1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA BALITA OVERVIEW ATTITUDE OF NURSES IN COMMUNICATION THERAPEUTIC IN CHILDREN

OBEDIENCE OF NURSE IN IMPLEMENTING STANDART OPERATING PROCEDURE OF INFUSION INSERTION WITH THE PHLEBITIS

BAB I PENDAHULUAN. secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. spesifik, sehingga dapat dikembangkan setinggi-tingginya. Hal. ini. Ada beberapa kategori tingkat pendidikan seperti perawat

BAB I PENDAHULUAN. menjalani rawat inap. ( Wahyunah, 2011). Terapi intravena berisiko untuk terjadi komplikasi lokal pada daerah pemasangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat, pada awalnya merawat adalah instinct atau naluri.

BAB I PENDAHULUAN. (Permenkes RI No. 340/MENKES/PER/III/2010). Dalam memberikan

HUBUNGAN PERAWATAN INFUS DENGAN TERJADINYA FLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS. Sutomo

Universitas Tribhuwana Tunggadewi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. (smeltzer, 2002). Tetapi karena terapi ini diberikan secara terus menerus dan dalam

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG TERAPI INFUS (INTRAVENA) DENGAN KEJADIAN FLEBITIS DI IRINA A BAWAH RSUP PROF. DR. R. D.

PERSEPSI PERAWAT TENTANG PENDELEGASIAN TUGAS KEPALA RUANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KERJA PERAWAT

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dirumah sakit merupakan bentuk

HUBU GA KEPATUHA PERAWAT DALAM ME JALA KA SOP PEMASA GA I FUS DE GA KEJADIA PHLEBITIS

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien di rumah sakit adalah suatu upaya yang mendorong rumah sakit untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian obat secara intravena (Smeltzer & Bare, 2001).

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

HUBUNGAN JENIS CAIRAN DAN LOKASI PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN FLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

JURNAL STIKES. ISSN Volume 7, Nomor 1, Juli 2014, halaman DAFTAR ISI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada pasien yang membutuhkan akses vaskuler (Gabriel, 2008). Lebih

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU TAMAN KANAK-KANAK TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF

TINGKAT PENGETAHUAN DALAM PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT RADANG SENDI PADA PASIEN USIA TAHUN

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

BAB I PENDAHULUAN. penangan oleh tim kesehatan. Penanganan yang diberikan salah satunya berupa

HUBUNGAN ANTARA KESESUAIAN UKURAN DAN LETAK PEMASANGAN INTRAVENA CATHETER TERHADAP KEJADIAN PHLEBITIS DI RSUD UNGARAN

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

HUBUNGAN SUPERVISI DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS SESUAI SPO OLEH PERAWAT PELAKSANA

Hubungan Kepatuhan Perawat dalam Cuci Tangan Enam Langkah Lima Momen dengan Kejadian Phlebitis di RSI Kendal.

UPAYA PERAWAT DALAM PENCEGAHAN PHLEBITIS PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

DAMPAK TERAPI INTRAVENA PADA BALITA BERDASAR VIP (VISUAL INFUSION PHLEBITIS) SCORE

HUBUNGAN LAMA PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN PLEBITIS DI SMC RS. TELOGOREJO

ERIYANTO NIM I

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pedoman Manajerial Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PASIEN DALAM PENGGANTIAN POSISI INFUS DI RUANG SHOFA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN

ABSTRAK HUBUNGAN PEMBERIAN INJEKSI INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT TK II PELAMONIA MAKASSAR.

