LEMBAR PENGESAHAN. No. Dok : Tanggal : Revisi : Halaman 1 dari 24

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR KELENGKAPAN DOKUMEN YANG HARUS DILAMPIRKAN

KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PROTEKSI RADIASI PADA PEKERJA BIDANG RADIOLOGI DAN PENERAPANNYA DI RSUD TARUTUNG TAHUN 2017

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan observasional, check list, dan wawancara untuk

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2008 tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir (Lembaran Negara Repu

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL

BAPETEN. Petugas Tertentu. Bekerja. Instalasi. Sumber Radiasi Pengion. Bekerja. Surat Izin. Pencabutan.

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION UNTUK KEGIATAN GAUGING INDUSTRI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan para tenaga kerjanya (Siswanto, 2001). penting. Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2003

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1202, 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Kedokteran Nuklir. Radiasi. Keselamatan.

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional P2STPFRZR BAPETEN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR FORMULIR PERMOHONAN SURAT IZIN BEKERJA PETUGAS TERTENTU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM KEDOKTERAN NUKLIR

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION UNTUK KEGIATAN PENGGUNAAN DALAM RADIOGRAFI INDUSTRI

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

Pesawat Sinar X Diagnostik dan Intervensional

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

: Panduan Penyusunan Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi Dalam Kegiatan Well Logging LEMBAR PENGESAHAN

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION UNTUK KEGIATAN PENGGUNAAN DALAM RADIOGRAFI INDUSTRI

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION UNTUK KEGIATAN : IMPOR ZAT RADIOAKTIF UNTUK KEPERLUAN SELAIN MEDIK

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION UNTUK KEGIATAN : PERUNUT

DIREKTORAT PERIZINAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 01-P /Ka-BAPETEN/ I-03 TENTANG PEDOMAN DOSIS PASIEN RADIODIAGNOSTIK

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION UNTUK KEGIATAN : WELL LOGGING

2015, No Radioaktif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4370); 4. Perat

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION UNTUK KEGIATAN : EKSPOR ZAT RADIOAKTIF

GAMBARAN HITUNG JENIS LEKOSIT PADA RADIOGRAFER DI PERUSAHAAN X SURABAYA TAHUN 2012 Laily Hidayati Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Evaluasi dan Rekomendasi Kebijakan Hasil Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN ZAT RADIOAKTIF UNTUK WELL LOGGING

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2 Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir tentang Keamanan Sumber Radioaktif; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (L

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN RADIOTERAPI

RADIODIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL. Booklet. Pedoman layanan perizinan. BAPETEN Direktorat Perizinan FasilitasKesehatan dan zat Radioaktif

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

Pengenalan perangkat lunak untuk survei data dosis pasien dalam rangka penyusunan Indonesia Diagnostic Reference Level (I-DRL) P2STPFRZR BAPETEN 2015

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini survei deskriptif dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpul data.

Unnes Journal of Public Health

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

PERKIRAAN DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN DENGAN SINAR-X RADIOGRAFI UMUM. RUSMANTO

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT QIM BATANG

SKEMA SERTIFIKASI RADIOGRAFER LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC : 2012

ilmu radiologi yang berhubungan dengan penggunaan modalitas untuk keperluan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 780/MENKES/PER/VIII/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RADIOLOGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN PERALATAN RADIOGRAFI INDUSTRI

TATA CARA DAN ETIKA INSPEKSI. Oleh : SUYATI

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN RADIOTERAPI

Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 Tentang : Keselamatan Dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tindakan tertentu, maupun terapetik. Di antara prosedur-prosedur tersebut, ada

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 04-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN PELATIHAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR NUKLIR

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

Direktur Jendaral Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta

a. bahwa uji kesesuaian pesawat sinar-x radiologi diagnostik dan intervensional perlu dioptimalkan tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja dan penduduk Indonesia secara umum akan bertambah baik dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT DPK NOMOR : 000/SK/DIR/I/2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RADIOLOGI RUMAH SAKIT DPK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia karena terpapari sinar-x dan gamma segera teramati. beberapa saat setelah penemuan kedua jenis radiasi tersebut.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN IRADIATOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

PERAN PPR DALAM RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan

Transkripsi:

Halaman 1 dari 24 LEMBAR PENGESAHAN Disiapkan oleh Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal Diperiksa oleh Disahkan oleh

Halaman 2 dari 24 Pernyataan Kebijakan Proteksi dan Keselamatan Radiasi Setiap kegiatan di pelaksanaan proteksi dan keselamatan radiasi dalam pemanfaatan sumber radiasi pengion adalah mutlak dilakukan Nama instansi. Oleh karena itu Nama instansi wajib menyusun, menetapkan, dan menerapkan suatu program proteksi dan keselamatan radiasi untuk memastikan keselamatan pasien, pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi. Dokumen Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi dibuat untuk memenuhi persyaratan keselamatan radiasi. Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi diterapkan dalam setiap kegiatan di fasilitas sesuai dengan prinsip proteksi radiasi. Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi ini kami perbaharui dan disesuaikan dengan tujuan pemanfaatan sumber radiasi pengion dan peraturan yang berlaku di Negara Indonesia. Nama instansi bertanggungjawab dan mengutamakan keselamatan keselamatan pasien, pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup di atas segalanya. Dengan ini saya selaku pemegang izin, yang bertanda tangan di bawah ini atas nama mempunyai komitmen di dalam menjalankan program proteksi dan keselamatan radiasi. Jabatan Nama instansi Cap instansi/fasilitas Nama Pemegang Izin No. Identitas

Halaman 3 dari 24 DAFTAR ISI Lembar Pengesahan... Hal 1 Pernyataan Kebijakan Proteksi dan Keselamatan Radiasi... Hal 2 Daftar Isi... Hal 3 BAB I. PENDAHULUAN... Hal 5 1.1. Latar Belakang... Hal 5 1.2. Tujuan... Hal 5 1.3. Ruang Lingkup... Hal 5 1.4. Definisi... Hal 5 BAB II. PENYELENGGARA PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI Hal 7 II.1. Struktur Organisasi (jika penyelenggara dalam bentuk organisasi)... Hal 7 II.2. Tanggung Jawab... Hal 9 II.3. Pelatihan... Hal 11 BAB III. DESKRIPSI, PESAWAT SINAR - X DAN PERALATAN Hal 12 PENUNJANG, DAN PERLENGKAPAN PROTEKSI RADIASI... III.1. Deskripsi Fasilitas... Hal 12 III.2. Deskripsi pesawat sinar-x dan peralatan penunjang... Hal 14 III.3. Deskripsi Pembagian Daerah Kerja... Hal 15 III.4. Deskripsi Perlengkapan Proteksi Radiasi... Hal 16 BAB IV. PROSEDUR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI Hal 17 IV.1. Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam Operasi Normal... Hal 17 IV.1.1. Pengoperasian Pesawat Sinar-X... Hal 17 IV.1.2. Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Personil... Hal 18 IV.1.3. Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Pasien... Hal 19 IV.1.4. Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Pendamping Pasien... Hal 19 IV.2. Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat... Hal 20

Halaman 4 dari 24 BAB V. REKAMAN DAN LAPORAN Hal 21 V.1. Keadaan Operasi Normal... Hal 21 V.2. Keadaan Darurat... Hal 22 LAIN-LAIN... Hal 22 KESIMPULAN... Hal 23 DAFTAR ACUAN... Hal 24 LAMPIRAN... Hal

BAB I PENDAHULUAN Halaman 5 dari 24 1.1. Latar belakang Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi adalah tindakan sistematis dan terencana untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi. Program ini dibuat sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2008 tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir, dengan mempertimbangkan Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, Perka BAPETEN No. 8 tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional, serta Perka BAPETEN No. 4 tahun 2013 tentang Proteksi dan keselamatan Radiasi dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir. Untuk UUntuk memastikan keselamatan dan kesehatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup, berprinsip bahwa kegiatan pemanfaatan radiasi pengion direncanakan, dan dioperasikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BAPETEN dan menjamin paparan radiasi ditekan serendah-rendahnya. Penerimaan dosis radiasi terhadap pekerja dan masyarakat tidak boleh melebihi Nilai Batas Dosis (NBD) yang ditetapkan oleh BAPETEN. 1.2. Tujuan Tujuan pembuatan dokumen ini adalah: Memberikan gambaran tentang fasilitas, pesawat sinar-x, peralatan penunjang, dan perlengkapan proteksi; Memastikan bahwa proteksi dan keselamatan radiasi di fasilitas terpenuhi dan dapat direview atau dikaji ulang sesuai dengan pemanfaatannya; dan Pelaksanaan pelayanan radiologi diagnostik dan intervensional dapat memenuhi prinsip-prinsip keselamatan radiasi. 1.3. Ruang lingkup Lingkup program proteksi ini mencakup seluruh pesawat sinar-x untuk tujuan pemanfaatan radiologi diagnostik dan intervensional di. 1.4. Definisi

