BAB IV ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Sektor Keuangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif, data mentah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah perusahaan non-keuangan yang terdaftar di. Bursa Efek Indonesia periode tahun Berdasarkan kriteria

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Muhammad Syukri Hamdi

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Tabel 4.1. Hasil Perolehan Data Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penulis menggunakan program SPSS versi Dalam penelitian ini, variabel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang eksis di Jakarta Islamic Index (JII) dari tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. variabel terikat adalah sebagai berikut : Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai pengaruh variable independen (Current Ratio, Debt To Equity Ratio,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ukuran perusahaan, dan good corporate governance terhadap kebijakan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari masing-masing variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian. menggunakan rasio return on asset (ROA).

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Garment dan Subsektor otomotif dan Komponen tahun Metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB III METODE PENELITIAN. riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. estimasi yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder tersebut harus dilakukan

BAB 1V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata rasio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan oleh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN. Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Nilai tambah ekonomis (EVA) merupakan nilai yang di dapatkan shareholder dari hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Analisis Deskriptif Berikut di bawah ini merupakan hasil analisis deskriptif dari keenam variabel yang dijadikan sampel dalam penelitian : Tabel 4.1 Tabel Statistik Deskriptif Variabel N Minimum Maximum Mean Std.Deviation CR 125 0,292 28,390 2,66680 2,871885 ROE 125 0,018 1,260 0,25232 0,204183 DER 125 0,050 2,450 0,77320 0,557745 INTEREST 125 0,058 0,075 0,0645 0,006024 FOREX 125 8991 12189 9863 1192 RETURN 125-0,364 4,071 0,46940 0,807987 VALID N (listwise) 125 Dari hasil statistik deskriptif di atas memberikan informasi bahwa total data dalam penelitian ini adalah 125 dikarenakan total sampel dalam penelitian ini sebanyak 25 perusahaan dengan periode penelitian 5 tahun. Current Ratio memiliki nilai minimum yang diperoleh adalah sebesar 29,2% yang merupakan current ratio dari PT Semen Indonesia (Persero) pada tahun 2010 dengan perbandingan nilai current asset (CA) sebesar 734.360 yang merupakan nilai CA terendah PT Semen Indonesia selama periode 5 tahun terakhir dan nilai current liabilities (CL) sebesar 2.517.519. Sedangkan nilai maksimum current ratio adalah sebesar 44

2839% yang merupakan current ratio dari PT Kalbe Farma pada tahun 2013 dengan perbandingan nilai CA sebesar 7.497.319 dan nilai CL sebesar 264.059 yang merupakan nilai CL terendah PT Kalbe Farma selama 5 periode terakhir. Dengan nilai rata-rata diperoleh sebesar 266,68%. Return on Equity memiliki nilai minimum yang diperoleh adalah sebesar 1,8% yang merupakan return on equity dari PT Medco Energi International pada tahun 2013 dengan perbandingan Earning After Tax (EAT) sebesar 196.057 dan total equity (TE) sebesar 11.003.201. Sedangkan nilai maksimal return on equity adalah sebesar 126% yang merupakan return on equity dari PT Unilever pada tahun 2013 dengan perbandingan Earning After Tax (EAT) sebesar 5.352.625 dan total equity (TE) sebesar 4.254.670. Dengan nilai rata-rata diperoleh sebesar 25,23%. Debt to Equity Ratio memiliki nilai minimum yang diperoleh adalah sebesar 5% yang merupakan debt to equity ratio dari PT Kalbe Farma pada tahun 2013 dengan perbandingan total liabilities (TL) sebesar 438.572 yang merupakan TL terkecil selama 5 periode terakhir dan nilai total equity (TE) sebesar 8.499.958. Sedangkan nilai maksimal debt to equity ratio adalah sebesar 245% yang merupakan debt to equity ratio dari PT Indofood Sukses Makmur pada tahun 2009. Dengan nilai rata-rata diperoleh sebesar 77,32%. Interest Rate memiliki nilai minimum yang diperoleh adalah sebesar 5,8% atau pembulatan dari 5,75% yang terjadi pada tahun 2012. Sedangkan nilai 45

