BAB II PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI BADAN HUKUM PRIVAT. Dari kata Perseroan Terbatas dapat diartikan bahwa, kata Perseroan

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Pengesahan Badan Hukum. Perubahan Anggaran Dasar. Data. Perseroan Terbatas. Pengajuan. Tata Cara.

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

2011, No Mengingat : Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dan Perubahan Data Perseroan Terbatas. 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERSEROAN TERBATAS DAN PENERAPAN ASAS PIERCING THE CORPORATE VEIL ATAS TANGGUNG JAWAB DIREKSI

2016, No Manusia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar sert

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. PERSEROAN. Daftar. Badan Hukum. Data. Tata Cara.

BAB II BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS. pemegang sahamnya untuk mengalihkan perusahaannya kepada setiap orang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

6. Saham dengan hak suara khusus tidak ada, yang ada hanyalah saham dengan hak istimewa untuk menunjuk Direksi/Komisaris;

BAB II PENGATURAN TENTANG PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)

TANGGUNG JAWAB YURIDIS PENYELENGGARAAN DAFTAR PEMEGANG SAHAM MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN1995

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM PERSEROAN TERBATAS

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak As

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS 2007 (Judul pasal-pasal ditambahkan)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004

*36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Ne

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Perundang-undangan lainnya yang terkait Peraturan Pelaksanaan (PP dst.)

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Definisi Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut Perseroan) menurut

STATUS HUKUM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS X BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS YANG DILAKSANAKAN MELALUI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS BAB I KETENTUAN UMUM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

BAB III PENGESAHAN BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS DIREKTORAT JENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM

BAB II BATASAN KRITERIA DIREKSI PERSEROAN TERBATAS DALAM MELAKSANAKAN DUTY OF LOYALTY DAN DUTY OF CARE BERDASARKAN UNDANG UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGESAHAN BADAN HUKUM YAYASAN

Usulan Perubahan Anggaran Dasar Bank Permata

DRAFT AWAL DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa, perseroan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa,

Menelaah Permenkumham no 1/2016 tentang PT Hukum Penanaman Modal Asing serta Peranan Notaris saat ini di Era Pasar Bebas

SYARAT-SYARAT SAHNYA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT) DI INDONESIA 1 Oleh : Nicky Yitro Mario Rambing 2

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

Saham Perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya. Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan dalam anggaran dasar dengan memperhatikan

2 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara R

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lemb

ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.

KEWIRAUSAHAAN, ETIKA. Perseroan Terbatas. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 15Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Magister Akuntansi

Versi Final 1. RANCANGAN POIN-POIN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT MNC SKY VISION TBK RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA Jakarta, 20 Mei 2015

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab 2 Badan usaha dalam kegiatan bisnis. MAN 107- Hukum Bisnis Semester Gasal 2017 Universitas Pembangunan Jaya

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. DENGAN PERATURAN POJK NOMOR 32/ POJK.04/2014 DAN NOMOR 33/ POJK.

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2014 TENTANG RENCANA DAN PENYELENGGARAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM PERUSAHAAN TERBUKA

ANGGARAN DASAR PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERBUATAN-PERBUATAN PENDIRI SEBELUM PERSEROAN MEMPEROLEH PENGESAHAN BADAN HUKUM Oleh: Adem Panggabean BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DALAM RANGKA PENYESUAIAN DENGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN. Tetap. Tetap.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

ANGGARAN DASAR PT. AKR Corporindo, Tbk.