ABSTRAK. Kata kunci : tingkat pendidikan, masa kerja perawat, tindakan pemasangan infus sesuai standart operating procedure

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semua pasien yang dirawat di rumah rakit setiap tahun 50%

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PASIEN DALAM PENGGANTIAN POSISI INFUS DI RUANG SHOFA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG METODE PENURUNAN BERAT BADAN PADA MAHASISWA OVERWEIGHT DI STIKES RS. BAPTIS KEDIRI

59 KEPUASAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN USIA PADA IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. Masa neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

Hubungan Prosedur Pemasangan Infus dengan Kejadian Plebitis Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Majene

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

PEMBERIAN OBAT MELALUI IV TERHADAP KEJADIAN PLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS ABSTRAK

TEHNIK ASEPTIK PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN FLEBITIS PADA ANAK DI RSUD ZAINOEL ABIDIN ACEH

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN KEPATUHAN KONTROL PADA PASIEN TUBERCULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN RS BAPTIS KEDIRI

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

HUBUNGAN PROSEDUR PEMBERIAN TERAPI CAIRAN INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS PADA PASIEN BALITA DI RSIA IPHI BATU ABSTRAK

HUBUNGAN PENGGANTIAN JARUM INFUS SETIAP TIGA HARI DENGAN KEJADIAN PLEBITIS DI RUMAH SAKIT WAVA HUSADA KEPANJEN MALANG SKRIPSI

HUBU GA LAMA PEMASA GA I FUS DE GA KEJADIA PLEBITIS DI RSUD TUGUEJO SEMARA G ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia antara lain sebagai alat transportasi nutrien, elektrolit dan

HUBUNGAN LAMANYA PEMASANGAN KATETER INTRAVENA DENGAN KEJADIAN FLEBITIS DI RUANG PENYAKIT DALAM RSU JEND. A. YANI METRO TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PEMBERIAN OBAT DENGAN PENERAPAN PRINSIP 7 (TUJUH) BENAR PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG

HUBUNGAN ANTARA LOKASI PENUSUKAN INFUS DAN TINGKAT USIA DENGAN KEJADIAN FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP DEWASA RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN FLEBITIS DI RUANG MAWAR RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

HUBUNGAN ANTARA TEHNIK INSERSI DAN LOKASI PEMASANGAN KATETER INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RSUD AMBARAWA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PERAWAT TERHADAP PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL KEJADIAN PHLEBITIS DI RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2014

PENTINGNYA PERILAKU EMPATI PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA TERHADAP KEJADIAN PHLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN ANTENATAL CARE

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah (RSUD) Prof. DR. Aloe Saboe kota Gorontalo. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Mei s.

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Kriteria pasien dikatakan mengalami infeksi

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Ponorogo, bermaksud melaksanankan penelitian dengan judul Perilaku

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG TERAPI INFUS DENGAN KEJADIAN PLEBITIS DAN KENYAMANAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP DI RSUD INDRAMAYU

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. sekaligus tempat perawatan bagi orang sakit. Menurut Hanskins et al (2004)

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS PARU PADA KELUARGA ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PENERAPAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI RUANG RAWAT INAP RSDM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN PERAWATAN INFUS DENGAN TERJADINYA FLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS DI PUSKESMAS KRIAN SIDOARJO

Dian Taviyanda. Keyword : Perception, Therapeutic Communication, Nurse

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

PREVALENSI PHLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DENGAN INFUS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMAL (Studi di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Sayidiman Magetan)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Ade Indriya Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 15 Januari : TASBI blok J No. 12, Medan

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KONDISI KESEHATAN DAN KEBERSIHAN MULUT PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

Transkripsi:

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI DESCRIPTION OF NURSE IN THE PREVENTION OF BEHAVIOR IN THE EVENT OF PLEBITIS INPATIENT KEDIRI BAPTIST HOSPITAL Aries Wahyuningsih, Srinalesti Mahanani STIKES RS. Baptis Kediri Jl. Mayjend. Panjaitan No. 3B Kediri Telp. (0354) 683470 Email: nalesti.mahanani@gmail.com ABSTRAK Perilaku perawat dalam mencegah terjadinya flebitis sangat penting dengan melakukan penggantian kateter infus sebaiknya dilakukan selama 48-72 jam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku perawat dalam mencegah terjadinya flebitis di ruang rawat inap Rumah Sakit Baptis Kediri. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskripsi. Populasi adalah perawat ruang rawat inap Rumah Sakit Baptis Kediri. Sampel dari penelitian ini adalah 104 responden dan diambil oleh Stratified Random Sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah perilaku perawat dalam mencegah terjadinya flebitis. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan check list. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas yang memiliki perilaku yang baik adalah 97 responden (93%). Kesimpulan dari penelitian ini perilaku perawat dalam mencegah terjadinya flebitis di ruang rawat inap Rumah Sakit Baptis Kediri adalah mayoritas baik. Kata kunci: Perawat, flebitis, perilaku ABSTRACT Behaviour of nurses in preventing phlebitis is very important to perform the replacement of the infusion catheter should be done for 48-72 hours. The purpose of this study was to determine the behavior of nurses in preventing the occurrence of phlebitis in the inpatient unit Kediri Baptist Hospital. The design used in this study is the description. The population was nursing inpatient Kediri Baptist Hospital. Samples of this research is 104 respondents and was taken by Stratified Random Sampling. The variable in this study is the behavior of nurses in preventing phlebitis. Data were collected by questionnaire and a check list. The results showed that the majority who have good manners is 97 respondents

(93%). The conclusion of this study the behavior of nurses in preventing the occurrence of phlebitis in the inpatient unit Kediri Baptist Hospital is a good majority. Keywords: Nurses, phlebitis, behavior 2 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 3. (1) Januari 2017 ISSN. 2407-7232 Pendahuluan Flebitis didefinisikan sebagai inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia maupun mekanik. Hal ini dikarakteristik dengan adanya daerah yang memerah dan hangat di sekitar daerah penusukan atau sepanjang vena, seperti atau rasa lunak di daerah penusukan atau sepanjang vena dan pembengkakan. Insiden flebitis meningkat sesuai dengan lamanya pemasangan jalur intravena, komposisi cairan atau obat yang diinfuskan (terutama ph dan tonisitasnya), ukuran dan tempat kanula dimasukkan, pemasangan jalur IV yang tidak sesuai dan masuknya mikroorganisme pada saat penusukan (Smeltzer and Bare, 2010). Pengetahuan perawat tentang pencegahan flebitis meliputi: teknik aseptik yang harus digunakan selama pemasangan, ukuran kateter dan ukuran jarum harus sesuai dengan vena, harus mempertimbangkan komposisi cairan dan medikasi saat memilih daerah penusukan, observasi setiap jam tempat penusukan untuk mendeteksi adanya komplikasi dan menempatkan kateter atau jarum dengan baik (Smeltzer and Bare, 2010). Perilaku perawat dalam mencegah terjadinya flebitis dengan cara melakukan penggantian kateter infus sebaiknya dilakukan dalam waktu 48-72 jam setelah pemasangan (La Rocca, 2009). Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya flebitis, perawat dituntut bertanggung jawab memberikan praktek keperawatan yang aman dan efektif serta bekerja dalam lingkungan yang memiliki standar klinik yang tinggi (Mahlmeister, 1999). Akibat perilaku yang tidak tepat akan menyebabkan flebitis. Dampak dari flebitis adalah nyeri yang terlokalisasi, kemerahan, rasa hangat dan pembengkakan di sekitar penusukan atau sepanjang vena, imobilisasi eksterna, karena rasa tidak nyaman, kecepatan aliran tersendat, demam, malaise (Smeltzer and Bare, 2002). Apabila perawat memiliki pengetahuan dan perilaku yang baik dalam pemberian asuhan keperawatan khususnya dalam pencegahan terjadinya flebitis akan menimbulkan kepuasan pada pasien sehingga pasien akan kembali menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit. Hal ini dapat meningkatkan income rumah sakit. Dan sebaliknya apabila perawat memiliki pengetahuan dan perilaku yang kurang baik, dapat mengurangi kualitas asuhan keperawatan sehingga dapat merugikan pasien. Pasien merasa dirugikan, tidak mau kembali menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di rumah sakit sehingga income rumah sakit menurun. Dengan adanya tingkat pengetahuan yang tinggi pada diri perawat diharapkan perilaku perawat dalam mencegah flebitis dapat dimaksimalkan Perilaku pencegahan flebitis meliputi perawat harus menggunakan teknik aseptik selama pemasangan, menggunakan ukuran kateter dan ukuran jarum yang sesuai untuk vena, mempertimbangkan komposisi cairan dan medikasi ketika memilih daerah

