BAB V PENUTUP. dirugikan akibat penerapan dari layanan E-banking; 2. Setelah melakukan analisis yuridis terhadap Putusan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. 1. Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Miskin Menurut Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan jo.

BAB V PENUTUP. peraturan-peraturan dan teori-teori yang ada, dapat ditarik kesimpulan sebagai

BAB V PENUTUP. 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah. Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

BAB V PENUTUP. 1. Tanggung Jawab Bank Dan Oknum Pegawai Bank Dalam. Melawan Hukum Dengan Modus Transfer Dana Melalui Fasilitas

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

BAB I PENDAHULUAN. munculnya Internethingga akhirnya tiba di suatu masa dimana penggunaan

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. nasabah menggunakan internet banking yang melibatkan konsep kepercayaan,

PT Bank OCBC NISP, Tbk Anti Money Laundering & Counter Financing Terrorism KUTIPAN KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME

BAB IV PENUTUP. Tinjauan hukum..., Benny Swastika, FH UI, 2011.

Ketentuan Khusus Layanan Transaksi Melalui PermataTel

Pasal 12 ayat (1) dan (2)

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum..., Pramita Dyah Hapsari, FH UI, 2011.

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

Formulir Pembukaan Rekening Bisnis Ritel/UKM - Perorangan

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan ketahanan ditengah sengitnya persaingan. Pengendalian internal

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dijelaskan dan diuraikan sebagaimana tercantum dalam

a. nama dan/atau logo Bank; dan b. pernyataan bahwa Bank terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Pasal 6

Lex et Societatis, Vol. V/No. 6/Ags/2017

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik. kesimpulan, yaitu :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan : pembelian efek yang ditawarkan oleh emiten di Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari

Departemen Hukum Otoritas Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PERLINDUNGAN TERHADAP SAKSI, PENYIDIK, PENUNTUT UMUM, DAN HAKIM DALAM PERKARA TINDAK PIDANA TERORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian, Kedudukan, serta Tugas dan Wewenang Kejaksaan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. Beberapa rumusan pidana denda lebih rendah daripada UU Tipikor

A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

2 Agen Penjual Efek Reksa Dana melalui pengaturan terkait kegiatan dan perilaku Agen Penjual Efek Reksa Dana. Peningkatan capacity building Agen Penju

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal I Angka 1 Pasal 1 Cukup jelas. Angka 2 Pasal 3 Cukup jelas.

SURAT EDARAN. Permintaan Klarifikasi oleh Masyarakat dan Bank atas Uang yang Diragukan Keasliannya dan Laporan Penemuan Uang Palsu oleh Bank

2017, No tentang Kegiatan Perusahaan Efek di Berbagai Lokasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Neg

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PEMOHON - Magda Safrina, S.E., MBA... Selanjutnya disebut Pemohon

TANGGAPAN DAN MASUKAN ELSAM TERHADAP RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM SISTEM ELEKTRONIK

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB 1 PENDAHULUAN. kejahatan dirasa sudah menjadi aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan

URGENSI PENERAPAN BEBAN PEMBUKTIAN TERBALIK DALAM UPAYA MENANGGULANGI TINDAK PIDANA KORUPSI

RANCANGAN PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan semakin ketat, hal ini terlihat bahwa Bank berlomba lomba

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

SYARAT DAN KETENTUAN KHUSUS PEMBUKAAN REKENING DANA NASABAH PERORANGAN DAN BADAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, bahkan Dr. Muhammad Hatta, salah seorang Proklamator Republik

BAB I PENDAHULUAN. atributif dan peraturan normatif. Peraturan hukum atributif

PEDOMAN TENTANG PERANAN PARA JAKSA. Disahkan oleh Kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kedelapan. Tentang Pencegahan Kejahatan dan Perlakukan terhadap

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, T

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

!"#$#%&'#(&)*%*(%+#(&,*$-./.(#(&%$#(!#)!0&$*)!#&'#(#&

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENGANTAR. sependapat dalam buku Bunga Rampai Hukum Ekonomi Dan Hukum