maksimal interest rate adalah sebesar 7,5% yang terjadi pada tahun 2013. Dengan nilai rata-rata diperoleh sebesar 6,45%. Foreign Exchange Rate memiliki nilai minimum yang diperoleh sebesar Rp 8991,00 yang terjadi pada tahun 2010. Sedangkan nilai maksimal foreign exchange rate adalah sebesar Rp 12189,00 yang terjadi pada tahun 2013. Dengan nilai rata-rata diperoleh sebesar Rp 9863,00. Diketahui pada awal tahun 2013 nilai rupiah terhadap dollar dibuka pada kisaran Rp 9600,00 per US Dollar tetapi pada akhir tahun 2013 rupiah mengalami depresiasi hingga mencapai Rp 12.189,00 per US Dollar. Dikatakan oleh Fuad Bawazier Mantan Menteri Keuangan dan Dirjen Pajak salah satu faktor penyebab melemahnya rupiah adalah dikarenakan neraca perdagangan Indonesia pada tahun 2013 mengalami defisit. Return Saham memiliki nilai minimum sebesar -36,4% yang merupakan return saham dari PT Timah (Persero) pada tahun 2011 dengan perbandingan harga saham pada periode akhir 2010 adalah Rp 1.539,4 dan harga saham periode akhir 2011 adalah Rp 979,48. Sedangkan nilai maksimal return saham diperoleh sebesar 407,1% yang merupakan return saham PT Gudang Garam pada tahun 2009 dengan perbandingan harga saham pada periode akhir 2008 adalah Rp 3.921,26 dan harga saham periode akhir 2009 adalah Rp 19.883,11. Dengan nilai rata-rata diperoleh sebesar 46,94%. Diketahui besarnya selisih harga saham pada akhir periode 2008 dan akhir periode 2009 terjadi tidak hanya pada PT Gudang Garam saja selain adanya issue pada tahun 2008 di mana Indonesia mengalami krisis pasar modal sehingga banyak saham-saham perusahaan 46

yang mengalami penurunan secara drastis. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama dikarenakan menjelang akhir tahun 2009 didapati terjadi kenaikan yang cukup signifikan pada seluruh harga saham perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini salah satunya PT Gudang Garam yang mencatat kenaikan paling tinggi dengan return saham pada tahun 2009 sebesar 407%. 4.2 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Namun menurut teori statistik yakni Central Limit Theorem (Gujarati, 2009), apabila terdapat variabel independen dalam jumlah sampel yang besar di mana n 30 dan variabel lain terdistribusi secara identik maka dengan beberapa pengecualian distribusi secara keseluruhan akan cenderung normal dengan terus bertambahnya jumlah sampel. Sehingga atas dasar teori tersebut maka peneliti mengasumsikan jika nilai residual dalam penelitian ini terdistribusi normal seiring dengan bertambahnya jumlah sampel. 47

4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Multikolonieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel-variabel independent (bebas). Model regresi dikatakan baik apabila tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Sebuah data dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas apabila memiliki nilai Variance Inflated Factor (VIF) kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10. Berikut ini adalah tabel hasil uji multikolinearitas : Tabel 4.3.1 Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF CR 0,852 1,174 ROE 0,913 1,095 DER 0,803 1,245 INT 0,352 2,844 FOREX 0,349 2,862 a. Dependent Variable : RETURN Dari tabel hasil uji menunjukan bahwa seluruh variabel independen yang ada dalam penelitian ini tidak mengalami multikolinearitas dikarenakan nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. 4.3.2 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1. Model regresi yang baik adalah 48

model regresi yang terbebas dari autokorelasi. Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi salah satunya adalah uji Durbin-Watson (DW). Berikut adalah hasil uji statistik Durbin-Watson : Tabel 4.3.2.1 Hasil Perhitungan Uji Durbin-Watson Model R R Square Model Summary b Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1,443 a,196,163,739340 1,368 a. Predictors: (Constant), FOREX, DER, ROE, CR, INT b. Dependent Variable: RETURN Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi : H0 Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl d du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No Decision 4-du d 4 - dl Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Tidak ditolak du < d < 4 - du Nilai du dan dl bisa didapat dengan cara melihat tabel Durbin-Watson. Dengan jumlah data (N) sebanyak 125 dan 5 variabel independen (k). Maka berdasarkan tabel Durbin-Watson didapat nilai du sebesar 1,7919 dan dl sebesar 1,6528. Dikarenakan hasil nilai hitung Durbin-Watson didapat sebesar 1,368 yang berarti nilai tersebut tidak berada pada rentang du < d < 4-dU atau nilai d berada pada rentang 0 < d < dl, yakni nilai d sebesar 1,368 lebih kecil dari 49