Halaman 6 dari 24 a. Radiasi Pengion adalah gelombang elektromagnetik dan partikel bermuatan yang karena energi yang dimilikinya mampu mengionisasi media yang dilaluinya. b. Program Proteksi adalah rencana tindakan yang dilakukan untuk meminimalisir dampak radiasi pengion yang bisa terjadi akibat pemanfaatan radiasi sinar-x untuk radiologi diagnostik, baik terhadap pekerja, pasien, maupun masyarakat dan lingkungan sekitar daerah kerja. c. Radiologi Diagnostik adalah kegiatan yang berhubungan dengan penggunaan Fasilitas untuk keperluan diagnosis. d. Nama instansi adalah orang atau badan hukum yang telah menerima izin pemanfaatan tenaga nuklir dari BAPETEN. e. Petugas Proteksi Radiasi adalah petugas yang ditunjuk oleh Nama instansi dan oleh BAPETEN dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan proteksi radiasi. f. Pekerja Radiasi adalah setiap orang yang bekerja di fasilitas radiasi pengion yang diperkirakan menerima dosis radiasi tahunan melebihi dosis untuk masyarakat umum. g. Radiografer adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dengan diberikan tugas, wewenang, dan tanggungjawab secara penuh untuk melakukan kegiatan radiologi diagnostik. h. Rekaman adalah dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau memberi bukti pelaksanaan kegiatan dalam pemanfaatan tenaga nuklir. i. Kecelakaan radiasi adalah kejadian yang tidak direncanakan termasuk kesalahan operasi, kerusakan ataupun kegagalan fungsi alat atau kejadian lain yang menimbulkan akibat atau potensi akibat yang tidak dapat diabaikan dari aspek proteksi atau keselamatan radiasi. j. Fisikawan medis adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dalam bidang fisika medik klinik dasar.

Halaman 7 dari 24 BAB II PENYELENGGARAAN PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI II.1. Struktur organisasi penyelenggara proteksi dan keselamatan radiasi di 1 PT. Selalu Sehat Sejahtera (Badan Hukum) PPR Direktur RS. Selalu Sehat Kepala fasilitas radiologi Radiografer Tenaga ahli dan/atau Fisikawan Medis Dokter spesialis radiologi / dokter yang berkompeten Diagram 1. Contoh struktur penyelenggara proteksi dan keselamatan radiasi. 1 Struktur penyelenggara proteksi dan keselamatan radiasi dapat disesuaikan dengan kondisi di fasilitas Nama instansi.

Halaman 8 dari 24 Pada saat program proteksi ini dibuat, personil yang bekerja di Fasilitas radiologi diagnostik dan intervensional RS. Selalu Sehatt adalah sebagai berikut: 1. Nama pemegang izin : No. KTP : Masa berlaku : Tabel.1 Data personil pada struktur organisasi. 2. Dokter spesialis radiologi / dokter yang berkompeten Nama : Pendidikan terakhir : Nomor SIP : Masa berlaku : Status : Konsulen/Pekerja radiasi* 3. Petugas Proteksi Radiasi Nama : Pendidikan terakhir : Nomor SIB : Masa berlaku : 4. Radiografer Nama : Pendidikan terakhir : Nomor SIKR : Masa berlaku : 5. Tenaga Ahli/fisikawan medis 2 Nama : Pendidikan terakhir : Nomor STR : Masa berlaku : 2 Tenaga ahli/fisikawan medis diperuntukan hanya untuk Pesawat Sinar-X Mamografi, CT-Scan, Fluoroskopi, C- Arm/U-Arm Angiografi, CT-Scan Angiografi, CT-Scan Fluoroskopi, Pesawat Sinar-X Simulator, dan/atau C-Arm.

