commit 1to user BAB 1 PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN FILM DOKUMENTER

Keywords: Documentary Movie, Inquiry Learning, Critical Thinking, Learning Outcomes

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang harus diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pembelajaran yang bermutu dapat dilaksanakan dalam berbagai

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

Eliana Yunitha Seran STKIP persada Khatulistiwa, Jl. Pertamina KM 4- Sengkuang- Sintang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan keadaan alam yaitu dengan cara mencari tahu tentang alam secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk menjalankan segala aktivitas atau kegiatan sehari-hari. Contoh dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Materi dalam pembelajaran IPS mengandung konsep-konsep yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

Shinta Arwidya Pendidikan Sosiologi Antropologi,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

Michael Ricy Sambora Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan belajar mempunyai komponen pokok yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perwujudan tersebut tentu tidak terlepas

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN. cenderung menggunakan metode-metode yang monoton, misalnya. yang tradisional, maka apa yang diharapkan oleh pemerintah akan sukar

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak terlepas dari peranan tenaga pendidik, peserta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi. aspek kompetensi pedagogik adalah guru mampu melakukan tindakan

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

ABSTRAK. Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran Think-Pair-Share

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan di kelas V SDN. Cisitu 2

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

BAB I PENDAHULUAN. oleh pembelajaran yang berlangsung. Peranan guru dalam bidang pendidikan. mendapatkan perhatian dari penanggung jawab pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal utama setiap manusia untuk menunjang kehidupan di dalam masyarakat dan kemajuan suatu bangsa. Hal ini dikarenakan manusia mendapatkan segala bentuk pengetahuan melalui pendidikan. Secara umum pendidikan dapat diperoleh oleh setiap individu melalui banyak hal, mulai dari pendidikan formal atau sekolah, pendidikan non-formal, pendidikan in-formal maupun di kehidupan sehari-hari.pendidikan selalu mengalami perkembangannya dari waktu ke waktu, dan selalu ada dari generasi ke generasi. Kemajuan suatu bangsa bisa dilihat melalui kualitasdan kuantitas pendidikan yang diperoleh setiap individu dan masyarakat. Pendidikan merupakan sesuatu yang sengaja dilakukan atau dibentuk oleh individu/kelompok untuk menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang kondusif bagi peserta didik. Usaha sadar disini bisa mencakup beberapa kegiatan seperti penyiapan kurikulum yang memadahi variasi metode dan model pembelajaran oleh pendidik dan pemilihan sumber dan media pembelajaran yang sesuai. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk peserta didik menggali potensi yang dimiliki secara aktif. Sehingga peserta didik menjadi sosok yang berkualitas, baik dari segi intelektual/ kognitif, karakter atau sikap kepribadian/ afektif, maupun bakat atau keterampilan/ psikomotorik (UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Sekolah merupakan salah satu tempat yang menjadi sasaran penyaluran pendidikan secara formal, dan guru berperan sebagai pendidik. Sehingga dalam proses pendidikan yang terjadi di sekolah guru berperan sangat besar dalam menciptakan proses pembelajaran yang kondusif. Hal ini dikarenakan dengan proses pembelajaran yang kondusif, peserta didik diharapkan memperoleh pengalaman belajar dan hasil belajar yang maksimal. commit 1to user

2 Pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dan peserta didik yang didukung sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran menekankan pada proses belajar individu. Pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran, yaitu pendidik (perorangan/kelompok), serta peserta didik (perorangan, kelompok atau komunitas) yang saling melakukan interaksi edukatif. Keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran tergantung pada proses pembelajaran yang diciptakan dan diberikan oleh guru kepada peserta didik(dimyati & Mudjiono, 2010 : 2). Dalam proses pembelajaran pasti ada masalah yang timbul, masalah yang sering muncul adalah hasil belajar peserta didik yang rendah. Hal ini tidak sepenuhnya di sebabkan oleh aktivitas belajar siswa yang rendah. Dalam proses pembelajaran guru memegang peranan penting untuk menciptakan proses belajar yang kondusif yang akan berdampak pada pencapaian hasil belajar yang maksimal. Guru sebagai pendidik dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif baik dari cara mengajar guru, sumber pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar maupun pemanfaatan media pembelajaran yang digunakan. Namun, masih sering dijumpai guru yang mengajar dengan cara-cara konvensional yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan proses pembelajaran seperti sekarang ini. Perubahan paradigma dalam pembelajaran yang berawal dari teacher centermenjadi student centertidak mempengaruhi guru dalam pembelajaran di kelas. Hal ini menyebabkan segala potensi yang dimiliki siswa tidak dapat tergali secara maksimal. Realita pembelajaran yang konvensional bisa dilihat, seperti guru hanya menggunakan metode ceramah duduk di meja guru dalam menyampaikan materi ajar di kelas, sumber belajar yang digunakan hanya berupa buku LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berisi rangkuman materi secara garis besar dan tidak ada media pembelajaran inovatif yang digunakan di dalam kelas. Model pembelajaran seperti ini menyebabkan proses pembelajaran yang kurang menyenangkan dan menyebabkan siswa kurang mengembangkan pemikirannya dalam proses pembelajaran. Selain itu, dalam pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran yang inovatif dan