penusukan, mengobservasi tempat penusukan setiap jam untuk mendeteksi adanya komplikasi dan menempatkan kateter atau jarum dengan baik (Smeltzer and Bare, 2010). Selain itu untuk mencegah terjadinya flebitis juga bisa dilakukan dengan cara merotasikan tempat penusukan intravena setiap 48 jam sampai 72 jam. Fiksasi kateter untuk mencegah gerakan pada vena, bilas kateter setelah setiap memberikan obat (La Rocca, 2009). Berdasarkan uraian di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Perilaku Perawat dalam Pencegahan Terjadinya Flebitis di Ruang Rawat Inap RS. Baptis Kediri Metodologi Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2016 sampai dengan 6 September 2016. Variabel dalam penelitian ini adalah perilaku perawat Hal: 1-5 Gambaran Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Terjadinya Flebitis di Ruang Rawat Inap RS. Baptis Kediri 3 dalam pencegahan terjadinya flebitis. Pada penelitian ini populasinya adalah semua perawat di Ruang Rawat. Besar sampel dalam penelitian dengan ditentukan dengan menggunakan rumus estimasi proporsi. Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak 140 perawat. Jadi besar sampel yang didapatkan adalah 104 perawat. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Stratified Random Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan strata atau kedudukan subjek (seseorang) di masyarakat (Nursalam, 2010). Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar kuesioner dan lember observasi. Pertanyaan dibagi menjadi dua bagian yaitu pertama tentang data demografi dengan jumlah 4 pertanyaan (umur, pendidikan, masa kerja, jenis kelamin), kedua tentang data khusus yang meliputi pengetahuan dan perilaku. Pertanyaan mengenai pengetahuan dalam bentuk pilihan jawaban tunggal dengan 3 pilihan jawaban dengan jumlah 20 soal. Sedangkan untuk mengetahui perilaku perawat dengan menggunakan check list. Peneliti akan mengobservasi perilaku perawat dalam mencegah terjadinya flebitis dengan cara bila dilakukan diberi tanda check ( ) pada lajur ya dan bila tidak dilakukan diberi tanda check ( ) pada lajur tidak dengan jumlah item yang diobservasi sebanyak 20 item, setelah data terkumpul akan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Hasil Penelitian Tabel 1. Tabel Distribusi Perilaku Perawat dalam Pencegahan Terjadinya Flebitis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Baptis Kediri pada Tanggal 11 Agustus 2016 sampai dengan 6 September 2016. (n=104) Perilaku Perawat Frekuensi Prosentase Baik Cukup Kurang 97 7 0 93% 7% 0% Jumlah 104 100 %

