SKRIPSI. Oleh NARWIN DUNGGIO NIM UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN FISIKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lebih lanjut. Salah satu bidang kajian yang dipelajari adalah matematika. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan yang mampu mendukung dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa.

SKRIPSI. Oleh : Nama : Yusevi Nim : A

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah proses belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Seorang siswa mempunyai tugas utama yaitu belajar. Belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah salah satu negara berkembang. Hal ini berarti juga bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia, yang dalam Undang-Undang

1. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu yang mengaplikasikan konsep dalam kehidupan nyata.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas merupakan pendidikan yang dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang menyebabkan bangsa Indonesia terus melakukan perbaikan dalam

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha dalam membentuk dan membinan

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapatmenumbuhkan kemampuan berpikir peserta didik yang berguna untuk

BAB I PENDAHULUAN. Matematika bertujuan untuk membekali siswa agar memiliki

BAB I PENDAHULUAN. lebih sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pembelajaran fisika masih didominasi dengan penggunaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran fisika di SMA secara umum adalah memberikan bekal. ilmu kepada siswa, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. Sugihartono dkk, 2007:3-4), Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan manusia yang berkualitas bagi

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran menurut Sardiman (2007: 59) dapat diartikan, Suatu usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. bermutu menjadi salah satu faktor yang penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem pembelajaran yang efektif bagi siswa. Karena dalam metode ceramah

BAB I PENDAHULUAN. memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan tidak dapat diperoleh begitu saja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. KKG. Salah satu contoh yaitu rendahnya nilai belajar siswa kelas IV-A tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. juga teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Penelitian ini hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi yang di miliki oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi maupun dalam masyarakat. Saat ini, dunia pendidikan kita masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. semua potensi, kecakapan, serta karakteristik sumber daya manusia kearah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan Fisika. Oleh ELVIRA ISKANDAR NIM.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan di setiap negara sangatlah berbeda-beda. Seperti perkembangan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Kualitas proses belajar berimplikasi tidak langsung pada tingkat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo pada tahun ajaran 2013-

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir,

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains sangat berkaitan erat dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan pokok sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu peran sekolah untuk membantu mencapai

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan pendidikan seseorang dapat mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. kejadian menghasilkan ke kejadian yang lain (Kuhn, 1991 dalam; John W

BAB I PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DAN RETENSI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN FISIKA (Suatu Penelitian di SMA Negeri 1 Suwawa) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan Fisika Oleh NARWIN DUNGGIO NIM. 421 411 037 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN FISIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2015 1

2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kemampuan setiap individu, mendorong kemajuan masyarakat dan bangsa karena dengan pendidikan yang ditempuh memungkinkan seseorang atau pihak tertentu untuk mampu berkembang secara wajar dalam berbagai aspek. Pendidikan diyakini banyak orang sebagai proses dinamis dalam melahirkan kemampuan manusia. Manusia mempunyai potensi untuk tumbuh dan berkembang sebangai suatu kekuatan yang dinamis dan dapat mempercepat perkembangannya. Pembaruan dan pengembangan di bidang pendidikan sangat diperlukan untuk menciptakan pendidikan berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang selalu maju dan berkembang. Hal ini akan tercapai apabila proses pembelajaran dilaksanakan secara efektif sehingga hasil pendidikan akan dicapai dapat optimal. Fisika merupakan bagian dari mata pelajaran sains yang diajarkan pada jenjang pendidikan SMA. Fisika adalah ilmu yang banyak membahas tentang alam dan gejalanya, dari yang bersifat riil (terlihat secara nyata) hingga yang bersifat abstrak atau bahkan hanya berbentuk teori yang pembahasannya melibatkan kemampuan imajinasi atau keterlibatan gambaran mental yang kuat. Selain itu, fisika juga berkaitan dengan cara mencari tahu alam secara sistematis sehingga fisika bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Berdasarkan pengalaman peneliti ketika mengikuti PPL 2 di SMA Negeri 1 Suwawa, bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika belum menggembirakan. Hal ini terlihat pada saat pemberian quis, tugas rumah, dan ulangan harian. Pada saat pemberian quis masih ada yang belum bisa menjawabnya, tugas rumah masih ada juga yang mengerjakannya di sekolah, dan setiap ulangan harian masih ada saja yang diremedial untuk memperbaiki hasil belajarnya. Jika hasil belajar rendah maka tidak akan tercapai Kriteria Ketuntasan 3

Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. KKM yang ditetapkan di SMA Negeri 1 Suwawa untuk kelas X pada mata pelajaran fisika adalah 65,00. Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana seorang siswa menguasai materi yang telah diajarkan. Hasil belajar siswa berhubungan dengan motivasi belajar, minat, kebiasaan belajar dan retensi belajar. Kebiasaan belajar siswa harus diperhatikan oleh guru. Karena, apabila siswa mempunyai kebiasaan belajar yang tidak baik dalam proses pembelajaran akan berdampak pada hasil belajarnya. Hal ini terlihat pada saat kegiatan belajar di kelas ataupun di rumah, misalnya saja ketika diberikan tugas rumah masih saja ada siswa yang belum mengerjakan sehingga siswa harus mengerjakanya di sekolah atau terlihat pada saat ulangan masih ada siswa yang berusaha untuk mencontek dikarenakan mereka belajar hanya pada saat menjelang ujian saja bahkan kadang ada tanpa persiapan sama sekali. Kenyataan demikian memperlihatkan bahwa siswa belum mempunyai kebiasaan belajar yang baik sehingga hasil belajar yang mereka peroleh kurang memuaskan. Selain kebiasan belajar, retensi belajar juga merupakan penentu hasil belajar. Hal ini dikarenakan hasil belajar siswa di sekolah juga diukur berdasarkan penguasaan siswa atas materi pelajaran, yang prosesnya tidak terlepas dari kegiatan mengingat (kemampuan menggunakan daya ingat). Maka dengan daya ingat yang baik, siswa akan dapat belajar dengan mudah dan mencapai hasil belajar yang membanggakan. Namun, tidak semua siswa memiliki daya ingat yang baik dalam setiap kelas, pasti ada siswa yang memiliki daya ingat baik dan ada pula yang memiliki daya ingat buruk. Kebiasaan belajar yang baik dan retensi belajar yang baik sangat membantu siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik juga. Untuk itu perlu dikaji ada tidaknya keterkaitan antara kebiasaan belajar dan retensi belajar dengan hasil belajar siswa. Pengkajian perlu dilakukan melalui penelitian dengan judul Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dan Retensi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa SMA pada Mata Pelajaran Fisika 4

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang muncul antara lain sebagai berikut: 2 Hasil belajar siswa masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 3 Kebiasaan belajar yang tidak baik akan berdampak pada hasil belajar siswa. 4 Daya ingat siswa sangat mementukan hasil belajar siswa yang diukur berdasarkan penguasaan siswa atas materi pelajaran 5 Siswa belajar hanya pada saat menjelang ujian bahkan kadang tanpa ada persiapan sama sekali 1.3 Rumusan Masalah 1. Apakah terdapat hubungan antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar? 2. Apakah terdapat hubungan antara retensi belajar dengan hasil belajar? 3. Apakah terdapat hubungan antara kebiasaan belajar dan retensi belajar dengan hasil belajar? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mendapatkan hubungan antar kebiasaan belajar dengan hasil belajar 2. Untuk mendapatkan hubungan antara retensi belajar dengan hasil belajar 3. Untuk mendapatkan hubungan antara kebiasaan belajar dan retensi belajar dengan hasil belajar 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi siswa : memberikan masukan bahwa kebiasaan belajar dan retensi belajar sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar 2. Bagi guru : meningkatkan kualitas guru dengan memperhatikan kebiasaan belajar dan retensi belajar siswa di dalam kelas. 3. Bagi sekolah : sebagai bahan evaluasi dalam usaha perbaikan mutu pendidikan di SMA Negeri 1 Suwawa 5

4. Bagi pendidikan : meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengoptimalkan proses pembelajaran secara efektif sehingga hasil belajar yang dicapai dapat optimal. 5. Bagi ilmu : memberikan tambahan pengetahuan dengan memberi gambaran hubungan kebiasaan belajar dan retensi belajar dengan hasil belajar. 6