TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Aren ( Arenga pinnata Merr ) dimasukkan kedalam divisi

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi dari tanaman Aren ( A. pinnata Merr ) adalah sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. (United States Department of Agriculture, 2011). vertikal dan horizontal. Bagian akar yang aktif adalah pada kedalaman cm,

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi botani tanaman palem botol adalah sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai

PENDAHULUAN. Tanamanaren(ArengapinnataMerr. ) banyakterdapatdantersebarhamperdiseluruhwilayah di Nusantara, khususnya di

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

Stratifikasi III. METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Waktu dan Tempat Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

II. TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI BENIH DENGAN SKARIFIKASI MEKANIK DAN KIMIAWI

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketinggian m dpl, pada tempat-tempat yang bervariasi keadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

I. PENDAHULUAN. multiguna karena hampir seluruh bagian pohonnya dapat dimanfaatkan.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

PENGARUH PERLAKUAN PENGAMPLASAN TERHADAP KECEPATAN BERKECAMBAH BENIH AREN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman aren ( Arenga pinnata Merr.) adalah tanaman tahunan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kayu afrika merupakan jenis pohon yang meranggas atau menggugurkan daun

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman sumber karbohidrat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan,

I. Judul Pematahan Dormansi Biji II. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji berkulit keras dengan fisik dan kimiawi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

BAB I PENDAHULUAN. Kenari merupakan Family dari Burseraceae. Famili ini terdiri dari 16

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Percobaan I. Pengaruh Suhu Air dan Intensitas Perendaman terhadap Perkecambahan Benih Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

TINJAUAN PUSTAKA Asal dan Karakteristik Tanaman Aren

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hermawan (2013), klasifikasi botani tanaman sorgum (Sorghum bicolor

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

Tipe perkecambahan epigeal

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Uji perkecambahan benih padi dengan menggunakan konsentrasi larutan Kalium Nitrat (KNO 3 ) 3%

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

TINJAUAN PUSTAKA. secara umum dapat dikeringkan hingga kadar air 5% tanpa kerusakan. Karena sifat ini,

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA. Sirsak (AnnonamuricataLinn) berasal dari wilayah Amerika tropis,

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

TINJAUAN PUSTAKA. Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta, Subdivisio : Angiospermae,

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kaktus

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. famili Punicaceae, genus Punica, species Punica ganatum L

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

PEMATAHAN DORMANSI BENIH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea. sistimatika tanaman jagung yaitu sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penanaman tanaman kacangan penutup tanah (Legume Cover Crop/LCC)

MATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Aren ( Arengapinnata Merr ) Tanaman Aren ( Arenga pinnata Merr ) dimasukkan kedalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Monocotyledoneae, ordo Arecales, famili Arecaceae, genus Arenga, spesies Arenga pinnata Merr. ( Sunanto, 1993 dalam Marito, 2008 ). Perakaran pohon aren menyebar dan cukup dalam sehingga tanaman ini dapat diandalkan sebagai vegetasi pencegah erosi, terutama untuk daerah yang tanahnya mempunyai kemiringan lebih dari 20%. Akar pohon aren juga dapat digunakan untuk benang kail karena mempunyai sifat kuat sedang inti akar (mamangar) dapat digunakan untuk membuat cambuk yang sangat disukai oleh sais pedati. Akar pohon aren juga dapat digunakan untuk obat tradisional yaitu sebagai penghancur batu kandung kemih. Pohon aren tua tingginya dapat mencapai 20 m dan garis tengah batangnya di bagian bawah dapat mencapai 75 cm. Batang pohon ini tidak mempunyai lapisan kambium, sehingga tidak dapat tumbuh semakin besar lagi. Daun tanaman aren pada tanaman bibit (sampai umur 3 tahun), bentuk daunnya belum menyirip (berbentuk kipas). Sedangkan daun tanaman aren yang sudah dewasa dan tua bersirip ganjil seperti daun tanaman kelapa, namun ukuran daun dan pelepah daunnya lebih besar dan lebih kuat jika dibandingkan dengan daun tanaman kelapa.warna daun tanaman aren adalah hijau gelap. Tanaman aren memiliki tajuk (kumpulan daun) yang rimbun, dimana daun-daun muda yang terikat erat pada pelepahnya berposisi agak tegak, sedangkan daun-daun yang telah tua benar dan mengering akhirnya terlepas, masih terikat erat pada batang 5

