REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN 20 KV PADA FEEDER PANDEAN LAMPER 5 RAYON SEMARANG TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRAFO 1 GI SRONDOL TERHADAP RUGI-RUGI AKIBAT ARUS NETRAL DAN SUHU TRAFO MENGGUNAKAN ETAP

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

ANALISA PENEMPATAN KAPASITOR BANK UNTUK PERHITUNGAN DROP VOLTAGE PADA FEEDER BATANG 02 TAHUN DENGAN SOFTWARE ETAP 7.0.0

METODE PENDEKATAN UNTUK MEREKONFIGURASI PANJANG MAKSIMAL PADA PENYULANG TAMBAK LOROK 04 DAN KALISARI 02 DI UPJ SEMARANG TENGAH

ANALISA PERBAIKAN SUSUT TEKNIS DAN SUSUT TEGANGAN PADA PENYULANG KLS 06 DI GI KALISARI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7.5.0

ANALISIS TEGANGAN JATUH SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK KABUPATEN PELALAWAN DENGAN MENGGUNAKAN ETAP 7.5.0

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM...

ANALISIS PERBAIKAN DROP VOLTAGE

ANALISIS TEGANGAN JATUH SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK KABUPATEN PELALAWAN DENGAN MENGGUNAKAN ETAP 7.5.0

ANALISIS SETTING DAN KOORDINASI RELE JARAK PADA GI 150 KV PANDEAN LAMPER ARAH SRONDOL. Abstrak

PENENTUAN TARGET INDEKS KEANDALAN, DROP TEGANGAN, DAN RUGI DAYA PADA FEEDER SRL07 GI SRONDOL MENGGUNAKAN ETAP 7.5.0

BAB III METODE PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, adapun perangkat tersebut yaitu: laptop yang dilengkapi dengan peralatan printer.

ANALISA JATUH TEGANGAN DAN PENANGANAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV RAYON PALUR PT. PLN (PERSERO) MENGGUNAKAN ETAP 12.6

EVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI DAN DROP VOLTAGE PADA GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 7.5

METODE PENDEKATAN UNTUKMEREKONFIGURASI PANJANG MAKSIMAL PADA PENYULANG TAMBAK LOROK 04 DAN KALISARI 02 DI UPJ SEMARANG TENGAH

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...

KOORDINASI RELAY ARUS LEBIH DAN RECLOSER PADA TRAFO 60 MVA GARDU INDUK PANDEAN LAMPER SEMARANG DENGAN SIMULASI ETAP

ANALISIS KOORDINASI RELE PENGAMAN FEEDER WBO04 SISTEM KELISTRIKAN PT. PLN (PERSERO) RAYON WONOSOBO

Analisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan Menggunakan Software Etap 12.6

ANALISA KEBERADAAN GARDU INDUK BALAPULANG TERHADAP DISTRIBUSI 20 KV DI WILAYAH KERJA UPJ BALAPULANG PT. PLN (PERSERO) JATENG DIY

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL

Agung Warsito, Bambang Winardi, and Dinda Hapsari Kusumastuti

KOKO SURYONO D

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

ABSTRAK. Kata kunci : Kondisi tanpa Harmonisa, Kondisi dengan Harmonisa, Harmonic Analysis Load Flow, Rugi Daya, Sistem Tegangan Rendah.

PERBAIKAN LOSSES DAN DROP TEGANGAN PWI 9 DENGAN PELIMPAHAN BEBAN KE PENYULANG BARU PWI 11 DI PT PLN (PERSERO) AREA SEMARANG

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN ARUS HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH PT RUM

ANALISIS KINERJA TRANSFORMATOR BANK PADA JARINGAN DISTRIBUSI GUNA MENGURANGI SUSUT TEKNIS ENERGI LISTRIK

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS JATUH TEGANGAN GENERATOR BIOMAS DAN BIOGAS PADA PENGEMBANGAN JARINGAN LISTRIK DI KABUPATEN PELELAWAN

REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV UNTUK PERBAIKAN PROFIL TEGANGAN DAN SUSUT DAYA LISTRIK

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN

ABSTRAK. Kata Kunci : Perumahan Nuansa Kori Jimbaran, drop tegangan, JTR. vii

PERENCANAAN PEMERATAAN BEBAN TRANSFORMATOR M. 260 PENYULANG CUNG KEDIRO PT PLN (PERSERO) RAYON MARIANA MENGGUNAKAN APLIKASI ETAP 12.6.

