III. METODE PENELITIAN. penelitian adalah pada Tahun Ajaran 2013/2014. yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Labuhan Ratu Kecamatan Labuhan

UPAYA MENGURANGI PERILAKU BULLYING DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Bandar Lampung dan waktu

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat dipertanggung

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah yang berlokasi di Jalan SMA

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Kota Metro. Waktu penelitian

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 3 Natar dan waktu pelaksanaan. penelitiannya pada tahun pelajaran 2014/2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Natar yang beralamatkan Jl. Mawar no.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono yang berlokasi

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono. terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Baradatu. Waktu penelitian. adalah pada tahun pelajaran 2014/2015.

BAB III METODE PENELITIAN. teori yang dikembangkan oleh Coloroso (2006:43-44), yang mengemukakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu metode yang sesuai dengan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011). Penggunaan metode

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugi yono, 2012). dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari kualifikasinya, maka penelitian ini berfungsi sebagai penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan metode merupakan syarat yang sangat penting agar mendapatkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Oleh karena itu dalam bab tiga ini

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung yang berlokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu Sugiyono(2014:2). Penggunaan metode dimaksudkan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah.

METODE PENELITIAN. ini adalah pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. eksperimental atau eksperimen semu. Penelitian quasi eksperimental dapat

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMA Bina Mulya Kota Bandar Lampung dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian memegang peranan penting dalam suatu penelitian, karena

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA PGRI 1 Tumijajar. Waktu penelitian ini. adalah pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. ilmiah yang akurat dan dapat dipercaya.karena penelitian ini dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang

METODE PENELITIAN. menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah.

III. METODOLOGI PENELITIAN. penting untuk mendapatkan hasil yang optimal.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:3).

III. METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan dan menganalisa data penelitiannya. Metode dalam sebuah

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BULLYING. I. Pendahuluan

III. METODOLOGI PENELITIAN. menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. di SMP Wiyatama Bandar Lampung yang dilaksanakan pada semester genap

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data sampai pada tahap. pengambilan kesimpulannya (Sutedi, 2009: 53).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai efektivitas program pelatihan dalam mengembangkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini diadakan Pre-test atau tes awal sebelum kegiatan eksperimen. Data hasil tes awal.

III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:117). Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pra eksperimen (pre

III. METODE PENELITIAN. Banyak jenis penelitian yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Dalam metode eksperimen terdapat beberapa bentuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode, Bentuk, dan Rancangan Penelitian. Sugiyono (2013: 2) bahwa Metode penelitian adalah cara ilmiah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Trimulya Kecamatan Tanjung Bintang. semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kelompok kontrol dan subjek tidak dipilih secara random. Hasil O1 X

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah I Gisting yang berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (experimental

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dirumuskan, maka jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

38 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Waktu penelitian adalah pada Tahun Ajaran 2013/2014. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2010). Sedangkan untuk desain penelitian, peneliti menggunakan quasi experimental designs dengan jenis yang digunakan adalah time series design, yaitu pelaksanaan eksperimen yang dilakukan dengan memberikan perlakuan X terhadap subyek. Sebelum diberikan perlakuan subyek diberikan pre test sampai empat kali (O 1 O 2 O 3 O 4 ), dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan (X), kemudian setelah diberi perlakuan diberi post test sebanyak empat kali (O 5 O 6 O 7 O 8 ). Dalam penelitian ini sebelum diberikan perlakuan dengan konseling kelompok, subjek diberi pretest sebanyak empat kali dengan menggunakan

39 instrumen observasi dengan tujuan untuk menentukan perolehan skor sebelum perlakuan. Dan selanjutnya subjek tersebut diberikan perlakuan dengan melakukan konseling kelompok. Setelah diberikan perlakuan menggunakan konseling kelompok, siswa tersebut diberikan posttest sebanyak empat kali, yaitu dengan menggunakan instrumen observasi yang sama dengan yang sebelumnya untuk menentukan skor setelah perlakuan. Dan hasil dari kedua tes tersebut dibandingkan untuk menguji apakah perlakuan yang telah diberikan memberi perubahan pada perilaku bullying di Sekolah. Berikut akan digambarkan dalam bentuk bagan: Sebelum perlakuan Treatment Setelah perlakuan O 1 O 2 O 3 O 4 X O 5 O 6 O 7 O 8 Keterangan : Gambar 3.1 Time Series Design (Sugiyono,2010) O 1 : Pengukuran pertama berupa pretest untuk mengukur tingkat perilaku bullying di sekolah pada siswa sebelum diberi perlakuan yang diukur dengan menggunakan instrumen observasi perilaku bullying. O 2 : Pengukuran ke dua berupa pretest untuk mengukur tingkat perilaku bullying di sekolah dan melihat kestabilan perilaku siswa sebelum diberi perlakuan yang diukur dengan menggunakan instrumen observasi perilaku bullying yang sama seperti pada pengukuran pertama.

