INDRA KASIH Pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi Fakultas ilmu keolahragaan Universitas negeri medan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam sebuah siklus kehidupan, masa puber merupakan salah satu masa. yang tidak mudah untuk dilalui oleh individu. Masa puber dianggap sebagai masa

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. umum dan pola hidup. Penelitian Agoestina, (1982) di Bandung (dalam

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

BAB I PENDAHULUAN. itu, orang menyebutnya juga sebagai masa yang paling rawan. Keindahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Rentang kehidupan individu mengalami fase perkembangan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang lain. Menurut Proverawati (2009:107), bahwa gejala-gejala

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah, agar pendidikan dapat

SKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat

BAB I PENDAHULUAN. Ini merupakan pertanda biologis dari kematangan seksual. Perubahan ini terjadi pada

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MENARCHE PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga menurut Lestari (2012) memiliki banyak fungsi, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENARCHE (Studi di SD Negeri Wanar Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2015) Ida Susila *

KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO MEDAN TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan dengan manusia lainnya dan mempunyai hasrat untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau keinginan yang kuat tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT.

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kematangan seksual. Perubahan-perubahan ini terjadi pada masa-masa

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Seorang ibu yang sedang mengalami kehamilan pertama akan merasa berbeda

BABI PENDAHULUAN. menjelang saat-saat kematian, rasa cemas kerap kali singgah dalam diri manusia.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana telah disebutkan dalam pendahuluan, bahwa tujuan dari

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia kerja yang semakin lesu pada saat ini, tetap mampu membuat

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

Ringkasan. Putri, Risdiandari Sukirman Perbedaan Kematangan Emosi Ditinjau Dari Jenis

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

BAB V PEMBAHASAN. menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat

KESIAPAN PESERTA DIDIK MENGHADAPI MASA PUBERTAS DAN LAYANAN BK DI KELAS VII SMP NEGERI 31 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

Abstract. Keywords: Keterampilan Mengajar Guru, Fasilitas Belajar, Prestasi Belajar. p-issn : e-issn : JURNAL NIAGAWAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wanita berbeda-beda waktunya dalam mendapatkan menarche atau

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya. Maka upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. adalah menstruasi, kehamilan, dan seksualitas (Gibs, 2008).

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. mengenal awal kehidupannya. Tidak hanya diawal saja atau sejak lahir, tetapi keluarga

Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I PENDAHULUAN. remaja adalah datang haid yang pertama kali atau menarche, biasanya sekitar umur

Transkripsi:

DAMPAK PSIKOLOGIS SISWA PUTRI SAAT MENGALAMI MENSTRUASI DALAM PROSES BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SMA NEGERI 3 MEDAN INDRA KASIH Pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi Fakultas ilmu keolahragaan Universitas negeri medan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak psikologis saat menstruasi yang dialami siswa putri dalam proses belajar pendidikan jasmani di kelas X SMA Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Keberhasilan suatu penelitian sangat erat hubungannya dengan metode yang di pergunakan dalam penelitian. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan melalui angket tertutup. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putri kelas X SMA Negeri 3 Medan yang berjumlah 32 siswi. Jumlah sampel yang diambil 25% dari populasi setiap kelas yang telah disusun. Jumlah seluruh sampel 5 siswi teknik pengambilan sampel dengan menggunakan proporsional random sampling dan dilakukan dengan undian secara acak melalui gulungan kertas. Hasil penelitian dari 5 sampel terdiri dari 2 indikator yang disusun berdasarkan teori menunjukkan bahwa hasil analisis data berdasarkan Kematangan Mental siswa putri (67,54%) pada kategori tinggi. Berdasarkan Emosional siswa putri (53,4%) pada kategori cukup/netral. Dengan demikian Dampak Psikologis Siswa Putri Saat Mengalami Menstruasi dalam Proses Belajar Pendidikan Jasmani SMA Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2014/2015 adalah 60,04% dalam kategori cukup/netral. Kata Kunci : Psikologis Siswa Putri Saat Menstruasi, Proses Belajar Pendidikan Jasamani PENDAHULUAN Selama rentang kehidupan manusia, telah terjadi banyak pertumbuhan dan perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase perkembangan manusia tersebut, salah satu yang penting dan paling menjadi pusat perhatian adalah masa remaja. Masa remaja yang dimaksud merupakan periode transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa. Batasan usianya tidak di tentukan dengan jelas, sehingga banyak ahli yang berbeda dalam penentuan rentang usianya. Namun, secara umum dapat di katakan bahwa masa remaja berawal dari usia 12 sampai dengan akhir usia belasan ketika pertumbuhan fisik hampir lengkap. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja ialah datangnya menstruasi pertama kali, biasanya sekitar umur 10 sampai 16 tahun. Saat menstruasi pertama kali dinamakan menarche. Menarche dianggap sebagai tanda pubertas atau masa awal pematangan seksual. Dilihat dari kelakukan sehari hari, wanita sangat berbeda sekali saat ia mengalami menstruasi. Khususnya pada siswa putri yang biasanya tampil ceria, memiliki stamina yang prima untuk melakukan kegiatan belajar pendidikan jasmani di sekolah. Tiba-tiba bisa menjadi lesu, malas dan tidak semangat untuk mengikuti pendidikan jasmani serta mudah tersinggung sepertinya memiliki beban di dalam dirinya. Terlihat dalam prakteknya penjas, sebagian siswa putri terlihat malas melakukan gerakan dalam melakukan proses belajar pendidikan jasmani di lapangan. Alasan siswi tersebut sedang menstruasi, siswa putri tersebut takut noda darah jadi tembus dan meninggalkan bekas noda di roknya, sehingga siswa putri 1