pohon, karena adanya sekumpulan ijuk yang membalut batang pohon yang sekaligus juga membalut pangkal pelepah daun. Umur pohon aren mencapai lebih dari 50 tahun, dan diatas umur ini pohon aren sudah sangat berkurang dalam memproduksi buah, bahkan sudah tidak mampu lagi memproduksi buah. Buah aren terbentuk setelah terjadinya proses penyerbukan dengan perantaraan angin atau serangga. Buah aren terbentuk bulat, berdiameter 4-5 cm, didalamnya berisi 3 buah, masing-masing berbentuk seperti satu siung bawang putih. Bagian-bagian dari buah aren terdiri dari kulit luar (halus berwarna hijau pada waktu masih muda, dan menjadi kuning setelah tua),daging buah (berwarna putih kekuning-kuningan), kulit biji(berwarna kuning dan tipis pada waktu masih muda, dan berwarna hitam yang keras setelah buah masak), endosperm(berbentuk lonjong agak pipih berwarna putih agak bening dan lunak pada waktu buah masih muda; dan berwarna putih, padat atau agak keras pada waktu buah sudah masak). Buah yang masih muda adalah keras dan melekat sangat erat pada untaian buah, sedangkan buah yang sudah masak dagingnya buahnya agak lunak. Daging buah aren yang masih muda mengandung lendir yang sangat gatal jika mengenai kulit, karena lendir mengandung asam oksalat. Tiap untaian buah panjangnya mencapai 1,5-1,8 meter, dan tiap tongkol (tandan buah ) terdapat 40-50 untaian buah. Tiap tandan terdapat banyak buah, beratnya mencapai 1-2,5 kuintal. Buah yang setengah masak dapat dibuat kolang-kaling. Pada satu pohon aren sering didapati 2-5 tandan buah yang tumbuhnya agak serempak (Sunanto, 1993 dalamsirait, 2010).

Aren (Arenga pinnata Merr.) termasuk suku Arecaceae ( pinangpinangan), merupakan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) yaitu biji buahnya terbungkus daging buah. Tanaman aren banyak terdapat mulai dari pantai timur India sampai ke Asia Tenggara. Di Indonesia tanaman ini banyak terdapat hampir di seluruh wilayah nusantara. Tanaman aren tergolong tanaman berumah satu, artinya pada satu pohon atau tanaman aren terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pada umumnya tanaman ini mulai membentuk bunga pada umur sekitar 12-16 tahun. Semakin tinggi tempatnya akan semakin lambat membentuk bunga. Bunga yang muncul pertama kali adalah bunga betina. Bunga betina tersusun pada untaian-untaian bunga, berbentuk butiranbutiran kecil. Bunga betina yang muncul pertama kali posisinya pada ruas batang di ketiak pelepah daun di bawah titik tumbuh. Bunga betina ini belum dapat diserbuki oleh tepung sari dari bunga jantan karena bunga jantan belum tumbuh. Sekitar 3 bulan kemudian bunga jantan mulai tumbuh di bawah bunga betina. Tepung sari bunga jantan ini sudah terlambat menyerbuk putik bunga betina, sebab putik-putik sudah kelewat masak, sehingga pohon belum dapat memproduksi buah aren. Bunga jantan ini duduk berpasangan pada untaian, di mana untaian-untaian yang berjumlah 25 itu pangkalnya melekat pada sebuah tandan. Bunga betina berbentuk butiran (bulat) berwarna hijau dan duduk sendirisendiri pada untaian, maka bunga jantan berbentuk bulat panjang seperti peluru dengan panjang 1,2-1,5 cm berwarna ungu. Dengan demikian pada pohon aren tumbuhnya bunga dari tahun ke tahun semakin ke bawah atau semakin mendekati