BAB II PERALIHAN HAK ATAS SAHAM PADA PERSEROAN TERBATAS. diikuti dengan adanya kecakapan hukum (rechsbekwaamheid) dan kewenangan

ANGGARAN DASAR. PT MATAHARI DEPARTMENT STORE Tbk NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1

BAB II PENENTUAN KEABSAHAN SUATU RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM DALAM PERSEROAN

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

Transkripsi:

BAB II PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI BADAN HUKUM PRIVAT A. Pengertian Perseroan Terbatas Dari kata Perseroan Terbatas dapat diartikan bahwa, kata Perseroan berasal dari kata Sero", yang mempunyai arti Saham. Sedangkan kata Terbatas menunjukkan adanya tanggung jawab yang terbatas. Dengan demikian Perseroan Terbatas dapat dijelaskan sebagai bentuk usaha yang modalnya terdiri dari sahamsaham yang masing masing pemegangnya atau anggotanya bertanggungjawab terbatas sampai pada nilai saham / modal yang dimilikinya. Menurut Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dalam Pasal 1 angka (1) dinyatakan bahwa: 13 Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut dengan Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Selain defenisi yang disebutkan di dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas terdapat juga defenisi lain tentang Perseroan Terbatas yakni menurut Wasis, yang menyebutkan bahwa Perseroan Terbatas adalah perusahaan yang modalnya dibagi-bagi atas saham-saham dengan harga nominal yang sama besarnya dan yang para pemiliknya bertanggung jawab secara terbatas sampai sejumlah modal yang disetorkan atau sejumlah saham yang dimiliki. 14 13 14 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 1 angka 1 Wasis, Pengantar Ekonomi Perusahaan, (Bandung: Alumni, 1997), hal. 22

Menurut Abdulkadir Muhammad: 15 Perseroan Terbatas adalah perusahaan akumulasi modal yang dibagi atas saham-saham dan tanggung jawab sekutu pemegang saham terbatas pada jumlah saham yang dimilikinya. PT adalah perusahaan persekutuan badan hukum. Sedangkan pengertian badan hukum tersebut menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: 16 1. E. Utrecht Badan hukum ialah badan yang menurut hukum berkuasa (berwenang) menjadi pendukung hak 2. R.Subekti Badan Hukum adalah suatu badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan seperti seorang manusia, serta memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat atau menggugat di depan hakim. 3. Meyers. Badan Hukum adalah meliputi sesuatu yang menjadi pendukung hak dan kewajiban 4. Wirjono Prodjodikoro. Badan Hukum adalah badan yang di samping manusia perseorangan juga dapat dianggap bertindak dalam hukum dan yang mempunyai hak-hak, kewajiban-kewajiban, dan perhubungan hukum terhadap orang lain atau badan lain. 15 Abdulkadir Muhammad, Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1991), hal. 68 16 Chidir Ali, Badan Hukum, (Bandung: Alumni, 1991), hal. 18

Dari batasan yang diberikan tersebut di atas ada lima hal pokok yang dapat dikemukakan disini: 17 1. Perseroan Terbatas merupakan suatu badan hukum; 2. Didirikan berdasarkan perjanjian; 3. Menjalankan usaha tertentu; 4. Memiliki modal yang terbagi dalam saham-saham; 5. Memenuhi persyaratan Undang-Undang. Dalam Perseroan ada dikenal pendiri dan pemegang saham. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendiri adalah orang yang mendirikan suatu lembaga atau badan hukum. Sedangkan pemegang saham ialah orang yang memiliki saham. Kepemilikan atas saham ini memberikan hak-hak kepada pemegangnya yaitu: 18 1. Hak memesan efek 2. Hak mengajukan gugatan ke pengadilan 3. Hak saham dibeli dengan harga yang wajar 4. Hak meminta ke Pengadilan Negeri untuk menyelenggarakan RUPS 5. Hak untuk menghadiri RUPS Selain memiliki hak, pemegang saham juga memiliki kewajiban. Adapun kewajiban dari pemegang saham adalah kewajiban untuk mengalihkan sahamnya apabila pemegang saham kurang dari 2 (dua) orang. 17 Ahmad Yani & Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis Perseroan Terbatas, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), hal. 7 18 Sentosa Sembiring, Hukum Perusahaan tentang Perseroan Terbatas, (Bandung: Nuansa Aulia, 2006), hal. 61

