faktor yang terkait langsung dengan pelaksanaan tindakan kelas. Tugasnya sebagai pemimpin yang mengembangkan dan mengevaluasi kemampuan guru dalam pembelajaran lebih lanjut akan menentukan pula kelangsungan daya inovatif guru terutama dalam menggunakan metode pengajaran dan daya guna bagi peningkatan proses hasil belajar. DAFTAR PUSTAKA Asra, dkk, (2008), Metode Pembelajaran seri Pembelajaran Efektif, Bandung; CV Wacana Prima

BSNP (2006), Model KTSP dan Model Silabus Mata pelajaran SD/MI, Jakarta;BP Cipta Jaya Hadari Nawawi (2005) Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Pers Http://Sujinalarifin.wordpress.com/2009/06/09/Pendekatan-Pendidikanmatematika-realistik-indonesia-pmri/ Nyimas Aisyah, (2008) Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: depdikbud Oemar Hamalik.(2010), Proses Belajar Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara Poerwadarminta W.J.S, (2003), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka Tim Bahasa Pustaka Agung Harapan, (2003), Kamus Bahasa Indonesia, Surabaya, CV. Pustaka Agung Harapan Udin S. Winataputra, (2008), Teori Belajar minat dan Pembelajaran, Jakarta Universitas Terbuka