BAB II URAIAN TEORITIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiono (2008 : 2) memaparkan bahwa secara umum metode penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat


BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menilai Kinerja Manajemen Keuangan Perusahaan pada Pabrik Gula Kebon

Fandi Wijaya Raden Rustam Hidayat Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Didalam penelitian ini, adapun teori teori yang mendukung atas judul

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pengkajian kinerja keuangan PDAM Kabupaten Kudus, yang meliputi 4

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk. dengan alat-alat pembanding lainnya (Munawir, 2007:36).

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB II LANDASAN TEORI. sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Fahmi (2012)

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero)

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA (PERSERO) TBK (Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor :KEP- 100/MBU/2002)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max Indo Medan, melakukan evaluasi kinerja keuangan dengan membandingkan hasil rasio keuangan baik likuiditas, leverage, aktivitas, serta rasio profitabilitas dengan standar rasio keuangan yang telah ditetapkan perusahaan. Standar rasio ini merupakan sebuah data keuangan hasil dari pengalaman kinerja keuangan perusahaan PT. Agro Max Indo Medan pada periode sebelumnya yang dianggap paling baik atau berhasil dan merupakan rasio yang diusahakan harus dicapai perusahaan. Sari (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisis Posisi Likuiditas dan Kemampulabaan,Studi Kasus PTPN IV Kebun Adolina. Sari menyimpulkan telah terjadi penurunan tingkat likuiditas dan kemampulabaan pada PT. Perkebunan IV Kebun Adolina pada tahun 2003 yang disebabkan adanya penurunan modal kerja dan laba usaha perusahaan. B. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Tambunan (2004:5), Laporan keuangan merupakan alat informasi keuangan dari perusahaan yangtelah dihimpun dan diolah dalam proses akuntansi. Laporan keuangan merupakan hasil ringkasan data keuangan perusahaan yang disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak pihak lain yang

11 yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan. Sedangkan Sawir (2003:2) berpendapat bahwa laporan keuangan merupakan informasi historis yang mencatat setiap transaksi keuangan dan diolah melalui proses akuntansi. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipergunakan untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan. 2. Pentingnya Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi serta laporan-laporan keuangan lainnya. Dengan melakukan analisis terhadap pos pos neraca akan dapat diketahui gambaran posisi keuangannya, sedangkan analisa terhadap Laporan Laba Rugi akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.

12 Arifin (2007:8), menjelaskan bahwa pemakai laporan keuangan meliputi investor, calon investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, pemerintah maupun masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan yang berbeda, antara lain : a. Investor atau calon investor berkepentingan terhadap resiko yang melekat dari hasil pengembangan investasi yang dilakukannya. Investor juga memerlukan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga memerlukan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar deviden. b. Karyawan atau kelompok yang mewakili memerlukan informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Karyawan juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka menilai kepentingan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja. c. Kreditur atau pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama yang tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan. e. Pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup atau aktivitas perusahaan kalau mereka tergantung pada perusahaan tersebut.

13 f. Pemerintah membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan pengumpulan data untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan lain-lain. 3. Tujuan Laporan Keuangan Arifin (2007:9) juga mengemukakan bahwa tujuan penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi mengenai posisi keuangan digunakan untuk evaluasi perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara dengan kas), dan waktu serta kepastian hasil tersebut. Posisi keuangan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi ini bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, disamping berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. Informasi perubahan posisi keuangan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi selama periode pelaporan. Selain hal tersebut, informasi ini berguna sebagai dasar menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) serta kebutuhan perusahaan memanfaatkan arus kas tersebut.