B. Pendirian Badan Hukum Perseroan Terbatas Untuk mendirikan suatu badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas dibutuhkan beberapa persyaratan. Adapun persyaratan tersebut dibagi atas dua yakni syarat formal dan syarat materiil. 19 1. Syarat Formal Yang menjadi syarat formal dari pendirian PT adalah sebagai berikut: a. Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia. 20 b. Dalam hal setelah perseroan memperoleh status badan hukum dan pemegang saham menjadi kurang dari (2) dua orang, dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak keadaan tersebut pemegang saham yang bersangkutan wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain atau perseroan mengeluarkan baru kepada orang lain. 21 c. Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 5 (lima) telah lampau, pemegang saham tetap kurang dari 2 (dua) orang, pemegang saham bertanggungjawab secara pribadi atas segala perikatan dan kerugian perseroan, dan atas permohonan pihak yang berkepentingan, pengadilan negeri dapat membubarkan perseroan tersebut. 22 Dari ketentuan di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bahwa dalam UUPT, bila seseorang hendak mendirikan PT harus ada minimal 2 (dua) orang. Dapat dilihat bahwa PT sebagai badan hukum dididirikan berdasarkan perjanjian. 19 20 21 22 Ibid, hal. 3 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 7 angka (1). Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 7 angka (5). Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 7 angka (6).

2. Syarat Materiil Adapun syarat materiil dalam pendirian PT adalah harus mempunyai modal. Modal dalam PT terdiri dari 3 (tiga) jenis, yakni sebagai berikut: a. Modal dasar (Authorized Capital atau Equity) b. Modal yang ditempatkan (Issued Capital) c. Modal yang disetor (Paid up Capital) Hal diatas berlaku bagi perseroan tertutup dan terbuka sedangkan syarat untuk perseroan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (selanjutnya disebut BUMN) karena status dan karakteristiknya yang khusus, maka persyaratan jumlah pendiri diatur dalam peraturan perundang-undangan. 23 Hal ini dapat dilihat pada Pasal 7 angka (7) yang menyatakan ketentuan yang mewajibkan Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 angka (1), angka (5) serta angka (6) tidak berlaku bagi: a. Persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara; atau b. Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian dan lembaga lain sebagaimana diatur dalam Undang-undang tentang Pasar Modal. Mengenai kewarganegaraan pendiri PT tampak hanya disinggung pada penjelasan Pasal 8 angka (2) huruf a UUPT, bahwa dalam mendirikan perseroan diperlukan kejelasan mengenai kewarganegaraan pendiri. Pada dasarnya badan hukum Indonesia yang berbentuk perseroan didirikan oleh warga negara Indonesia, namun demikian kepada warga negara asing diberikan kesempatan 23 Untuk pendirian BUMN diatur dalam UU Nomor 19 Tahun 2003. Dalam Pasal 1 angka (1) disebutkan, BUMN adalah Badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan.

untuk mendirikan perusahaan sepanjang undang-undang mengatur bidang usaha perseroan tersebut memungkinkan, atau pendirian perseroan tersebut diatur dengan undang-undang tersendiri. Dari penjelasan itu terlihat bahwa UUPT tidak melarang warga negara asing mendirikan PT di Indonesia. 24 Selanjutnya dalam pembuatan akta pendirian, pendiri dapat diwakili oleh orang lain berdasarkan surat kuasa. 25 Akta pendirian memuat anggaran dasar dan keterangan lain berkaitan dengan pendirian perseroan. 26 Keterangan lain sebagaimana dimaksud memuat sekurang-kurangnya: 27 a. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal dan kewarganegaraan pendiri perseroangan atau nama, tempat kedudukan dan alamat lengkap serta nomor dan tanggal Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum dari pendiri Perseroan. b. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, kewarganegaraan anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang pertama kali diangkat. c. nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian jumlah saham dan nilai nominal saham yang telah ditempatkan dan disetor. Setelah mengetahui isi minimal yang dimuat dalam akta pendirian, undang-undang juga mengatur tentang hal-hal yang tidak boleh dimuat didalamnya. Anggaran Dasar tidak boleh memuat antara lain: 28 hal. 6-7 24 25 26 27 Gatot Supramono, Hukum Perseroan Terbatas Yang Baru, (Jakarta: Djambatan, 1996), Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 8 angka (3). Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 8 angka (1). Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 8 angka (2).