40 O 3 : Pengukuran ke tiga berupa pretest untuk mengukur tingkat perilaku bullying di sekolah dan melihat kestabilan perilaku siswa sebelum diberi perlakuan yang diukur dengan menggunakan instrumen observasi perilaku bullying yang sama seperti pada pengukuran sebelumnya. O 4 : Pengukuran ke empat berupa pretest untuk mengukur tingkat perilaku bullying di sekolah dan melihat kestabilan perilaku siswa sebelum diberi perlakuan yang diukur dengan menggunakan instrumen observasi perilaku bullying yang sama seperti pada pengukuran sebelumnya. X : Pelaksanaan layanan konseling kelompok terhadap subjek penelitian. O 5 : Pengukuran ke lima berupa posttest untuk mengukur tingkat perilaku bullying di sekolah pada siswa sesudah diberi perlakuan yang diukur dengan menggunakan instrument observasi perilaku bullying yang sama seperti pada pengukuran pretest. O 6 : Pengukuran ke enam berupa posttest untuk mengukur tingkat perilaku bullying di sekolah dan melihat kestabilan perilaku siswa sesudah diberi perlakuan yang diukur dengan menggunakan instrument observasi perilaku bullying yang sama seperti pada pengukuran pretest. O 7 : Pengukuran ke tujuh berupa posttest untuk mengukur tingkat perilaku bullying di sekolah dan melihat kestabilan perilaku siswa sesudah diberi perlakuan yang diukur dengan menggunakan instrument observasi perilaku bullying yang sama seperti pada pengukuran pretest.

41 O 8 : Pengukuran ke delapan berupa posttest untuk mengukur tingkat perilaku bullying di sekolah dan melihat kestabilan perilaku siswa sesudah diberi perlakuan yang diukur dengan menggunakan instrument observasi perilaku bullying yang sama seperti pada pengukuran pretest. C. Subjek Penelitian Arikunto (2006) mengemukakan bahwa, subjek penelitian merupakan subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti atau sasaran peneliti. Subjek penelitiaini diambil dari siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang melakukan tindakan bullying di Sekolah. Hal ini dilakukan karena siswa kelas VIII merupakan siswa yang memiliki tingkatan kelas lebih tinggi dari siswa kelas VII. Selain itu, siswa kelas VIII belum memiliki kegiatan sekolah yang cukup padat seperti kelas IX, sehingga diperkirakan dapat melakukan tindakan bullying terhadap teman atau adik tingkat di Sekolah. Untuk menjaring subjek, peneliti melakukan wawancara dengan guru BK mengenai siswa yang memiliki kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti agar sesuai dengan keberadaan masalah dan jenis data yang ingin dikumpulkan. Kemudian, berdasarkan hasil rekomendasi guru BK tersebut peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas subjek dan teman sekelas subjek. Pengambilan subjek ini ditentukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya kriteria tertentu. Adapaun kriteria dalam pengambilan subjek ini yaitu:

42 1. Siswa kelas VIII SMP N 19 Bandar Lampung, karena menurut Quiroz dalam Astuti (2008) bullying yang terjadi di lingkungan sekolah kecendrungan di sebabkan oleh senioritas. Siswa kelas VIII merupakan siswa yang memiliki tingkatan kelas lebih tinggi dari siswa kelas VII. Selain itu, siswa kelas VIII belum memiliki kegiatan sekolah yang cukup padat seperti kelas IX, sehingga diperkirakan dapat melakukan tindakan bullying terhadap teman atau adik tingkat di Sekolah. 2. Siswa yang terindikasi memiliki bentuk-bentuk perilaku bullying seperti bullying fisik, bullying verbal, dan bullying psikologis seperti yang terdaftar dalam lembar observasi. Menurut Djuwita dkk (Argiati, 2010) bentuk-bentuk bullying dapat dikatagorikan sebagai berikut: a. Bentuk bullying berupa kontak fisik langsung antara lain : memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang dalm ruangan, mencubit, mencakar juga termasuk memeras dan merusak barang-barang yang di miliki orang lain. b. Kontak verbal langsung antara lain : mengancam, mempermalukan, merendahkan, menganggu, memberi panggilan nama, memaki, menyebar gosip. c. Bentuk Perilaku non verbal langsung antara lain : melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, biasanya disertai bullying fisik atau verbal. d. Perilaku non verbal tidak langsung dengan mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng. 3. Siswa yang memiliki kriteria nilai perilaku selain A dan B di rapor. Hal ini dilakukan untuk menghindari gap atau perbedaan yang tinggi antar subjek. Kemudian berdasarkan hasil penjaringan subjek diperoleh sepuluh orang yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian. Supaya dalam pemberian perlakuan layanan konseling kelompok lebih efektif, anggota kelompok lebih baik heterogen. Yang dimaksud heterogen dalam penelitian ini yaitu, anggota