dl sebesar 1,6528 atau 0 < 1,368 < 1,6528 maka H0 ditolak atau terjadi autokorelasi positif. Oleh karena adanya autokorelasi maka nilai standard error (SE) dan nilai t-statistik tidak dapat dipercaya sehingga diperlukan pengobatan. Pengobatan autokorelasi tergantung dari nilai ρ yang dapat diestimasi, salah satunya dengan cara estimasi berdasarkan Durbin-Watson d statistik. Langkah-langkah yang dilakukan adalah : 1. Melakukan penghitungan estimasi nilai ρ yakni dengan rumus : p = 1 d 2 Maka dari rumus tersebut nilai ρ didapat sebesar 0,316. 2. Melakukan transformasi seluruh variabel dalam bentuk Ln. 3. Melakukan transformasi persamaan regresi seluruh variabel dengan persamaan : LnVar 0,316 x Lag(LnVar) Setelah proses transformasi persamaan regresi selesai dilakukan maka didapat hasil uji autokorelasi sebagai berikut : Tabel 4.3.2.2 Hasil Uji Autokorelasi Setelah Transformasi Model R R Square Model Summary b Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1,314 a,098,015,95695 2,074 a. Predictors: (Constant), Ln_FOREX, Ln_ROE, Ln_DER, Ln_CR, Ln_INT b. Dependent Variable: Ln_RETURN Pada hasil uji Durbin-Watson sebelumnya didapat nilai d sebesar 1,368 yang berarti nilai tersebut lebih kecil dari batas bawah atau dl sebesar 50

1,6528. Sedangkan pada hasil uji setelah transformasi persamaan regresi didapat nilai d sebesar 2,074 yang berarti nilai tersebut berada pada rentang du < d < 4-dU, yakni : 1,7919 < 2,074 < 2,2081. Sehingga pengambilan keputusan berada pada du < d < 4-dU dan dapat disimpulkan bahwa variabel bebas pada penelitian ini tidak mengalami autokorelasi. 4.3.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi dikatakan baik apabila model regresi tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas atau merupakan model regresi homoskedastisitas. Terdapat beberapa cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi salah satunya dilihat dari grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Terjadinya heteroskedastisitas dalam model regresi dapat dideteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya) yang telah distudentsized. Terdapat 2 dasar analisis yang digunakan untuk mendeteksi apakah sebuah model regresi terdapat gejala heteroskedastisitas atau tidak: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 51

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini adalah hasil uji diagram scatterplot : Grafik 4.3.3 Grafik Scatterplot Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat jika titik-titik yang ada tidak membentuk suatu pola tertentu dan menyebar secara acak di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi heterokedastisitas. 52

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda Berikut merupakan hasil analisis dengan menggunakan model regresi linear berganda : Tabel 4.4 Analisis Regresi Linear Berganda Coefficients a Model a. Dependent Variable: Ln_RETURN Berdasarkan data hasil regresi di atas dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = 47,978-0,013Ln_CR - 0,047Ln_ROE + 0,107Ln_DER + 5,523Ln_INT - 6,076Ln_FOREX Berikut pengertian dari persamaan regresi di atas : 1 Nilai konstanta regresi didapat sebesar 47,978 yang berarti return saham akan bernilai 47,978 apabila dengan asumsi tidak terdapat variabel lain yang mempengaruhinya. Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 47,978 22,496 Ln_CR -,013,236 -,010 Ln_ROE -,047,208 -,030 Ln_DER,107,185,097 Ln_INT 5,523 3,613,268 Ln_FOREX -6,076 2,795 -,378 2 Nilai Ln_CR didapat sebesar -0,013 yang berarti setiap kenaikan variabel Ln_CR maka return saham akan berkurang sebesar 0,013 dikali dengan kenaikan yang dialami Ln_CR. Contoh : variabel Ln_CR mengalami 53

