BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Dana Zakat, Infaq dan Sedekah Dalam Pengembangan Usaha. Mikro di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Keadaan Geografis Kabupaten Tulungagung. terletak pada posisi ' sampai dengan ' Bujur Timur dan

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB IV PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA SEMARANG UNTUK PENGEMBANGAN USAHA MIKRO. A. Program Pelaksanaan BAZNAS Kota Semarang dala Pendayagunaan

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH

BAB III TINJAUAN UMUM KANTOR UPZ (UNIT PENGUMPUL ZAKAT) KECAMATAN TANGGEUNG CIANJUR

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 373 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pemberdayaan Zakat oleh BAZNAS dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di. KabupatenTulungagung

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL KECAMATAN KOTO GASIB. A. Gambaran Umum Badan Amil Zakat Nasional Kecamatan Koto Gasib

BAB III PENYAJIAN DATA. A.Sistem Pengelolaan Zakat pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau

BMT : BERBAGAI PERSOALAN TERUS BERTINDIH

BAB I PENDAHULUAN. muslim dengan jumlah 88,1 persen dari jumlah penduduk indonesia

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2004

Bab I. Pendahuluan. pengembangan zakat menjadi salah satu pemerataan pendapaatan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara,

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA SERANG,

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Fundraising ZIS pada BAZDA Kabupaten Rembang

BUPATI MERANGIN, Menimbang : a.

BAB V PEMBAHASAN. kepada para mustahik. Dalam proses penghimpunan, pengumpulan, dan

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LAZISMU PEKANBARU. A. Sejarah Singkat Berdirinya Lazismu Pekanbaru

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1)

BAB IV EFEKTIVITAS ZAKAT PRODUKTIF DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIK PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 65 TAHUN 2017 SERI E.60 BUPATI CIREBON

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI MANAJERIAL, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN UNTUK PENELITIAN SELANJUTNYA

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

PENINGKATAN KUALITAS SDM BAZNAS MENUJU PROFFESIONALISME PENGELOLAAN ZAKAT

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH DAN HARTA AGAMA LAINNYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. oleh peneliti maka didapat beberapa kesimpulan, yaitu:

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai

BAB II SEKILAS TENTANG BAZNAS KABUPATEN KARIMUN. A. Sejarah dan Perkembangan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Karimun

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu

KEPUTUSAN BADAN PENGURUS LAZISMU NOMOR: 01.BP/PDN/B.18/2017 TENTANG : PANDUAN TATACARA PENDIRIAN DAN PENYELENGGARAAN LAZISMU

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

BAB IV\ ANALISIS DATA. A. Analisis Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah di BAZNAS Kota

No (BAZNAS) yang secara kelembagaan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat secara nasional

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pola Manajemen Pengelolaan Dana Zakat di Lembaga Amil Zakat Baitul. Maal Hidayatullah dan Al-Haromain Kabupaten Trenggalek

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. garis kemiskinan dengan memiliki komposisi masyarakat pra-sejahtera pada

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN

Optimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS Tulungagung dilaksanakan. dengan beberapa langkah. Adapun langkah langkah pengoptimalan diantaranya

BAB IV ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ZIS PADA BAZ DI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan (an obstacle to economic growth). Pandangan ini berasal dari

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB II GAMBARAN UMUM. A. Sejarah dan Perkembangan LAZISMU Pekanbaru. tidak bisa bangkit dalam hidupnya padahal jika kita mau sungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. Zakat Center Thoriqotul Jannah (Zakat Center) merupakan salah satu

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA ANGGOTA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai

BAB III GAMBARAN PEAKUNTANSI ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT DAERAH KABUPATEN DEMAK. A. Gambaran Umum Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Demak

BAB I PENDAHULUAN. untuk kesejahteraan masyarakat, selain itu juga dapat berupa shodaqoh

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahun 2000, perwakilan dari 189 negara termasuk Indonesia menandatangi