43 kelompok atau subjek penelitian terdiri dari laki-laki dan perempuan, subjek berasal dari kelas yang berbeda serta subjek memiliki kecenderungan perilaku bullying yang berbeda-beda. D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Variabel penelitian dapat dinyatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Berdasarkan pengertian variabel di atas, maka penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas penelitian ini adalah konseling kelompok. Sedangkan variabel terikatnya adalah perilaku bullying. 2. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah: a. Bullying Bullying adalah tindakan negatif yang di lakukan seseorang yang merasa memiliki kekuasaan dan kekuatan dengan menyakiti orang lain baik secara mental atau fisik yang merugikan orang lain dan terjadi tidak hanya sekali bahkan dapat berkelanjutan. Adapun bentuk-bentuk perilaku dapat di kelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu perilaku bullying fisik, perilaku bullying verbal, perilaku bulling mental/psikologis. Berdasarkan definisi operasional perilaku bullying tersebut, maka indikator siswa yang memiliki perilaku bullying adalah sebagai berikut:

44 1. Perilaku bullying fisik yaitu perilaku yang dilakukan secara langsung ke korban bullying dengan bentuk tindakan langsung ke orang lain. 2. Perilaku bullying verbal yaitu tindakan yang dilakukan dalam bentuk lisan atau perkataan-perkataan yang di tujukan kepada korban. 3. Perilaku bullying mental/psikologis yaitu. tindakan yang di lakukan oleh pelaku dengan bahasa-bahasa tubuh yang di tunjukan langsung di hadapan korban bullying. b. Konseling Kelompok Layanan konseling kelompok adalah upaya pemberian bantuan kepada siswa melalui kelompok untuk mendapatkan informasi yang berguna mengenai perilaku bullying agar mampu menyusun rencana dan membuat keputusan yang tepat dalam berperilaku, serta untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya dalam menunjang terbentuknya perilaku yang lebih efektif. Kegiatan konseling kelompok terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap pembentukan, peralihan, kegiatan dan penutup. E. Metode Pengumpulan Data Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data untuk memperoleh data yang sejelas-jelasnya. Menurut Arikunto (2002), metode pengumpulan data ialah cara memperoleh data. Peneliti akan menggunakan beberapa metode atau cara untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Berdasarkan uraian tersebut maka dalam penelitian ini penulis menggunakan cara-cara sebagai berikut dalam mengumpulkan data:

45 1. Observasi (Teknik Pokok) Hadi (Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik observasi yang akan digunakan peneliti yaitu observasi terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya. Pada penelitian ini, peneliti akan mengamati perilaku siswa yang berkaitan dengan perilaku bullying. Sesuai dengan indikator penelitian yang akan digunakan, maka peneliti merancang pedoman observasi yang natinya akan digunakan dalam kegiatan observasi. Menurut Nazir (2009) pada pengamatan berstruktur, peneliti telah mengetahui aspek apa dari aktivitas yang diamatinya yang relevan dengan masalah serta tujuan peneliti, dengan pengungkapan yang sistematis untuk menguji hipotesisnya. Seperti yang tercantum dalam pedoman observasi, peneliti telah mengetahui aspek apa saja yang akan diamati dlam penelitiannya. Observasi dalam penelitian ini digunakan saat pre-test, rentang hari selama pertemuan dan post-test. Hal ini dikarenakan yang akan diteliti adalah perilaku siswa, sehingga pengamatan terhadap perubahan perilakunya akan lebih mudah dilakukan. Saat pelaksanaan observasi observer akan mengamati perilaku siswa dalam satu hari selama jam sekolah berlangsung. Dalam pengamatan tersebut

