NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA Oleh: Intani Nurkasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: intaninur91@gmail.com ABSTRAK: Penelitian ini ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur intrinsik dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata mencakup lima aspek, yaitu: tema, tokoh penokohan, alur, latar, dan sudut pandang, (2) wujud nilai pendidikan karakter novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata mencakup tiga aspek yaitu: (a) hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi: pantang menyerah, tegar, tulus, tegas, disiplin, percaya diri, rendah hati dan peduli, (b) hubungan manusia dengan manusia lainnya meliputi: penyayang, setia kawan, tolong menolong, ikhlas, tegas, menghargai, dan perhatian, (c) hubungan manusia dengan Tuhan meliputi: pasrah kepada Tuhan, mengaji, dan beriman, (3) skenario pembelajaran novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata disesuaikan dengan kompetensi dasar, yaitu menganalisis unsur-unsur intrinsik novel. Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode analisis (content analysis) yang dilaksanakan dengan tahap: (a) memberikan pemahaman cara menganalisis nilai pendidikan karakter, (b) membagi siswa dalam beberapa kelompok dengan metode analisis (content analysis), (c) menyuruh peserta didik untuk membaca bagian dari novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan secara berkelompok menganalisis nilai pendidikan karakter sesuai dengan aspek-aspek yang telah ditentukan. Kata kunci: Nilai Pendidikan Karakter, Novel, Skenario Pembelajaran. PENDAHULUAN Karya sastra mempunyai peranan penting dalam pembentukan karakter peserta didik karena dengan pembelajaran sastra siswa dapat memahami dan mengekspresikan sebuah karya sastra. Dalam pembelajaran sastra, seorang guru tidak hanya sekedar mengajar tetapi juga mendidik siswa. Dengan adanya pembelajaran sastra, siswa diharapkan dapat menambah wawasan dan mengambil nilai positif yang ada dalam karya sastra khususnya nilai pendidikan.
Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku (Nurgiyantoro, 2010: 09). Novel berasal dari bahasa Itali novella (yang dalam bahasa Jerman: novella). Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil, dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mendidik siswa. Sekolah dijadikan sebagai sarana pendidikan formal untuk memberikan nilai moral dan kemanusiaan di lingkungan pelajar. Salah satunya adalah melalui kegiatan pembelajaran sastra Indonesia di SMA. Pembelajaran bahasa dan sastra terhadap dunia pendidikan mempunyai hubungan yang erat. Pembelajaran merupakan begian dari pembelajaran bahasa di samping tata bahasa dan kemampuan bahasa. Pembelajaran sastra adalah pembinaan apresiasi sastra yang berusaha mendekatkan anak kepada sastra, berusaha menambahkan rasa peka dan cinta anak kepada sastra sebagai cipta seni. Pendidikan berkarakter merupakan pendidikan yang mengembangkan nilai dan karakter pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter dirinya dan menerapkannya dalam kehidupan dirinya sebagai anggota masyarakat. Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seseorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya (Winton, 2010: 37). Pendidikan karakter telah menjadi sebuah pergerakan pendidikan yang mendukung pengembangan sosial, pengembangan emosional, dan pengembangan etika para siswa. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya proaktif yang dilakukan baik oleh sekolah maupun pemerintah untuk membantu siswa mengembangkan inti pokok dari nilai-nilai etik dan nilai-nilai kinerja, seprti kepedulian, kejujuran, kerajinan, keuletan, ketabahan, tanggunga jawab, menghargai diri sendiri dan orang lain. Berkaitan dengan pendidikan karakter, salah satu upaya dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter adalah dengan pembelajaran sastra.