a. ketentuan tentang penerimaan bunga tetap atas saham; b. ketentuan tentang pemberian manfaat pribadi kepada pendiri atau pihak lain. Dalam mendirikan PT tidak cukup dengan cara membuat akta pendirian yang dilakukan dengan akta otentik. Merupakan suatu keharusan, akta pendirian PT setelah selesai dibuat mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman, agar PT memperoleh status badan hukum. Untuk memperoleh Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Perseroan, pendiri bersama-sama mengajukan permohonan melalui jasa telekomunikasi informasi sistem administrasi badan hukum secara elektronik kepada menteri dengan mengisi format isian yang memuat sekurang-kurangnya: 29 a. nama dan tempat kedudukan Perseroan b. jangka waktu berdirinya Perseroan c. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan. d. alamat lengkap Perseroan. Permohonan untuk memperoleh Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 angka (1) harus diajukan kepada Menteri paling lambat 60 (enampuluh) hari terhitung sejak tanggal akta pendirian ditandatangani, dilengkapi keterangan mengenai dokumen pendukung. 30 Dalam hal permohonan pengesahan ditolak maka penolakan itu harus diberitahukan kepada pemohon secara tertulis beserta alasannya. 31 28 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 15 angka (3) huruf a dan b. 29 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 9 angka (1). 30 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 10 angka (1). 31 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 10 angka (3).

Ketentuan dalam waktu paling lama 60 (enampuluh) hari adalah waktu untuk memberikan pengesahan atau penolakan dan bukan waktu terjadinya pengesahan. Karena itu dalam hal, waktu 60 (enampuluh) hari itu telah berlalu tanpa ada pemberian pengesahan atau penolakan, hal ini tidak menjadikan Perseroan Terbatas yang dimintakan pengesahannya itu otomatis menjadi sah atau menjadi badan hukum. 32 Daftar perseroan diterbitkan dan diselenggarakan oleh menteri dengan memuat data tentang perseroan yang meliputi: 33 a. Nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha, jangka waktu pendirian dan permodalan; b. Alamat lengkap perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5; c. Nomor dan tanggal akta pendirian dan keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 angka (3); d. Nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan persetujuan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 angka (2); e. Nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan tanggal penerimaan pemberitahuan oleh Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 angka (1) f. Nama dan tempat kedudukan notaris yang membuat akta pendirian dan akta perubahan anggaran dasar; 32 Hardijan Rusli, Perseroan Terbatas dan Aspek Hukumnya, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), hal. 57 33 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 29 angka (1 dan 2).

g. Nama lengkap dan alamat pemegang saham, anggota direksi, dan anggota dewan komisaris perseroan; h. Nomor dan tanggal akta pembubaran atau nomor dan tanggal penetapan pengadilan tentang pembubaran perseroan yang telah diberitahukan kepada Menteri; i. Berakhirnya status badan hukum perseroan; j. Neraca dan laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan bagi perseroan yang wajib diaudit; Data perseroan sebagaimana dimaksud di atas, dimasukkan dalam daftar perseroan pada tanggal yang bersamaan dengan tanggal: 34 a. Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan, persetujuan atas perubahan anggaran dasar yang memerlukan persetujuan. b. Penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar yang tidak memerlukan persetujuan; dan c. Penerimaan pemberitahuan perubahan data perseroan yang bukan merupakan perubahan anggaran dasar. Ketentuan daftar perseroan juga berhubungan dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1998 dan aturan pelaksana yang diatur dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 12/MPP/Kep/1/1998 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Wajib Daftar Perusahaan. 35 34 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 29 angka (3). 35 Perusahaan wajib mendaftarkan perusahaan yang terdiri atas : a. Akta Pendirian sesuai dengan pengesahan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia.

