BUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR 4 TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 81 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH KECAMATAN PRAYA DESA MEKAR DAMAI Alamat : Jln. Taruna Jaya 01 Km Tlpn/Hp Kode Pos 8351I

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lem

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 28

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE BOLANGO NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 12 Tahun : 2016

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 13

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 8

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PERANGKAT DESA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 5 TAHUN 2018 T E N T A N G

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT GAMPONG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana; 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementer

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2017 SERI E.1 3

KEPALA DESA NGLANGGERAN KECAMATAN PATUK KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2017

BUPATI TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI PEMERINTAH DESA

BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT GAMPONG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2007 SERI E =============================================================

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 44 Tahun : 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI PATI PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

PEMERINTAH DESA BARABALI SEKRETARIAT DESA Alamat : Jl. Raya Praya Mantang KM. 9,5 Desa Barabali Kode Pos 83552

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 6 TAHUN : 2007

Transkripsi:

SALINAN BUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI TOBA SAMOSIR, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 65 ayat (1) huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014, dan Pasal 13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa, perlu diatur dalam Peraturan Daerah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3794); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali

- 2 - terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5679); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5694); 10. Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2036); 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5); 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 6); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR dan BUPATI TOBA SAMOSIR MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA.

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Toba Samosir. 2. Bupati adalah Bupati Toba Samosir. 3. Camat adalah Pemimpin Kecamatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. 4. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 5. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa yang dibantu Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 6. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah. 7. Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam Sekretariat Desa, dan unsur pendukung tugas Kepala Desa dalam pelaksanaan kebijakan yang diwadahi dalam bentuk pelaksana teknis dan unsur kewilayahan. BAB II PENGANGKATAN PERANGKAT DESA Bagian Kesatu Persyaratan Pengangkatan Pasal 2 (1) Perangkat Desa diangkat oleh Kepala Desa dari warga Desa yang telah memenuhi persyaratan umum dan khusus. (2) Persyaratan Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut: a. berpendidikan paling rendah sekolah menengah umum atau yang sederajat; b. berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42 (empat puluh dua) tahun; c. pernah berdomisili di desa; dan d. memenuhi kelengkapan persyaratan administrasi. (3) Persyaratan Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. surat keterangan berkelakuan baik, dibuktikan dengan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang masih berlaku; b. surat keterangan bebas narkotika dan obat-obatan terlarang yang dikeluarkan rumah sakit pemerintah; c. surat pengunduran diri sebagai anggota Badan Permusyawaratan Desa bagi anggota Badan Permusyawaratan Desa yang sedang menjabat; d. izin tertulis dari atasannya bagi PNS, pegawai Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Negara, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia; e. bagi calon Kepala Dusun harus bertempat tinggal di dusun yang bersangkutan; f. tidak merangkap pekerjaan dengan status sebagai pegawai tidak tetap pada instansi pemerintah atau pegawai tetap/tidak tetap pada perusahaan swasta yang dibuktikan dengan surat pernyataan; g. tidak menjadi pengurus partai politik. Pasal 3 Kelengkapan persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf d, antara lain terdiri atas:

- 4 - a. pernah bertempat tinggal di Desa yang dibuktikan dengan surat keterangan Kepala Desa; b. surat pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas bermaterai; c. surat pernyataan memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika, yang dibuat oleh yang bersangkutan diatas kertas segel atau bermaterai cukup; d. ijazah pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan ijazah terakhir yang dilegalisasi oleh pejabat berwenang atau surat pernyataan dari pejabat yang berwenang; e. akte kelahiran atau Surat Keterangan Kenal Lahir; f. surat keterangan berbadan sehat dari Puskesmas atau Rumah Sakit Pemerintah; dan g. surat Permohonan menjadi Perangkat Desa yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas segel atau bermaterai cukup. Bagian Kedua Mekanisme Pengangkatan Pasal 4 (1) Pengangkatan Perangkat Desa dilaksanakan melalui mekanisme sebagai berikut: a. Kepala Desa membentuk Tim yang terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris dan 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari perangkat desa, Badan Permusyawaratan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan Desa; b. Kepala Desa melakukan penjaringan dan penyaringan administrasi calon Perangkat Desa yang dilakukan oleh Tim. c. pelaksanaan penjaringan dan penyaringan bakal calon Perangkat Desa dilaksanakan paling lama 2 (dua) bulan setelah jabatan perangkat desa kosong atau diberhentikan; d. hasil penjaringan dan penyaringan bakal calon Perangkat Desa sekurangkurangnya 2 (dua) orang calon dikonsultasikan oleh Kepala Desa kepada Camat; e. Camat memberikan rekomendasi tertulis terhadap calon Perangkat Desa selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja, dengan memprioritaskan kriteria sesuai urutan: 1. pendidikan tertinggi; 2. pengalaman kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan; 3. mempunyai keahlian khusus di bidang administrasi, komputer, atau pengelolaan keuangan yang dibuktikan dengan sertifikat; dan 4. usia termuda; f. apabila kriteria urutan sebagaimana dimaksud pada huruf e angka 1 sampai dengan angka 4 sama untuk 2 (dua) orang atau lebih, maka Camat melakukan ujian tertulis kepada calon perangkat desa dengan materi bidang pengetahuan umum dan pemerintahan; g. rekomendasi yang diberikan Camat berupa persetujuan atau penolakan berdasarkan persyaratan yang ditentukan; h. dalam hal Camat memberikan persetujuan, Kepala Desa menerbitkan Keputusan Kepala Desa tentang Pengangkatan Perangkat Desa; dan i. dalam hal rekomendasi Camat berisi penolakan, Kepala Desa melakukan penjaringan dan penyaringan kembali calon Perangkat Desa. (2) Pengaturan lebih lanjut mengenai tugas dan fungsi Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diatur dalam Peraturan Kepala Desa. Pasal 5

