BAB I PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah cerminan kegiatan pasar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. emiten. Sebaliknya, di tempat itu pula perusahaan (entities) yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan harta kekayaan perusahaan secara produktif.investasi merupakan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

Oleh: IKKA WIJAYANTI B

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi operasi perusahaan sehari hari. Kemampuan investor. dalam membuat keputusan investasinya. Indikator ekonomi makro yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia terutama negara sedang berkembang. Masalah kemiskinan harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat signifikan, yaitu perkembangan dunia bisnis. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PDB) tahun tertentu dengan tahun sebelumnya. Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. nilai satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG, DJIA, WTI,

BAB 1 PENDAHULUAN. ekspor dan impor ke atas pengeluaran agregat (Sadono, 2015). Menurut I Gede

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA SBI, DAN NILAI TUKAR RP/USD TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB III METODE PENELITIAN. periode amatan antara tahun Alasan pemilihan pemilihan tahun yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013).

Bab V SIMPULAN DAN SARAN

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. penggerak kegiatan perekonomian. Kegiatan lembaga-lembaga keuangan. perekonomian suatu negara. (Siamat,2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AMERIKA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA

III. METODE PENELITIAN. yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan to Deposit Ratio), EPS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi).

BAB I PENDAHULUAN. usaha suatu perusahaan (sebagai hasil kerja bertahun-tahun sebelum go public)

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan modal adalah melalui pasar modal, dalam hal ini pasar

BAB I PENDAHULUAN. dan penerimaan (atau pendapatan) dimasa yang akan datang. Umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. lalu-lintas modal, dan neraca lalu-lintas moneter. perdagangan dan neraca jasa. Terdapat tiga pokok persoalan dalam neraca

BAB I PENDAHULUAN. obligasi serta indikator makroekonomi (Fatmawati & Beik, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dewasa ini telah berkembang dengan sangat pesat. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Saham Syariah

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi akan diterima di masa yang akan datang, dan sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN

BAB V PEMBAHASAN. a. Pengaruh Simultan Variabel Makroekonomi terhadap IHSG

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi atau keterbukaan hubungan perekonomian antar negara

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner)

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui

BAB III METODE PENELITIAN. Periode yang diteliti 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dan membuat generalisasi atas rerata. 73. pengaruh Kurs, Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate), dan Jumlah Uang

BAB I PENDAHULUAN. dengan krisis Subprime Mortgage telah merontokkan Amerika, juga sebagian

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

PENGARUH INFLASI, BI RATE DAN KURS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN M. Taufiq & Batista Sufa Kefi *)

BAB 1 PENDAHULUAN. lainya sangatlah terbuka mengenal dan memahami bangsa lain untuk saling

BAB 1 PENDAHULUAN. pada peningkatan perdagangan internasional. Secara umum bentuk perdagangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan, diawali dengan berdirinya beberapa bank bank syariah, ada

BAB I PENDAHULUAN. Pengeluaran konsumsi pemerintah atau government expenditure adalah. anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam melaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian ex-post facto yaitu

Skripsi. Oleh: YUNUS YUNIARTA B

BAB IV METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, jenis disain penelitian yang adalah kausalitas. Kausalitas

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, KURS, INFLASI, INDEKS KLSE, INDEKS PSEI DAN INDEKS STI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah enam tahun terakhir yaitu 2005 sampai 2011.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah cerminan kegiatan pasar modal secara umum. IHSG menggambarkan suatu rangkain informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut disajikan setiap hari berdasarkan harga penutupan di bursa efek pada hari tersebut. Indeks tersebut disajikan untuk periode tertentu. IHSG mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa efek. Maksud dari gabungan itu sendiri adalah kinerja saham yang dimasukkan dalam perhitungan lebih dari satu, bahkan seluruh saham yang tercatat di bursa efek tersebut (Sunariyah, 2004). Peningkatan IHSG menunjukkan pasar modal sedang bullish, sebaliknya jika menurun menunjukkan kondisi pasar modal sedang bearish. Maka, seorang investor harus memahami pola perilaku harga saham di pasar modal. Salah satu indeks yang sering diperhatikan investor ketika berinvestasi di Bursa Efek Indonesia adalah Indeks Harga Saham Gabungan. Hal ini disebabkan karena indeks ini merupakan composite index dari seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu melalui pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, seorang investor dapat melihat kondisi pasar apakah sedang bergairah atau lesu. Perbedaan kondisi pasar ini memerlukan strategi yang berbeda dari investor dalam berinvestasi. Banyak faktor yang dapat memengaruhi indeks saham, antara lain perubahan tingkat suku bunga acuan, 1