malu diketahui oleh siswa putra kalau dirinya sedang menstruasi. LANDASAN TEORI 1. Dampak Psikologis Remaja Putri Hakikat Psikologis Remaja Putri Sebelum kita mengalami masa remaja kita akan melewati masa pubertas, masa pubertas berasal dari kata latin yang artinya tanda awal kedewasaan. Menurut Hurlock (190:15) antara masa pubertas dan masa remaja terjadi tumpang tindih. Karena masa pubertas dimulai dari 1 atau 2 tahun terakhir masa kanak-kanak sampai dengan 1 atau 2 tahun masa remaja. Seperti skala dibawah ini Gambar 1. Skala Masa Puber Perempuan Menurut arti kata-kata psikologi berasal dari kata psyche yang berarti jiwa, dan logos artinya ilmu, jadi psikologi artinya ilmu jiwa. Dalam Kamus Kecil Bahasa Indonesia (1994:37) psikologis adalah sesuatu yang bersifat kejiwaan. Didalam buku Hurlock (190:206) mengatakan masa remaja atau adolescence berasal dari bahasa latin adolescere, yang artinya tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence atau yang kita kenal dengan remaja mempunyai arti yang lebih luas yaitu, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Tabel 1. Psikologi Perkembangan Remaja Putri Psikologis Remaja Mencakup Kematangan Mental Emosional Sosial Fisik - Pikiran - Batin / jiwa - Sifat - Keyakinan hidup - Luapan perasaan - Penuh emosi - Hubungan dengan masyarakat / lingkungan - Jasmani atau badan Sedangkan psikologis remaja dalam buku Hurlock (190:206) menurut pandangan Piaget (121) mengatakan : Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang - orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat yang sama, sekurang - kurangnya dalam masalah hak. Intergrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek afektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai intergrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari priode perkembangan ini. Salah satu pakar psikologi perkembangan Hurlock (190:206) menyatakan bahwa, masa remaja ini di mulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan berakhir pada saat ia mencapai usia dewasa secara hukum. Masa remaja di bagi menjadi dua bagian masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa remaja awal di mulai pada saat anak-anak mulai matang secara seksual yaitu pada usia 13 sampai 17 tahun, sedangkan masa remaja akhir meliputi periode setelahnya sampai dengan 19 tahun, yaitu usia di mana seseorang dinyatakan dewasa secara umum. 2. Pengertian Dampak Psikologis