14 4. Faktor faktor yang perlu diperhatikan dalam analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan dapat dilihat dari berbagai macam faktor penilaian yang berbeda. Fakor-faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis keuangan antara lain : a. Likuiditas : menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera terpenuhi tepat pada waktunya melalui asetaset yang likuid. Rasio likuiditas menunjukkan hubungan antara kas dan aktiva lancarlainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya. b. Solvabilitas : menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya (baik jangka pendek, maupun jangka panjang) apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. c. Rentabilitas atau profitabilitas : menunjukkan kemampuan perusahaan unuk menghasilkan laba selama periode tertentu. d. Aktivitas : digunakan untuk menunjukkan seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. 5. Metode dan Teknik Analisis. Metode dan teknik analisis yang digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan memiliki tujuan untuk menyederhanakan data sehingga dapat dimengerti. Menurut Munawir (2004:36), ada dua metode analisis yang biasa dipergunakan untuk analisa laporan keuangan, yaitu: a. Analisis Horizontal (Metode Analisis Dinamis) yaitu analisis yang dilakukan dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan suatu perusahaan untuk beberapa periode atau beberapa saat,

15 sehingga akan diketahui perkembangannya. Karena analisis ini membandingkan beberapa periode tertentu, maka analisis ini juga bisa dikatakan sebagai analisa secara time series. b. Analisis Vertikal (Metode Analisis Statis) yakni analisis yang dilakukan melalui perbandingan pos-pos laporan keuangan suatu perusahaan untuk satu periode saja, atau perbandingan laporan keuangan beberapa perusahaan sejenis untuk satu periode saja. Analisis vertikal juga disebut sebagai metode analisa yang statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode hitu saja tanpa mengetahu perkembangannya. antara lain : Sedangkan teknik yang sering digunakan dalam analisis laporan keuangan a. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, yaitu merupakan metode dan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. Melalui analisis metode ini dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi, dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut. b. Trend, yakni analisis dengan menunjukkan tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase (Trend Percentage Analysis), sehingga dapat diukur keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau menurun. c. Laporan dengan persentase per komponen atau Common Size Statement, merupakan suatu teknik analisis untuk mengetahui persentase invetasi pada

16 masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalan dan komposisi biaya yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. d. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, yaitu suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja pada suatu periode tertentu. Maksud utama dari analisis tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana modal kerja digunakan dan bagaimana kebutuhan modal kerja tersebut dibelanjakan. e. Analisis Rasio, yakni merupakan suatu teknik analisis untuk mengetahui hubungan dari pospos tertentu dalam neraca atau laporan laba / rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. f. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan kas atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya uang kas pada suatu periode tertentu. g. Analisis Perubahan Laba Kotor (Gross Profit Analysis), yaitu suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode satu ke periode lainnya atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut. h. Analisis Break Even, merupakan suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis break

17 even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan. Selain metode dan teknis analisis yang sudah dikemukan di atas, tentu saja juga harus memperhatikan ketentuan ataupun standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah, terutama untuk perusahaan milik negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Penilaian tersebut terdiri dari penilaian aspek keuangan / finansial, operasional dan administrasi. C. Rasio Keuangan Berdasarkan fakor-faktor yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu : Rentabilitas (Profitabilitas), Likuiditas, Akivitas, dan Solvabilitas, maka perlu diketahui rasio rasio pendukung untuk melakukan pengukuran terhadap faktor faktor tersebut. Menurut Van Horne (2005:204) penjelasan masing-masing rasio dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut. Dari rasio ini banyak pandangan yang bisa diperoleh mengenai kompetensi keuangan perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk tetap kompeten jika terjadi masalah. Rasio yang umum digunakan adalah : a. Current Ratio atau Rasio Lancar Rasio ini merupakan suatu cara untuk menghitung kemampuan membayar hutang lancar dengan jalan membandingkan total aktiva lancar dengan total

18 hutang lancar. Rasio ini menunjukkan tingkat keamanan pembayaran tagihan jangka pendek bagi perusahaan. Current Ratio = Aktiva Lancar Kewajiban jangka pendek b. Cash Ratio (Rasio Kas) Rasio ini menunjukkan keadaan likuiditas perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo dengan mengandalkan jumlah uang yang tersedia baik dalam kas perusahaan maupun di bank. Cash Ratio = Kas + Bank + Surat Berharga Jk Pendek Kewajiban Lancar 2. Rasio Solvabilitas Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.. Rasio Solvabilitas diantaranya sebagai berikut : a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang / Kewajiban terhadap total Ekuitas) Rasio ini mencerminkan berapa bagian dalam ekuitas yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang jangka pendek dan jangka panjang. Total Debt to Equity Ratio = Total Kewajiban Total Ekuitas b. Total Debt to Total Asset Ratio (Rasio Hutang / Kewajiban terhadap total Aktiva). Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dengan jumlah seluruh modal atau aktiva. Rasio ini menunjukkan