Pembelajaran sastra ialah memperkenalkan kepada peserta didik nilai-nilai yang dikandung karya sastra dan mengajak peserta didik ikut menghayati pengalaman-pengalaman yang disajikan itu (Abidin, 2012: 213). Tujuan pembelajaran sastra adalah pembelajaran yang harus diarahkan kepada pembinaan apresiasi sastra peserta didik agar anak memiliki kesanggupan untuk memahami, menikmati, dan menghargai suatu cipta karya sastra. Rasa cipta apresiasi dapat ditunjukan oleh siswa dengan secara langsung aktif menghayati nilai-nilai yang ada dalam karya sastra, menghargai daya kreatif penciptaan sastra. Penulis berupaya menggali nilai-nilai pendidikan yang ada di dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Hal ini dikarenakan novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata merupakan inspirasi dari kisah nyata yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan terutama nilai pendidikan karakter. Banyak sekali kisah teladan yang dapat dipetik dari novel tersebut, sehingga novel Sang Pemimpi sangat menarik dikaji dari segi nilai pendidikan karakternya. Peneliti berharap keindahan bahasa dan nilai-nilai luhur yang ada dalam novel tersebut juga dapat diajarkan kepada siswa, khususnya dalam pembelajaran apresiasi sastra bagi siswa kelas XI SMA. Dari paparan latar belakang tersebut, secara lengkap penelitian ini diberi judul Nilai Pendidikan Karakter Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA. Kompetensi Dasar menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan, dan Indikatornya mampu menganalisis unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik (alur, tema, tokoh dan penokohan, sudut pandang, latar, serta amanat) sebagai pembelajaran di kelas XI SMA Semester 1. METODE PENELITIAN Objek penelitian ini adalah teks novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Fokus penelitian adalah nilai pendidikan karakter novel novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Metode yang digunakan adalah metode diskriptif kualitatif
(Sugiyono, 2010:15). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi. Uji valditas data menggunakan teknik triangulasi. Penyajian hasil analisis data menggunakan teknik Informal Moleong (2013: 224). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Unsur intrinsik dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata mencakup lima aspek, yaitu: tema, tokoh penokohan, alur, latar, dan sudut pandang, (1) tema: persahabatan tiga orang anak Balitong dalam perjuangannya meraih mimpi serta kegigihan dalam mengarungi hidup, (2) tokoh: Ikal, Arai, Jimbron, Pak Mustar, Pak Balia, Bang Zaitun, Ayah Ikal, dan Ibu Ikal. Penokohan dalam novel Sang Pemimpi yaitu sabar, optimis, pendiam, perhatian, penyayang, pantang menyerah, dan pekerja keras, (3) alur: alur maju (progesif), (4) latar terdiri dari, (a) latar tempat: Balitong, SMA Negeri, dan Pasar Pagi, (b) latar waktu: pagi, siang, dan malam, (c) latar sosial: tokoh berasal dari keluarga sederhana dan jauh dari kemewahan, (5) sudut pandang: orang pertama. Kelima aspek tersebut saling berjalin menyatu dengan nilai pendidikan karakter yang terdapat di dalamnya. Wujud nilai pendidikan karakter novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata mencakup tiga aspek yaitu: (1) hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi: pantang menyerah, tegar, tulus, tegas, disiplin, percaya diri, rendah hati dan peduli, (2) hubungan manusia dengan manusia lainnya meliputi: penyayang, setia kawan, tolong menolong, ikhlas, tegas, menghargai, dan perhatian, (3) hubungan manusia dengan Tuhan meliputi: pasrah kepada Tuhan, mengaji, dan beriman. Hasil penelitian yang terakhir adalah skenario pembelajaran di SMA. Skenario pembelajaran novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata disesuaikan dengan kompetensi dasar, yaitu menganalisis unsur-unsur intrinsik novel. Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang dilaksanakan dengan tahap: (1) memberikan pemahaman cara menganalisis nilai pendidikan karakter, (2) membagi siswa dalam beberapa