permukaan tanah tempat tumbuhnya. Jadi, makin tua pohon aren, semakin rendah munculnya tandan bunga. Nira aren yang digunakan untuk pembuatan gula merah atau tuak dan cuka merupakan hasil penyadapan tandan bunga jantan. Untuk dapat memperoleh nira dalam jumlah banyak, bunga betina harus dihilangkan ( Sunanto, 1993 dalamsirait, 2010 ). Embrio biji palem umumnya tumbuh sangat lamban dan meskipun buah sudah matang, embrionya masih mengalami sedikit diferensiasi. Hal yang sama dapat diamati pada biji aren. Saat buah berusia 20 bulan, embrio masih berisi 16 20 sel, dan jumlah maksimum dicapai pada usia 29 bulan setelah penyerbukan (Chairun Nisa, 1994dalamSirait, 2010 ). Syarat Tumbuh Tanah Tanaman aren sesungguhnya tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus, sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah liat (berlempung), berkapur, dan berpasir. Tetapi tanaman ini tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya terlalu tinggi ( Sunanto, 1993 dalammarito, 2008 ). Iklim Di Indonesia tanaman aren dapat tumbuh baik dan mampu berproduksi pada daerah yang tanahnya subur pada ketinggian 500-800 m dpl. Pada daerah yang mempunyai ketinggian kurang dari 500-800 m dpl, tanaman Aren tetap dapat tumbuh namun produksi buahnya kurang memuaskan. Selain itu, curah hujan juga sangat berpengaruh pada tumbuhnya tanaman ini. Tanaman aren menghendaki curah hujan yang merata sepanjang tahun yaitu minimum sebanyak 1200 mm setahun. Atau, jika diperhitungkan dengan perumusan Schmidt da Ferguson, iklim

yang paling cocok untuk tanaman ini adalah iklim sedang sampai ikilm agak basah(sunanto, 1993 dalammarito, 2008). Tanaman aren banyak terdapat dan tersebar hampir di seluruh nusantara, khususnya di daerah-daerah perbukitan yang lembab. Hampir seluruh tanaman aren yang ada itu berasal dari pertumbuhannya yang liar (tidak sengaja ditanam orang). Aren bisa tumbuh dimana saja, tahan terhadap penyakit, tumbuh secara alami di tanah kritis, tahan api dan mencegah erosi dengan akar yang rapat ( Indonesia Power, 2007dalamMarito, 2008). Dormansi Biji Dormansi adalah suatu keadaan dimana benih tidak dapat berkecambah. Faktor-faktor yang mempengaruhidormansi pada benih antara lain kondisi lingkungan seperti air, udara dan suhuserta tipe dormansinya (Hartmann et al., 2002dalamSirait, 2010 ). Benih dikatakan dorman apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan.dormansi benih merupakan kondisi benih yang tidak mampu berkecambah meski kondisi lingkungannya optimun untuk berkecambah. Dormansi pada benih dapat berlangsung selama beberapa hari, semusim bahkan sampai beberapa tahun tergantung pada jenis tanaman dan tipe dormansinya. Pertumbuhan tidak akan terjadi selama benih belum melalui masa dormansinya atau sebelum dikenakan suatu perlakuan khusus terhadap benih tersebut (Sutopo, 2004dalamMarsiwi, 2012 ).