Halaman 9 dari 24 II.2. Tanggung jawab 1. Pemegang izin a. Menyediakan, melaksanakan, mendokumentasikan program proteksi dan keselamatan radiasi; b. Membangun komunikasi yang baik pada seluruh tingkatan organisasi sehingga informasi mengenai proteksi dan keselamatan radiasi dapat mudah dimengerti dan dipahami;. c. Menetapkan kualifikasi personil yang memadai sesuai dengan bidang pekerjaannya;. d. Memastikan bahwa hanya personil yang sesuai dengan kompetensi yang bekerja dalam Penggunaan pesawat sinar-x; e. Menyelenggarakan pelatihan Proteksi Radiasi secara reguler; f. Menyelenggarakan pemantauan kesehatan bagi Pekerja Radiasi setiap tahun; g. Menyediakan perlengkapan Proteksi Radiasi sesuai pemanfaatan radiasi pengion; h. Melaporkan kepada Kepala BAPETEN mengenai pelaksanaan program proteksi dan keselamatan radiasi, dan verifikasi keselamatan; i. Mengidentifikasi dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proteksi dan keselamatan radiasi sesuai dengan potensi bahaya; j. Melakukan pemantauan dosis yang diterima personil dengan film badge atau TLD badge 3 setiap bulan; k. Membuat dan memelihara rekaman terkait program proteksi dan keselamatan radiasi; dan l. Melakukan Uji Kesesuaian pesawat sinar-x dan memastikan bahwa pesawat sinar-x yang digunakan dalam kondisi layak beroperasi. 2. Dokter spesialis radiologi atau dokter yang berkompeten a. Menjamin pelaksanaan aspek keselamatan pasien; b. Memberi rujukan dan justifikasi pelaksanaan diagnosis atau intervensional dengan mempertimbangkan informasi pemeriksaan sebelumnya; c. Menjamin bahwa paparan pasien serendah mungkin untuk mendapatkan citra radiografi yang seoptimal mungkin dengan mempertimbangkan tingkat panduan paparan medik; d. Menetapkan prosedur diagnosis dan intervensional bersama dengan fisikawan medis dan/atau radiografer; e. Mengevaluasi kecelakaan radiasi dari sudut pandang klinis; dan f. Menyediakan kriteria untuk pemeriksaan wanita hamil, anak-anak, dan pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi. 3. Petugas Proteksi Radiasi (PPR) a. Membuat dan memutakhirkan program proteksi dan keselamatan radiasi; 3 Khusus untuk fluoroskopi dan intervensional, RS. Sehat Selalu harus memiliki dosimeter perorangan pembacaan langsung yang sudah dikalibrasi minimal 2 (dua) buah.

Halaman 10 dari 24 b. Memantau aspek operasional program proteksi dan keselamatan radiasi; c. Memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan Proteksi Radiasi, dan memantau pemakaiannya; d. Meninjau secara sistematik dan periodik, program pemantauan di semua tempat di mana pesawat sinar-x digunakan; e. Memberikan konsultasi yang terkait dengan proteksi dan keselamatan radiasi; f. Berpartisipasi dalam mendesain Fasilitas Radiologi; g. Memelihara rekaman; h. Mengidentifikasi kebutuhan dan mengorganisasi kegiatan pelatihan; i. Melaksanakan latihan penanggulangan dan pencarian fakta dalam hal paparan darurat; j. Melaporkan kepada Nama instansi setiap kejadian kegagalan operasi yang berpotensi menimbulkan Kecelakaan Radiasi; dan k. Menyiapkan laporan tertulis mengenai pelaksanaan program proteksi dan keselamatan radiasi, dan verifikasi keselamatan. 4. Radiografer a. Memberikan proteksi terhadap pasien, dirinya sendiri, dan masyarakat di sekitar ruang pesawat sinar-x; b. Menerapkan teknik dan prosedur yang tepat untuk meminimalkan paparan yang diterima pasien sesuai kebutuhan; dan c. Melakukan kegiatan pemrosesan film. 5. Fisikawan medis a. Berpartisipasi dalam meninjau ulang secara terus menerus keberadaan sumber daya manusia, peralatan, prosedur, dan perlengkapan Proteksi Radiasi; b. Menyelenggarakan uji kesesuaian pesawat sinar-x apabila fasilitas tersebut memiliki peralatan yang memadai; c. Melakukan perhitungan dosis terutama untuk menentukan dosis janin pada wanita hamil; d. Merencanakan, melaksanakan, dan supervisi prosedur jaminan mutu apabila dimungkinkan; e. Berpartisipasi dalam investigasi dan evaluasi kecelakaan radiasi; f. Berpartisipasi pada penyusunan dan pelaksanaan program pelatihan Proteksi Radiasi; dan g. Bersama Dokter Spesialis Radiologi dan Radiografer, memastikan kriteria penerimaan mutu hasil pencitraan dan justifikasi dosis yang diterima oleh pasien.

