BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyajian Kawih wanda anyar merupakan salah satu genre kesenian yang salah satu bentuk sajiannya menggunakan kacapi 1 sebagai alat musik pendukungnya. Kawih wanda anyar dapat diartikan sebagai salah satu genre kesenian tradisional yang berkembang di daerah Jawa Barat, dan sering diidentikan dengan repertoar karya karya Mang Koko (Warnika 2015:8). Biasanya kawih wanda anyar dapat ditemui pada acara acara resepsi seperti acara seremonial, pemerintahan, maupun di acara acara pernikahan dan khitanan. Kacapi siter merupakan salah satu instrumen utama yang berfungsi sebagai Kerangka Lagu (Suparli, 2014:3), sehingga kacapi memiliki peran sebagai pendukungnya untuk mirig lagu lagu yang dibawakan oleh juru kawih 2 dalam kawih wanda anyar. Kacapi juga mampu mendukung suasana sesuai dengan cerita lagu yang disajikan. Hal ini jelas harus didukung dengan keterampilan teknik yang tinggi dan melalui proses pembelajaran yang panjang, agar 1 Kacapi siter adalah kacapi yang biasa digunakan untuk mengiringi Kawih Wanda Anyar, umumnya disebut kacapi. 2 Juru Kawih = Vokal Perempuan dalam Kawih wanda anyar. 1
seorang pemain kacapi memenuhi peran dalam ansamble pirigan kawih wanda anyar yang baik. Berkaitan dengan rencana Tugas akhir, Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi penyaji mengambil instrumen kacapi kawih wanda anyar sebagai materi sajian dalam tugas akhir. Salah satunya adalah penyaji merasa tertarik dengan fungsi jari tangan dalam memainkan motif motif petikan, khususnya pada bagian intro (gelenyu 3 ) yang memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Penyaji tertarik dengan hal tersebut, karena setiap lagu kawih wanda anyar memiliki gelenyu yang berbeda beda, akan tetapi hal tersebut menunjukan sebagai bentuk ciri khas serta memiliki tema dan karakter pada pertunjukannya. Faktor selanjutnya yang membuat penyaji tertarik berkaitan dengan pirigan 4. Penyaji mengidentifikasi banyak variasi teknik penjarian/petikan melalui kreativitas penggarapnya. Kebebasan tersebut bukan berarti tanpa aturan, tetapi tetap terikat oleh ketentuan ketentuan yang sangat mendasar seperti wiletan, dinamika dan tempo. Teknik permainan kacapi berpengaruh pula terhadap penjiwaan pada setiap lagu saat mengiringi lagu lagu kawih wanda anyar. Dikarenakan dalam lagu 3 Gelenyu = inro atau interlude. 4 Pirigan = bentuk iringan lagu atau gending. 2
lagu kawih wanda anyar memiliki tema yang berbeda beda, maka penyaji harus dapat menjiwai setiap karakter lagu agar permainan kacapi dalam mengiringi lagu lagu kawih wanda anyar tersebut sesuai dengan karakter lagu yang dibawakan Pada dasarnya penyaji sudah tertarik untuk dapat menyajikan permainan kacapi untuk Tugas Akhir (TA), sejak awal sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 10 Bandung, pasalnya di antara semua instrumen (waditra) yang dipelajari di Sekolah Menegah Kejuruan Negeri (SMKN) 10 Bandung dan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, penyaji lebih memilih kacapi sebagai instrumen individu pilihan karena melihat fleksibilitas 5 kacapi secara bentuk organologi. Selain dari rasa penasaran tentang memainkan kacapi dengan baik, salah satu penyaji memilih kacapi sebagai instrumen individu pilihan ini karena adanya seorang maestro di bidang waditra kacapi yang memberi inspirasi bagi penyaji, yakni Maman SWP. Beliau memiliki metode cara permainan kacapi tersendiri dalam bermain kacapi. Hal inilah yang pada akhirnya semakin mendorong keinginan penyaji untuk lebih mendalami kacapi dan menjadikan 5 Fleksibilitas = sifat sesuatu hal benda yang bisa berubah sewaktu waktu. 3
instrumen pilihan dalam Tugas Akhir penyaji dalam sajian kacapi kawih wanda anyar. Berkaitan dengan apa yang telah disampaikan di atas, penyaji mengangkat judul Nyingraykeun lalangse yang artinya membuka tabir penghalang dari segala penghalang. Penyaji memilih judul sajian tersebut dikarenakan lagu lagu kawih wanda anyar memiliki tema dan karakter tersendiri sedangkan kacapi merupakan alat pendukung vokal/lagu dalam kawih wanda anyar tersebut. B. Tujuan Penyajian Di samping untuk memenuhi syarat mendapat gelar kesarjanaan, dalam Tugas Akhir minat penyajian ini memiliki tujuan yang lebih spesifikasi, yaitu : 1. Mampu menampilkan sajian lagu lagu kawih wanda anyar sesuai tema yang diusung. 2. Menampilkan permainan kacapi sesuai dengan karakter lagu yang disajikan. 4
C. Sumber Penyajian Keanekaragaman pirigan atau gaya petikan kacapi yang yang penyaji dapatkan dari beberapa pemain kacapi merupakan bahan acuan bagi penyaji. Selain itu ada pula hal terkait dengan materi penyaji dikemas dari beberapa sumber yang kemudian menjadi satu sajian yang utuh. Sumber sumber tersebut berupa kaset CD audio/visual, buku, narasumber, dll. Adapun sumbersumber yang penyaji rujuk, di antaranya : 1. Rudini S.Sn merupakan alumni prodi karawitan di STSI/ISBI Bandung. Darinya penyaji mendapatkan interlude dan motif motif pirigan dalam lagu Gupay Pileuleuyan. 2. Agus Heri, S.Sn merupakan salah satu kaka angkatan penyaji di SMKN 10 dan ISBI Bandung. Beliau saat ini telah menjadi praktek honorer di SMKN 10 Bandung. Darinya penyaji mendapatkan interlude dan motif motif pirigan dalam lagu Neangan. 3. Sofyan Triyana merupakan Mahasiswa Prodi Karawitan. Darinya penyaji mendapatkan interlude 5
dan motif motif pirigan dalam lagu Memang Sesah dan Serat Salira. 4. Panji Triadi M.Kosim merupakan Mahasiswa Prodi Karawitan. Darinya penyaji mendapatkan interlude dan motif motif pirigan dalam lagu Angin Talatah. Selain dari sumber diatas penyaji juga mendapatkan Sumber penyajian yang menjadi acuan, di antaranya: 1. Audio Mp3 pada lagu Memang Sesah. Dalam Mp3 ini yang diambil oleh penyaji yaitu pengahatan dalam memainkan kacapi. 2. Audio Visual Koleksi Youtube dengan judul Mengenang Euis Komariah Angin Talatah yang dinyanyikan oleh Neneng Dinar. Dalam lagu ini yang penyaji dapatkan yaitu, petikan gelenyu pada lagu Angin Talatah. 3. Audio Mp3 pada lagu Neangan. Dalam Mp3 ini yang diambil oleh penyaji yaitu Gaya Petikan Maman SWP. 6