Pengaruh Suhu terhadap Denyut Jantung

dokumen-dokumen yang mirip
Materi 1. Kardiovaskuler I. A. Jantung katak

Fungsi Empedu dalam Pencernaan Lemak

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Mikrosirkulasi Pada Katak yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : 60

SISTEM SIRKULASI PADA HEWAN AIR

FISIOLOGI DARAH DAN JANTUNG PADA KATAK (Rana sp.)

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama :

KONTRAKSI OTOT JANTUNG IKAN

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN

SISTEM CARDIO VASCULAR

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI PADA HEWAN (BELALANG)

Disusun oleh: Arif Misrulloh NIM

Perbandingan antara Frekwensi Denyut Jantung Katak (Rana sp.) dengan Frekwensi Denyut Jantung Mencit (Mus musculus) Berdasarkan Ruang Jantung

METABOLISME ENERGI DAN TERMOREGULASI ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. populasi kambing di Provinsi Lampung pada tahun 2009 baru mencapai

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Otot yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : Kel

BAB I PENDAHULUAN. Jantung merupakan suatu organ yang mempunyai peranan yang begitu penting

Kontrol Dari Kecepatan Denyut Jantung

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Praktikum Manfaat Praktikum

I. PENDAHULUAN. aktivitas berteknologi tinggi mengakibatkan manusia sering kali berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN. (Penyesuaian Hewan Poikilotermik Terhadap Oksigen Lingkungan)

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

BAB II LANDASAN TEORI

BERBAGAI RANGSANGAN PADA SEDIAAN OTOT SARAF ABSTRAK

A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem difusi Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah tertutup 2. Porifera

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kegiatan olahraga sekarang ini telah benar-benar. menjadi bagian masyarakat kita, baik pada masyarakat

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

Intro. - alifis.wordpress.com

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang terkandung di dalamnya dalam jangka panjang.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Siti Nur Faedah Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan gaya hidup dan gaya hidup negatif dapat menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Morfologi dan Anatomi Dasar Unggas

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa

PENGUKURAN TANDA VITAL Oleh: Akhmadi, SKp

PENGGUNAAN & EFEK LISTRIK PADA PERMUKAAN TUBUH. Arif Yachya

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 2 FISIOLOGI KERJA

PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan di bidang olahraga, sarana rekreasi maupun sebagai hewan

Pengukuran Laju Metabolisme Berdasarkan Konsumsi O2. Tujuan: Mengukur laju metabolisme berdasarkan konsumsi O2 102CO2 + 92H2O

Laboratorium Kimia SMA... Praktikum II Kelas XI IPA Semester I Tahun Pelajaran.../...

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

LAPORAN PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas

I. PENDAHULUAN. Lampung merupakan daerah yang berpotensi dalam pengembangan usaha

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB I PENDAHULUAN. adanya jenis cacat lain yang ditemukan pada berbagai organ (Santoso, 2004). kafein tidak berdampak terhadap perkembangan fetus.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci

Titik Leleh dan Titik Didih

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

I. PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap

PENDAHULUAN. dagingnya untuk dikonsumsi oleh manusia, yang selanjutnya meningkat untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

Rita Patriasih, S.Pd., M.Si Prodi Pendidikan Tata Boga PKK FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. kondisi mental seseorang. Bila denyut jantung atau suhu tubuh tidak normal,

vii Tinjauan Mata Kuliah

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN IX ENTALPI DAN ENTROPI PELEBURAN

Laporan Praktikum. Fisiologi Hewan. Berbagai Rangsangan Pada Sediaan Otot Saraf

Organisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:

SISTEM CARDIOVASCULAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Temperatur Tubuh Temperatur tubuh didefinisikan sebagai derajat panas tubuh. Temperatur

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Fakultas Kedokteran

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

RESPON ORGANISME AKUATIK TERHADAP VARIABEL LINGKUNGAN (ph, SUHU, KEKERUHAN DAN DETERGEN)

Cairan intraseluler terdapat di dalam sel cairan sitoplasma dan nukleus; cairan interstitial atau cairan ekstraseluler cairan diantara sel-sel /

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR. Pengaruh Nikotin dan Alkohol Terhadap Laju Alir Darah Ikan Mas (Cyprinus Carpio Linn)

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

PENGANTAR STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

ADAPTASI FISIOLOGI. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Penentuan Tekanan Darah, Denyut Nadi, dan Golongan Darah yang disusun oleh: N

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

Transkripsi:

Pengaruh Suhu terhadap Denyut Jantung Debby O.L Sihombing, Lucia D.U.A Lubis, Nisrina Setiowati, Septa Sophiana Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate ABSTRAK Jantung merupakan pompa utama yang mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Jantung berdenyut terus menerus dan hanya beristirahat setelah kontraksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi denyut jantung atau cepat lambatnya jantung memompa darah adalah suhu. Perbedaan suhu berpengaruh dalam cepat atau lambatnya metabolisme tubuh sehingga berpengaruh juga terhadap kinerja jantung. Selain itu, faktor keturunan dan aktivitas serta jenis kelamin juga mempengaruhi banyaknya denyutan jantung tersebut. Dalam praktikum pengaruh suhu terhadap denyut jantung ini akan diketahui bagaimana mengetahui cara mengukur frekuensi denyut jantung dan mengidentifikasi frekuensi denyut jantung dan pengaruh suhu terhadap denyut jantung. Kata Kunci: jantung, suhu, metabolisme PENDAHULUAN Jaringan otot jantung terdiri atas sinsisium serabut-serabut otot yang satu dengan yang lain tidak terpisahkan. Setiap impuls yang timbul di jantung akan disebar ke seluruh otot jantung, dengan demikian kontraksinya selalu akan bersifat all-or-none. Disamping itu, kuat kontraksi otot sangat ditentukan oleh panjang awal dari serabut-serabutnya. Satu sifat utama otot jantung adalah kemampuannya untuk membangkitkan sendiri impuls irama denyut jantung (otomasi jantung). Jantung yang dikeluarkan dari tubuh mampu untuk tetap berkontraksi ritmis. Pada amfibia dan reptilia, irama ditentukan oleh sinus venosus. Aurikel iramanya kurang cepat dan ventrikel paling rendah tingkat otomasinya. Otot jantung peka terhadap perubahan-perubahan metabolik, kimia dan suhu. Kenaikan suhu meningkatkan metabolisme dan frekuensi jantung. Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung sebagai pemompa dan pembuluh darah sebagai saluran. Darah dipompakan oleh jantung ke dalam pembuluh darah dan akan disebarkan ke seluruh tubuh dan kemudian kembali lagi ke jantung sebagai suatu sirkulasi (Halwatiah, 2009: h. 42). Otot jantung berbeda dari otot kerangka dalam hal struktur dan fungsinya. Untuk berkontraksi otot jantung tidak memerlukan stimulus sebab otot

jantung memiliki sifat otomatis. Pada sel otot jantung dapat terjadi peristiwa depolarisasi secara spontan tanpa ada stimulus. Selain itu otot jantung juga memiliki sifat ritmis, peristiwa depolarisasi dan repolarisasi berjalan menurut irama tertentu (Susanto, 2012). Jantung berongga ditemukan pada vertebrata. Jantung ini merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh. Jantung bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya. Untuk menjamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik. Apabila cairan tubuh berhenti bersirkulasi maka hewan mati. BAHAN DAN METODE Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Percobaan ini menggunakan alat berupa gelas arloji, pipet tetes, termometer, pinset, gunting bedah,bak parafin,dan jarum pentul. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Rana esculenta, mencit, air aquades,dan es batu. Prosedur kerja dari percobaan ini dimulai dari mempersiapkan air aquades pada suhu 10ºC,15ºC,20ºC dan 25ºC yang diletakkan pada gelas arloji yang berada pada suhu yang telah ditentukan.rana esculenta dibedah kemudian diambil jantungnya, kemudian bangkai katak yang tidak digunakan dalam praktikum dibuang. Pada perlakuan I, jantung Rana esculentadimasukkan kedalam air dengan suhu 10ºC kemudian dengan menghidupkan stopwatch selama 15 detik banyaknya denyut jantung dihitung dan dilakukan sebanyak tiga kali kemudian hasilnya dirata-ratakan dan dimasukkan dalam tabel.dari jantung Rana esculenta yang baru dilakukan hal yang sama pada suhu air 15ºC, 20ºC dan 25ºC. Pada perlakuan II Mencit dibedah kemudian jantungnya juga diambil dan dimsukkan kedalam air dengan suhu 10ºC dan selama 15 detik dihitung berapa banyak denyut jantungnya,dan hal ini dilakukan sebanyak tiga kali dan hasilnya juga dirataratakan.kemudian dengan perlakuan yang sama jantung Mencit yang baru lagi dimasukkan kedalam air dengan suhu selanjutnya yaitu 15ºC,20ºC dan 25ºC.Kemudian dari hasil tersebut hubungan antara banyaknya denyut jantung dengan suhu digambarkan melalui sebuah grafik. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini, bahan yang digunakan adalah katak (Rana sp) dan mencit (Mus musculus). Berdasarkan praktikum yang kami laksanakan pertama-