Halaman 11 dari 24 II.3. Pelatihan Manajemen mengalokasikan sumber daya manusia yang memadai untuk menetapkan, melaksanakan dan menilai pendidikan dan pelatihan bagi pekerja radiasi. Manajemen berkomitmen menyelenggarakan dan mengevaluasi pelatihan dalam bidang proteksi dan keselamatan radiasi secara reguler untuk PPR, Dokter ahli radiologi/dokter yang berkompeten dan radiografer minimal 4 (empat) tahun sekali. 4 Manajemen menetapkan dan menyediakan pekerja radiasi sesuai dengan kualifikasi minimal pendidikan formal yang ditentukan menurut bidang pekerjaannya. 4 Nama instansi harus mencantumkan frekuensi penyelenggaraan pelatihan.

Halaman 12 dari 24 BAB III DESKRIPSI, PESAWAT SINAR-X DAN PERALATAN PENUNJANG, DAN PERLENGKAPAN PROTEKSI RADIASI III.1. Deskripsi Fasilitas dan deskripsi pesawat sinar-x. Fasilitas radiologi merupakan satu kesatuan dari gedung, dengan spesifikasi pembagian ruang sebagai berikut 5 : 5 Jika instansi memiliki lebih dari 1 (satu) pesawat maka Nama instansi harus menggambar letak setiap pesawat sinar-x yang dimiliki dan data ruang radiologinya.

Halaman 13 dari 24

Halaman 14 dari 24

Halaman 15 dari 24 Gambar 1. Contoh spesifikasi ruang fasilitas radiologi (gambar diganti) Tabel 3. Data Ruang Radiologi dan Pesawat Sinar-X.

Halaman 16 dari 24 Data ruang radiologi I 6 Nama ruangan : Ukuran ruang :... m x... m x... m Nomor izin pemanfaatan : Data pesawat Merk pesawat sinar-x : Tipe/model pesawat sinar-x : No. Seri pesawat sinar-x : Tahun pembuatan : Tahun pemasangan : Data tabung Merk tabung : Tipe tabung : No. Seri tabung : Beda tegangan maksimum kv) : Arus (ma) maksimum : Arus waktu (mas) maksimum : Beban kerja pesawat sinar-x 1 Minggu : 1 Bulan : 1 Tahun : Keterangan Lokasi disekitar ruang radiologi Kanan : Kiri : Atas : Bawah : Belakang : Depan : Tanda bahaya radiasi Tebal dinding Jenis material + Pb : Lampu tanda radiasi berfungsi baik Tanda bahaya radiasi mudah dilihat dan jelas terbaca Pengukuran paparan (mr/jam) Pesawat sinar-x dengan penetapan penghentian: Tabel 4. Data pesawat sinar-x yang tidak lagi digunakan. Data pesawat sinar-x Nomor izin pemanfaatan Kondisi 7 6 Data ruang radiologi harus disesuaikan dengan penempatan letak pesawat sinar-x. 7 Kondisi dituliskan berupa keterangan misalnya rusak, dihibahkan ke suatu rumah sakit, dikembalikan ke negara asala, atau disimpan.