Dalam Kamus Kecil Bahasa Indonesia (1994:117) dampak adalah pengaruh yang kuat sehingga menimbulkan akibat (baik negatif maupun positif), dan di dalam Kamus Kecil Bahasa Indonesia (1994:37) psikologis adalah bersifat kejiwaan. Dampak psikologis dapat diartikan sebagai pengaruh yang di lihat, atau sesuatu yang akan terjadi di dalam diri seseorang baik itu hal yang positif maupun negatif. Dari dampak psikologis ini kita dapat mempelajari bagaimana pengaruh psikologis pada penampilan fisik dan psikisnya dalam memahami keterlibatan prilaku yang ada di dalam dirinya atau jiwa seseorang, dan bagaimana cara dirinya melakukan kegiatan sehari hari yang mempengaruhi perkembangan psikis maupun kesehatan psikisnya. 3. Psikologis Siswa Putri Dalam Proses Belajar Pendidikan Jasmani a. Hakikat Pendidikan Jasmani Dalam Kamus Bahasa Indonesia (1991:232), Pendidikan berasal dari kata "didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi "mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. b.tujuan Pendidikan Jasmani Tujuan pendidikan sejati tidaklah hanya mengisi ruang-ruang imajinasi dan intelektual anak, mengasah kepekaan sosialnya, ataupun memperkenalkan mereka pada aspek kecerdasan emosi, tapi lebih kepada mempersiapkan mereka untuk mengenal Tuhan dan sesama manusia. Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat pada: TAP MPR NO II/MPR/1993 Tujuan Pendidikan nasional yaitu Meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja profesional serta sehat jasmani dan rohani. (Www.AsianBrain.com). Dalam buku Abdullah, Menurut Barrow (1977:25) tujuan pendidikan jasmani yaitu perkembangan optimal dari individu yang utuh berkemampuan menyesuaikan diri secara jasmaniah, sosial dan mental, melalui pelajaran yang terpimpin dan partisipasi dalam olahraga yang dipilih, senam irama, dan senam yang dilaksanakan sesuai dengan standar sosial dan kesehatan. c. Psikologis Siswa Putri Saat Pendidikan Jasmani Apabila dihubungkan dengan psikologis siswi yang sedang belajar, khususnya siswa yang sedang melakukan kegiatan pendidikan jasmani, kita dapat mengamati perilaku siswa yang di perlihatkan oleh seseorang ketika ia ikut kegiatan jasmani olahraga disekolahnya. Dimana kita ketahui dengan berolahraga tubuh kita menjadi sehat dan bugar serta senang setelah berolahraga. Artinya, pada saat berolahraga siswa memiliki pengaruh tertentu terhadap kondisi fisik maupun psikisnya dalam hal kualitas kepribadiannya. Karena berolahraga, maka kondisi psikis siswa akan berdampak positif dan selanjutnya akan membentuk ciri-ciri kepribadian atau gambaran kepribadian yang positif pula. Tetapi ada sebagian siswa, khususnya siswa putri yang biasanya tampil ceria dan memiliki stamina yang prima untuk melakukan kegiatan belajar pendidikan jasmani di sekolah, tiba-tiba bisa menjadi lesu, malas dan mudah tersinggung sepertinya tidak semangat dan ada beban atau ketakutan di dalam dirinya untuk mengikuti pendidikan jasmani. 4. Dampak Psikologis Saat Menstruasi a. Hakikat Menstruasi Menurut Prawiroharjo (200:103) menstruasi ialah pendarahan secara

periodik dan siklik dari uterus disertai pelepasan endometrium. Menurut Derek (2005:26) Peristiwa terpenting bagi seorang putri yaitu datangnya menstruasi pertama kali, biasanya sekitar umur 10 sampai 16 tahun. Saat menstruasi pertama kali disebut menarche. Menarche dianggap sebagai tanda pubertas atau masa awal pematangan seksual. b. Siklus Menstruasi Di dalam buku setiap wanita, Derek (2005:29) mengatakan ketika haid rahim menangis karena pembuahan tidak kunjung terjadi. Pendarahan akibat runtuhnya dinding lapisan dalam rahim adalah serangkaian peristiwa saling berkaitan, yang bertujuan mempersiapkan rahim menampung sel telur yang di buahi. Bila tidak terjadi kehamilan, maka dinding lapisan yang sudah dipersiapkan menjadi mengelupas, karena menstruasi merupakan keluarnya darah dari dalam rahim yang terjadi kerena sel telur tidak dibuahi. Sehingga siklus menstruasi yang baru pun dimulai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar dibawah ini: Gambar 2. Pengendalian Siklus Menstruasi Sedangkan menurut Nita dalam jurnal remaja putri dan siklus menstruasi : Gambar 3. Siklus Menstruasi 1. Hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan 2. Sekitar hari ke-14 terjadi pelepasan telur dari ovarium disebut ovulasi. Sel telur ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii. Di dalam tuba falopii dapat terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk ke dalam rahim dan tumbuh menjadi janin sehingga terjadilah kehamilan. 3. Pada sekitar hari ke-2, jika tidak terjadi pembuahan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan atau disebut sebagai siklus menstruasi. Siklus dapat berlangsung selama 3-5 hari, terkadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya (http://www.nita-medicastore.com) c. Dampak Psikologis Saat Menstruasi Dampak psikologis secara umum terjadi pada wanita yang mengalami siklus menstruasi sekitar menjelang dan sesudah menstruasi. Sebagian remaja putri diliputi suasana yang tidak menentu dan juga perasaan yang kurang nyaman atau terasa sakit di sekitar bawah pusar. Hal ini bisa saja membuat seorang perempuan menjadi cepat lelah dan mudah tersinggung perasaannya. Dampak psikologis menstruasi ini muncul dalam bentuk tingkah laku berupa perasaan lelah, mudah teriritasi, cemas, depresi, emosi labil, insomnia, nafsu makan meningkat dan kesulitan bekerja efektif. METODOLOGI PENELITIAN Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan objek yang akan di teliti sesuai dengan ketentuanketentuan yang dirumuskan pada pokok masalah. Menurut Arikunto (2006:130) menyatakan bahwa, Populasi adalah subjek penelitian. Sehingga dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa putri kelas X SMA Negeri 3 Medan, di karenakan jumlahnya