ANALISA SETTING GROUND FAULT RELAY (GFR) TERHADAP SISTEM PENTANAHAN NETRAL PENYULANG PANDEANLAMPER 06 JTM 20 KV SEMARANG

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

ANALISIS RESETTING RECLOSER PADA SALURAN WLI 06 TRAFO 30 MVA 150 KV GARDU INDUK WELERI KENDAL DENGAN SIMULASI ETAP

LAPORAN AKHIR. Oleh: MARSHEL EKO SAPUTRA

ANALISA KESEIMBANGAN BEBAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV PADA PENYULANG KUTILANG SUPPLY DARI GI SEDUDUK PUTIH MENGGUNAKAN ETAP 12.6

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER GARDU DISTRIBUSI DS 0587 DI PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI RAYON DENPASAR

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

EVALUASI DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH PADA GARDU DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MARIANA

PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

ANALISIS TEKNIS EKONOMIS TERHADAP PERTUMBUHAN BEBAN MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION TAHUN DI PENYULANG MAYANG

SIMULASI PENGEMBANGAN TRAFO DISTRIBUSI BERDASARKAN PERTUMBUHAN BEBAN MENGGUNAKAN MODEL DKL 3,2 DAN SOFTWARE

Pengembangan Trafo Distribusi Berdasarkan Pertumbuhan Beban Tahun di UPJ Batang

PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESEIMBANGAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP RUGI-RUGI DAYA (STUDI KASUS PADA PT.

ANALISA SETTING RELE ARUS LEBIH PADA PENYULANG KURMA DI GARDU INDUK BOOM BARU PT. PLN (PERSERO)

Analisis Aliran Daya Pada Sistem Distribusi Radial 20KV PT. PLN (Persero) Ranting Rasau Jaya

Analisa Drop Tegangan PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Sikaping Setelah Penambahan PLTM Guntung Oleh:

I. PENDAHULUAN II. DASAR TEORI

Laporan akhir ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan. Pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Elektro. Program Strudi Teknik Listrik

Gunawan Hadi Prasetiyo, Optimasi Penempatan Recloser pada Penyulang Mayang Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Jember Menggunakan Simplex Method

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv

SIMULASI PEMULIHAN KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN ARUS HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN DYNAMIC VOLTAGE RESTORER (DVR)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tri Fani, 2014 Studi Pengaturan Tegangan Pada Sistem Distribusi 20 KV Menggunakan ETAP 7.0

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER GARDU DISTRIBUSI DS 0587 DI PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI RAYON DENPASAR

ANALISA PERBAIKAN LOSSES DAN JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN SAMBUNGAN RUMAH TIDAK STANDAR DENGAN SIMULASI SOFTWARE ETAP 7.5.0

ANALISA PENEMPATAN KAPASITOR BANK UNTUK PERHITUNGAN DROP VOLTAGE PADA FEEDER BATANG 02 TAHUN DENGAN SOFTWARE ETAP

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

Oleh: Erhaneli (1), Ramadonal (2) (1) Dosen Jurusan Teknik Elektro (2) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro

Jurnal Media Elektro Vol. V No. 2 ISSN: ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG

PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN DISTRIBUSI DI KOTA PONTIANAK

STUDI PENYALURAN DAYA LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH PADA PT. PLN (Persero) GARDU INDUK TALANG RATU PALEMBANG

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii. HALAMAN MOTTO... iv. KATA PENGANTAR...

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

STUDI PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA DALAM RANGKA MENEKAN BIAYA OPERASIONAL PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV

ANALISIS PERSENTASE PEMBEBANAN DAN DROP TEGANGAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH PADA GARDU DISTRIBUSI GA 0032 PENYULANG WIBRATA

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA. LISTRIK 20 kv REGION CILACAP MENGGUNAKAN METODE NEWTHON RAPSHON

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.