Dormansi benih dapat diklasifikasikan menjadi dormansi bawaan (innatedormancy), dormansi rangsangan (induced dormancy) dan dormansi paksaan (enforceddormancy). Dormansi bawaan disebut juga dormansi primer merupakan domansi yang terbawa benih pada saat perkembangannya di pohon induk. Dormansi ini timbul dalam proses perkembangan dan pemasakan benih. Dormansi rangsangan atau dormansi sekunder terjadi sebagai akibat faktor lingkungan seperti pada benih jenis-jenis legum, benih akan mudah berkecambah tetapi bila benih dikeringkan akan membentuk kulit benih yang keras. Menurut Schmidt (2002), dormansi paksaan tidak memenuhi kriteria dormansi yang sesungguhnya karena adanya kondisi luar yang mempengaruhinya(schmidt, 2002dalamSudrajat, 2010 ). Dormansi yaitu suatu keadaan pertumbuhan yang tertunda atau dalam keadaan istirahat, yang merupakan kondisi yang berlangsung selama periode yang tidak terbatas walaupun berada dalam keadaan yang menguntungkan untuk perkecambahan. Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji, keadaan fisiologis dari embrio atau kombinasi dari kedua tersebut. Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untukmenunda perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk melangsungkan proses tersebut. dormansi dapat terjadi meskipun benih viabel,benih tidak berkecambah pada kondisi yang sudah memenuhi syarat untuk berkecambah (suhu, air dan oksigen yang cukup ) (Gardneret al., 1991 dalammarsiwi, 2012). Kulit biji yang keras akan menyebabkan air tidak dapat ditembus oleh air, atau udara yang dapat membatasi mekanisasi kerja dari embrio biji.

Perkecambahan biji tidak hanya ditentukan pada kemampuannya dalam menyerap air, tetapi juga kondisi selama imbibisi. Kelebihan air sering menyebabkan perkecambahan yang tidak baik dan bisa juga mendorong perkembangan dari mikroorganisme di sekitar kulit biji, yang akan bersaing dengan embrio dalam mendapatkan oksigen (Mayer and Poljakoff-Mayber, 1975dalamSirait, 2010). Mekanisme dormansi benih terdiri dari tiga bentuk yaitu : 1. Pembatasan permeabilitas, terutama untuk masuknya air dan oksigen ke dalam bagian benih yang sedang dorman 2. Pembatasan oleh zat pengatur tumbuh, termasuk inhibitor dan zat-zat yang menghambat berlangsungnya pertumbuhan 3. Pembatasan fisik terhadap pembatasan embrio dan keluarnya kecambah (Danoesastro, 1982 dalamsirait, 2010). Perkecambahan Biji aren ( Arenga pinnata Merr) Secara morfologis sukar ditemukan dengan pasti kapan perkecambahan biji berakhir dan pertumbuhan dimulai. Kesukaran inidisebabkankarena dalam prakteknya, penentuan suatu biji berkecambah apabila telah kelihatanradikula atau plumula dari kulit biji. Sedangkan sebelum keluarnya radikula atau plumulasebenarnyadidalambijitersebutsudahterjadipertumbuhan yang disebabkan oleh pembelahan sel, pemanjangan sel atau kedua- duanya(kamil, 1979dalamMarito, 2008 ).

Biji aren memiliki ciri khas yaitu tunas kecambahnya tumbuh di sisi tengah dari biji. Hal ini dapat dilihat jika biji buah aren yang belum tua itu dibuat kolang-kaling. Jika kolang-kaling itu ditekan pada sisi tengahnya, maka akan muncul benda kecil berwarna putih dari salah satu sisinya. Benda putih inilah calon lembaga yang akan tumbuh sebagai kecambah. Sedangkan pada biji aren yang sudah tua dan siap disemaikan, calon lembaga tersebut kelihatan sebagai sebuah bulatan kecil di salah satu sisi biji aren.biji-biji sudah mulai berkecambah setelah 30-40 hari disemai, dimana kecambah tumbuh kedalam media pasir (tumbuh ke bawah) dan biji semakin terangkat ke atas sampai muncul dan terangkat diatas permukaan media pasir (Sunanto, 1993dalamMarito, 2008 ). Proses perkecambahanbeniharensangatmenariktidaksepertipadatanamanmonokotilumum nya. Perkecambahanbeniharendimulaidenganmunculnya axis embrio.setelahmencapaipanjangtertentu axis embriomembengkakpadabagianujungnya.padabagianinilahakanmunculplumulada nakar. Munculnya axis embriopadabeniharendapatdigunakanuntukmelihatpotensibenih yang mampuberkecambah( Masano, 1989 dalamrofik, 2008 ). Proses awal yang terjadidalamperkecambahanadalah Proses imbibisi, yaitumasuknya air kedalambenihsehinggakadar air di dalambenihitumencapaipersentasetertentu (50-60%). Proses perkecambahanitudapatterjadijikakulitbenih permeable terhadap air dantersediacukup air dengantekanan osmosis tertentu( Kuswanto, 1996 dalammarito, 2008 ).