- 5 - Tim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a bertugas : a. merencanakan, mengoordinasikan, menyelenggarakan, mengawasi, dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan penjaringan dan penyaringan; b. menetapkan calon yang telah memenuhi persyaratan; c. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penjaringan dan penyaringan. Pasal 6 Tim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a, wajib: a. bersifat mandiri dan tidak memihak; b. mengupayakan penjaringan dan penyaringan agar berjalan tertib, lancar dan aman; c. menyampaikan laporan setiap tahapan pelaksanaan tugas kepada Kepala Desa. Pasal 7 Tahapan Penjaringan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b dilakukan dengan cara : a. pengumuman dan pendaftaran bakal calon Perangkat Desa dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari; b. apabila sampai dengan berakhirnya masa pendaftaran belum ada bakal calon, maka penutupan pendaftaran dapat diperpanjang paling lama 2 (dua) kali masa perpanjangan masing-masing 5 (lima) hari; c. apabila sampai batas waktu sebagaimana dimaksud pada huruf b belum ada yang mendaftar, maka Tim Penjaringan dan Penyaringan perangkat desa melaporkannya kepada Kepala Desa; d. apabila bakal calon perangkat desa sebagaimana dimaksud pada huruf b tidak ada, maka Kepala Desa dengan Persetujuan Badan Permusyawaratan Desa membubarkan Tim Penjaringan dan Penyaringan perangkat desa dan melaporkannya kepada Bupati melalui camat untuk mendapatkan pertimbangan; e. penundaan sebagaimana dimaksud pada huruf d dilaksanakan paling lama 1 (satu) tahun. Pasal 8 Tahapan Penyaringan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b dilakukan dengan cara : a. setelah dilakukan penjaringan bakal calon perangkat desa, Tim Penjaringan dan Penyaringan melakukan penyaringan; b. penyaringan sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan melalui seleksi administrasi sesuai persyaratan yang telah ditentukan; c. seleksi administrasi sebagaimana dimaksud pada huruf b dimulai dari penelitian kelengkapan persyaratan hingga pada pengumuman calon dilaksanakan paling lama 7 (tujuh) hari; d. bakal calon perangkat desa yang dapat ditetapkan sebagai calon perangkat desa merupakan bakal calon yang lulus administrasi dalam penyaringan minimal 2 (dua) orang setiap jabatan; e. apabila bakal calon perangkat desa hanya ada 1 (satu) orang yang dinyatakan lulus menjadi calon, maka tahapan tetap dilanjutkan setelah berkonsultasi dengan Camat; f. penetapan nama calon perangkat desa dituangkan dalam berita acara hasil seleksi bakal calon perangkat desa yang ditandatangani paling sedikit oleh Ketua dan Sekretaris Tim Penjaringan dan Penyaringan.