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Namun demikian, upaya tersebut kiranya perlu dibarengi pula dengan upaya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Strategi Peningkatan Kinerja Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINS DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Nrurn 121 TAHUN 2002 TENTANG

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Pengelolaan Dana Zakat, Infaq dan Sedekah Dalam Pengembangan Usaha Mikro di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Tulungagung. BAZNAS Kabupaten Tulungagung adalah sebuah organisasi, lembaga, atau badan di lingkungan pemerintah Kabupaten Tulungagung yang secara khusus diberikan kewenangan untuk menangani ZIS mulai dari mengumpulkan, mendistribusikan, dan mengembangkan dana ZIS sesuai dengan ketentuan agama islam menuju umat yang sejahtera baik lahir maupun batin, yang didalamnya terdapat kegiatan yang dilakukan berdasarkan proses manajemen atau kegiatan yang dilakukan secara sistematis. Dalam pengelolaan BAZNAS Tulungagung merencanakan, menghimpun, mengelola dan mendistribusikan serta membina para muzakki dan mustahik secara baik dan benar, terencana, terkontrol, dan terevaluasi, sesuai dengan tata aturan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya BAZNAS Kabupaten Tulungagung senantiasa bersandar atas hasil rapat koordinasi yang diselengarakan dalam rapat koordinasi. Dalam rapat koordinasi menampung segala masukan dan pandangan dari elemen kepengurusan, baik dari ketua, sekretaris, bendahara, sampai pada kepala dan anggota seksi-seksi. Keputusan yang diambil dalam rapat koordinasi di jadikan sebagai landasan dalam melaksanakan proses pengumpulan, pendistribusian 116

117 maupun pengembangan dana ZIS. Dalam rapat koordinasi ini semua pendapat yang dikemukakan oleh peserta rapat bermuara pada satu tujuan, yaitu memaksimalkan pengumpulan ZIS dari seluruh muzakki se-kabupaten Tulungagung. Baik muzakki dari setiap instansi pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung, BUMN, BUMD maupun perbankan. Oleh sebab itu untuk memaksimalkan pemasukan maka harus mengunakan metode tentang cara memaksimalkan pengumpulan dana ZIS dengan cara sosialisasi ke beberapa instansi dan masyarakat se-kabupaten Tulungagung setiap tahunnya. Pengelolaan dana ZIS yang optimal dan profesional merupakan potensi ekonomik yang dapat menjamin atau setidak-tidaknya dapat memberikan kontribusi dalam rangka membangun pertumbuhan ekonomi, sekaligus pemerataan ekonomi. Pengelolaan zakat, infaq dan sedekah oleh BAZNAS Kabupaten Tulungagung bersifat moderen dan profesional yang memakai prinsip managemen yang amanah dengan misi dakwah islamiyah, karena pola dan mekanisme kerjanya mengacu pada empat kerangka dasar managemen, yaitu aspak perencanaan (planing), aspek pengorganisasian (organizing), aspek penggerakan (actuating), dan aspek pengawasan (controling), disamping memperhatikan nilai-nilai ajaran yang berkaitan dengan zakat, infaq dan sedekah, serta aturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, infaq dan sedekah.

118 B. Upaya dan Penerapan Program Bantuan Modal Usaha Produktif BAZNAS Tulungagung. Dalam upaya dan penerepan program pengembangan usaha produktif maka hal yang harus dilakukan yaitu dengan cara membantu pengusaha kecil dari aspek permodalan. Dalam rangka mengembangkan usaha kecil secara terpadu, efektif dan efesien, memang diperlukan suatu koordinasi terpadu berbagai instansi/lembaga terkait (sisi permintaan) dengan BAZNAS (sisi penawaran), sesuai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Dengan adanya upaya-upaya tersebut, diharapkan akan dapat meningkatkan kemampuan usaha kecil dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dipasar bebas. Pada akhirnya, diharapkan pula agar BAZNAS mampu meningkatkan pemberian pinjaman usaha kecilnya, baik secara kualitas maupun kuantitas. Untuk mengembangkan usaha mikro yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Tulungagung yaitu dengan cara menekan pada kemandirian setiap individu yang diberi bantuan modal usaha ini diperlukan untuk interaksi antara masyarakat, pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait dengan perusahaan, sehingga terciptanya kerjasama yang harmonis dan kondusif. BAZNAS Kabupaten Tulungagung dalam pengembangan usaha mikro/pedagang kaki lima (PK-5) dengan cara menekan pada kemandirian setiap individu yang diberi bantuan modal usaha. kepada para mustahik. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi mustahik untuk memperoleh bantuan modal usaha yaitu foto copy KTP, KK surat keterangan dari desa dan harus