Dari data di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden dengan perilaku baik yaitu sebanyak 97 responden (93%). Pembahasan Perilaku Perawat dalam Pencegahan Terjadinya Flebitis Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 11 Agustus 2016 sampai dengan 6 September 2016 terhadap 104 responden didapatkan responden yang memiliki perilaku baik sebanyak 97 responden (93%), perilaku cukup sebanyak 7 responden (7%) dan tidak ada responden yang memiliki perilaku kurang sebanyak 0 responden (0%). Jadi mayoritas responden memiliki perilaku baik dalam pencegahan terjadinya flebitis. Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2003). Perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicaram, bereaksi, berpakaian. Perilaku perawat dalam pencegahan terjadinya flebitis dengan cara: menggunakan teknik aseptik selama pemasangan, menggunakan ukuran kateter dan ukuran jarum yang sesuai untuk vena, mempertimbangkan komposisi cairan dan medikasi ketika memilih daerah penusukan, mengobservasi tempat penusukan akan adanya komplikasi 4 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 3. (1) Januari 201 apapun setiap jam, menempatkan kateter atau jarum dengan baik. Hasil penelitian didapatkan mayoritas responden memiliki perilaku baik dalam pencegahan terjadinya flebitis. Hal ini dipengaruhi oleh umur, pendidikan dan masa kerja responden. Hasil penelitian didapatkan paling banyak responden dengan umur 21-30 tahun yaitu sebanyak 30 responden (29%) dan ditunjang oleh data tabulasi silang yang didapatkan responden terbanyak memiliki perilaku dalam pencegahan terjadinya flebitis baik dengan umur 26-30 tahun yaitu sebanyak 29 responden (30%). Pada rentang umur tersebut daya kecerdasan juga optimal sehingga pengetahuan yang dimiliki juga semakin baik. Dengan pengetahuan yang baik dapat memicu perilaku yang baik pula pada perawat khususnya dalam pencegahan terjadinya flebitis. Selain umur, pendidikan responden juga dapat mempengaruhi hasil penelitian ini, dimana didapatkan sebagian besar responden dengan pendidikan DIII Keperawatan yaitu sebanyak 77 responden (74%) dan ditunjang oleh hasil tabulasi silang yang didapatkan responden terbanyak memiliki perilaku dalam pencegahan terjadinya flebitis baik dengan pendidikan DIII Keperawatan yaitu sebanyak 72 responden (74%). Perawat dengan pendidikan DIII Keperawatan yang sebagian besar lulusan dari STIKES RS. Baptis Kediri sehingga sudah memahami dengan baik tentang pencegahan terjadinya flebitis dengan mentaati Standart Asuhan Keperawatan (SAK) dan Standart Operasional Prosedur (SOP) yang ada di Rumah Sakit Baptis Kediri. Masa kerja responden juga dapat mempengaruhi hasil penelitian ini, dimana didapatkan paling banyak responden dengan masa kerja 6-10 tahun yaitu sebanyak 34 responden (33%) dan ditunjang oleh hasil tabulasi silang yang didapatkan responden terbanyak memiliki perilaku dalam pencegahan terjadinya flebitis baik dengan masa kerja 6-10

tahun yaitu sebanyak 31 responden (32%). Semakin lama seorang bekerja maka makin banyak pengalaman yang diperolehnya. Pengalaman dapat di peroleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman berpengaruh pada seseorang dalam membuat keputusan dan pembentukan sikap khususnya dalam berperilaku untuk mencegah terjadinya flebitis. Semakin lama bekerja maka semakin banyak pengalaman yang didapatkan sehingga dengan pengalaman yang banyak maka seseorang sudah terbiasa untuk berperilaku yang baik. Kesimpulan Perilaku perawat dalam pencegahan terjadinya flebitis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Baptis Kediri didapatkan mayoritas responden memiliki perilaku baik yaitu sebanyak 97 responden (93%). Saran Setelah dilakukan penelitian ini maka peneliti perlu menyampaikan saran-saran bagi pasien Klien hendaknya bersikap kritis saat dilakukan penggantian kateter infus karena bertujuan untuk mencegah terjadinya flebitis sehingga asuhan keperawatan yang diberikan perawat dapat maksimal. Saran bagi Perawat yaitu perawat hendaknya mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan terjadinya flebitis agar dapat menentukan perilaku yang tepat dalam pencegahan terjadinya flebitis. La Rocca, Joanne. (2009). Terapi Intravena. Jakarta : EGC. Meliono, Irmayanti. (2007). Pengetahuan.http://id.wikipedia.org/wiki/ Tanggal 15 Maret 2009 Jam 10 am. Hal: 1-5 Gambaran Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Terjadiny Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsipprinsip Dasar. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (2010). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC. Siswanto, M. Muhammad. (2006). Reformasi Keperawatan Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC. Smeltzer. (2010). Standart Operasional Prosedur Pemasangan Infus Intravena. http:www. jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php /Search.html?act=tampil&id. Diakses tanggal 11 November 2016. Daftar Pustaka