kenaikan dari 1 menjadi 2 maka penurunan nilai yang terjadi pada return saham akan sebesar 0,013 dikali dengan 2 atau 0,026. Dengan asumsi variabel bebas lain bernilai tetap atau 1. 3 Nilai Ln_ROE didapat sebesar -0,047 yang berarti setiap kenaikan variabel Ln_ROE maka return saham akan berkurang sebesar 0,047 dikali dengan kenaikan yang dialami Ln_ROE. Contoh : variabel Ln_ROE mengalami kenaikan dari 1 menjadi 2 maka penurunan nilai yang terjadi pada return saham akan sebesar 0,047 dikali dengan 2 atau 0,094. Dengan asumsi variabel bebas lain bernilai tetap atau 1. 4 Nilai Ln_DER didapat sebesar 0,107 yang berarti setiap kenaikan variabel Ln_DER maka return saham akan bertambah sebesar 0,107 dikali dengan kenaikan yang dialami Ln_DER. Contoh : variabel Ln_DER mengalami kenaikan dari 1 menjadi 2 maka penambahan nilai yang terjadi pada return saham akan sebesar 0,107 dikali dengan 2 atau 0,214. Dengan asumsi variabel bebas lain bernilai tetap atau 1.. 5 Nilai Ln_INT didapat sebesar 5,523 yang berarti setiap kenaikan variabel Ln_INT maka return saham akan bertambah sebesar 5,523 dikali dengan kenaikan yang dialami Ln_INT. Contoh : variabel Ln_INT mengalami kenaikan dari 1 menjadi 2 maka penambahan nilai yang terjadi pada return saham akan sebesar 5,523 dikali dengan 2 atau 11,046. Dengan asumsi variabel bebas lain bernilai tetap atau 1.. 6 Nilai Ln_FOREX didapat sebesar -6,076 yang berarti setiap kenaikan variabel Ln_FOREX maka return saham akan berkurang sebesar 6,076 dikali dengan kenaikan yang dialami Ln_FOREX. Contoh : variabel 54

Ln_FOREX mengalami kenaikan dari 1 menjadi 2 maka penurunan nilai yang terjadi pada return saham akan sebesar 6,076 dikali dengan 2 atau 12,152. Dengan asumsi variabel bebas lain bernilai tetap atau 1. 4.5 Uji Hipotesis 4.5.1 Uji F Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independent secara simultan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk menguji apakah semua variabel independen dalam model regresi memiliki pengaruh terhadap variabel dependen dapat ditentukan dengan membandingkan antara nilai probabilitas atau p-value dari hasil uji F dengan tingkat signifikan (α) yang telah ditetapkan sebelumnya dan dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikan sebesar 5% menunjukan jika peluang kesalahan yang ditolerir dalam penelitian ini adalah sebesar 5%. Sehingga apabila nilai p-value α sebesar 5% maka menunjukan terdapat cukup bukti untuk menolak H0 yang berarti semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya apabila nilai p-value α sebesar 5% maka belum terdapat cukup bukti untuk menolak H0 sehingga semua variabel independen secara simultan tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. 55

Model Berikut merupakan hasil perhitungan uji - F : Tabel 4.5.1 Hasil Perhitungan Uji - F ANOVA a Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 5,395 5 1,079 1,178,332 b Residual 49,450 54,916 Total 54,846 59 a. Dependent Variable: Ln_RETURN b. Predictors: (Constant), Ln_FOREX, Ln_ROE, Ln_DER, Ln_C, Ln_INT Berdasarkan hasil perhitungan uji-f diperoleh p value sebesar 0,332 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukan belum cukup bukti untuk menolak H0. Sehingga dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel yang terdiri dari Current Ratio, Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Interest Rate, dan Foreign Exchange Rate tidak berpengaruh terhadap Return saham. 4.5.2 Uji-t Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk menentukan apakah variabel independen dalam penelitian secara individual memiliki pengaruh terhadap variabel dependen dapat dengan menggunakan perbandingan antara nilai probabilitas atau p-value dari hasil uji-t dengan tingkat signifikan (α) yang telah ditetapkan sebelumnya yakni sebesar 5%. Sehingga apabila nilai p-value α sebesar 5% maka menunjukan terdapat cukup bukti untuk menolak H0 yang berarti 56