19 berapa bagian keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan hutang atau berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. Total Debt to Total Asset = Total Kewajiban Total Aktiva c. Long Term Debt to Total Equity Ratio (Rasio kewajiban jangka panjang terhadap ekuitas). Rasio ini menunjukkan jaminan dari ekutas terhadap kewajiban (hutang) jangka panjang perusahaan. Long Term Debt to Total Equity Ratio = Kewajiban jangka panjang Total Ekuitas 3. Rasio Aktivitas Rasio ini mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya. Rasio ini dinyatakan dengan membandingkan penjualan dengan berbagai elemen aktiva. Semakin efektif perusahaan dalam memanfaatkan dana maka semakin cepat perputaran aktiva dalam aktivitas perusahaan. Rasio Aktivitas diantaranya sebagai berikut : a. Inventory Turn Over (Rasio Perputaran Persediaan) Rasio ini menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu. Melalui rasio ini dapat diukur efisiensi pengelolaan persediaan barang. Semakin tinggi rasio ini maka semakin lama perputaran persediaan, sehingga dana yang tertanam dalam persediaan juga akan semakin lama berputar. Inventory Turn Over = Persediaan Harga Pokok Penjualan x 365 hari

20 b. Total Asset Turn Over (Rasio Perputaran Aktiva) Rasio ini mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva untuk berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvsetasikan untuk menghasikan pendapatan berupa penjualan. Total Asset Turn Over = Penjualan Jumlah Aktiva c. Receivable Turn Over (Rasio Perputaran Piutang) Rasio ini menunjukkan periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. Semakin tinggi rasio ini maka semakin lama perputaran piutang atau semakin lama piutang akan tertagih. Receivable Turn Over = Piutang Penjualan x 365 hari 4. Rasio Rentabilitas (Profitabilitas) Rasio rentabilitas / profitabilitas merupakan rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi. Melalui rasio ini dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Rasio Rentabilitas (Profitabilitas) diantaranya sebagai berikut : a. Return on Investment (ROI) Rasio ini mennghubungkan keuntungan yang telah diperoleh dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut. ROI menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Return on Investment (ROI) = Laba Bersih sesudah pajak Jumlah Aktiva

21 b. Return on Equity (ROE) Rasio ini menunjukkan kemampuan dari modal untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Return on Equity (ROE) = Laba setelah pajak Jumlah Ekuitas c. Gross Profit Margin Rasio ini merupakan perbandingan antara laba kotor dengan tingkat penjualan bersih. Gross Profit Margin merupakan pengukur efisiensi operasi perusahaan serta merupakan indikasi dari cara produk ditetapkan harganya. Gross Profit Margin = Laba Kotor Penjualan x 100 % d. Net Profit Margin Net Profit Margin mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan, dimana semakin tinggi rasio ini semakin baik pula operasi perusahaan. Rasio ini menunjukkan ukuran profitabilitas perusahaan dari penjualan setelah memperhitungkan semua biaya dan pajak. Net Profit Margin = Laba bersih sesudah pajak x 100 % penjualan Dengan mengukur tingkat rasio keuangan perusahaan dan membandingkannya secara time series, maka dapat dilakukan analisis terhadap kinerjanya dari aspek keuangan selama kurun waktu tertentu. Setelah mengetahui bagaimana kinerja keuangan yang dilakukan perusahaan, maka dapat dievaluasi tingkat kesehatannya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah.