2 keadaan ekonomi global, tingkat harga energi dunia, kestabilan politik suatu negara dan lain-lain (Arifin, 2014). Indeks Harga Saham Gabungan pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga semua saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia baik saham biasa maupun saham preferen. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebenarnya merupakan angka indeks harga saham yang sudah dihitung dan disusun sehingga menghasilkan trend, di mana angka indeks adalah angka yang diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk membandingkan kejadian yang berupa perubahan harga saham dari waktu ke waktu (Jogiyanto, 2000). Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor yang berasal dari dalam negeri (internal) maupun faktor yang berasal dari luar negeri (eksternal). Faktor yang berasal dari dalam negeri (internal) bisa datang dari fluktuasi nilai tukar mata uang di suatu negara terhadap negara lain, tingkat inflasi, BI rate dan suku bunga di negara tersebut, pertumbuhan ekonomi, kondisi sosial, politik dan keamanan suatu negara, dan lain sebagainya. Sedangkan faktor yang berasal dari luar negeri (eksternal) adalah dari bursa saham yang memiliki pengaruh kuat terhadap bursa saham negara lainnya adalah bursa saham yang tergolong dari negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, Inggris dan lain sebagainya. Selain itu, perilaku investor juga mempengaruhi kinerja dari Indeks Harga Saham Gabungan (Yanuar, 2013). Tingkat inflasi berdampak pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di BEI karena inflasi berkaitan dengan penurunan daya beli uang (purchasing power of money). Dengan adanya inflasi harga-harga barang secara

3 umum akan mengalami peningkatan secara terus-menerus, sehingga daya beli masyarakat akan menurun. Hal ini akan menurunkan minat investor untuk berinvestasi pada suatu perusahaan karena inflasi tersebut akan mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor. Hal ini secara otomatis akan menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menurun (Kewal, 2012). BI Rate merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Pemerintah melalui BI akan menaikkan suku bunga guna mengontrol peredaran uang di masyarakat agar peredaran uang di masayarakat tetap terkontrol. Tingkat bunga yang tinggi merupakan sinyal yang negatif bagi harga saham, tingkat bunga yang meningkat akan menyebabkan peningkatan suku bunga yang disyaratkan atas investasi suatu saham. Disamping itu tingkat suku bunga yang tinggi bisa menyebabkan investor menarik investasinya pada saham dan memindahkannya pada investasi berupa tabungan ataupun deposito (Tandelilin, 2010). Selain Tingkat Inflas dan BI Rate, variabel lain adalah Kurs (nilai tukar). Nilai tukar suatu mata uang asing adalah harga mata uang suatu negara terhadap negara asing lainnya (Thobarry, 2009). Penguatan kurs rupiah terhadap mata uang asing merupakan sinyal positif bagi investor. Kurs Rupiah terhadap mata uang asing yang mengalami penguatan akan mengakibatkan banyak investor berinvestasi pada saham. Hal tersebut dikarenakan penguatan tersebut mengindikasikan bahwa perekonomian dalam keadaan bagus. Sedangkan ketika kurs Rupiah melemah yang berarti mata uang asing mengalami penguatan maka