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pertanggungjawaban Pidana Korporasi

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ekonomi makro telah menimbulkan dampak yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan Undang-Undang Perbankan yang berlaku yaitu UU No. 12 Tahun 1967,

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

A. KESIMPULAN. Penggunaan instrumen..., Ronny Roy Hutasoit, FH UI, Universitas Indonesia

Berikut ini adalah beberapa istilah dalam Syarat dan Ketentuan di bawah ini akan memiliki arti sebagai berikut:

Rp. 240 Milyar. Formulir Aplikasi Rekening Usaha

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis hukum terhadap perjanjian kredit yang dibakukan

BAB I PENDAHULUAN. Era modernisasi saat ini, kejahatan sering melanda disekitar lingkungan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

PENANGANAN PERKARA TINDAK PIDANA KORPORASI PERBANKAN DENGAN PERMA NO. 13 TAHUN 2016

Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat.

DIDAHULUI OLEH BOCORNYA DATA NASABAH DIKAITKAN DENGAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DI INDONESIA

3 Lihat UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa. Keuangan (Bab VI). 4 Lihat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.

No. URAIAN Dasar Hukum a. Bukti Pemenuhan persyaratan modal di setor (dalam Anggaran Dasar)

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH ATAS DATA PRIBADI NASABAH DALAM LAYANAN INTERNET BANKING YANG DIBERIKAN OLEH PIHAK PERBANKAN ABSTRAK

7. Memastikan sistem pengendalian internal telah diterapkan sesuai ketentuan.

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /POJK.01/2015 TENTANG PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DI SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 11/ 25 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

NOMOR: 10/LAPSPI- PER/2015 TENTANG KODE ETIK MEDIATOR/AJUDIKATOR/ARBITER PERBANKAN INDONESIA

BAB V KESIMPULAN & SARAN. bab sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

(Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. BANK UMUM. Nasabah. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4824)

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.04/2017 TENTANG KEGIATAN PERUSAHAAN EFEK DI BERBAGAI LOKASI

No. 11/ 24 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 44/PUU-XIII/2015 Objek Praperadilan

ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCURIAN DANA NASABAH BANK MELALUI MODUS PENGGANDAAN KARTU ATM (SKIMMER) DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 363 AYAT (5) KITAB UNDANG-

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN TENTANG

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PUTUSAN PENGADILAN MENGENAI BESARNYA UANG PENGGANTI DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI SUPRIYADI / D

Sosialisasi Peraturan OJK No.41/POJK.05/2015 tentang Tata Cara Penetapan Pengelola Statuter Pada Lembaga Jasa Keuangan. Jakarta, 15 Februari 2016

2 Indonesia pada saat sebelum berlakunya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini, telah terdapat upaya menuju standarisasi Transaksi Repo, antara lain de

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan : Put-87849/PP/M.XVA/99/2017. Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2009 Pokok Sengketa

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Berdasarkan seluruh kajian dan penelitian yang telah penulis lakukan, fasilitas layanan E-banking tetap memerlukan pengaturan lebih lanjut karena aturan hukum yang ada belum seutuhnya menjamin perlindungan dan kepastian hukum baik bagi nasabah sebagai pengguna, maupun bank sebagai penyedia jasa. Aturan hukum mengenai fasilitas layanan E-banking belum secara tegas mengatur tentang: a. Bentuk pertanggung jawaban Bank kepada Nasabah yang dirugikan akibat penerapan dari layanan E-banking; b. Penguatan atas jaminan keamanan data pribadi nasabah; c. Penyatuan dan pengaturan aturan hukum mengenai fasilitas layanan E-banking. 2. Setelah melakukan analisis yuridis terhadap Putusan No.688/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel, aturan hukum yang melindungi Nasabah yang mengalami kerugian atas layanan E-banking tersebar diberbagai aturan perundang-undangan diantaranya: a. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan 141