variabel independen secara individual memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya apabila nilai p-value α sebesar 5% maka belum terdapat cukup bukti untuk menolak H0 sehingga variabel independen secara individual tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Berikut adalah hasil perhitungan uji t setiap variabel independen : Tabel 4.5.2 Hasil Perhitungan Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 47,978 22,496 2,133,038 Ln_CR -,013,236 -,010 -,055,956 Ln_ROE -,047,208 -,030 -,224,823 Ln_DER,107,185,097,580,564 Ln_INT 5,523 3,613,268 1,529,132 Ln_FOREX -6,076 2,795 -,378-2,174,034 a. Dependent Variable : Ln_RETURN Dari hasil uji t di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1 Current Ratio H0 : Tidak terdapat pengaruh positif antara Current Ratio terhadap Return Saham. H1 : Terdapat pengaruh positif antara Current Ratio terhadap Return Saham. Dari hasil perhitungan uji-t diperoleh p value untuk current ratio sebesar 0,956. Nilai ini jauh lebih besar dari 0,05 yang artinya belum terdapat t Sig. 57

bukti untuk menolak H0. Sehingga dapat disimpulkan jika variabel current ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kusumo (2011) dan Rahayu (2003) yang menunjukan jika current ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Secara teori semakin tinggi current ratio maka akan berdampak positif bagi perusahaan dikarenakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban hutang jangka pendek akan semakin baik sehingga masyarakat relatif lebih menyukai berinvestasi pada perusahaan dengan current ratio yang tinggi. Dengan semakin banyaknya investor maka tambahan modal yang dimilki oleh perusahaan akan semakin meningkat dan akibatnya return saham perusahaan akan ikut meningkat. Di satu sisi semakin tinggi current ratio belum tentu memberikan dampak positif terhadap perusahaan dikarenakan bisa saja tingginya tingkat current ratio disebabkan oleh besarnya piutang perusahaan yang belum atau sulit tertagih dan ini menjadikan perusahaan tersebut cukup berisiko dikarenakan kemampuan dalam mengelola piutangnya yang tidak efektif. Dengan adanya dampak positif dan juga negatif ketika current ratio semakin tinggi maka penulis berasumsi jika hal ini yang menyebabkan investor pada akhirnya tidak menggunakan current ratio sebagai indikator dalam memprediksi harga saham. Sehingga hal tersebut dapat menjelaskan mengapa current ratio tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. 58

2 Return on Equity H0 : Tidak terdapat pengaruh positif antara Return on Equity terhadap Return Saham. H2 : Terdapat pengaruh positif antara Return on Equity terhadap Return Saham. Dari hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai p value untuk return on equity sebesar 0,823. Nilai ini jauh lebih besar dari 0,05 yang artinya belum terdapat bukti untuk menolak H0. Sehingga dapat disimpulkan jika variabel return on equity tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Susilowati dan Turyanto (2011) yang menunjukan jika return on equity tidak berpengaruh terhadap return saham. Secara teori semakin tinggi nilai return on equity menandakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan modal yang dimiliki semakin besar hal ini menunjukan jika perusahaan dapat memanfaatkan modal yang ada secara efektif sehingga hal ini akan berdampak positif pada perusahaan. Namun di satu sisi semakin tinggi nilai return on equity juga dapat memberikan dampak negatif bagi perusahaan di mana nilai return on equity yang tinggi dapat berakibat pada risiko yang ditanggung perusahaan akan semakin besar dikarenakan semakin tinggi return on equity maka proporsi modal yang dimiliki perusahaan akan semakin kecil. Oleh karena adanya dampak positif dan negatif ketika return on equity mengalami peningkatan maka penulis berasumsi jika investor pada akhirnya tidak menggunakan return on equity sebagai dasar dalam 59

pengambilan keputusan investasi saham. Sehingga kiranya hal tersebut dapat menjelaskan mengapa return on equity tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. 3 Debt to Equity Ratio H0 : Tidak terdapat pengaruh positif antara Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham. H3 : Terdapat pengaruh positif antara Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham. Dari hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai p value untuk debt to equity ratio 0,564. Nilai ini jauh lebih besar dari 0,05 yang artinya belum terdapat bukti untuk menolak H0. Sehingga dapat disimpulkan jika variabel debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kusumo (2011) yang menunjukan jika debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Menurut Susilowati dan Turyanto (2011), semakin tinggi nilai debt to equity ratio maka tanggungan yang dimiliki oleh perusahaan juga akan semakin besar tetapi di lain sisi bagi beberapa investor hal tersebut justru menjadi potensi akan berkembangnya perusahaan di masa mendatang dikarenakan perusahaan yang sedang berkembang tentunya akan memerlukan hutang sebagai tambahan modal dan hal ini membuat beberapa investor lebih tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki nilai debt to equity ratio yang tinggi. Namun di sisi lain tingginya nilai debt to equity ratio menandakan semakin besarnya 60