3 kreatif sehingga dalam penyampaian materi siswa tidak terlalu paham mengenai konsep pembelajaran yang disampaikan guru. Selain itu, pembelajaran konvensional menyebabkan siswa pasif dalam pembelajaran. Siswa kurang mengembangkan kemampuan berpikir kritis karena siswa tidak dilibatkan aktif dalam pembentukan konsep. Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa adalah metode, model atau media pembelajaran yang digunakan oleh guru saat pembelajaran.guru lebih sering menggunakan metode pembelajaran yang belum melibatkan siswa secara aktif, dan kurang melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Pelajaran sosiologi adalah pelajaran yang melatih siswa untukmelihat fenomena sosial yang terjadi di dalam masyarakat dan siswa dituntut harus mampu berpikir kritis. Dengan memiliki kemampuan berpikir kritis, siswa akan mampu menganalisis pertanyaan dan mencari solusi dari masalah yang ada sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Berpikir kritis merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang kompleks tidak bisa dibentuk secara instan yang meliputi kemampuan mengkonsep, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi informasi dan menyimpulkan suatu pokok bahasan. Pengembangan ketrampilan tersebut bisa dilakukan melalui proses pembelajaran yang kondusif dan inovatif. Hal ini terjadi pada kelas XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo. Pada saat peneliti melakukan pra tindakan di kelas dapat diidentifikasi beberapapermasalahan, antara lain : 1. Guru cenderung menggunakan model pembelajaran ceramah dalam setiap proses pembelajaran. Suara guru dalam menjelaskan materi pelajaran melalui metode ceramah pun pelan mengakibatkan antusias belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran menjadi berkurang. 2. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru hanya berupa papan tulis dan buku LKS, sehingga dalam pembelajaran siswa hanya terpaku pada papan tulis dan LKS

4 3. Situasi pembelajaranterasa menegangkan karena guru mengharuskan semua siswa untuk diam mendengarkan penjelasan guru dari meja guru 4. Siswa terlihat pasif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, walaupun siswa terlihat tenang dan diam tapi mereka tidak secara aktif dilibatkan dalam pembelajaran. Karena tidak paham dengan konsep materi yang disampaikan oleh guru siswa menjadi kurang kritis terhadap apa yang disampaikan oleh guru, Siswa hanya mendengarkan saja 5. Siswa terlihat panik jika guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Terlebih ketika siswa diminta untuk memberikan contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan menganalisis kasus. Dengan kata lain siswa mengalami kesulitan memahami materi ajar yang disampaikan oleh guru yang kemudian di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. 6. Siswa dibagian belakang banyak yang mengantuk, bercerita dengan teman satu bangku dan kadang-kadang membuat gaduh suasana kelas untuk menghilangkan kebosanan 7. Sumber belajar utama yang digunakan guru adalah LKS Sosiologi 8. Siswa tidak pernah melakukan diskusi kelompok dan dipresentasikan di depan kelas. 9. Hasil belajar siswa kurang memuaskan, hal ituterlihat dari hasil test pratindakan dimana masih banyak siswa yang hasil belajarnya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Batas KKM matapelajaran Sosiologi SMA Negeri Gondangrejo adalah 75. Sedangkan nilai test pratindakan yang diperoleh siswa XI IPS 1 SMA N 2 Suarakarta, sejumlah 13 siswa memenuhi KKM dengan nilai antara 75 sampai dengan 85. Sementara 21 siswa yang lain masih berada di bawah KKM yakni dengan nilai antara 45 sampai dengan 74. Berdasarkan identifikasi di atas peneliti bersama guru melakukan refleksimengenai permasalahan yang dianggap paling penting dan harus segera