Adapun tujuan dari pendaftaran perusahaan ini mencatat bahan-bahan keterangan yang dibuat secara benar dari suatu perusahaan dan merupakan sumber informasi resmi untuk semua pihak yang berkepentingan mengenai identitas perusahaan yang tercantum di dalam daftar perusahaan dalam rangka menjamin kepastian berusaha. 36 Setiap perusahaan dan termasuk juga perusahaan asing yang berkedudukan di wilayah negara Republik Indonesia dan telah memiliki izin, wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan. Menteri mengumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia: a. akta pendirian Perseroan beserta Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 angka (3); b. akta perubahan anggaran dasar Perseroan beserta Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 angka (1) c. akta perubahan anggaran dasar yang telah diterima pemberitahuannya oleh Menteri Pengumuman sebagaimana dimaksud pada angka (1) dilakukan oleh Menteri dalam waktu paling lambat 14 (empatbelas) hari terhitung sejak tanggal diterbitkannya keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada aangka (1) huruf a dan b atau sejak diterimanya pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada angka (1) huruf c. 37 b. Akta perubahan anggaran dasar beserta surat persetujuan Menteri Hukum dan HAM c. Akta perubahan anggaran dasar beserta laporan kepada Menteri Hukum dan HAM. 36 Jamin Ginting, Hukum Perusahaan Terbatas UU Nomor 40 tahun 2007, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2007), hal. 51 37 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 30 angka (2).

Pengumuman perseroan dalam tambahan Berita Negara dilakukan oleh Menteri Hukum dan HAM. Dengan demikian, perihal pengumuman ini bukan merupakan hal yang sangat prinsip bagi Direksi perseroan dalam hal pertanggungjawaban secara pribadi karena sahnya suatu perseroan menjadi badan hukum bukan berdasarkan dari pengumuman dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia. C. Prosedur Lahirnya Badan Hukum Perseroan Terbatas 1. Akta pendirian Di dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, prosedur pendirian PT juga tidak banyak berubah dengan prosedur pendirian PT yang ditentukan oleh UU No. 1 Tahun 1995. Prosedur pendirian PT di dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT diatur di dalam Pasal 7 sampai dengan Pasal 14 (delapan pasal). Menurut Pasal 7 ayat (1) UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT, dikatakan bahwa Perseroan didirikan minimal oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia. 38 Pada prinsipnya, sebagai badan hukum, maka pendirian Perseroan memang harus dilakukan dengan perjanjian dengan lebih dari 1 (satu) orang pendiri atau pemegang saham yakni dengan bantuan Notaris di daerah hukum tempat dimana para pendiri berada. Menurut Undang-Undang ini, yang dimaksud dengan orang adalah orang perseorangan, baik Warga Negara Indonesia maupun yang asing atau badan hukum Indonesia atau asing. 39 38 39 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 7 ayat (1) Disampaikan dalam perkuliahan Hukum Dagang I oleh Mulhadi

Pada saat Perseroan didirkan, setiap pendiri Perseroan wajib mengambil saham. 40 Alasan mengambil bagian saham pada Perseroan Baru adalah para pemegang saham dari Perseroan yang meleburkan diri sedangkan pendiri dari Perseroan Baru yang didirkan dalam rangka peleburan adalah badan hukum Perseroan yang meleburkan diri. Apabila Perseroan memperoleh status badan hukum pemegang sahamnya menjadi kurang dari 2 (dua), dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak keadaan tersebut, pemegang saham yang bersangkutan wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain atau Perseroan mengeluarkan saham baru kepada orang lain. 41 Setelah jangka waktu 6 (enam) bulan dilampaui, pemegang saham tetap kurang dari 2 (dua) orang, maka keadaan ini akan berpengaruh pada pertanggung jawaban, yakni pemegang saham bertanggung jawab secara pribadi atas segala perikatan dan kerugian Perseroan, dan atas permohonan pihak yang berkepentingan, Pengadilan Negeri dapat membubarkan Perseroan tersebut. 42 Akan tetapi, menurut Pasal 7 ayat (7) UU No. 40 Tahun 2007, ketentuan pemegang saham minimal 2 (dua) orang atau lebih tidak berlaku bagi: a. Perseroan yang sahamnya dimiliki oleh negara; b. Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Pasar Modal. Berbeda dengan UUPT Tahun 2007 sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 7 ayat (7) di atas, maka UUPT Tahun 1995 (Pasal 7 ayat (5)) mengatur bahwa ketentuan yang mewajibkan perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau 40 41 42 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 7 ayat (5) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 7 ayat (6)