b. Pasal 29 ayat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan c. Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan: d. Pasal 7 hurug b dan f Undang-undang nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen: e. Pasal 8 huruf f Undang-undang nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen: f. Pasal 10 huruf b dan e Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen: g. Pasal 19 ayat (1) Undang-undang nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen: h. Pasal 4 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/6/PBI/2005 tentang Tranparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah; i. Pasal 5 ayat (1) huruf c Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/6/PBI/2005 tentang Tranparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah: Sangat disayangkan, Majelis Hakim memandang permasalahan hukum ini dari sudut pandang hubungan kontraktual antara Bank dengan Nasabah, tanpa melakukan eksplorasi yang mendalam baik terhadap aturan hukum maupun fakta yang terungkap di dalam persidangan. Majelis Hakim berpendapat bahwa Penggugat telah menandatangani 142

form Aplikasi Pembukaan Rekening, sehingga harus tunduk pada ketentuan dan persyaratan pembukaan rekening. Seluruh aturan hukum di atas menunjukkan bahwa penandatanganan Form Aplikasi Pembukaan Rekening sebagai syarat awal untuk pembukaan rekening tidak berarti Bank bisa melepaskan dirinya dari pertanggungjawaban hukum untuk melakukan ganti kerugian atas kelalaian dan juga atas celah yang dimanfaatkan pihak ketiga atas ketidakamanan penyelenggaraan internet Banking. B. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Perlu adanya aturan hukum yang memberikan perlindungan hukum atas data pribadi masyarakat di dalam penyelenggaraan internet Banking. Melihat realita yang terjadi di lapangan, dapat disimpulkan bahwa UU Perbankan belum mampu memberikan perlindungan hukum sepenuhnya atas data pribadi nasabah dalam penyelenggaraan internet Banking. Dalam pembentukan Undang-undang itu sendiri semestinya tidak saja memperhatikan pada kebutuhan dalam praktik, namun hal ini akan sangat membantu apabila pembentukan tersebut juga memperhatikan model-model hukum tingkat internasional dan juga 143

pengamanan perlindungan hukum atas data pribadi yang telah berhasil dilakukan di beberapa Negara. Aturan hukum yang perlu diatur adalah mengenai pertanggungjawaban bank terhadap penyalahgunaan data pribadi nasabah oleh pihak ketiga baik secara Pidana, Perdata maupun mekanisme ganti kerugian kepada Nasabah. 2. Perlu adanya penguatan pengawasan terhadap kemungkinan penyalahgunaan data privasi akibat produk internet Banking yang dikeluarkan oleh Bank. Saat ini, Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) sudah memiliki divisi pengawasan produk bank, namun pada prakteknya masih banyak sekali bank yang mengeluarkan produk-produk perbankan yang membahayakan nasabahnya karena kurang melindungi aspek perlindungan data privasi. Oleh karena itu OJK harus mengkaji secara mendalam dampak dan resiko produk internet Banking mengingat arus perkembangan teknologi yang sangat deras memungkinkan adanya celah yang dimanfaatkan pihak ketiga untuk mempergunakan data privasi Nasabah untuk mengambil keuntungan. 3. Perlu adanya sosialisasi kepada Bank, Masyarakat, dan Penegak Hukum akan pentingnya perlindungan terhadap data privasi Nasabah. Kejahatan Perbankan yang terjadi sebagian besar diakibatkan oleh dapat diretas dan disalahgunakannya data privasi nasabah oleh pihak 144

ketiga untuk dapat masuk kesistem perbankan dan memperoleh keuntungan dari hasil kejahatan tersebut. Oleh karena itu Bank harus meningkatkan segi keamanan dari setiap produk internet perbankan yang dikeluarkan, memberikan informasi yang mendalam kepada masyarakat atas segala resiko yang mungkin timbul akibat penyelenggaraan produk internet Banking. Sebaliknya masyarakat sebagai pengguna internet Banking juga harus mempelajari mekanisme serta resiko pemanfaatan internet Banking. Aparat Penegak Hukum juga harus beradaptasi sehubungan dengan tersebarnya aturan hukum mengenai pengaturan data privasi nasabah dan juga internet Banking, sehingga dapat secara tepat dalam melakukan penerapan hukum. 145