Halaman 17 dari 24 III.3. Deskripsi Pembagian Daerah Kerja. Pembagian daerah kerja pada terbagi atas Daerah Pengendalian dan/atau Daerah Supervisi. Manajemen berupaya melindungi masyarakat dengan mencegah akses masyarakat ke Daerah Pengendalian. Proteksi radiasi di Daerah Pengendalian dilakukan dengan cara menempelkan tanda peringatan bahaya radiasi yang jelas, mudah terlihat, dan mencolok di setiap pintu akses ke Daerah Pengendalian. Ruang radiologi juga dilengkapi dengan lampu tanda radiasi di luar pintu masuk yang menyala saat ruang radiologi digunakan. Manajemen memastikan bahwa seluruh tanda bahaya radiasi ini berfungsi. III.3.1. Daerah Pengendalian, di daerah pengendalian ini Nama instansi melakukan tindakan proteksi dan keselamatan radiasi dengan: a. menandai dan membatasi Daerah Pengendalian yang ditetapkan dengan tanda fisik yang jelas atau tanda lainnya; b. memasang atau menempatkan tanda peringatan atau petunjuk pada titik akses dan lokasi lain yang dianggap perlu di dalam Daerah Pengendalian; c. memastikan akses ke Daerah Pengendalian: hanya untuk Pekerja Radiasi; dan pengunjung yang masuk ke Daerah Pengendalian didampingi oleh Petugas Proteksi Radiasi; d. menyediakan peralatan pemantauan dan peralatan protektif radiasi. Daerah Pengendalian dalam instansi kami adalah ruang radiologi yang terdapat pemanfaatan pesawat sinar-x di dalamnya, yaitu ruang radiologi 1, ruang radiologi 2, dan ruang radiologi 3, dan ruang radiologi 4 8. III.3.1. Daerah Supervisi, di daerah ini Nama instansi menetapkan daerah supervisi dengan mempertimbangkan kriteria potensi penerimaan paparan radiasi individu lebih dari NBD anggota masyarakat dan kurang dari 3/10 (tiga per sepuluh) NBD pekerja radiasi dan bebas kontaminasi, selain itu Nama instansi: a. menandai dan membatasi Daerah Supervisi yang ditetapkan dengan tanda yang jelas; dan b. memasang tanda di titik akses masuk Daerah Supervisi. 8 Nama Ruang radiologi 1, ruang radiologi 2 dan ruang radiologi 3 hanya contoh. Saudara dapat mengidentifikasi Daerah Pengendalian sesuai dengan instansi masing-masing.

Halaman 18 dari 24 III.4. Deskripsi Perlengkapan proteksi Radiasi Untuk memastikan proteksi pasien, pekerja dan masyarakat terpenuhi, Nama instansi menyediakan perlengkapan proteksi. Petugas Proteksi Radiasi akan memastikan bahwa perlengkapan ini berfungsi baik dan digunakan sebagaimana mestinya. Saat ini memiliki perlengkapan proteksi sebagai berikut: Tabel 6. Alat perlengkapan proteksi radiasi Nama Peralatan TLD/film badge Apron Tabir radiasi mobile Sarung tangan 9 Dosimeter saku Pelindung tiroid Pelindung gonad/ovarium 10 Kacamata Pb Jumlah Ukuran: 9 Proteksi ini harus dapat melindungi secara keseluruhan, mencakup jari dan pergelangan tangan 10 Tebal kesetaraan timah hitam harus diberi tanda secara permanen dan jelas pada apron, Proteksi ini harus dengan ukuran dan bentuk yang sesuai untuk mencegah gonad secara keseluruhan dari paparan berkas utama.

Halaman 19 dari 24 BAB IV PROSEDUR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI IV.1. Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam operasi normal IV.1.1.Prosedur Pengoperasian Pesawat Sinar-X Manajemen menetapkan prosedur pengoperasian setiap pesawat sinar-x dan menempatkannya di sekitar pesawat untuk dapat digunakan oleh petugas yang kompeten. Prosedur kami buat dengan jelas dan mudah dipahami oleh petugas. Prosedur pengoperasian pesawat meliputi cara menghidupkan, mengoperasikan, dan mematikan pesawat. Berikut adalah prosedur pengoperasian pesawat sinar-x yang ada di fasilitas : No. Judul prosedur pengoperasian pesawat sinar-x Nomor dokumen