- 6 - Pasal 9 (1) Berita acara hasil seleksi calon perangkat desa disampaikan Tim Penjaringan dan Penyaringan kepada Kepala Desa paling lambat 3 (tiga) hari. (2) Berita acara hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan Kepala Desa kepada Camat paling lambat 3 (tiga) hari. Pasal 10 Kepala Desa menetapkan Keputusan Kepala Desa tentang pengangkatan perangkat desa paling lama 7 (tujuh) hari sejak menerima rekomendasi Camat. Bagian Ketiga Pelantikan Pasal 11 (1) Pelantikan calon perangkat desa menjadi perangkat desa dilakukan oleh Kepala Desa di balai/kantor desa atau ditempat lain di wilayah desa yang bersangkutan dihadapan masyarakat desa. (2) Pelantikan perangkat desa dilaksanakan paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah ditetapkan Kepala Desa. (3) Sebelum memangku jabatan, perangkat desa wajib mengucapkan sumpah/janji didampingi rohaniawan. (4) Susunan kata-kata sumpah janji sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah sebagai berikut : Demi Allah/Tuhan saya bersumpah/berjanji, Bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku (menyebut jabatannya masing-masing) dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-adilnya; Bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara; dan Bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-undang Dasar 1945 dan melaksanakan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi desa, daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; Semoga Allah/Tuhan menolong saya. (5) Tata cara pengambilan sumpah/janji diatur dengan Keputusan Kepala Desa. Bagian Keempat Tahapan Pengaduan dan Penyelesaian Masalah Pasal 12 (1) Apabila terjadi pelanggaran pada setiap tahapan penjaringan maupun penyaringan, masyarakat desa setempat atau calon melaporkan kepada Camat secara tertulis dengan memuat : a. nama pelapor; b. waktu dan tempat kejadian perkara; c. nama dan alamat pelanggar; d. nama dan alamat saksi-saksi; dan e. uraian kejadian lengkap dan/atau dokumentasi bila dibutuhkan. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sejak tahapan terjadinya pelanggaran dan apabila lewat 3 (tiga) hari

- 7 - laporan tidak dapat diterima. Pasal 13 (1) Sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari diberikan waktu kepada Pelapor untuk melengkapi data-data atau keterangan yang diperlukan sebagai kajian setiap laporan pelanggaran yang diterima. (2) Dalam hal laporan bersifat proses administrasi maka penyelesaiannya dilakukan Camat, sedangkan sengketa yang mengandung unsur tindak pidana penyelesaiannya diteruskan kepada Kepolisian Republik Indonesia. (3) Camat wajib memantau perkembangan kasus penyelesaian sengketa yang diteruskan kepada Kepolisian Republik Indonesia. (4) Penyelesaian sengketa penjaringan dan penyaringan dilakukan oleh Camat di kantor Camat melalui tahapan : a. mempertemukan pihak-pihak yang bersengketa dalam musyawarah guna mencapai kesepakatan; b. apabila tidak tercapai kesepakatan dalam musyawarah sebagaimana dimaksud pada huruf a, Camat dapat membuat keputusan dengan tegas, arif dan bijaksana, final dan mengikat sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Bagian Kelima Tindakan dan Sanksi Pasal 14 Tim Penjaringan dan Penyaringan Perangkat Desa, calon Perangkat Desa atau siapapun yang terbukti melakukan pelanggaran dalam proses pelaksanaan penjaringan dan/atau penyaringan Perangkat Desa akan dikenakan sanksi hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Keenam Pembiayaan Pasal 15 Biaya Tim Penjaringan dan Penyaringan perangkat desa bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. BAB III PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA Bagian Kesatu Pemberhentian Pasal 16 (1) Kepala Desa memberhentikan Perangkat Desa setelah berkonsultasi dengan Camat. (2) Perangkat Desa berhenti karena: a. meninggal dunia; b. permintaan sendiri; dan c. diberhentikan. (3) Perangkat Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c karena:

