BAB I PENDAHULUAN. haknya. Bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

BAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Secara konstitusional hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah sebagian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa..., dalam rangka mencapai tujuan negara. dalam bentuk pemberian pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatakan bahwa setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar 1945 yang berbunyi Negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa dengan seperangkat hak yang menjamin derajatnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan umat manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat hak asasinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

BAB I PENDAHULUAN. dalam konsep kesejahteraan (welfare) dalam Pembukaan Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negaranya tanpa terkecuali, Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. berkompetensi dan memiliki dedikasi tinggi pada Pancasila dan Undang. Negara. Pegawai Negeri merupakan tulang punggung Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. yang stabil dan terjamin untuk terselenggaranya partisipasi serta pengawasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adil, sejahtera dan makmur. Keadilan dan kesejahteraan serta kemakmuran merupakan citacita

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4, yaitu melindungi. perdamaian abadi dan keadilan sosial. 2

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan. peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf sebagai perbuatan hukum sudah lama melembaga dan dipraktikan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, segala sesuatu dituntut untuk lebih praktis. Kondisi itu makin

BAB I PENDAHULUAN. Agraria berasal dari bahasa latin ager yang berarti tanah dan agrarius

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Dimana sarana kesehatan pemerintah maupun swasta semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan tanah, dapat dikatakan hampir semua kegiatan hidup manusia baik secara

BAB I PENDAHULUAN. luasnya pergaulan internasional atau antar negara adalah adanya praktek

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. penerus bangsa yang di dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari

PELAKSANAAN HUKUM DISIPLIN PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PADA KOMANDO DISTRIK MILITER 0304/AGAM DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh : NOVIALDI ZED

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi yang selanjutnya disebut MK adalah lembaga tinggi negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat

MENGIMPLEMENTASIKAN UPAYA KESEHATAN JIWA YANG TERINTEGRASI, KOMPREHENSIF,

BAB I PENDAHULUAN. direspon dengan bijak pula oleh negara dengan memasukkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Saat ini permasalahan pendidikan di Indonesia sangatlah penting dan ini

BAB I PENDAHULUAN. Pertanahan Nasional juga mengacu kepada Pasal 33 ayat (3) UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. mengadakan kerjasama, tolong menolong, bantu-membantu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia ( selanjutnya disingkat dengan HAM ) adalah seperangkat hak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kepastian hukum bagi jalannya kehidupan organisasi pemerintahan di Indonesia,

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 menyatakan bahwa. upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta

BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 1 Bidang perumahan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. terkendali biaya dan terkendali mutu. Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H dan

BAB I PENDAHULUAN. betapa besar potensi laut sebagai sumber daya alam. Laut tidak saja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGANGKATAN ANAK BERDASARKAN PENETAPAN PENGADILAN SERTA PERLINDUNGANNYA MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002 (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Pacitan)

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya sumberdaya manusia unggul yang dapat membantu terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bahwa pada hakekatnya pembangunan

INFORMED CONSENT ANTARA DOKTER DENGAN PASIEN DALAM MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan dan cita-cita luhur

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu standard

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan guna

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Nama : Hesti Wulandari BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1945) memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan. sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

STANDAR PELAYANAN MEDIS RUMAH SAKIT UMUM DI KABUPATEN BUOL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain itu Indonesia juga merupakan welfare state. sesuai dengan amanat yang tersirat didalam alinea ke IV, Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, hal Soerjono Soekanto, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

PENDAHULUAN. unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. iklan. Saat ini iklan telah berkembang menjadi suatu sistem komunikasi yang

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN DALAM PELAKSANAAN INFORMED CONSENT 1 Oleh : Indra Setyadi Rahim 2

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan yang utama bagi setiap penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan makhluk-nya di dunia ini berpasang-pasangan agar mereka bisa

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

KEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang semakin komplek tidak terlepas dari adanya resiko kecelakaan jika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, dibidang pemerintah telah terjadi perubahan yang mendasar. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. implementasi dari pasal 18 Ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pelayanan publik adalah bentuk kegiatan yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dilahirkan merdeka dan sama dalam martabat dan hak haknya. Bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang mengemban tugas mengelola dan memelihara alam semesta dengan penuh ketakwaan dan bertanggung jawab untuk kesejahteraan umat manusia, oleh penciptanya dianugerahi hak asasi untuk menjamin keberadaan harkat dan martabat kemuliaan dirinya serta keharmonisan lingkungannya. Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah di amanatkan dalam Pasal 28 H ayat (1) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945: setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapakan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan Dalam pembukaan alinea ke empat Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa, Pemerintah Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umum tanpa terkecuali, hal ini merupakan salah satu tujuan dari Negara Republik Indonesia. Dimana tujuan tersebut merupakan suatu 1