lebih atau minimal memiliki 2 (dua) orang pemegang saham tidak berlaku bagi Perseroan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ketentuan Pasal 7 ayat (7) UUPT Tahun 2007 tentu saja mengandung makna berbeda dengan ketentuan Pasal 7 ayat (5) UUPT Tahun 1995. Hal ini berarti bahwa tidak semua BUMN yang dikecualikan untuk memiliki pemegang saham kurang dari 2 (dua) orang tetapi hanya BUMN yang berstatus Persero (Perusahaan Persero) yang keseluruhan sahamnya dimiliki oleh negara. Menurut UUPT Tahun 2007 ini, pengecualian itu diperluas, tidak hanya bagi BUMN berstatus Persero tetapi juga termasuk dalam hal ini Perseroan Terbatas yang khusus bergerak di bidang bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Pasar Modal. Akta pendirian PT memuat anggaran dasar dan keterangan lain berkaitan dengan pendirian Perseroan. Bila para pendiri tidak memiliki waktu luang dalam pembuatan akta pendirian, para pendiri dapat diwakili oleh orang lain berdasarkan surat kuasa. Adapun keterangan lain memuat sekurang-kurangnya: 43 a. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan kewarganegaraan pendiri perseorangan, atau nama, tempat kedudukan dan alamat lengkap serta nomor dan tanggal Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum dari pendiri Perseroan. b. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, kewarganegaraan anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang pertama kali diangkat; 43 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 8 ayat (2)

c. Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian jumlah saham, dan nilai nominal saham yang telah ditempatkan dan disetor. 2. Pengesahan Agar Perseroan diakui secara resmi sebagai badan hukum, akta pendirian dalam bentuk akta notaris tersebut harus diajukan oleh para pendiri secara bersama-sama melalui sebuah permohonan untuk memperoleh Keputusan Menteri (Menteri Hukum dan HAM) mengenai pengesahan badan hukum Perseroan. Pengajuan permohonan pengesahan dilakukan dengan melampirkan akta pendirian yang di dalamnya terdapat anggaran dasar dari perusahan. Anggaran dasar memuat sekurang-kurangnya: 44 a. Nama dan tempat kedudukan Perseroan b. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan c. Jangka waktu berdirinya Perseroan d. Besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor e. Jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah saham untuk tiap klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai nominal setiap saham f. Nama jabatan dan jumlah anggota Direksi dan Dewan Komisaris g. Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS h. Tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota Direksi dan Dewan Komisaris i. Tata cara penggunaan laba dan pembagian deviden 44 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 15 ayat (1)