tama, katak dan mencit dibedah untukmengambil jantungnya. Namun, sebelum dibedah terlebih dahulu harus disiapkan air yang memiliki konsentrasi yang berbeda-beda, yakni konsentrasi 10 o C, 15 o C, 20 o C, dan 25 o C.Berikut merupakan datayang telah berhasil didapat melalui praktikum ini. Rata-Rata Perlakuan Denyut Jantung 10 C 4 15 C 13 20 C 12,3 25 C 8,6 Tabel 1. Pengamatan Rata-Rata Jumlah Denyut Jantung pada Rana sp. Q10 Nilai 10 C dan 20 C 3,075 15 C dan 25 C 0,661 Tabel 2. Aktivitas yang Disebabkan oleh Kenaikan Suhu 10 C Waterman (1960) mengemukakan bahwa hewan kecil memiliki frekuensi denyut jantung yang lebih cepat dari pada hewan dewasa baik itu pada suhu atau temperatur panas, sedang, dingin, maupun alkoholik. Hal ini disebabkan karena adanya kecepatan metabolik yang dimiliki hewan kecil tersebut. Perbedaan denyut jantung katak pada tiap-tiap suhu yang berbeda ini sangat berlawanan dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Waterman tersebut bahwa pada lingkungan dengan suhu tinggi akan terjadi peningkatan metabolisme dalam tubuh, yang kemudian menyebabkan laju respirasi meningkat juga dan berdampak pada peningkatan denyut jantung. Perbedaan ini ditandai dengan ratarata denyut jantung katak yang semakin ke suhu yang tinggi semakin sedikit. Dari suhu 10 o C ke suhu 15 o C memang terjadi peningkatan denyut jantung karena suhunya semakin tinggi. Namun, ketika suhu dinaikkan pada suhu 20 o C hingga pada suhu 25 o C terjadi penurunan denyut jantung. Apabila dibandingkan dengan literatur, maka pengamatan yang dilakukan tidak berhasil. Hal ini kemungkinan dikarenakan terjadinya kesalahan dalam penghitungan denyut jantung pada saat pengamatan. Pada perlakuan yang dilakukan pada mencit (Mus musculus), tidak terjadi keberhasilan. Hal ini dikarenakan jantung mencit yang sudah diambil pada saat pembedahan tubuhnya, tidak dapat bertahan lama. Sehingga, pengamatan terhadap denyut jantung mencit tidak dilakukan. Kecepatan kematian pada mencit tersebut disebabkan karena lemahnya jantung mencit tersebut.

Dari setiap peningkatan suhu sebesar 10 o C akan meningkatkan laju konsumsi oksigen atau dalam hal ini adalah denyut jantung sebesar 2 sampai 3 kali kenaikan. Pada seekor hewan yang memiliki rentangan suhu toleransi luas, kecepatan konsumsi oksigennya akan meningkat dengan cepat begitu suhu lingkungannya naik. Bila pengaruh suhu terhadap kecepatan konsumsi oksigen ini digambarkan grafiknya, akan diperoleh kurva eksponensial. Grafik hubungan antara denyut jantung katak dengan suhu. Denyut jantung 20 15 10 5 ( o C) 10 15 20 25 Berdasarkan grafik di atas, dapat diperoleh bahwa semakin ke suhu yang tinggi denyut jantung yang awalnya meningkat pada suhu 10 o C dan 15 o C kembali menurun pada suhu 20 o C dan 25 o C. Sesuai dengan pernyataan di atas, maka praktikum yang dilakukan tidak berhasil, karena tidak menghasilkan kurva yang eksponensial. KESIMPULAN Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh suhu panas dan dingin terhadap denyut jantung katak (Rana esculenta) adalah pada suhu panas, denyut jantung pada katak meningkat karena saat suhu tinggi metabolisme juga semakin cepat sehingga denyut jantung pun semakin cepat, sedangkan pada suhu dingin denyut jantung pada katak menurun karena pada suhu dingin metabolisme tubuh melambat dan juga terjadi hipotermia sehingga denyut jantung pun melambat. Pada pengamatan yang sama pada mencit, terjadi kesalahan dalam percobaan yaitu jantung dari mencit tersebut telah tidak berdetak lagi, hal ini dikarenakan terlalu banyak klorofom yang digunakan untuk membius mencit sehingga mencit langsung mati bukan pingsan. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2013. http://fajaroktawidarta.blogspot.com/2011/05/fungsi-empedu-dalampencernaan-lemak.htmldiakses tanggal 6 Maret 2014. Bevelander, G dan Judith, A. R. 1988. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta: Erlangga.

Campbell, N. A dkk. 2004. Biologi Edisi Kelima-Jilid 3. Jakarta: Erlangga. Fujaya, Y. 1999. Fisiologi Ikan. Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Jakarta: Rineka Cipta. Jasin, M. 1984. Sistematik Hewan. Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.