5 diatasi. Peneliti dan guru sepakat bahwa permasalahan utama yaitu model, sumber, dan media pembelajaran yang kurang inovatif karena selama ini guru hanya menggunakan metode ceramah, LKS dan Papan Tulis. Pemilihan model, sumber dan media pembelajaran yang tepat untuk menunjang pengembangan kemampuan berpikir kritis merupakan hal yang penting. Oleh sebab itu, peneliti bersama guru berencana menggunakan model pembelajaran inkuiri. Inkuiri merupakan model pembelajaran yang membimbing siswa untuk memperoleh dan mendapatkan informasi serta mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan yang dirumuskan. Dalam model pembelajaran inkuiri siswa terlibat secara mental dan fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Jadi dengan pembelajaran inkuiri guru bisa mengembangan kemampuan berpikir kritis siswa di dalam proses pembelajaran di kelas. Selain untuk menunjang pengembangan kemampuan berpikir kritis model pembelajaran inkuiri dipilih karena kondisi siswa yang tidak bisa kondusif jika menggunakan pembelajaran dengan tipe permainan. Pembelajaran inkuiri bisa dilakukan secara mandiri maupun berkelompok, disesuaikan dengan kebutuhan. Pembelajaran inkuiri menuntut siswa untuk aktif menemukan konsep pembelajaran sendiri melalui kajian berbagai sumber pembelajaran (Anam, 2015: 4). Siswa akan membuat asumsi sendiri dari mulai mencari informasi sampai membuat kesimpulan berdasarkan pengalaman yang dimiliki oleh siswa. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa untuk menemukan konsep dengan mengajukan berbagai pertanyaan dan pernyataan untuk memancing kemampuan berpikir kritis siswa. Dengan demikian siswa akan mencari berbagai sumber belajar atau berdiskusi untuk menemukan jawaban. Peneliti dan guru memilih media belajar berupa film dokumenter. Alasan peneliti dan guru memilih film dokumenter karena film dokumenter merupakan media audio visual yang dapat meningkatkan antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Siswa akan lebih tertarik jika dalam pembelajaran menggunakan media audio visual. Selain itu film dokumenter merupakan sebuah film

6 yang alur ceritanya sesuai dengan realita yang ada atau film dokumenterdisebut film non fiksi (Munadi, 2008: 117). Sehingga siswa bisa belajar untuk melihat kondisi sosial masyarakat indonesia tanpa harus menempuh jarak yang jauh dan menghabiskan banyak waktu untuk mengamati satu persatu kondisi sosial masyarakat indonesia. film dokumenter mempermudah guru untuk menghadirkan realita masyarakat yang sesungguhnya di dalam kelas. Dari beberapa permasalahan yang teridentifikasioleh peneliti, maka peneliti dapat memfokuskan penelitian pada perbaikan penggunaan media dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Media dan model yang digunakan adalah film dokumenter dan model pembelajaran inkuiri. Sehingga denganmedia dan model pembelajaran penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Sehingga diharapkan siswa memiliki pemahaman mendalam mengenai materi atau bahan ajar Bertolak dari beberapa permasalahan di atas, maka peneliti ingin melakukan suatu penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul PEMANFAATAN FILM DOKUMENTER DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diutarakan di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah Pemanfaatan Film Dokumenter Dalam Pembelajaran Inkuiri Dapat Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo Tahun Ajaran 2015/2016?

7 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Sosiologi melalui Pemanfaatan Film Dokumenter dalam Pembelajaran InkuiriSiswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo Tahun Pelajaran 2015/2016 D. Manfaat Hasil Penelitian Setelah dilakukannya penelitian ini, hasil dari penelitian tindakan kelas diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Bagi Guru a. Manfaat Teoretis 1) Memperkaya khasanah pengetahuan bagi guru dalam mengajar. b. Manfaat Praktis 1) Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam perbaikan kualitas mengajar guru dalam mewujudkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. 2) Guru mampu untuk bersikap reflektif agar dapat memecahkan segala permasalahan dalam proses pembelajaran. 3) Diharapkan mampu untuk meningkatkan profesionalitas guru. 2. Bagi Peserta Didik (Siswa) Dengan Pemanfaatan Film Dokumenter Dalam Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Sosiologi Siswa diharapkan nantinya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa di Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo. 3. Bagi Sekolah Sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran, dan menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun program peningkatan proses pembelajaran pada tahap selanjutnya.