perbandingan antara utang perusahaan dengan modal yang dimiliki dan hal ini menjadikan perusahaan tersebut cukup berisiko terutama apabila perusahaan tersebut mengalami gagal bayar. Oleh karena adanya dampak positif dan negatif ketika debt to equity ratio mengalami peningkatan maka penulis kembali berasumsi jika hal ini yang menyebabkan para investor pada akhirnya tidak menggunakan debt to equity ratio sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi saham. Sehingga kiranya hal ini dapat menjelaskan mengapa debt to equity ratio tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. 4 Interest Rate H0 : Tidak terdapat pengaruh negatif antara Interest Rate terhadap Return Saham. H4 : Terdapat pengaruh negatif antara Interest Rate terhadap Return Saham. Dari hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai p value untuk interest rate 0,132. Nilai ini hampir mendekati 0,05 meski hampir mendekati tapi nilai tersebut tetap lebih besar dari 0,05 yang artinya belum terdapat cukup bukti untuk menolak H0. Sehingga dapat disimpulkan jika variabel interest rate tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suyanto (2007) yang mengatakan jika interest rate berpengaruh terhadap return saham. Secara teori semakin tinggi interest rate maka akan berdampak negatif pada return saham perusahaan dikarenakan apabila interest rate naik maka 61

investor cenderung akan lebih memilih menginvestasikan uangnya di bank dengan alasan tingkat keuntungan yang tinggi tetapi memiliki risiko yang rendah dan hal ini akan berdampak pada permintaan saham yang berkurang sehingga menyebabkan menurunnya return saham dan dari banyak penelitian terdahulu menunjukan jika variabel interest rate memiliki pengaruh terhadap return saham. Tetapi pada kenyataannnya terdapat beberapa faktor lain di luar interest rate seperti foreign exchange rate, inflasi, keadaan politik, ataupun faktor psikologis. Salah satu contohnya di mana kecenderungan investor indonesia yang merupakan tipikal investor jangka pendek atau spekulan. Hal ini membuat mereka lebih menyukai melakukan aksi profit taking demi mendapatkan capital gain yang sebesar-besarnya dalam waktu yang singkat dibandingkan menginvestasikan uangnya pada instrumen selain saham. Sehingga meski interest rate mengalami kenaikan tidak akan mempengaruhi para investor dikarenakan mereka lebih menyukai melakukan aksi profit taking dalam berinvestasi saham atau sebagai spekulan. Sehingga hal ini kiranya dapat menjelaskan mengapa interest rate tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. 5. Foreign Exchange Rate H0 : Tidak terdapat pengaruh negatif antara Foreign Exchange Rate Rupiah terhadap Return Saham. H5 : Terdapat pengaruh negatif antara Foreign Exchange Rate terhadap Return Saham. 62

Dari hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai p value untuk foreign exchange rate 0,034. Nilai ini lebih kecil dari 0,05 yang artinya terdapat bukti untuk menolak H0 dan menerima H1. Sehingga dapat disimpulkan jika variabel foreign exchange rate secara individual berpengaruh negatif terhadap return saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suyanto (2007) yang mengatakan jika foreign exchange rate berpengaruh terhadap return saham. Secara teori foreign exchange rate berpengaruh negatif terhadap return saham dikarenakan dengan semakin tingginya nilai rupiah yang dibutuhkan untuk membeli 1 dollar US (depresiasi) maka akan memberikan dampak negatif bagi perusahaan yang memiliki utang luar negeri dalam bentuk dollar US ataupun perusahaan yang melakukan import bahan baku untuk menunjang kegiatan operasional mereka karena utang ataupun biaya yang timbul akan semakin tinggi apabila rupiah mengalami depresiasi dan akibatnya profit perusahaan akan menurun dan akibatnya return saham juga mengalami penurunan. 4.5.3 Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti 63

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Berikut merupakan tabel hasil perhitungan koefisien determinasi : Tabel 4.5.3 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,314 a,098,015,95695 Berdasarkan tabel di atas nilai koefisien determinasi (R 2 ) adalah sebesar 0,098. Hal ini menunjukan jika variabel-variabel bebas Current Ratio, Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Interest Rate, dan Foreign Exchange Rate hanya dapat menjelaskan variabel terikat Return Saham sebesar 9,8% sedangkan sisanya 90,2% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model regresi. 64