22 D. Penilaian Kinerja Keuangan Penilaian tingkat kesehatan pada perusahaan milik negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah dibakukan melalui Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara, baik yang bergerak dibidang infrastruktur maupun non infrastruktur. Tingkat kesehatan BUMN ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap kinerja Perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan yang meliputi penilaian : 1. Aspek Keuangan. 2. Aspek Operasional. 3. Aspek Administrasi. Masing-masing aspek ini memiliki indikator penilaian tingkat kesehatan BUMN yang berbeda-beda. Tingkat kesehatan BUMN yang ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap kinerja perusahaan antara lain meliputi aspek dan bobot nilai berikut ini : Tabel 2.1 Aspek dan bobot penilaian kinerja perusahaan Aspek yang dinilai Infra Non Infra Aspek Keuangan 50 70 Aspek Operasional 35 15 Aspek Administrasi 15 15 Pengelompokan BUMN Infrastruktur dan BUMN Non Infrastruktur bisa dilhat atau dibedakan dari kegiatannya, antara lain : (i). BUMN Infrastruktur adalah BUMN yang kegiatannya menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat luas, yang bidang usahanya meliputi : a. Pembangkitan, transmisi atau pendistribusian tenaga listrik. b. Pengadaan atau pengoperasian sarana pendukung pelayanan angkutan barang atau penumpang, baik laut, udara atau kereta api.

23 c. Jalan dan jembatan tol, dermaga, pelabuhan laut, sungai atau danau, lapangan terbang, dan bandara. d. Bendungan dan irigasi. (ii). BUMN Non Infrastruktur adalah BUMN yang kegiatannya selain bidang usaha yang telah disebutkan diatas. Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara tahun 2002, No. KEP-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara, tingkat kesehatan BUMN digolongkan menjadi : a. SEHAT, yang terdiri dari : 1. AAA apabila total skor (TS) lebih besar dari 95 2. AA apabila 80 < TS 95 3. A apabila 65 < TS 80 b. KURANG SEHAT, yang terdiri dari : 1. BBB apabila 50 < TS 65 2. BB apabila 40 < TS 50 3. B apabila 30 < TS 40 c. TIDAK SEHAT, yang terdiri dari : 1. CCC apabila 20 < TS 30 2. CC apabila 10 < TS 20 3. C apabila TS 10 Tata cara penilaian tingkat kesehatan dari aspek keuangan, bisa dinilai sebagai berikut : a. Total Bobot - BUMN INFRASTRUKUR (Infra) 50 - BUMN NON INFRASTRUKTUR (Non Infra) 70

24 b. Indikator yang dinilai dan masing-masing bobotnya. Indikator dan bobot yang dinilai antara in sebagai berikut : Tabel 2.2 Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan BOBOT NO INDIKATOR Infra Non Infra 1 Imbalan kepada pemegang saham (ROE) 15 20 2 Imbalan Investasi (ROI) 10 15 3 Rasio Kas 3 5 4 Rasio Lancar 4 5 5 Collection Periods 4 5 6 Perputaran Persediaan 4 5 7 Perputaran total asset 4 5 8 Rasio modal terhadap total aktiva 6 10 TOTAL BOBOT 50 70 c. Metode Penilaian Rumus perolehan masing-masing indikator dan skor penilaiannya adalah sebagai berikut : 1. Penilaian ROE ROE = Laba setelah pajak Modal Sendiri x 100 % Tabel 2.3 Daftar skor penilaian ROE Skor NO ROE (%) Infra Non Infra 1 15 < ROE 15 20 2 13 < ROE 15 13,5 18 3 11 < ROE 13 12 16 4 9 < ROE 11 10.5 14 5 7,9 < ROE 9 9 12 6 6,6 < ROE 7,9 7,5 10 7 5,3 < ROE 6,6 6 8,5 8 4 < ROE 5,3 5 7 9 2,5 < ROE 4 4 5,5 10 1 < ROE 2,5 3 4 11 0 < ROE 1 1,5 2 12 ROE < 0 1 0

25 2. Penilaian ROI ROI = EBIT + Penyusutan Capital Employed x 100 % Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku Total Aktiva dikurangi Aktiva Tetap dalam pelaksanaan. Tabel 2.4 Daftar skor penilaian ROI Skor NO ROI (%) Infra Non Infra 1 18 < ROI 10 15 2 15 < ROI 18 9 13,5 3 13 < ROI 15 8 12 4 12 < ROI 13 7 10,5 5 10,5 < ROI 12 6 9 6 9 < ROI 10,5 5 7,5 7 7 < ROI 9 4 6 8 5 < ROI 7 3.5 5 9 3 < ROI 5 3 4 10 1 < ROI 3 2,5 3 11 0 < ROI 1 2 2 12 ROI < 0 0 1 3. Penilaian Rasio Kas (Cash Ratio) Cash Ratio = Kas + Bank + Surat Berharga Jangka pendek Current Liabilities x 100 % Tabel 2.5 Daftar skor penilaian Rasio Kas (Cash Ratio) Skor NO CASH RATIO = x (%) Infra Non Infra 1 x 35 3 5 2 25 x < 35 2,5 4 3 15 x < 25 2 3 4 10 x < 15 1,5 2 5 5 x < 10 1 1 6 0 x < 5 0 0 4. Penilaian Current Ratio Current Ratio = Current Asset Current Liabilities x 100 %

