85 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam rangka memperoleh data dan informasi, maka lokasi penelitian ini dilakukan pada Pojok Bursa Universitas Mercubuana yang berlokasi di Jl. Meruya Selatan, Kec.Kembangan, Jakarta Barat, 11650. Telp. 021-5840815 Fax. 021-587 1312. Adapun waktu yang dibutuhkan untuk pengumpulan data dan informasi bulan Januari 2014. B. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal. Penelitian kausal adalah penelitian untuk mengetahui pengaruh antara satu variabel atau lebih variabel bebas (independent variabel) terhadap variable terikat (dependent variabel). Penelitian ini memerlukan hipotesis dengan uji statistik. Metode penelitian ini akan menjelaskan hubungan Inflasi, BI Rate dan Kurs Dollar AS terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2009-2013. Dengan meneliti pengaruh variabel inflasi, BI Rate, dan Kurs Dollar AS pada bulan ini (t) terhadap variabel IHSG pada bulan selanjutnya (t+1).
86 C. Variabel Dan Skala Pengukuran 1. Variabel Terikat (dependent Variabel) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat (dependent) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Skala pengukurannya diukur dengan skala rasio. Angka dalam penelitian ini menunjukkan nilai sebenarnya dari objek yang diukur. 2. Variabel Bebas (Independent Variabel) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat Inflasi, BI rate dan Kurs Dollar AS. Skala pengukuran digunakan dengan skala rasio. Angka dalam penelitian ini menunjukkan nilai sebenarnya dari objek yang diukur. D. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Tingkat Inflasi Tingkat Inflasi merupakan gejala ekonomi berupa naiknya hargaharga umum secara terus menerus selama satu periode tertentu. Data tingkat inflasi yang diambil penulis merupakan data inflasi bulanan yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik selama 1 Januari 2009 sampai dengan 31 November 2013. 2. Variabel BI Rate
87 BI Rate merupakan Suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight. Pergerakan di suku bunga Pasar Uang Antar Bank ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. Tingkat BI Rate yang digunakan penulis yaitu 1 Januari 2009 sampai dengan 31 November 2013. 3. Variabel Kurs Rupiah Kurs Valuta Asing Adalah harga sebuah mata uang suatu Negara yang diukur atau dinyatakan dalam nilai mata uang Negara lain. Nilai tukar mata uang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurs tengah Bank Indonesia tiap Akhir bulan hanya untuk mata uang USD terhadap rupiah yang merupakan nilai tengah Antara kurs tengah Bank Indonesia terhadap USD. Kurs yang digunakan dari 1 Januari 2009 sampai dengan 31 November 2013. 4. Variabel Indeks Harga Saham Gabungan IHSG merupakan Indeks Gabungan dari seluruh jenis saham yang dicatat (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) baik itu berupa saham biasa maupun saham preferen. Data-data IHSG ini dihasilkan melalui perhitungan yang dilakukan JATS (Jakarta Automatic Trading System) di Bursa Efek
88 Indonesia (BEI) yaitu sistem perdagangan yang terkomputerisasi. IHSG digunakan sebagai salah satu alat atau indikator untuk mengetahui bagaimana perkembangan atau kegiatan yang terjadi di pasar modal Indonesia dalam hal ini di Bursa Efek Indonesia. Data IHSG yang digunakan dari 1 Februari 2009 sampai dengan 31 Desember 2013. E. Metode Pengumpulan data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penelitian menggunakan metode pengumpulan data dengan cara penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara membaca literatur-literatur dan buku-buku mengenai teori dan hal lain yang berhubungan erat baik secara langsung maupun tidak langsung dengan penelitian yang dibahas. Penelitian kepustakaan juga bertujuan untuk memenuhi landasan teoritis untuk mendukung penelitian ini. Penelitian kepustakaan juga menggunakan fasilitas internet untuk memperoleh data maupun keterangan lain yang berkaitan mengenai penelitian ini seperti situs Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia, dan Badan Pusat Statistik. F. Jenis Data Jenis data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik dengan data time series dalam kurun waktu 5 tahun, dari tahun 2009 sampai dengan 2013. Sumber data diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal
89 Indonesia, data di Bank Indonesia, dan data di Badan Pusat Statistik. Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan telah disajikan oleh pihak lain. G. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), tingkat inflasi bulanan, BI Rate bulanan dan kurs tengah Dollar AS bulanan selama periode penelitian. Data diambil dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dengan rincian: 1. Data Tingkat Inflasi bulanan diambil berdasarkan pengumuman dari Badan Pusat Statistik pada bulan tersebut dari Januari 2009 sampai November 2013. 2. Data Tingkat BI Rate diambil berdasarkan Rapat Keputusan Dewan Gubernur Bank Indonesia pada bulan tersebut dari Januari 2009 sampai November 2013. 3. Data Kurs Dollar AS diambil berdasarkan kurs tengah yang diumumkan oleh Bank Indonesia pada tanggal penutupan di akhir bulan tersebut dari Januari 2009 sampai November 2013. 4. Data IHSG diambil pada tanggal penutupan di akhir bulan tersebut yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia dari Februari 2009 sampai Desember 2013. H. Metode Analis Data