kelompok dengan metode analisis isi (content analysis), (3) menyuruh peserta didik untuk membaca bagian dari novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan secara berkelompok menganalisis nilai pendidikan karakter sesuai dengan aspekaspek yang telah ditentukan. Pembelajaran di sekolah terjadi apabila terdapat interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar yang diatur guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran sastra merupakan suatu rangkaian pembe-lajaran yang melibatkan berbagai komponen-komponen di dalamnya yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengajaran sastra dapat dikatakan sebagai wahana untuk belajar menemukan nilai-nilai yang terdapat dalam karya sastra yang diajarkan dan siswa dapat mengembangkan imajinasi sesuai dengan dunianya sehingga dapat mengangkat kreatifitas siswa. Pembelajaran sastra sangat penting diajarkan di sekolah, karena dapat membantu meningkatkan keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan, mengembangkan cipta dan rasa, serta menunjukan pembentukan kepribadian siswa. Pembelajaran sastra harus diarahkan kepada pembinaan apresiasi sastra peserta didik agar anak memiliki kesanggupan untuk memahami, menikmati, dan menghargai suatu cipta karya sastra. Rasa cipta apresiasi dapat ditunjukan oleh siswa dengan secara langsung aktif menghayati nilai-nilai yang ada dalam karya sastra, menghargai daya kreatif penciptaan sastra. Selain itu, pembelajaran sastra diadakan di sekolah mempunyai tujuan tersendiri. Tujuan umum pembelajaran sastra di SMA siswa mampu menikmati, menghayati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra untuk pengembangan keperibadian, memperluas wawasan kehidupan dan kemampuan berbahasa. Tujuan pembelajaran sastra yang ingin dicapai dalam pembelajaran sastra ini disampaikan dengan silabus. Standar Kompetensi dalam silabus SMA tentang pembelajaran sastra, khususnya kompetensi dasar novel, yaitu memahami wacana sastra melalui membaca novel Indonesia. Dalam pembelajaran ini, siswa
diharapkan mampu memahami isi yang terkandung dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Kompetensi Dasar merupakan perincian dari standar kompetensi.dalam sebuah standar kompetensi terdapat beberapa kompetensi dasar dalam penelitian ini adalah memahami unsur-unsur ekstrinsik novel Sang Pemimpi. Kemudian nilai pendidikan karakter dalam novel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil analisis penulis dengan kompetesi dasar sesuai untuk pembelajara sastra di SMA. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Unsur-unsur instrinsik yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata mencakup lima aspek, yaitu: tema, tokoh penokohan, alur, latar, dan sudut pandang. Wujud nilai pendidikan karakter novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata mencakup hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi: pantang menyerah, tegar, tulus, tegas, disiplin, percaya diri, rendah hati dan peduli, hubungan manusia dengan manusia lainnya meliputi: penyayang, setia kawan, tolong menolong, ikhlas, tegas, menghargai, dan perhatian, hubungan manusia dengan Tuhan meliputi: pasrah kepada Tuhan, mengaji, dan beriman. Skenario pembelajaran novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata di SMA disesuaikan dengan kompetensi dasar, memahami unsur-unsur instrinsik novel dengan melalui kegiatan diskusi, pembelajarannya menggunakan model pembelajaran metode analisis isi (content analysis). B. Saran Berdasarkan paparan simpulan tersebut dapat diberikan beberapa saran kepada berbagai pihak sebagai berikut: (a) bagi guru, diharapkan mampu mengembangkan bahan pembelajaran yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang telah ditentukan yaitu menganalisis unsur-unsur instrinsik dan
ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan, (b) Bagi Siswa, melalui penelitian ini diharapkan diharapkan menambah wawasan untuk merangsang kepekaan siswa terhadap ajaran pendidikan karakter yang terdapat dalam karya sastra khususnya novel, (c) bagi pembaca selanjutnya dengan penelitian ini diharapkan pembaca dapat menjadikan nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata ini sebagai perenungan dalam menjalani hidup. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS. Hirata, Andrea. 2008. Sang Pemimpi. Yogyakarta: Bentang Pustaka. Ibrahim, Abdul Syukur. (Ed.). 2009. Metode Analisis Teks dan Wacana. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Samani, Muchlas dkk. 2011. Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa; Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara LInguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sukirno. 2009. Sistem Membaca Pemahaman yang Efektif. Purworejo: UMP Press. Waluyo, J. Herman. 2011. Pengkajian dan Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta: UNS Press.