119 mempunyai usaha, semua itu diperlukan untuk administrasi untuk BAZNAS Kabupaten Tulungagung, meskipun banyak mustahik yang mengajukan surat permohonan tetapi tidak semua permohonan itu diterima BAZNAS Kabupaten Tulungagung, karena BAZNAS Kabupaten Tulungagung memilih mereka yang paling membutuhkan, produktif dan pantang menyerah agar dana yang bergulir dapat berjalan dan dapat dimanfaatkan oleh mustahik yang lain. Dengan adanya program pinjaman modal usaha mikro/pedagang kaki lima (PK-5) mereka menjadi lebih madiri dari yang sebelumnya, dengan adanya program dari BAZNAS Kabupaten Tulungagung ini sangat membantu dan ini bisa menjadi awal yang baik para mustahik yang lain untuk mengembangkan usahanya agar mereka dapat terlepas dari jurang kemiskinan, meskipun mereka tidak menjadi orang kaya namun dapat mengangkat perekonomian, harkat dan martabat mereka dengan harapan mereka bisa berubah menjadi muzakki. C. Perputaran Dana ZIS Selama Tahun 2005-2015 di BAZNAS Tulungagung. Dalam rangka mewujudkan BAZNAS Kabupaten Tulungagung yang jujur, adil dan amanah maka proses trasnparasi dan akuntabilitas diupayakan semaksimal mungkin guna mewujudkan kepercayaan (trust) dari Muzakki. Kepercayaan (trust). Kemudian, untuk mengoptimalkan pengelolaan dana ZIS di Kabupaten Tulungagung maka BAZNAS Kabupaten Tulungagung membuat perencanaan pengumpulan dan pendistribusian dana ZIS. Adapun pengumpulan dan pendistribusian dana ZIS selama tahun 2005-2015 mengalami peningkatan yang signifikan. Dengan adanya

120 transparasi dan akuntabilitas yang dilakukan oleh pihak BAZNAS melalui laporan pertanggung jawaban (LPJ) dari seluruh kegiatan dilaporkan kepada Bupati, DPRD, Inspektorat dan BAZNAS Provinsi Jawa Timur. Selanjutnya dengan adanya laporan disetiap taunya, maka masyarakat lebih percaya menggunakan BAZNAS sebagai lembaga yang menyalurkan ZIS kepada yang berhak. Sistem pendistribusian dan pengumpulan dalam BAZNAS Kabupaten Tulungagung menggunakan SOP yang meyakinkan kepada mitra penyalur terhadap lembaga. BAZNAS Kabupaten Tulungagung juga mensurvei keadaan mustaik guna penerimaan ZIS agar nantinya tidak salah dalam mendistribusian. Oleh karena itu BAZNAS Kabupaten Tulungagung tidak pernah mengecewakan menyalur ketika pengumpulan ZIS yang dilakukan. Setelah semua persyaratan telah dipenuhi dan waktu pendistribusian ZIS telah memasuki waktunya, barulah pendistribusian dilakukan. Pendistribusian maupun pengumpulan pihak BAZNAS Kabupaten Tulungagung mencermati dengan betul, baik itu secara administrasi maupun secara procedural. Sehingga meminimalisir manipulasi data ketika pendistribusian (keluar) ataupun pengumpulan (masuk).