Halaman 20 dari 24 Tabel 7. Contoh Tabel Eksposi. Pemeriksaan Proyeksi Tegangan (kv) Arus (ma) Waktu (s) mas Thorax AP/PA/Lateral BNO Supine Lumbosakral AP/Lateral Thorakal AP/Lateral Manus AP / Lateral Antebrachi AP / Lateral Cubiti AP / Lateral Humerus AP / Lateral Pedis AP / Lateral Ankle AP / Lateral Cruris AP / Lateral Genue AP / Lateral Femur AP / Lateral Pelvis AP Cranium AP / Lateral Organ lain... IV.1.1. Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Personil. Untuk memantau dosis pekerja, manajemen memastikan bahwa seluruh pekerja radiasi menggunakan pemantau radiasi personil (TLD, film badge dan/atau dosimeter baca langsung). Manajemen secara berkala mengirimkan pemantau radiasi personil ke Instansi Pembaca Dosis dan mengirimkan hasil evaluasi dosis ke BAPETEN. Untuk proteksi dan keselamatan radiasi personil, kami menyediakan dan mendokumentasikan prosedur sebagai berikut 11 : No. Judul prosedur proteksi radiasi untuk personil Nomor dokumen Untuk memastikan dosis paparan radiasi yang diterima pekerja minimal, kami menyediakan desain radiologi diagnostik dan intervensional yang memenuhi standar sesuai peraturan BAPETEN, prosedur pengoperasian, dan peralatan proteksi. Pada saat pengoperasian pesawat fluoroskopi dan intervensional, kami mensyaratkan 11 Sebutkan jenis prosedur terkait proteksi radiasi personil yang dimiliki oleh.

Halaman 21 dari 24 pekerja untuk mengenakan apron, sarung tangan, dan dosimeter perorangan baca langsung yang terkalibrasi untuk digunakan. Nilai dosis dari dosimeter perorangan baca langsung dicatat dalam log book dosis pekerja setiap kali selesai bekerja dengan pesawat ini. 12 Sebagai pemegang izin, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion Dan Keamanan Sumber Radioaktif, kami menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan pekerja yang dilakukan pada saat sebelum bekerja, selama bekerja paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun dan pada saat memutuskan hubungan kerja. IV.1.2. Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Pasien Sebagai penanggungjawab utama keselamatan radiasi, kami memastikan bahwa paparan medik pasien serendah mungkin namun dapat menghasilkan citra radiografi yang layak terbaca untuk keperluan diagnosa. Proteksi dan keselamatan radiasi untuk pasien dilakukan dengan cara: a. Pelayanan diberikan oleh petugas profesional sesuai dengan keahliannya; b. Menyediakan prosedur pengoperasian pesawat yang jelas dan mudah dipahami; c. Mengatur luas lapangan radiasi fokus pada bagian yang diperiksa; d. Membatasi peluang terjadinya pengulangan eksposi; e. Melakukan Uji Kesesuaian pesawat secara berkala dan segera memperbaiki jika hasil uji tidak andal ataupun andal dengan perbaikan. Penggunaan pesawat mobile hanya dioperasikan untuk keadaan darurat dan tidak digunakan untuk penggunaan rutin. Pada saat pengoperasian pesawat mobile, keselamatan pasien atau masyarakat di sekitarnya menjadi concern manajemen RS. Selalu Sehat, oleh karenanya pengoperasian pesawat mobile harus disertai dengan perisai radiasi mobile untuk melindungi pasien lain dan masyarakat. 13 Untuk proteksi dan keselamatan radiasi pasien, manajemen RS. Selalu Sehat menyediakan prosedur sebagai berikut: 14 No. Judul prosedur proteksi radiasi pasien Nomor dokumen 12 Khusus untuk fluoroskopi dan intervensional. 13 Khusus untuk pesawat mobile. 14 Sebutkan jenis prosedur terkait proteksi dan keselamatan pasien yang dimiliki