Air yang diserapolehbijidapatterjadimelalui proses imbibisidandiikutikeluarnyaenergykineticakibatadanyapengambilanmolekul air. Proses imbibisi yang terjadiakansegeradiikutiolehkenaikanaktifitasenzimdanpernafasan yang besar. Pati, lemakdan protein yang tersimpandihidrolisismenjadizat-zat yang lebihmobil, gula, asam-asamlemak, danasam-asam amino yang diangkutkebagianbagianembrio yang tumbuhaktif( Sutopo, 2004 dalammarito, 2008 ). Faktor-faktor yang mempengaruhiperkecambahanbenihdapatberasaldaridalambenih (faktor internal), maupundariluarbenih (factoreksternal).faktor internal yang mempengaruhiperkecambahanbenihantaralainadalahtingkatkemasakanbenih, ukuranbenihdanberatbenihsertadormansi. Disampingituviabilitasdanjangkawaktubenihdapathidupsertagenetikajugaberpenga ruh.faktoreksternal yang dapatmempengaruhiperkecambahanbenihantara lain: air, suhu, oksigen, cahayadan media. Duafaktorpenting yang mempengaruhipenyerapan air olehbenihadalahsifatdaribenihitusendiriterutamapadakulitpelindungnyadanjumlah air yang tersediapada medium sekitarnya.banyaknya air yang diperlukantergantungdarijenisbenih, tapiumumnyatidakmelampauiduaatautiga kali beratkeringnya(sutopo, 2004 dalammarito, 2008 ). Indeks vigor berhubungan erat dengan kecepatan berkecambah dari suatu kelompok benih. Indeks vigor yang tinggi menunjukkan kecepatan berkecambah benih juga tinggi dan lebih tahan terhadap keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan. Perlakuan perendaman benih dengan H2SO4 efektif

mematahkan dormansi pada benih sehingga mampu meningkatkan kecepatan berkecambah dan indeks vigor benih dibanding perlakuan kontrol (Kartasapoetra, 2003). Benih yang memiliki vigor rendah akan berakibat terjadinya, kemunduran benih, kecepatan berkecambah menurun, kepekaan akan serangan hama, meningkatnya jumlah kecambah abnormal, dan rendahnya produksi tanaman (Copeland, 2001). PerendamandenganLarutanAsamSulfat(H 2 SO 4 ) Larutanasamsulfatpekat(H 2 SO 4 ) menyebabkankerusakanpadakulitbijidandapatditerapkanbaikpadalegumedan non legum. Lamanyaperlakuanlarutanasamharusmemperhatikanduahalyaitukulitbijiatau pericarp dapatdiretakkanuntukmemungkinkanimbibisidanlarutanasamtidakmengenaiembri o.perendamanselama 1 10 menitterlalucepatuntukdapatmematahkandormansi, sedangkanperendamanselama 60 menitataulebihdapatmenyebabkankerusakan( Schimdt, 2000 dalamfahmi, 2009 ). MenurutSutopo (2004) larutanasamkuatseperti H 2 SO 4 seringdigunakandengankonsentrasi yang bervariasitergantungjenisbenih yang diperlakukan, sehinggakulit bijimenjadilunak.disampingitu pula larutankimia yang digunakandapat pula membunuhcendawanataubakteri yang dapatmembuatbenihdorman(sutopo, 2004 dalamfahmi, 2009 ).