4 hal tersebut mengindikasikan bahwa perekonomian dalam kondisi yang kurang baik sehingga investor pun akan berpikir dua kali dalam berinvestasi pada saham karena hal tersebut terkait dengan keuntungan atau imbal hasil yang akan mereka dapatkan (Tandelilin, 2001). Dampak variabel eksternal yang mempengaruhi IHSG, yaitu Standard & Poor s 500 (S&P 500). Standard & Poor s 500 (S&P 500) merupakan salah satu indeks global yang dapat menjadi acuan dalam proses pengambilan keputusan investor di Bursa Efek Indonesia adalah Standard & Poor s 500 (S&P 500). S&P 500 adalah sebuah indeks yang terdiri dari saham 500 perusahaan dengan modal besar, kebanyakan berasal dari Amerika Serikat. Indeks ini merupakan indeks paling terkenal yang dimiliki dan dirawat oleh Standard & Poor's, sebuah divisi dari McGraw-Hill. Indeks ini dianggap dapat mempresentasikan pengaruh bursa saham Amerika Serikat yang besar terhadap bursa saham global, termasuk Indonesia. Seluruh saham yang terdaftar dalam indeks ini adalah perusahaan publikbesar dan diperdagangkan di bursa sahamutama di AS seperti Bursa saham New Yorkdan Nasdaq. Setelah Dow Jones Industrial Average, S&P 500 adalah indeks yang paling banyak diperhatikan (Arifin, 2014). Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, BI Rate, Kurs, dan Standard & Poor s 500 Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2016.

5 B. Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh Tingkat Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh BI Rate terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia? 3. Bagaimana pengaruh Kurs terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia? 4. Bagaimana pengaruh Standard & Poor s 500 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat disimpulkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh pengaruh Tingkat Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia? 2. Mengetahui pengaruh BI Rate terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia? 3. Mengetahui pengaruh Kurs terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia? 4. Mengetahui pengaruh Standard & Poor s 500 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia?

6 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut : 1. Bagi Investor Penelitian ini sebagai bahan informasi mengenai Pengaruh Tingkat Inflasi, BI Rate, Kurs dan Standard & Poor s 500 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan serta diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi investor dan calon investor di dalam memutuskan untuk berinvestasi dengan menggunakan variabel-variabel yang diteliti. 2. Bagi Manajer Investasi Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk menilai Indeks Harga Saham Gabungan 3. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan pengembangan ilmu Ekonomi Pembangunan khususnya keuangan mengenai kajian Indeks Harga Saham Gabungan yang dipengaruhi oleh Tingkat Inflasi, BI Rate, Kurs dan Standard & Poor s 500. E. Metode Analisis Data Guna menguji pengaruh variabel Tingkat Inflasi, BI Rate, Kurs dan Standard & Poor s 500 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan maka Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Error Corection

7 Model (ECM). Pendekatan ini diyakini dapat menguji apakah spesifikasi model empirik yang digunakan valid atau tidak berdasarkan nilai koefisien error correction term, dan dapat juga meliput lebih banyak variabel dalam menganalisis fenomena ekonomi jangka pendek dan jangka panjang serta mengkaji konsisten tidaknya model empirik dengan teori ekonomi, dan dalam usaha mencari pemecahan terhadap persoalan variabel runtun waktu yang tidak stasioner dan regresi lancung dalam analisis ekonometrika (Insukindro,1999) Model persamaan regresi Error Correction Model (ECM) adalah sebagai berikut (Gujarati, 2010): Model Jangka Panjang : LogY* t = β 0 + β 1 X1 t + β 2 X2 t + β 3 X3 t + β 4 X3 t + ε t Error Correction Model yaitu mekanisme koreksi kesalahan dilakukan dengan meminimalkan fungsi biaya. Proses minimasi, penataan dan parameterisasi akan menghasilkan persamaan Error Correction Model jangka pendek standar sebagai berikut (Gujarati, 2010) : ΔLogY t = α 1 ΔX1 t +α 2 ΔX2 t + α 3 ΔX3 t + α 4 ΔX4 t λ(logy t-1 β 0 β 1 X1 t-1 β 2 X2 t-1 β 3 X3 t-1 β 4 X4 t-1 ) + ν t Secara apriori, α 1, α 2, α 3, dan α 4 didefinisikan sebagai koefisien regresi jangka pendek, β 1, β 2, β 3 dan β 4 adalah koefisien regresi jangka panjang. λ merupakan koefisien penyesuaian, nilainya berkisar 0-1 (0 < λ < 1). Koreksi kesalahan terdiri dari dua elemen, yaitu koreksi yang dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi sekarang (jangka pendek) dan koreksi yang dilakukan terhadap kesalahan masa lalu. Penataan dan parameterisasi persamaan