- 8 - a. usia telah genap 60 (enam puluh) tahun; b. dinyatakan sebagai terpidana berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; c. berhalangan tetap; d. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Perangkat Desa; dan e. melanggar larangan sebagai perangkat desa. (4) Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dan huruf b, ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa dan disampaikan kepada Camat paling lambat 14 (empat belas) hari setelah ditetapkan. (5) Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c wajib dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Camat. (6) Rekomendasi tertulis Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) didasarkan pada persyaratan pemberhentian perangkat Desa. Bagian Kedua Pemberhentian Sementara Pasal 17 (1) Perangkat Desa diberhentikan sementara oleh Kepala Desa setelah berkonsultasi dengan Camat. (2) Pemberhentian sementara Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) karena: a. ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan; b. ditetapkan sebagai terdakwa; c. tertangkap tangan dan ditahan; d. melanggar larangan sebagai perangkat desa yang diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Perangkat Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf c, diputus bebas atau tidak terbukti bersalah oleh Pengadilan dan telah berkekuatan hukum tetap maka dikembalikan kepada jabatan semula. BAB IV KEKOSONGAN JABATAN PERANGKAT DESA Pasal 18 (1) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Perangkat Desa maka tugas Perangkat Desa yang kosong dilaksanakan oleh Pelaksana Tugas yang memiliki posisi jabatan dari unsur yang sama. (2) Pelaksana Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Desa dengan Surat Perintah Tugas yang tembusannya disampaikan kepada Bupati melalui Camat paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal surat penugasan. (3) Pengisian jabatan Perangkat Desa yang kosong selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sejak Perangkat Desa yang bersangkutan berhenti. BAB V UNSUR STAF PERANGKAT DESA Pasal 19 (1) Kepala Desa dapat mengangkat unsur staf Perangkat Desa. (2) Unsur staf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk membantu Kepala Urusan, Kepala Seksi, dan Kepala Kewilayahan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan desa.

- 9 - BAB VI PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT PERANGKAT DESA Pasal 20 Pakaian dinas dan atribut perangkat desa ditetapkan dengan Peraturan Bupati yang berpedoman dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VII PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR DESA Pasal 21 (1) Selain penghasilan tetap perangkat desa menerima jaminan kesehatan dan dapat menerima tunjangan tambahan penghasilan dan penerimaan lainnya yang sah dengan memperhatikan masa kerja dan jabatan perangkat desa. (2) Jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari APBDesa dan sumber lain yang sah. BAB VIII KESEJAHTERAAN PERANGKAT DESA Pasal 22 (1) Perangkat Desa dan staf Perangkat Desa yang telah diangkat dengan Keputusan Kepala Desa wajib mengikuti pelatihan awal masa tugas dan program-program pelatihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, dan Pemerintah Desa. (2) Biaya pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi, Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, dan sumber lain yang sah. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 23 Perangkat Desa yang diangkat sebelum ditetapkan Peraturan Daerah ini tetap melaksanakan tugas sampai habis masa tugas berdasarkan usia pensiun atau berdasarkan surat keputusan pengangkatannya. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Pengaturan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan Peraturan Daerah ini ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Pasal 25 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku maka segala ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku. Pasal 26 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

- 10 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Toba Samosir. Ditetapkan di Balige pada tanggal 7 Nopember 2016 BUPATI TOBA SAMOSIR, Cap/dto Diundangkan di Balige, Pada tanggal 7 Nopember 2016 DARWIN SIAGIAN SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR Cap/dto AUDI MURPHY O. SITORUS Salinan sesuai dengan Aslinya, KEPALA BAGIAN HUKUM SETDAKAB TOBA SAMOSIR JHONNY SINAGA,SH,MH PEMBINA NIP19691226200502 1 002 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2016 NOMOR 4 NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR, PROVINSI SUMATERA UTARA : (123/2016).

- 11 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA I. UMUM Pemerintahan Desa berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa yang dipimpin oleh Kepala Desa dibantu Perangkat Desa yang diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat yang memiliki batas wilayah berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan tradisional yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejalan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah perlu menindaklanjutinya dengan menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa sebagai pengganti yang sebelumnya diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir Nomor 15 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Desa. Dimana dalam Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir Nomor 15 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Desa pada BAB IV Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam paragraf Keempat yaitu Perangkat desa untuk disesuaikan dengan peraturan yang lebih tinggi. Dengan terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa maka untuk melaksanakan Pasal 13 Peraturan Menteri dimaksud perlu menetapkan Peraturan Desa tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa. Dengan keluarnya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 128/PUU- XIII/2015 ditetapkan pada tanggal 2 Agustus 2016, mengenai persyaratan Perangkat Desa sudah disesuaikan dengan Keputusan Mahkamah Konstitusi dimaksud yang sebelumnya dalam Pasal 50 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, mencantumkan persyaratan terdaftar sebagai penduduk Desa dan bertempat tinggal di Desa paling kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran karena sudah tidak berlaku lagi maka sesuai Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Peraturan Daerah tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa diubah menjadi pernah bertempat tinggal di Desa minimal 1 (satu) tahun dibuktikan dengan surat keterangan Kepala Desa. Perangkat Desa adalah salah satu unsur penyelenggara kegiatan Pemerintahan Desa, yang merupakan unsur yang sangat penting dalam peningkatan kelancaran penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat di desa, sehingga perlu mendapat perhatian dengan mengatur mengenai tata cara pengangkatan dan pemberhentian serta keberadaannya. Beberapa pengaturan khusus yang terjadi dalam Peraturan Daerah ini, antara lain perubahan dan penambahan persyaratan (persyaratan umum dan persyaratan khusus untuk dapat mencalonkan diri menjadi Perangkat Desa, pengisian Kepala Dusun oleh Calon yang benar-benar tinggal di dusun