Penelitianpadabenihmindimenunjukkanbahwaperkecambahan normal tercepattercapaisetelahmendapatperlakuanperendamanbenihdalam 12 N H2SO4 selama 10 menit(silombadalamfahmi, 2013). Penelitianpadabenihkayuafrikamenunjukkanbenih yang direndamdalamlarutan H2SO4 dengankonsentrasi 20 N dan lama perendaman 20 menitdapatmeningkatkandayaberkecambahhingga 91,6 % disbandingdengankontrol (tanpaperlakuan) dayaberkecambahnyasebesar 57,7 % ( SilombadalamFahmi, 2013 ). BerdasarkanpenelitianMarito ( 2008 )denganjudulberbagaimetodepemecahandormansipadabijiarendenganmenggunaka nbeberapaperlakuanpematahandormansiseperti :tanpaperlakuan, pembuangan hilum denganpisau, pengikisandengankertaspasir, penggongsenganselama 5 menit, perendamandengan air panas (2 menit) kemudiandirendampada air dingin (60 menit), danperendamandengan H 2 SO 4 pekat (65%) selama 10 menit. Diprolehbahwa, perlakuanperendamandengan H 2 SO 4 pekat (65%) selama 10 menitmerupakanperlakuanterbaikpadapersentaseperkecambahanyaitusebesar 80 %, persentaseperkecambahan normal yaitusebesar 16,67 %, kecepatanperkecambahanyaitusebesar 0,21, lajuperkecambahanyaitusebesar 40,18 harisetelahdikecambahkan. Pematahan Dormansi dengan Lama Perendaman Asam Sulfat (H2SO4) Secara kimia pemecahan dormansi dapat dilakukan dengan cara merendamkan benih pada larutan asam kuat dengan waktu perendaman yang berbeda tergantung pada bentuk benih, dimana asam kuat sangat efektif untuk mematahkan dormansi pada biji yang memiliki struktur kulit keras dan tebal,

asam sulfat (H2SO4) sebagai asam kuat dapat melunakkan kulit biji sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah (Gardner, 1991 dalam Hedty et al., 2014). Perlakuan konsentrasi asam sulfat yang dikombinasikan dengan lama perendaman akan mempengaruhi banyaknya larutan H2SO4 yang terserap kedalam benih. Semakin pekat asam sulfat yang digunakan maka perendaman sebaiknya dilakukan semakin cepat karena dapat menyebabkan kerusakan pada benih itu sendiri (Harjadi, 1979). Perbedaan hasil persentase daya kecambah dan kecepatan tumbuh pada perlakuan lama perendaman H2SO4 di jelaskan pada penelitian Dewir et al. (2011) dimana perlakuan pematahan dormansi pada benih Sabal palmetto dalam perendaman 97% H2SO4 selama 5 menit menghasilkan persentase rataan perkecambahan benih tertinggi yaitu sebesar 85 % dengan rataan kecepatan tumbuh benih 4,44 %/etmal sedangkan dengan perendaman 97% H2SO4 selama 15 menit menghasilkan persentase rataan perkecambahan benih Sabal palmetto terendah yaitu sebesar 75 % dengan rataan kecepatan tumbuh benih 3,11 %/etmal dan yang terakhir dengan perendaman 97% H2SO4 selama 30 menit menghasilkan persentase rataan perkecambahan benih Sabal palmetto terendah yaitu sebesar 60 % dengan rataan kecepatan tumbuh benih 3,67 %/etmal. Pada pematahan dormansi benih angsana dengan perlakuan perendaman dengan H2SO4 1% selama 10 menit memiliki nilai perkecambahan terbesar yaitu sebesar 1,13 (%/hari) atau sekitar 2 kecambah setiap hari selama pengamatan. Hal ini menunjukkan bahwa pematahan dormansi perendaman dengan H2SO4 1% selama 10 menit paling efektif dalam mematahkan dormansi benih angsana, yaitu dengan melunakkan kulit benih, sehingga air dapat dengan mudah masuk ke

dalam benih. Namun, apabila berlebihan dalam hal konsentrasi dan lama waktu pematahan dormansi dapat menyebabkan kerusakan kulit benih atau jaringan embrio seperti halnya nilai perkecambahan pada pematahan dormansi benih angsana pada perendaman H2SO4 1% selama 15 menit yaitu hanya sebesar 0,55 (%/hari) atau sekitar 1 kecambah setiap hari selama pengamatan (Lensari, 2009).