ANALISIS KEBUTUHAN GARDU INDUK UNTUK PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran

PERKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISRIK SISTEM DISTRIBUSI TAHUN DI PT.PLN (PERSERO) RAYON BATANG MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN (JST)

PERENCANAAN PEMASANGAN TRANSFORMATOR SISIPAN GARDU DISTRIBUSI I.2014 DENGAN MENGGUNAKAN ETAP 12.6 LAPORAN AKHIR

ANALISA KONEKSI PLTA WONOGIRI PADA SISTEM GI WONOGIRI JTM 20 KV DENGAN SOFTWARE ETAP 7.0.

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

ANALISA KEDIP TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV AKIBAT HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG PEDAN 1 KLATEN

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

Studi Analisis Gangguan Petir Terhadap Kinerja Arrester Pada Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20 KV Menggunakan Alternative Transient Program (ATP)

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut : komputer (leptop) yang telan dilengkapi dengan peralatan printer.

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

PERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA FEEDER B KB 31P SETIABUDI JAKARTA DENGAN METODE PECAH BEBAN

EVALUASI RUGI-RUGI JARINGAN YANG DILAYANI OLEH JARINGAN PLTS TERPUSAT SIDING

AKIBAT KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

BAB III METODOLOGI PENILITIAN. keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut : yang telah dilengkapi dengan peralatan printer.

BAB III METODE PENELITIAN. Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric

Transkripsi:

REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN 20 KV PADA FEEDER PANDEAN LAMPER 5 RAYON SEMARANG TIMUR Wisnu Aji Nugrahadi *), Juningtyastuti, and Bambang Winardi Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia *) Email : wisnuelektro2011@gmail.com Abstrak Suatu metode rekonfigurasi jaringan distribusi dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan peningkatan atas kebutuhan beban. ini menyebabkan jaringan distribusi tidak dapat bekerja sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, sehingga perlu dilakukan pengembangan dan perencanaan ulang. Beberapa metode yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut, diantaranya : penambahan feeder baru, menyeimbangkan pembebanan fasa trafo, memperbesar ukuran penghantar kawat, mengubah konfigurasi jaringan serta menaikkan tegangan sumber. Tugas akhir ini membahas mengenai permasalahan yang terjadi pada feeder gardu induk pandean lamper 5. Metode yang digunakan pada tugas akhir ini adalah dengan menambahkan feeder baru dan menyeimbangkan beban trafo pada masing-masing fasa sehingga dengan metode ini akan menghasilkan perbaikan tegangan terbaik pada jaringan distribusi tegangan menengah. Hasil simulasi kondisi eksisting beban 82% menunjukkan bahwa nilai jatuh tegangan terbesar pada feeder pandean lamper 5 bernilai 5,61%. Sedangkan hasil simulasi jaringan dengan menambahkan feeder menghasilkan nilai jatuh tegangan yang bernilai 3,54% pada PDL.5 dan 2,43% pada PDL.14. Nilai jatuh tegangan pada setiap fasa akan lebih seimbang dengan menggunakan metode pembebanan fasa trafo. Hasil rekonfigurasi pembebanan trafo menunjukkan bahwa nilai jatuh tegangan pada fasa A bernilai sebesar 582,626 V, fasa B sebesar 591,966 V, dan fasa C sebesar 593,898 V. Sedangkan sebelum dilakukan rekonfigurasi, nilai jatuh tegangan fasa A sebesar 470,836 V, fasa B sebesar 578,862 V, serta fasa C sebesar 718,474 V. Kata kunci : Jaringan distribusi, Jatuh tegangan, Penambahan feeder, fasa trafo. Abstract A reconfiguration method of distribution network is needed to overcome increasing load requirement problem. This condition causes distribution network can not work accordance with the defined criteria. Several methods are used to overcome this problem, such as the addition of new feeder, balance trafo load on each phase, enlarge the size of conductor wire, change the network configuration and also increase source voltage. This Final Project will discuss about the problem which happen in the feeder of Pandean Lamper 5 Substation. The methods that used in this final project are adding new feeder and balancing every phase of trafo load, so by these methods will obtain the best voltage improvement result in distribution network intermediate voltage. The result of load exsisting condition simulation is 82 % show that the biggest drop voltage value in the feeder of Pandean Lamper 5 is 5,61 %. While the result of network simulation by adding feeder produce drop voltage value which totaled 3,54 % in PDL.5 and 2,43 in PDL.14. Drop voltage value at each phase will be more balance by using loading phase trafo. The result of reconfogiration of loading phase trafo in phase A is 582,626 V, phase B is 591,966 V, and phase C is 593,898 V. While before doing reconfiguration, the result of drop voltage in phase A is 470,836 V, phase B is 578,862 V, and phase C is 718,474 V. Keyword : Distribution Network, Drop Voltage, Addition, Loading Phase Trafo 1. Pendahuluan Pada rayon Semarang Timur, tercatat pada bulan maret 2015 terdapat 4 feeder GI Pandean Lamper yang menanggung beban 80%. ini menyebabkan jaringan distribusi tersebut tidak lagi dapat bekerja sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Masterplan Sistem Distribusi 20 kv APJ Semarang PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY sehingga perlu dilakukan pengembangan dan perencanaan ulang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zulfakar Arthur Banantara dengan judul Metode Pendekatan untuk Merekonfigurasi Panjang Maksimal pada Penyulang Tambak Lorok 04 dan Kalisari 02 di UPJ Semarang Tengah, metode rekonfigurasi jaringan dapat

TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: 2302-9927, 633 dilakukan dengan melakukan pendekatan panjang maksimal pada suatu penyulang untuk menekan jatuh tegangan.[10] Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Andang Purnomo dengan judul Analisis Tegangan Jatuh Sistem Distribusi Listrik Kabupaten Pelalawan dengan Menggunakan ETAP 7.5.0, menjelaskan bahwa metode rekonfigurasi jaringan dapat dilakukan dengan rekonduktor dan pemasangan kapasitor bank. Dengan metode tersebut, nilai jatuh tegangan pada jaringan listrik dapat direduksi.[11] Sesuai SPLN No. 72 ; tahun 1987, jatuh tegangan yang diijinkan pada jaringan distribusi tegangan menengah adalah sebesar 5%.[6] Berdasarkan teori pendukung diatas, penulis berinisiatif mencoba untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada rayon Semarang Timur. Penelitian ini membahas permasalahan pada feeder gardu induk Pandean Lamper 5 (PDL. 5), dimana pembebanan feeder PDL.5 mencapai 82% dari rating maksimal beban yang ditanggung suatu feeder. Hal ini menyebabkan nilai jatuh tegangan jaringan tegangan menengah feeder PDL.5 melebihi standar SPLN yaitu 5%. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka diperlukan adanya rekonfigurasi jaringan sehingga diharapkan dapat mereduksi jatuh tegangan pada jaringan tersebut. Rekonfigurasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan penambahan feeder baru, kemudian dilakukan penyeimbangan beban pada masing-masing fasa trafo. 2. Metode 2.1. Langkah Penelitian Metode penelitian tugas akhir ini menjelaskan mengenai proses rekonfigurasi jaringan distribusi 20kV berdasarkan nilai jatuh tegangan. Gambar 1 berikut adalah langkah penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini: 2.2 Studi Literatur Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam suatu penelitian yaitu melakukan studi literatur. Studi literatur merupakan proses pembelajaran terhadap objek yang akan diteliti, dalam hal ini tentang rekonfigurasi jaringan distribusi tegangan menengah. Tujuan dari studi literatur yaitu untuk mendapatkan landasan teori mengenai perencanaan rekonfigurasi jaringan. Selain itu, objek studi literatur diarahkan ke perangkat lunak atau software simulasi jaringan yang dalam penelitian ini menggunakan software ETAP 11.1.1. 2.3 Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan proses mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penyusunan laporan tugas akhir. Data-data yang didapatkan pada tugas akhir ini berasal dari beberapa instansi Perusahaan Listrik Negara (PLN) diantaranya yaitu : PT. PLN (Persero) Rayon Semarang Timur, PT.PLN (Persero) Area Semarang, dan Gardu Induk Pandean Lamper Semarang Timur. Data-data yang didapatkan diantaranya adalah Single Line diagram GI Pandean lamper, topologi GI Pandean Lamper, data pembebanan Area Semarang, datadata impedansi konduktor, monitoring tegangan 20 kv, serta data pelengkap lainnya. 2.4 Simulasi Software ETAP Diagram alir simulasi dengan menggunakan software ETAP 11.1.1 dapat dilihat pada Gambar 2 Gambar 1 Langkah Penelitian Rekonfigurasi Jaringan Gambar 2.

TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: 2302-9927, 634 Langkah pertama dalam menjalankan simulasi jaringan yaitu membuat jaringan eksisting feeder PDL.05 GI Pandean Lamper sesuai dengan gambar topologi PLN. Selanjutnya, input kan parameter-parameter yang dibutuhkan software ETAP agar program dapat di running. Kemudian setelah itu, dilakukan simulasi dengan kondisi pembebanan 82%. Alasan menggunakan skenario pembebanan tersebut karena pada bulan maret 2015, data pembebanan feeder PDL.5 GI Pandean Lamper menunjukkan nilai pembebanan sebesar 82%. Kemudian dilakukan variasi skenario pembebanan trafo yaitu pada kondisi 60%, 70%, 82%, 90%, serta 100%. Pemilihan variasi skenario pembebanan tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi jaringan saat beban berada dibawah kondisi beban puncak yaitu saat pembebanan 60% dan 70%, ataupun sebaliknya saat pembebanan berada diatas beban puncak yaitu saat pembebanan 90% dan 100%. Setelah semua parameter data dimasukkan pada 5 variasi pembebanan tersebut, maka ETAP 11.1.1 dapat melakukan simulasi. Dari hasil simulasi jaringan eksisting, kemudian dilakukan rekonfigurasi untuk mengurangi nilai jatuh tegangan. 2.5 Rekonfigurasi Jaringan Proses rekonfigurasi dilakukan dengan menambahkan satu feeder baru pada GI Pandean Lamper, yang diasumsikan sebagai PDL. 14. Dalam simulasi, feeder PDL. 14 dianggap berada satu tiang dengan PDL.5. Selanjutnya feeder baru tersebut akan dihubungkan ke gardu-gardu distribusi untuk mengurangi beban feeder eksisting. Proses rekonfigurasi selanjutnya dilakukan dengan pembagian pembebanan fasa trafo pada jaringan yang telah ditambahkan satu feeder baru. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan jatuh tegangan terbaik pada jaringan. Berdasarkan hasil simulasi kondisi eksisting pada salah satu titik lokasi yang memiliki nilai jatuh tegangan tertinggi yaitu titik lokasi PDL5. 72. T2. U15. T6. S10. Berikut merupakan tabel perubahan nilai jatuh tegangan pada setiap variasi pembebanan : Tabel 1 Perubahan nilai pada variasi pembebanan PDL.5 100% 1351 6,76 PDL.5 90% 1225 6,13 PDL.5 82% 1122 5,61 PDL.5 70% 966 4,83 PDL.5 60% 834 4,17 Dari hasil rekapitulasi kondisi variasi pembebanan feeder PDL.5, terlihat bahwa pada kondisi pembebanan 60% dan 70% nilai jatuh tegangan dan presentase pembebanan total suatu feeder berada pada batas toleransi SPLN. Sedangkan pada saat kondisi pembebanan 82%, 90%, dan 100% nilai jatuh tegangan dan presentase pembebanan total tidak sesuai dengan standar SPLN. Sehingga pada kondisi pembebanan 82%, 90%, dan 100% perlu dilakukan rekonfigurasi penambahan feeder. 3.2 Rekonfigurasi Penambahan feeder PDL.14 Berikut merupakan hasil simulasi penambahan feeder PDL.14 dengan menggunakan ETAP 11.1.1 3 Hasil dan Analisa 3.1 Eksisting Berikut merupakan hasil simulasi kondisi eksisting PDL.5 dengan menggunakan ETAP 11.1.1 Keterangan : PDL.5 = PDL.X PDL.14 = PDL.Y Titik lokasi yang digunakan untuk menunjukkan perubahan nilai jatuh tegangan feeder PDL.X pada variasi pembebanan adalah titik PDL.X.72. T2. U15. T6. S10. Sedangkan titik lokasi yang digunakan pada feeder PDL.Y adalah titik PDL.Y. 71. B2. U1. B13. U10. T7.

TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: 2302-9927, 635 U7. Berikut merupakan tabel perubahan nilai jatuh tegangan pada setiap variasi pembebanan : pembebanan : Tabel 2 Perubahan nilai PDL. X dengan variasi pembebanan PDL.X 100% 854 4,27 PDL.X 90% 773 3,87 PDL.X 82% 708 3,54 PDL.X 70% 608 3,04 PDL.X 60% 524 2,62 Sedangkan tabel perubahan nilai dengan variasi pembebanan feeder PDL.Y ditunjukkan pada Tabel 3 berikut : Tabel 3 Perubahan nilai PDL. Y dengan variasi pembebanan PDL.Y 100% 587 2,94 PDL.Y 90% 530 2,65 PDL.Y 82% 485 2,43 PDL.Y 70% 416 2,08 PDL.Y 60% 358 1,79 Dari hasil rekapitulasi rekonfigurasi penambahan feeder, terlihat bahwa presentase nilai jatuh tegangan pada semua kondisi pembebanan baik pada feeder PDL.X maupun PDL.Y berada didalam standar SPLN yaitu 5%. 3.3 Rekonfigurasi Penambahan feeder PDL.14 dan Rekonfigurasi pembebanan fasa trafo merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memperoleh penurunan nilai jatuh tegangan terbaik. Hal ini dilakukan dengan cara menyeimbangkan beban per fasa pada jaringan tiga fasa sehingga tidak terjadi perbedaan jatuh tegangan yang besar pada setiap fasa. Pada kondisi ini, phase connection di setting agar arus fasa A, B, dan C seimbang. Berikut merupakan tabel rekonfigurasi pembebanan trafo 1 fasa yang digunakan untuk menyeimbangkan arus tiap fasa. Tabel 4 PDL. X dan PDL. Y No Lokasi Eksisting Rekonfigurasi 1 PDL. X 74 C A 2 PDL. X 87 C A 3 PDL. X 72.T2.U4.T3 C A 4 PDL. X 72 T2.U2.T9.U2.T5 C A 5 PDL. X 72 T2.U2.T9.U2.T8 C B Tabel 4 (Lanjutan) No Lokasi Fasa Trafo Eksisting Rekonfigurasi 6 PDL. X 72.T2.U15.T4.U8 C A 7 PDL. X 72.T2.S1.T11.S8 C A 8 PDL. X 72.T2.S15.T2.S8 C A 9 PDL. X 72.T2.S19 C A 10 PDL. X 85.T7.U1 C A 11 PDL. X 85.T13.U5 B A 12 PDL. Y 31.U13.T13 B A 13 PDL. Y 31.U17 B C 14 PDL. Y 85.B3.S5.B5 C B 15 PDL. Y 85.B3.S5.B7 B A Tabel 4 menunjukkan bahwa rekonfigurasi pembebanan fasa trafo dilakukan terhadap 2 feeder yatu PDL. X dan PDL. Y. Terdapat 11 trafo yang diubah phase connectionnya untuk memperoleh keseimbangan beban tiap fasa. Berikut perubahan nilai rata-rata jatuh tegangan sebelum dan fasa feeder PDL.X dan PDL.Y sebagai berikut : PDL.X a) Fasa A jatuh tegangan sebesar 470,836 V. Kemudian sebesar 582,626 V. Hal tersebut berarti bahwa terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 111,79 V fasa A PDL.X b) Fasa B jatuh tegangan sebesar 578,862 V. Kemudian sebesar 591,966 V. Hal tersebut berarti bahwa terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 13,104 V fasa B PDL.X. c) Fasa C jatuh tegangan sebesar 718,474 V. Kemudian sebesar 593,898 V. Hal tersebut berarti bahwa terjadi penurunan nilai rata-rata sebesar 124,576 V fasa C PDL.X.

TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: 2302-9927, 636 PDL.Y a) Fasa A jatuh tegangan sebesar 391,538 V. Kemudian sebesar 413,918 V. Hal tersebut berarti bahwa terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 22,38 V fasa A PDL.Y. b) Fasa B jatuh tegangan sebesar 441,26 V. Kemudian sebesar 410,854 V. Hal tersebut berarti bahwa terjadi penurunan nilai rata-rata sebesar 30,406 V fasa B PDL.Y. c) Fasa C jatuh tegangan sebesar 402,948 V. Kemudian sebesar 411,244 V. Hal tersebut berarti bahwa terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 9,29 V fasa C PDL.Y. 4. Kesimpulan Dari pemaparan diatas terlihat bahwa metode penambahan feeder ditambah dengan pembebanan fasa trafo lebih baik dibanding dengan hanya penambahan feeder. Hal ini terlihat dari nilai jatuh tegangan yang seimbang pada setiap fasanya. Hasil rekonfigurasi penambahan feeder menunjukkan bahwa nilai jatuh tegangan PDL. X sebesar 3,468% atau 693,4 V. Sedangkan hasil rekonfigurasi penambahan feeder ditambah dengan pembebanan fasa trafo menunjukkan nilai jatuh tegangan fasa A sebesar 582,62 V, fasa B sebesar 591,96 V, fasa C sebesar 593,89V. Sebelum dilakukan rekonfigurasi dengan 2 metode menunjukkan bahwa nilai jatuh tegangan fasa A sebesar 470,83 V, fasa B sebesar 578,86 V, serta fasa C sebesar 718,47 V. Referensi [1]. Sulasno, Teknik dan Sistem Tenaga Distribusi Tenaga Listrik Edisi I, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2001. [2]. Saadat, Hadi. 1999. Power System Analysis. McGraw Hill.. [3]. Stevenson, William D. 1996. Analisis Sistem Tenaga Listrik. Erlangga. [4]. Gonen, Turan, Electric Power Distribution System Engineering, Mcgraw-hill book company., Colombia, 1986 [5]. Kelompok Kerja Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik dan Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia, Standard Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah Tenaga Listrik, PT PLN (Persero), 2010 [6]. SPLN 72 1987, Spesifikasi Desain Untuk Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) [7]. SPLN 64 1985, Petunjuk Pemilihan dan Penggunaan Pelebur pada Sistem Distribusi Tegangan Menengah [8]. SPLN 1 1995, Tegangan-Tegangan Standar [9]. Aprilian P. Kawihing, Pemerataan Beban Transformator Pada Saluran Distribusi Sekunder, Tugas Akhir, Unsrat, Manado [10]. Zulfakar AB, Metode Pendekatan Untuk Merekonfigurasi Panjang Maksimal Pada Penyulang Tambak Lorok 04 dan Kalisari 02 UPJ Semarang Tengah, Tugas Akhir, Undip, Semarang [11]. Andang P, Analisis Tegangan Jatuh Sistem Distribusi Listrik Kabupaten Palalawan Dengan Menggunakan ETAP 7.5.0 [12]. Suhadi, SMK Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid I, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Umum Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, 2008 [13]. Nurhadi P, Studi Perbaikan Unjuk Kerja Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Melalui Rekonfigurasi Yang Optimal dan Perbaikan Faktor Daya, Tugas Akhir, UI, Jakarta. [14]. Pembuatan Master plan Sistem Distribusi 20 kv APJ Semarang PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY, 2009 [15]. Ramdhani, Mohamad, Rangkaian Listrik. Jakarta : Erlangga, 2008