Anggaran dasar tidak boleh memuat: 45 a. Ketentuan tentang penerimaan bunga tetap atas saham, dan b. Ketentuan tentang pemberian manfaat pribadi kepada pribadi atau pihak lain Pengajuan permohonan itu dilakukan melalui jasa teknologi informasi sistem administrasi badan hukum secara elektronik kepada Menteri dengan mengisi format isian (Akta Notaris Model I) yang memuat sekurang-kurangnya: 46 a. Nama dan tempat kedudukan Perseroan b. Jangka waktu berdirinya Perseroan c. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan d. Jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor e. Alamat lengkap Perseroan Permohonan pengesahan Perseroan tidak boleh memakai nama yang: 47 a. Telah dipakai secara sah oleh Perseroan lain atau sama pada pokoknya dengan nama Perseroan lain b. Bertentangan dengan ketertiban umum dan / atau kesusilaan c. Sama atau mirip dengan nama lembaga negara, lembaga pemerintah, atau lembaga internasional, kecuali mendapat izin dari yang bersangkutan d. Tidak sesuai dengan maksud dan tujuan, serta kegiatan usaha, atau menunjukkan maksud dan tujuan Perseroan saja tanpa nama diri e. Terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf atau rangkaian huruf yang tidak membentuk kata; atau 45 46 47 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 16 ayat (1)

f. Mempunyai arti sebagai Perseroan, badan hukum, atau persekutuan perdata. Pengajuan permohonan pengesahan badan hukum Perseroan dilakukan oleh Notaris sebagai kuasa dari pendiri. Notaris mengajukan permohonan kepada Menteri atau Pejabat yang ditunjuk. 48 Permohonan diajukan oleh Notaris melalui Sisminbakum 49 dengan cara mengisi Format Isian Akta Notaris (FIAN) model I setelah pemakaian nama disetujui Menteri atau Pejabat yang ditunjuk dan dilengkapi keterangan mengenai dokumen pendukung. 50 Di dalam Pasal 4 Permen Kehakiman & HAM No. M-01-HT. 01-10 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar, Penyampaian Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dan Perubahan Data Perseroan dikatakan bahwa Menteri atau Pejabat yang ditunjuk dapat menyatakan tidak berkeberatan atau menolak permohonan yang diajukan dan dilakukan langsung melalui Sisminbakum. Jika FIAN dan keterangan mengenai dokumen pendukung telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Menteri atau Pejabat yang ditunjuk langsung menyatakan tidak berkeberatan atas permohonan yang bersangkutan. Dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pernyataan tidak berkeberatan, Notaris yang bersangkutan wajib 48 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor: M-01- HT.01-10 tahun 2007 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar, Penyampaian Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dan Perubahan Data Perseroan, Pasal 2 49 Sisminbakum atau Sistem Administrasi Badan Hukum adalah jenis pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dalam proses pengesahan badan hukum Perseroan dan proses pemberian persetujuan perubahan anggaran dasar, penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar dan perubahan data Perseroan serta pemberian informasi lainnya secara elektronik, yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum. 50 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor: M-01- HT.01-10 tahun 2007, Loc. Cit, Pasal 3 ayat (1)

menyampaikan secara fisik surat permohonan yang dilampiri dokumen pendukung dan dibuktikan dengan tanda terima. Dokumen pendukung yang dimaksud adalah: 51 a. Salinan akta pendirian Perusahaan dan salinan akta perubahan pendirian Perseroan, jika ada; b. Salinan akta peleburan dalam hal pendirian perseroan dilakukan dalam rangka peleburan; c. Bukti pembayaran biaya untuk: 1) Persetujuan pemakaian nama; 2) Pengesahan badan hukum Perseroan; dan 3) Pengumuman dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia d. Bukti setor modal Perseroan berupa: 1) Slip setoran atau keterangan bank atas nama Perseroan atau rekening bersama atas nama para pendiri atau pernyataan telah menyetor modal Perseroan yang ditandatangani oleh semua anggota Direksi bersamasama semua pendiri serta semua anggota Dewan Komisaris Perseroan, jika setoran modal dalam bentuk uang; 2) Keterangan penilaian dari ahli yang tidak terafiliasi atau bukti pembelian barang jika setoran modal dalam bentuk lain selain uang yang disertai pengumuman dalam surat kabar jika setoran dalam bentuk benda tidak bergerak; 3) Peraturan Pemerintah dan/atau surat keputusan Menteri Keuangan bagi Perseroan Persero; atau 51 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 7