bentuk tanggung jawab Negara dalam hal menjaga hak Konstitusional Warga Negara dalam hal prioritas kesehatan dan pelayanan atas kesehatan tersebut. Dalam Pasal 34 ayat (3) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga dijelaskan bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang di selenggarakan sendiri atau secara bersama sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat. Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dalam BAB I Pasal 1 (1) menjelaskan Bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara Hukum, Pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Pelayanan kesehatan dapat diperoleh mulai dari tingkat Puskesmas,Klinik kesehatan dan Rumah sakit. Masyarakat dewasa ini sudah makin kritis menyoroti pelayanan kesehatan dan profesional tenaga kesehatan. Masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang baik dari pihak rumah sakit, disisi lain Pemerintah belum dapat memberikan pelayanan sebagaimana yang diharapkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan, kecuali rumah sakit swasta yang berorientasi bisnis, dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan baik. Untuk meningkatkan pelayanan 2

kesehatan dibutuhkan tenaga kesehatan yang terampil dan fasilitas rumah sakit yang baik, tetapi tidak semua rumah sakit dapat memenuhi kriteria tersebut sehingga meningkatnya kerumitan sistem pelayanan kesehatan dewasa ini 1 Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS menyatakan bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya di singkat BPJS adalah Badan hukum yang di bentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. Dalam penyelenggaraan jaminan sosial yang dilaksanakan oleh BPJS terbagi menjadi dua yaitu jaminan sosial Ketenagakerjaan dan jaminan sosial Kesehatan. Undang Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menentukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan, program jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS terlaksana dari pelayanan kesehatan tingkat pertama yaitu pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) sampai dengan Rumah Sakit. Maka dari itu pemerintah melalui tanggung jawabnya dalam memenuhi hak warga Negara sebagaimana yang dimuat dalam Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara 1945 maupun Peraturan Perundang Undangan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan membuat program pelayanan kesehatan melalui BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) kesehatan guna tercapainya kualitas pelayanan kesehatan yang baik terhadap warga Negara secara menyeluruh. 1 http://istana-kesehatan.blogspot.co.id/2015/04/makalah-sistem-dan-pelayanankesehatan.html di akses pada tanggal 13 september 2016 3

Upaya pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud di atas, dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial budaya, termasuk ekonomi, lingkungan fisik dan biologis yang bersifat dinamis dan kompleks. Menyadari betapa luasnya hal tersebut, pemerintah melalui sistem kesehatan nasional, berupaya menyelenggarakan kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dan dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Upaya tersebut di selenggarakan dengan menitikberatkan pada pelayanan kesehatan untuk masyarakat luas, guna mencapai derajat kesehatan yang optimal. 2 Mengenai hak atas prioritas dan pelayanan kesehatan di atur pada pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi, Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Dari perumusan tersebut dapat kita maknai bahwa Negara bertanggung jawab secara penuh pada kelangsungan hidup rakyat yang dinaunginya. dan mengenai kewajiban pemerintah juga diatur dalam konstitusi, Pasal 28 I ayat (4) Undang-Undang Dasara Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merumuskan bahwa, Perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab Negara terutama pemerintah. Kemampuan Negara melindungi dan bertanggung jawab dalam konteks hak atas derajat kesehatan yang optimal menjadi suatu acuan sukses atau tidaknya Negara dalam menjalankan fungsi Negara. 2 Bahder Johan Nasution, Hukum Kesehatan Pertanggung Jawaban Dokter, Rineka Cipta, Jakarta 2013, hal.2 4

Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa pada dasarnya masalah kesehatan menyangkut semua segi kehidupan dan melingkupi sepanjang waktu kehidupan manusia, baik kehidupan masa lalu, kehidupan sekarang maupun masa yang akan datang. Dilihat dari sejarah perkembangannya, telah terjadi perubahan orientasi nilai dan pemikiran mengenai upaya memecahkan masalah kesehatan. Proses perubahan orientasi nilai dan pemikiran dimaksud selalu berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan sosial budaya. Kebijakan pembangunan di bidang kesehatan yang semula berupa upaya penyembuhan penderita, secara berangsur angsur berkembang kearah kesatuan upaya pembangunan kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan peran serta masyarakat yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang mancakup 3 : 1) Upaya peningkatan ( promotif ) 2) Upaya pencegahan ( preventif ) 3) Upaya penyembuhan ( kuratif ) 4) Upaya pemulihan ( rehabilitatif ) Pelayanan kesehatan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat. Karena ruang lingkup pelayanan kesehatan menyangkut kepentingan masyarakat banyak maka peranan pemerintah dalam pelayanan kesehatan sangatlah besar. Hanya saja karena masalah kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah masalah masyarakat sendiri 3 Ibid 5