46 akan diperhatikan berapa kali perilaku-perilaku yang menjadi target pengamatan muncul pada siswa (sesuai dengan lembar observasi). Peneliti menggunakan bentuk rating scales dengan 5 alternatif jawaban dalam lembaran observasi, jawaban ini menunjukkan frekuensi muncul atau tidaknya perilaku yang diharapkan saat dilakukan observasi oleh observer. Skor 5 diberikan jika perilaku muncul sebanyak 4 kali, skor 4 juka muncul sebanyak 3 kali, skor 3 jika muncul sebanyak 2 kali, skor 2 jika perilaku muncul sebanyak 1 kali dan skor 1 jika perilaku sama sekali tidak muncul selama observasi. Perhitungan skor pada lembar observasi dilakukan dengan menghitung skor total yang diperoleh dari muncul atau tidaknya perilaku yang diamati. Pada tahap observasi ini perilaku bullying siswa dikategorikan menjadi 3 yaitu: tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mengkategorikannya, terlebih dahulu ditentukan besarnya interval dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: : interval K : nilai tertinggi : nilai terendah : jumlah kategori 2. Wawancara (Teknik Pelengkap) Menurut Sugiyono (2010) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpul data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

47 menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis, tapi hanya berupa garisgaris besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang objek yang akan diteliti. Wawancara dilakukan kepada guru BK untuk mengetahui informasi tentang siswa. Hasil wawancara berupa data tentang siswa yang digunakan peneliti untuk menjaring subjek penelitian. Setelah memperoleh siswa sebagai subjek penelitian, peneliti melakukan wawancara kepada wali kelas dan teman-teman subjek di kelas, hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang akurat tentang subjek yang akan diteliti. F. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Instrumen Validitas merupakan kepercayaan terhadap instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi (Content Validity). Azwar (2012) berpendapat bahwa untuk menguji validitas isi dapat digunakan pendapat para ahli (judgment experts). Ahli yang dimintai pendapatnya adalah 3 orang dosen Bimbingan dan Konseling FKIP Unila yaitu Shinta Mayasari,S.Psi.,M.Psi.,Psi., Ari Sofia,S.Psi.,M.A.,Psi., dan Citra Maharani Abriani,M.Pd.,Kons. Hasil uji ahli menunjukkan bahwa instrumen sudah

48 tepat dan dapat digunakan dengan memperbaiki terlebih dahulu pilihan kalimatnya. 2. Uji Reliabilitas Teknik mencari reliabilitas untuk reliabilitas lembar observasi dalam penelitian ini yaitu menggunakan kesepakatan dua pengamat. Hal ini dikarenakan penelitian ini menggunakan dua orang pengamat. Untuk menentukan toleransi perbedaan hasil pengamatan, digunakan pengetesan reliabilitas pengamatan (Arikunto, 2006). Rumus yang digunakan yaitu: Keterangan: KK = koefisien kesepakatan S = sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama N1 = jumlah kode yang dibuat pengamat I N2 = jumlah kode yang dibuat oleh pengamat II Untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas digunakan kriteria reliabilitas yang diungkapkan oleh Basrowi & Kasinu (2007) sebagai berikut: 0,80-1,00 : sangat tinggi 0,60-0,79 : tinggi 0,40-0,50 : cukup tinggi 0,20-0,39 : rendah 0,00-0,19 : sangat rendah Dalam penelitian ini, instrument observasi yang digunakan oleh peneliti memiliki tingkat reliabilitas sebesar 0,78 dengan kriteria tinggi.

49 G. Teknik Analisis Data Selanjutnya untuk mengetahui keberhasilan penelitian, dengan adanya penurunan perilaku bullying di sekolah setelah pemberian layanan konseling kelompok dapat dihitung menggunakan rumus uji-t (Arikunto,2010), yaitu: t Md 2 x d N( N 1) Keterangan: Md = mean dari deviasi (d) antara post-test dan pre-test xd = deviasi masing-masing subyek (d Md) x 2 d = jumlah kuadrat deviasi N = subyek pada sampel Df = atau db adalah N 1 Rumus di atas digunakan untuk menghitung keefektivitasan treatment/perlakuan yang diberikan kepada subyek penelitian. Rumus ini digunakan untuk data yang berdistribusi normal. Kemudian dianalisis menggunakan rumus t hitung. Dalam pelaksanaan uji t untuk menganalisis kedua data yang berpasangan tersebut, dilakukan dengan menggunakan analisis uji melalui program SPSS (Statistical Package for Social Science) 17. Hasil yang diperoleh dari analisis data yang dilakukan seperti di atas, dapat menunjukkan apakah perilaku bullying di sekolah dapat atau tidak dapat dikurangi dengan diberikan perlakuan berupa layanan konseling kelompok.