90 Untuk mencapai tujuan penelitian, maka penulis menggunakan analisis dengan bantuan Statistical Produk and Service Solution (SPSS) 22 for Windows. Analisis ini digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis tersebut. Adapun analisis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Statistik deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran baru atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sample kecil. Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan analisis grafik normal probability plot dan analisis statistic non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Analisis grafik probability plot membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang
91 menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Sedangkan uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan membuat hipotesis : H0 : Data Residual berdistribusi normal HA : Data Residual tidak berdistribusi normal b. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas dalam model regresi adalah dengan melihat dari Nilai Tolerance (dan lawannya) dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus menetukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir. c. Uji Autokolerasi
92 Uji Autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokolerasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penggangu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena gangguan pada seorang individu atau kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Cara mendeteksi autokorelasi yang digunakan penulis adalah dengan uji Durbin-Watson (DW test). Hipotesis yang akan diuji adalah : H0 : tidak ada autokolerasi ( r = 0 ) HA : ada autokolerasi ( r 0 ) Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :
93 Tabel 3.1 Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokolerasi positif Tidak ada autokolerasi positif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada autokorelasi, Positif atau negatif Tolak No Desicion Tolak No Decision Tidak Ditolak 0 < d < dl di d du 4 dl < d < 4 4 du d 4 dl du < d < 4 -du Sumber : H.Imam (2005: 96) d. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskesdadatisitas atau tidak terjadi heteroskesdatisitas. Cara yang digunakan penulis untuk
94 mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar analisisnya adalah : 1) Jika pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. I. Analisa Regresi Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai kertergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas atau bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi linear berganda (multiple Regression). Variabel berganda akan dilakukan jika dua faktor variabel independennya minimal 2 (Sugiyono, 2009). Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah tiga predictor :
95 Yt+1 = a + b1x1t + b2x2t + b3x3t Dimana : Y a : Indeks Harga Saham Gabungan pada periode selanjutnya. : Konstanta. X1 : Tingkat Inflasi pada periode t. X2 : Tingkat BI Rate pada periode t. X3 : Kurs Dollar AS pada periode t. Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai actual dapat diukur dari Goodness of Fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefesien determinasi, nilai statistik F dan nilai Statistik t. perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima. 1. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Koefisien determinasi merupakan
96 koefisien yang akan menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel yang terikat, sedangkan sisanya berarti dijelaskan oleh faktor-faktor lain. 2. Uji signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau : Ho : bi = 0 Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternative (HA) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau : HA : bi 0 Artinya variabel tersebut merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji statistik t adalah sebagai berikut : a. Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan 5%, maka Ho yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternative, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
97 b. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. 3. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau : Ho : b1= b2 =...= bk = 0 Artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau HA : b1 b2... bk 0 Artinya semua variabel dependen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan dalam uji statistik F adalah sebagai berikut: a. Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita
98 menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. b. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada F tabel maka Ho ditolak dan HA diterima (Ghazali, 2005. 84)