4) Neraca dari Perseroan atau neraca dari badan usaha bukan badan hukum yang dimasukkan sebagai setoran modal. e. Surat keterangan alamat lengkap Perseroan dari Pengelola Gedung atau surat pernyataan tentang alamat lengkap Perseroan yang ditandatangani oleh semua anggota Direksi bersama-sama semua pendiri serta semua anggota Dewan Komisaris Perseroan; dan f. Dokumen pendukung lain dari instansi terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Jika semua persyaratan telah dipenuhi secara lengkap, paling lambat 7 (tujuh) hari, Menteri atau Pejabat yang ditunjuk menerbitkan keputusan tentang pengesahan badan hukum Perseroan. Pengesahan badan hukum Perseroan ditandatangani secara elektronik. Bentuk tanda tangan ternyata mempunyai variasi yang cukup banyak, tidak baku harus berupa tanda tangan dengan tinta, sehingga tanda tangan elektronik (termasuk di dalamnya tanda tangan digital) sah sebagai tanda tangan sepanjang proses cryptography dilaksanakan dengan benar. 52 3. Pendaftaran Di dalam UU No. 1 Tahun 1995 tentang PT yang melakukan pendaftaran setelah diperoleh pengesahan dibebankan kepada Direksi Perseroan maka di dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT ini maka yang menyelenggarakan daftar perseroan setelah diperoleh pengesahan adalah Menteri yang memberikan pengesahan badan hukum dan memasukkan data perseroan secara langsung. 53 52 Raharjo Ignasius Sumarsono, Informasi Elektronik Pada Electronic - Commerce Dalam Hukum Pembuktian Perdata, <http:// www.lib.unair.ac.id>, Diakses pada tanggal 10 Agustus 2011, hal 1 53 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 29 ayat (1)

Daftar perseroan memuat data tentang Perseroan yang meliputi: 54 a. Nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha, jangka waktu pendirian, dan permodalan b. Alamat lengkap Perseroan c. Nomor dan tanggal akta pendirian dan Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Perseroan d. Nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan persetujuan Menteri e. Nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan tanggal penerimaan pemberitahuan oleh Menteri f. Nama dan tempat kedudukan notaris yang membuat akta pendirian dan akta perubahan anggaran dasar g. Nama lengkap dan alamat pemegang saham, anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perseroan h. Nomor dan tanggal akta pembubaran atau nomor dan tanggal penetapan pengadilan tentang pembubaran Perseroan yang telah diberitahukan kepada Menteri i. Berakhirnya status badan hukum Perseroan j. Neraca dan laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan bagi Perseroan yang wajib diaudit. Data Perseroan dimasukkan dalam daftar perseroan pada tanggal yang bersamaan dengan tanggal: 55 54 55 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 29 ayat (3)

a. Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Perseroan, persetujuan atas perubahan anggaran dasar yang memerlukan persetujuan b. Penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar yang tidak memerlukan persetujuan, atau c. Penerimaan pemberitahuan perubahan data Perseroan yang bukan merupakan perubahan anggaran dasar. Daftar Perseroan yang diselenggarakan oleh Menteri ini sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan terbuka untuk umum. 4. Pengumuman Pengumuman pendirian PT ini juga dilakukan oleh Menteri yang mengesahkan PT di dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia: 56 a. Akta pendirian Perseroan beserta Keputusan Menteri b. Akta perubahan anggaran dasar Perseroan berserta Keputusan Menteri c. Akta perubahan anggaran dasar yang telah diterima pemberitahuannya oleh Menteri. Pengumuman ini dilakukan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri atau sejak diterimanya pemberitahuan. Tujuan dari pendaftaran dan pengumuman ini adalah untuk memenuhi asas publisitas, yang bertujuan agar masyarakat luas mengetahui seluruh informasi yang berkaitan dengan perseroan tersebut. 57 56 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 30 ayat (1) 57 Wirawan, Mendirikan Perseroan Terbatas, <http:// www.google.com,> prosedur pendirian PT, Diakses pada tanggal 10 Agustus 2011, hal 1