8 Error Correction Model (ECM) jangka pendek standar akan menghasilkan model estimator Error Correction Model (ECM) (Gujarati, 2010): ΔLogY t = γ 0 + γ 1 ΔX1 t +γ 2 ΔX2 t + γ 3 ΔX3 t + γ 4 ΔX4 t + γ 5 X1 t-1 + γ 6 X2 t-1 + γ 7 X3 t-1 + γ 7 X4 t-1 + γ 8 ECT + ω t di mana: Y = Indeks Harga Saham Gabungan X1 = Tingkat Inflasi X2 = BI Rate X3 = Kurs X4 = Standard & Poor s 500 γ 0 = λβ 0 γ 1 = α 1 ; γ 2 = α 2 ; γ 3 =α 3 ; γ 4 =α 4 koefisien pengaruh jangka pendek γ 5 =-λ(1-β 1 ); γ 6 = -λ(1-β 2 ); γ 7 = -λ(1-β 3 ); γ 8 = -λ(1-β 4 ) untuk mencari koefisien jangka panjang γ 9 = λ ECT = X1 t-1 + X2 t-1 + X3 t-1 + X4 t-1 - LogY t-1 Guna menguji validitas model rigresi linier berganda dengan metode Metode Error Correction Model (ECM) maka dilakukan: 1. Uji Asumsi Klasik, meliputi: a. Uji Mutikolonieritas Untuk menguji suatu model apakah terjadi hubungan yang sempurna antara variabel independen. Dengan hal ini di ukur dengan VIF.

9 b. Uji Heteroskedasitas Untuk menganalisis regresi yang akan menghasilkan estimator yang bias untuk nilai variasi ut. Dengan hal ini di ukur dengan uji White. c. Uji Autokorelasi Autokorelasi terjadi akibat nilai variabel massa lalu memiliki pengaruh terhadap nilai variabel massa kini, atau massa mendatang. Dengan hal ini di ukur dengan uji Breusch Godfrey. d. Uji Normalitas Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah residual berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dapat dilakukan dengan menggunakan uji Jarque-Berra (uji J-B). e. Uji Linieritas Uji linieritas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan uji Ramsey Reset. 2. Uji Statistik Uji statistik berguna untuk menganalisis hipotesis yang digunakan dalam penelitian yaitu dapat diterima atau ditolak berdasarkan analisis data, adapun uji statistik sebagai berikut: a. Uji t (Uji Validitas Pengaruh) Untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individu atau terpisah.

10 b. Uji F (F test) Untuk menganalisisi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. c. Analisis koefisien determinasi (R2) Untuk menganalisis kebaikan dari persamaan regresi yaitu menunjukan prosentasi total variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen dalam model. F. Sistematika Penulisan Dalam Penulisan skripsi ini tersusun sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode analisis data dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Pada bab ini membahas tentang Tingkat Inflasi, BI Rate, Kurs, Standard & Poor s 500, Hubungan antara Indeks Harga Saham Gabungan dengan Tingkat Inflasi, BI Rate, Kurs dan Standard & Poor s 500, hasil penelitian terdahulu. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang objek lokasi penelitian, populasi dan sampel, hipotesis, data dan sumber data, tehnik pengumpulan data, identifikasi

11 variabel, indentifikasi operasional variabel, pengukuran operasional variabel dan metode analisis data. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, data yang diperoleh, analisis data, hasil analisis data, hasil analisis data dan pembahasannya. BAB V : PENUTUP Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari pemecahan masalah yang diajukan serta saran-saran yang perlu disampaikan.