- 12 - tersebut serta mekanisme pengangkatan dan pemberhentian Perangkat Desa melalui rekomendasi tertulis dari Camat. Dalam Peraturan Daerah ini Perangkat Desa mencakup Sekretaris Desa, Kepala Urusan, Kepala Seksi dan Kepala Dusun. Sekretaris Desa yang berstatus Pegawai Negeri Sipil tetap menjalankan tugasnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, sementara untuk Jabatan Sekretaris Desa yang kosong dilakukan pengisian melalui cara ujian tertulis sebagaimana Perangkat Desa yang lain apabila ada 2 (dua) orang atau lebih yang melamar dengan kualifikasi yang sama. Pengisian Kepala Dusun ju a menggunakan cara yang sama dengan perangkat desa yang lain. Oleh karena itu dalam Peraturan Daerah ini mengatur mengenai cara dan proses pengisian seluruh Perangkat Desa. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Ayat (1) cukup jelas Ayat (2) Huruf a Yang dimaksud sekolah menengah umum atau yang sederajat adalah Sekolah Menengah Kejuruan, Madrasah Aliyah, Ujian Persamaan Lanjutan setingkat Sekolah Menengah Umum yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau diakui keberadaannya oleh Pemerintah. Huruf b Huruf c Yang dimaksud pernah berdomisili adalah seseorang yang sudah pernah tinggal di Desa meskipun : a. saat pendaftaran tidak berdomisili di desa; b. pernah terdapat cacatan mutasi atau kepindahan data kependudukannya; c. tidak memiliki Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk namun harus dibuktikan dengan surat keterangan dari Kepala Desa. Ayat (3) Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Seorang Kepala Dusun yang mempunyai hak dipilih menjadi perangkat desa harus benar-benar tinggal di dusun dimana yang bersangkutan mendaftar menjadi Kepala Dusun. Pasal 3 Pasal 4 Ayat (1) Huruf a

- 13 - Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Kriteria yang menjadi Prioritas mutlak untuk dilaksanakan secara berurutan yaitu : 1. pendidikan tertinggi, pengalaman kerja, keahlian khusus, dan usia termuda. 2. apabila calon memiliki persyaratan yang sama maka ditentukan melalui tingkat pendidikan yang dimiliki, maka jenjang pendidikan yang lebih tinggi diangkat menjadi Perangkat Desa terpilih; 3. apabila tingkat jenjang Pendidikan yang dimiliki juga sama, maka dilanjutkan pada pengalaman kerja demikian seterusnya. Huruf f Materi ujian tertulis adalah bidang pengetahuan Umum dan Pemerintahan disesuaikan dengan formasi jabatan dan tingkat Pendidikan. Huruf g Huruf h Huruf i Ayat (2) Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Huruf a Pengumuman yang dimaksud dilaksanakan dengan cara menempelkan pengumuman di tempat terbuka yang stategis dan/atau disampaikan di rapat/pertemuan yang dihadiri masyarakat. Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Ayat (1)

- 14 - Ayat (2) Ayat (3) Ayat 4 Kata sumpah dan kata Demi Allah diperuntukkan bagi calon Perangkat Desa yang beragama Islam, sedang selain yang beragama Islam menggunakan kata janji dan kata Tuhan. Untuk penganut agama Kristen/Katolik diakhiri dengan kata-kata Semoga Tuhan menolong saya, untuk agama Budha diawali dengan ucapan Demi Sang Hyang Adi Budha dan untuk agama hindu diawali dengan ucapan Om atah Paramawisesa, Agama diluar yang disebutkan diatas menyesuaikan. Ayat (5) Pasal 12 Ayat (1) Penyampaian pengaduan/keberatan adalah Perseorangan, masyarakat/penduduk, unsur kelembagaan desa yang benar-benar berdomisili di desa. Ayat (2) Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Ayat (1) Ayat (2) Ayat(3) Huruf a Huruf b huruf c Yang dimaksud dengan berhalangan tetap adalah tidak dapat melaksanakan tugas dan kewajiban secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut kurang lebih 6 (enam) bulan karena sakit dan alasan lain yang tidak berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20

- 15 - Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2016 NOMOR 4