lebih banyak siswa putri, yaitu sebanyak 32 siswa yang terdiri atas sebelas kelas, sementara kelas XI dan XII hanya sembilan kelas. Siswa kelas X baru saja melewati masa puber dan baru memulai masa remaja. 2. Sampel Sampel merupakan orang yang menjadi sumber data yang terdiri dari sebagian populasi yang dipandang dapat mewakili populasi. Sebagaimana Arikunto (2006:107) menyatakan bahwa, apabila jumlah subjek kurang dari orang, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutan jika subjeknya besar maka dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Dalam hal ini jumlah sampel yang diambil 25% dari populasi setiap kelas, yaitu: TABEL 2 Jumlah Siswa Putri Kelas X 9 25 x 30 7,5 25 x 32 25 x 2 Jumlah 32 5 Sampel Pengambilan sampel dilakukan melalui Proporsional Random Sampling Metode Penelitian Metode yang di pergunakan dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan melalui angket tertutup. Arikunto (2006:310) menyatakan, penelitian deskriptif maksudnya hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variable gejala atau keadaan. 7 Kelas Jumlah 25% X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X X 9 X 10 X 11 27 2 27 30 30 30 32 34 30 32 2 25 x 27 6,75 7 25 x 2 7 25 x 27 6,75 7 25 x 30 7,5 25 x 30 7,5 25 x 30 7,5 25 x 32 25 x 34,5 Variabel Dampak Psikolo-gis Siswa Putri saat Mengalami Menstruasi dalam Proses Belajar Pend. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang artinya jawabannya sudah pasti. Angket ini berisikan pertanyaan yang mengacu untuk mengetahui seberapa besar dampak psikologis siswa putri saat mengalami menstruasi dalam belajar pendidikan jasmani pada di SMU Negeri 3 Medan. Tabel 3 Indikator Angket Indik ator Kematan gan Mental Sub Indikator - Pikiran - Batin / jiwa - Sifat - Keyaki nan hidup Nomer Soal Pengaruh + - 1. Percaya diri 2. Tenang 3. Nyaman 4. Konsentrasi 5. Tampil prima 6. Sehat 7. Stress. Ragu 9. Murung 10. Pelupa 11. Bingung 12. Banyak pikiran 13. Tekan batin 14. Pesimis