Halaman 22 dari 24 IV.1.3. Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Pendamping Pasien Kami menyediakan apron untuk digunakan oleh pendamping pasien. Pendamping pasien diharuskan menggunakan apron untuk meminimalkan paparan radiasi yang diterimanya. Untuk proteksi dan keselamatan radiasi pendamping pasien, menyediakan prosedur sebagai berikut: 15 No. Judul prosedur proteksi radiasi untuk pendamping pasien Nomor dokumen IV.2. Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Di fasilitas radiologi, potensi kecelakaan dapat disebabkan oleh kesalahan prosedur pengoperasian alat, kerusakan atau kegagalan dari pesawat sinar-x, ataupun karena faktor manusia yang menyebabkan penerimaan dosis berlebih. Jika terjadi keadaan darurat, manajemen telah menetapkan prosedur penanggulangan keadaan darurat, yaitu dengan mematikan panel kendali pesawat, mencabut sakelar, memutuskan aliran listrik, mencatat detil posisi, arah berkas, dan kondisi eksposi. Petugas akan memberitahu kepada PPR. Rekaman kejadian akan dibuat dalam bentuk laporan kejadian dan disampaikan ke BAPETEN. Rencana keadaan darurat kami buat dalam: No. Judul prosedur penanggulangan keadaan darurat Nomor dokumen 15 Sebutkan jenis prosedur terkait proteksi dan keselamatan pendamping pasien yang dimiliki oleh RS. Selalu Sehat

Halaman 23 dari 24 BAB V REKAMAN DAN LAPORAN V.1. Keadaan Operasi Normal Manajemen mengendalikan dan mencantumkan rekaman terkait program proteksi dan keselamatan radiasi dan menjamin semua rekaman lengkap, mudah dibaca, mudah diidentifikasi dan tersedia saat akan digunakan. Rekaman terkait program proteksi yang kami pelihara, antara lain: a. data inventarisasi pesawat sinar-x; b. catatan dosis yang diterima personil setiap bulan; c. hasil pemantauan laju Paparan Radiasi di tempat kerja dan lingkungan; d. sertifikat uji kesesuaian pesawat sinar-x; e. kalibrasi dosimeter perorangan pembacaan langsung; f. hasil pencarian fakta akibat kecelakaan radiasi; g. penggantian komponen pesawat sinar-x; h. salinan sertifikat pendidikan dan pelatihan pekerja radiasi; dan i. hasil pemantauan kesehatan pesonil. Sesuai Peraturan Kepala BAPETEN No. 4 Tahun 2013 Pasal 53 tentang Proteksi Dan Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir, Manajemen menyimpan dan memelihara hasil pemantauan kesehatan dan hasil pemantauan dosis pekerja radiasi dalam jangka waktu: Paling kurang 5 (lima) tahun untuk; dan hasil pemantauan tingkat radiasi dan/atau kontaminasi di daerah kerja; hasil pemantauan radioaktivitas lingkungan di luar fasilitas dan fasilitas; Paling kurang 30 (tiga puluh) tahun terhitung sejak pekerja radiasi berhenti dari pekerjaannya; hasil pemantauan dosis yang diterima Pekerja Radiasi; dan hasil pemantauan kesehatan bagi Pekerja Radiasi. Tabel 8. Rekaman hasil pemantauan kesehatan dan hasil pemantauan dosis pekerja radiasi. Uraian rekaman Keterangan Hasil pemantauan tingkat radiasi dan/atau kontaminasi didaerah kerja. Hasil pemantauan radioaktivitas lingkungan di luar fasilitas dan fasilitas Hasil pemantauan dosis yang diterima

Halaman 24 dari 24 Pekerja Radiasi Hasil pemantauan kesehatan bagi Pekerja Radiasi Tabel 9. Rekaman penggantian tabung pesawat Sinar-X. Data tabung sinar-x lama Tanggal penggantian Data tabung sinar-x baru Nomor izin: Nomor izin: Tabel 10. Rekaman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kompetensi personil. Nama Rencana atau Latar belakang Pelatihan yang Profesi sebagai pekerja Waktu pendidikan pernah diikuti radiasi pelaksanaan PPR Dokter ahli radiologi/ dokter kompeten Radiografer Fisikawan medik Operator pesawat gigi. V.2. Keadaaan Darurat Kami bertanggungjawab dalam melakukan upaya pencegahan terjadinya kecelakaan, melaporkan terjadinya kecelakaan dan upaya penanggulangannya ke BAPETEN. Keadaan darurat akan dilaporkan segera ke BAPETEN dalam waktu 24 jam melalui telepon, faksimili, atau secara langsung. Jika terjadi kedaruratan, laporan secara tertulis akan disampaikan lengkap sesuai kronologi ke BAPETEN paling lambat 3 (tiga) hari setelah laporan awal.