26 Tabel 2.6 Daftar skor penilaian Current Ratio Skor NO CURRENT RATIO = x (%) Infra Non Infra 1 125 x 3 5 2 110 x < 125 2,5 4 3 100 x < 110 2 3 4 95 x < 100 1,5 2 5 90 x < 95 1 1 6 x < 90 0 0 5. Penilaian Collection Periods Collection Periods = Total Piutang Usaha Total Pendapatan Usaha x 365 hari Tabel 2.7 Daftar skor penilaian Collection Periods Skor NO CP = x (hari) Perbaikan = x (hari) Infra Non Infra 1 x 60 x > 35 4 5 2 60 < x 90 30 < x 35 3,5 4,5 3 90 < x 120 25 < x 30 3 4 4 120 < x 150 20 < x 25 2,5 3,5 5 150 < x 180 15 < x 20 2 3 6 180 < x 210 10 < x 15 1,6 2,4 7 210 < x 240 6 < x 10 1,2 1,8 8 240 < x 270 3 < x 6 0,8 1,2 9 270 < x 300 1 < x 3 0,4 0,6 10 300 < x 0 < x 1 0 0 6. Penilaian Inventory Turn Over (Perputaran Persediaan) Inventory Turn Over = Total Persediaan Total Pendapatan Usaha x 365 hari Adapun daftar skor penilaian perputaran persediaan uang telah ditentukan berdasarkan Kepmen BUMN tahun 2002 dapat ditunjukkan melalui tabel 2.8 berikut ini :

27 Tabel 2.8 Daftar skor penilaian Perputaran Persediaan Skor NO PP = x (hari) Perbaikan = x (hari) Infra Non Infra 1 x 60 x > 35 4 5 2 60 < x 90 30 < x 35 3,5 4,5 3 90 < x 120 25 < x 30 3 4 4 120 < x 150 20 < x 25 2,5 3,5 5 150 < x 180 15 < x 20 2 3 6 180 < x 210 10 < x 15 1,6 2,4 7 210 < x 240 6 < x 10 1,2 1,8 8 240 < x 270 3 < x 6 0,8 1,2 9 270 < x 300 1 < x 3 0,4 0,6 10 300 < x 0 < x 1 0 0 7. Penilaian Total Asset Turn Over (TATO) TATO = Total Pendapatan Capital Employed x 100 % Tabel 2.9 Daftar skor penilaian Perputaran Total Asset Skor NO TATO = x (%) Perbaikan = x (%) Infra Non Infra 1 120 < x 20 < x 4 5 2 105 < x 120 15 < x 20 3,5 4,5 3 90 < x 105 10 < x 15 3 4 4 75 < x 90 5 < x 10 2,5 3,5 5 60 < x 75 0 < x 5 2 3 6 40 < x 60 x 0 1,5 2,5 7 20 < x 40 x < 0 1 2 8 x 20 x < 0 0,5 1,5 8. Penilaian Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Asset TMS terhadap TA = Total Modal Sendiri Total Asset x 100 % Tabel 2.10 berikut menampilkan skor penilaian rasio modal terhadap jumlah aktiva sesuai dengan Kepmen BUMN tahun 2002 :

28 Tabel 2.10 Daftar skor penilaian Rasio Modal terhadap jumlah aktiva Skor NO M thd TA = x (%) Infra Non Infra 1 120 < x 4 5 2 105 < x 120 3,5 4,5 3 90 < x 105 3 4 4 75 < x 90 2,5 3,5 5 60 < x 75 2 3 6 40 < x 60 1,5 2,5 7 20 < x 40 1 2 8 x 20 0,5 1,5