Jasmani Emosiona l SEMINAR NASIONAL - Luap an perasaan - Penu h emos i 15. Senang 16. Semangat 17. Suka 1. Ingin Diperhatikan 19. Memperhatikan penampilan 20. Cemburu 21. Marah 22. Mudah tersingung 23. Sedih 24. Risih 25. Takut 26. Mencari alasan 27. Perasaan sendiri 2. Malu 29. Lesu / lelah 30. Malas Adapun pembuatan angket nantinya berdasarkan kriteria, yaitu: 1. Kriteria pengaruh positif, dengan memilih : Jawaban A Ya, sangat setuju : skor 5 Jawaban B Ya, setuju : skor 4 Jawaban C Kadangkadang : skor 3 Jawaban D Tidak setuju : skor 2 Jawaban E Tidak setuju sekali : skor 1 2. Kriteria pengaruh negatif, dengan memilih : Jawaban A Ya, sangat setuju : skor 1 Jawaban B Ya, setuju : skor 2 Jawaban C Kadangkadang : skor 3 Jawaban D Tidak setuju : skor 4 Jawaban E Tidak setuju sekali : skor 5 HASIL PENELITIAN Berdasarkan perhitungan hasil data penelitian Dampak Psikologis Siswa Putri Dalam Proses Belajar Pendidikan Jasmani SMU Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2014/2015 maka diperoleh persentase dari setiap psikologis perkembangan remaja putri menurut Harlock adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan Kematangan Mental a. Dampak positif, data mentah yang diperoleh adalah 132, dan data seharusnya 2550. b. Dampak negatif, data mentah yang diperoleh adalah 217, dan data seharusnya 3400. Jadi berdasarkan kematangan mentalnya seluruh data mentah yang diperoleh adalah 4019, dan data seharusnya 5950 dengan persentase 67,54%. Termasuk kategori tinggi. 2. Berdasarkan Emosionalnya a. Dampak positif, data mentah yang diperoleh adalah 1270, dan data seharusnya 2125. b. Dampak negatif, data mentah yang diperoleh dalah 2367, dan data seharusnya 4675. Jadi berdasarkan emosionalnya, seluruh data mentah yang diperoleh adalah 3637, dan data seharusnya 600 dengan persentase 53,4 %. Termasuk kategori cukup/netral. Berdasarkan Indikator Dampak Psikologis Remaja Putri maka dari 30 item angket penelitian yang disebarkan, secara keseluruhan data mentah yang diperoleh adalah 7656 dan data seharusnya 12750 dengan persentase 60,04% termasuk kategori cukup/ netral. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini Tabel 5. Persentase Dampak Psikologis Siswa Putri saat Mengalami Menstruasi dalam Proses Belajar Pendidikan Jasmani SMA Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2014/2015 No Item Indikator 1 1 s/d 14 Kematang an Mental Data Mentah Data Seharusn ya % Persent ase Kategori 4019 5950 67,54% Tinggi 2 15 s/d 30 Emosional 3637 600 53,4% Sedang / Netral Cukup / Jumlah 7656 12750 60,04% Netral Berdasarkan tabel diatas, persentase Dampak Psikologis Siswa Putri

saat Mengalami Menstruasi dalam Proses Belajar Pendidikan Jasmani SMA Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2014/2015 dapat dilihat pada diagram batang dibawah ini: 67,54% 53,4% Persentase Jawaban (%) 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% K. Mental Emosional Gambar 4. Diagram Batang Indikator Psikologis Remaja Putri Saat Mentruasi Dalam Proses Belajar Pendidikan Jasmani KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian dari data Dampak Psikologis Siswa Putri saat Mengalami Menstruasi dalam Poses Belajar Pendidikan Jasmani SMA Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2014/2015, dapat disimpulkan bahwa nilai persentase secara keseluruhan sebesar 60,04%. Nilai tersebut termasuk dalam kategori cukup/ netral, artinya saat mengalami menstruasi psikologis siswa putri berdampak stabil tidak tinggi dan tidak rendah (netral), karena manfaat penjas salah satunya adalah untuk keseimbangan psikologis. Pada saat menstruasi hormone dalam tubuh tidak seimbang sehingga wanita kerap sekali mengalami gangguan psikologis. Jadi dengan siswi mengikuti pandidikan jasmani maka membantu hormone yang tidak seimbang menjadi seimbang dan siklus menstruasi menjadi lancar di dalam tubuh.

DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Arma. (1994). Dasar Dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta, B3PTKSM Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian dan Menejemen Penelitian. Jakarta, Rineka Cipta. Asian Brain. Memahami Tujuan Pendidikan. Www.asianbrain.com Boyke. PMS. Http://jurnalnasional.com Kartini, Kartono. (1995). Psikologi Wanita Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa 1. Mandar, Bandung. Mulyono. (1994). Persepsi Siswa Putri Kelas II Terhadap Aktivitas Penjas Pada Saat Menstruasi di MAN 2 Tanjung Balai. Medan, FIK-UNIMED. Ndong, Kamtomo. (196). Psikologi Olahraga. Jakarta. Pelagan. Prawirohardjo, Sarwono. (200). Ilmu Kandungan. Jakarta, Bina Pustaka. Purnamasari. PMS banyak buat Wanita Aneh dantak Wajar. Http://puripurnamasari. wordpress.com. Purwanto, Ngalim (1992). Psikologi Pendidikan. Bandung, Remaja Rosdakarya. Singarimbun, Marsi. (194). Metodologi Penelitian Surve. Jakarta. PT.Pertja. Singgih, Gunarsa (200). Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta, BPK Gunung Mulia. Sudjana (2002). Metode Statistika. Tarsito, Bandung.