maka dalam menyediakan serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan juga membutuhkan bantuan dari masyarakat. 4 Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk tingkat pertama yang diselenggarakan oleh pemerintah adalah pusat kesehatan masyarakat ( Puskesmas ) fasilitas pelayanan kesehatan ini merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat dalam membina peran serta masyarakat juga memberikan pelayan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat. Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya 5 Selain itu puskesmas dan klinik kesehatan menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang merupakan pusat pelayanan tingkat petama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambugan. hal ini meliputi pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat pribadi dengan tujuan untuk menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, pelayanan kesehatan publik dengan tujuan utamanya memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit. Dalam hal ini puskesmas dan klinik kesehatan di tuntut untuk selalu meningkatkan fasilitas atau sarana kesehatannya untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat pengguna jasa layanan kesehatan. Semakin ketatnya persaingan serta pelanggan semakin selektif dan berpengetahuan mengharuskan puskesmas dan klinik kesehatan selaku penyedia jasa layanan 4 Azwar Azrul,. Menjaga mutu pelayanan kesehatan. Jakarta : Sinar Harapan. Hal. 21 5 Supriyantoro, Tenaga Kesehatan Yang bertugas Di Puskesmas Terpencil Dan Sangat Terpencil Di Daerah Tertinggal, Perbatasan Dan Kepulauan, Jakarta : Raja Grafindo. 2011, Hal.10 6

kesehatan untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan, terlebih dahulu harus diketahui apakah pelayanan yang telah diberikan kepada pasien atau pelanggan selama ini telah sesuai dengan harapan atau belum. 6 Selanjutnya dalam Pasal 4 dan Pasal 24 Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dapat disimpulkan bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal karena itu merupakan hak semua orang. Namun dalam pelaksanaanya pemerintah melalui program BPJS Kesehatan di nilai belum efektif dalam menjalankan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa permasalahan yang terjadi dalam pelayanan kesehatan melalui program BPJS kesehatan. Pelayanan BPJS kesehatan di Indonesia masih perlu perbaikan khususnya di Kota Padang, hal ini disebabkan karena masih banyak terdapat permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan melalui BPJS Kesehatan. Keadaan keuangan ekonomi serta banyaknya penduduk Indonesia juga menjadi kendala tersendiri untuk pelayanan kesehatan di Indonesia. Dari kondisi inilah maka penulis tertarik mengangkat judul penelitian mengenai: PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN OLEH PEMERINTAH MELALUI PROGRAM BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI BENTUK KEWAJIBAN PEMERINTAH DALAM 6 Di akses dari http://www.materikesehatan.com/2015/01/contoh-makalah-evaluasipelayanan.html, pada tanggal 15 september 2015. 7

MEMENUHI HAK WARGA NEGARA UNTUK MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA PADANG B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan pelayanan kesehatan oleh pemerintah melalui program BPJS kesehatan sebagai bentuk kewajiban pemerintah dalam memenuhi hak warga Negara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Kota Padang? 2. Apa kendala kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan oleh pemerintah melalui program BPJS kesehatan sebagai bentuk kewajiban pemerintah dalam memenuhi hak Warga Negara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Kota Padang? C. Tujuan penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pelayanan kesehatan oleh pemerintah melalui program BPJS Kesehatan sebagai bentuk kewajiban pemerintah dalam memenuhi salah satu hak konstitusional warga Negara di Kota Padang. 2. Untuk mengetahui apa saja kendala kendala yang di hadapi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan oleh pemerintah melalui program BPJS 8

Kesehatan sebagai bentuk kewajiban pemerintah dalam memenuhi salah satu hak konstitusional warga Negara di Kota Padang. D. Manfaat penelitian Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis a) Melatih kemampuan dan keterampilan penelitian ilmiah sekaligus setelah itu dapat menjabarkannya dalam hasil berbentuk skripsi. b) Dapat dipergunakan bagi mereka yang berminat untuk melanjutkan penelitian ini dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teori teori yang ada di dalamnya. c) Penelitian ini dapat dijadikan literatur dalam memperluas pengetahuan hukum msyarakat. 2. Manfaat praktis a) Dapat memberikan informasi bagi individu dan masyarakat dalam hal mengenai pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS kesehatan. b) Agar dapat dijadikan referensi dan masukan bagi para pihak yang membutuhkan untuk mengetahui kendala serta solusi yang dilakukan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS kesehatan. E. Metode Penelitian Agar tujuan dan manfaat dari peneliti dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan, maka diperlukan suatu metode yang berfungsi sebagai pedoman dalam 9

melaksanakan penelitian, metode yang dugunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Pendekatan masalah metode pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis sosiologis. Yaitu dengan pendekatan masalah melalui peraturan dan teori yang ada kemudian dihubungkan dengan praktek dilapangan atau fakta yang terjadi dalam masyarakat, yang berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan oleh pemerintah melalui program BPJS kesehatan sebagai bentuk kewajiban pemerintah dalam memenuhi salah satu hak konstitusional warga Negara di kota Padang. 2. Sifat penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif, yaitu penulis memberikan gambaran mengenai situasi dan kondisi sebenarnya yang ditemui dalam pelayanan kesehatan kepada peserta BPJS kesehatan. 3. Sumber dan jenis Data a. Sumber data Sumber data yaitu : 1). Penelitian lapangan Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian dilapangan dalam hal ini penulis dapat memperoleh data mengenai peksanaan pelayanan kesehatan oleh pemerintah melalui program BPJS kesehatan sebagai bentuk kewajiban pemerintah dalam memenuhi hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di kota padang. 2). Penelitian Kepustakaan 10

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mencari literatur yang ada, yakni berupa buku buku, peraturan perundang- undangan, dan peraturan lainnya yang terkait yang penulis peroleh di perpustakaan fakultas hukum univeritas andalas, perpustakan pusat universitas andalas, serta literatur koleksi pribadi penulis. b. Jenis data jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1). Data primer Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya atau melalui penelitian lapangan (field research) dengan melakukan wawancara di BPJS kesehatan kota padang. 2). Data sekunder Yaitu data yang diperoleh dengan membaca literatur yang di dapat dari bukubuku atau referensi-referensi dan studi dokumen malalui penulusuran pustaka (library research) yang dapat mendukung penuisan ini dalam bentuk laporan. Data sekunder ini terdiri dari: a. bahan hukum primer yaitu bahan dan atau data yang diperoleh berdasarkan ketentuan perundangundangan dan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas, antara lain: 1). Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2). Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia 3). Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 11

4). Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial 5). Permenkes Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional b. bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang erat kaitannya dengan permasalahan yang di bahas dan bahan yang memberikan penjelesan mengenai bahan hukum primer, antara lain : 1). Berbagai literatur yang relevan 2). Karya ilmiah 3). Teori-teori dan pendapat ahli hukum 4.Teknik pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan cara, antara lain : 1. Studi dokumen Penulis memperoleh data dengan cara mempelajari literatur dari buku-buku, peraturan perundang-undangan, serta dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 2. Wawancara Merupakan metode pengumpulan data dengan melakukan Tanya jawab dengan responden. Wawancara tersebut dilakukan langsung dengan pihak BPJS kesehatan kota padang. Pelaksanaan wawancara semi terstruktur, dimana wawancara 12

tersebut dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu dan juga mengembangkan pertanyaan kepada narasumber. 7 4. Pengolahan dan analisis data Setelah memperoleh data, maka langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah : a. Pengolahan data Yakni pengeditan keseluruhan data yang telah terkumpul dan kemudian disaring menjadi suatu kumpulan data yang sesuai dengan rumusan masalah yang sedang diteliti dan dapat dijadikan suatu acuan akurat dalam penarikan kesimpulan nantinya. b. Analisis Data setelah semua data terkumpul, baik data primer maupun data sekunder, data secara kualitatif, yaitu analisis yang dilakukan tidak menggunakan rumus statistik dan data tidak berupa angka-angka, tetapi menggunakan kalimat-kalimat yang merupakan pandangan para pakar, peraturan perundang-undangan, termasuk data yang penulis peroleh dilapangan yang memberikan gambaran secara terperinci mengenai permasalahan sehingga memperlihatkan sifat penelitian yang deskriptif, dengan menguraiakan data yang terkumpul melalui teknik pengumpulan data yang digunakan. Kemudian dideskripsikan ke dalam bab-bab dan menuangkannya dalam sebuah skripsi. 2008. Hal.226 7 Soerjono Soekanto, pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). 13