BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Program yang dilaksanakan oleh Ditlantas Polda DIY dalam menekan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembelian kendaraan bermotor yang tinggi. motor meningkat setiap tahunnya di berbagai daerah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang kegiatan tertentu (Winarno, 2007:16). Kebijakan (policy) berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Lalu lintas di Yogyakarta sudah semakin padat dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan pertimbangan Undang-undang nomor 22 tahun 2009

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya polisi dalam menanggulangi pelanggaran Undang-undang

JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR DI INDONESIA (2013) : 104,211 JUTA UNIT JUMLAH SEPEDA MOTOR : 86,253 JUTA UNIT 82,27 %

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kesenjangan antara Das Sein dengan Das Sollen adalah suatu hal yang

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Penanggulangan pelanggaran lalu lintas oleh pengendara sepeda motor di

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di Jakarta periode : Jumlah Pelanggaran Jumlah Kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN. Naskah Publikasi. Sarjana S-I

I. PENDAHULUAN. bahwa : Tidak ada satupun lembaga kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam. secara fisik tetapi juga berpengaruh secara psikologis.

PERAN IKOSA (IKATAN KLUB OTOMOTIF SURAKARTA) DALAM MENDUKUNG SATLANTAS POLTABES SURAKARTA GUNA MEWUJUDKAN KETERTIBAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

DAFTAR PUSTAKA. Penyusunan Model-model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi. Peningkatan Kualitas Pelayanan Masyarakat di Kota Surakarta.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. implementasi kebijakan pengelolaan air limbah domestik di Kota Yogyakarta,

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM DEKADE AKSI KESELAMATAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi. 1996, Prosedur penelitian, Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta, Bina Aksara

BAB III PENUTUP. sebagai jawaban atas permasalahan, yaitu : Klaten, antara lain adalah :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM DEKADE AKSI KESELAMATAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 4 TAHUN 2013 TANGGAL : 11 APRIL 2013

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahun ini. Hal itu terbukti dengan adanya bagian khusus yang mengatur

Skripsi. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan Strata 1. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. maka perlu dilakukan penilaian kinerja. Tim Kerja Pemulihan Dieng (TKPD)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

ESTIMASI TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS NASIONAL DAN 6 PROPINSI DI PULAU JAWA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pemantapan integrasi nasional guna memperkukuh ketahanan nasional.

REALISASI JUMLAH DANA BOBOT TARGET KOMULATIF KETERANGAN NO. Urusan /Program/Kegiatan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penulisan hukum ini sebagai berikut: menggunakan telepon seluler pada saat berkendara adalah langsung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern saat ini, penyampaian informasi mengalami kemajuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Profil Direktorat Lalu Lintas Polda DIY

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadi di kota-kota besar di negara-negara sedang berkembang. Di Indonesia

IMPLEMENTASI UU NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (Studi Kasus di SMA Negeri 4 Kota Magelang) ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 %

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Bandung dari hari ke hari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka

BAB V PENUTUP. 1. Bahwa PT. Jasa Raharja (Persero) dalam menghimpun dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Transportasi ini dikenal dengan nama Transjogja. Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian

DATA PIRANTI LUNAK SAT LANTAS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di Indonesia dewasa ini telah mengalami proses integrasi damai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

DAFTAR PUSTAKA. Ahira, Anne, Konsep Dan Implementasi Analisis Kebijakan Kesehatan,

EVALUASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepeda motor saat ini menjadi super booming, dan menjadi alat angkut

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP KELALAIAN PENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR YANG MENYEBABKAN KEMATIAN DALAM KECELAKAAN DI JALAN RAYA

BAB V PENUTUP. 1. Menuntaskan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar. siswa tingkat dasar dan menengah

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

BAB III PENUTUP. penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: plat nomor kendaraan palsu, dilakukan dalam dua tahap yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

KANTOR PELAYANAN TERPADU SAMSAT DAN SATLANTAS POLTABES SEMARANG

BAB III SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam 72 Persen Keluarga Indonesia Pengguna Sepeda

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

I. PENDAHULUAN. komprehensif, yakni pendidikan kemampuan mental, pikir, kepribadian. manusia seutuhnya. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik. dan responsibilitas yang diuraikan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terkait evaluasi pelaksanaan kebijakan moda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB I PENDAHULUAN. orang meninggal dunia setiap tahun nya dan lebih dari 50 jt jiwa mengalami luka luka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III PENUTUP. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. dengan catatan korban dari usia 15 hingga 19 tahun yang tertinggi mencapai 3.841

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang luas yang terdiri dari beberapa

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya

Foto 5. public adress Foto 7. public adress

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

GUBERNUR LAMPUNG. Mengingat

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Program yang dilaksanakan oleh Ditlantas Polda DIY dalam menekan jumlah kecelakaan lalu lintas sudah efektif. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut : a. Tepat Kebijakan. Dalam pelaksanaan program tersebut, Ditlantas Polda DIY melakukan program-program lain guna mengoptimalkan tujuan yaitu dapat menekan jumlah kecelakaan yang terjadi di jalan raya, antara lain lain SSDP (Satu Sekolah Dua Polisi), Polisi Sahabat Anak, dan memasukkan etika berlalu lintas ke dalam kurikulum pendidikan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menekan jumlah kecelakaan dari kalangan pelajar. b. Tepat Pelaksanaan. Ditlantas Polda DIY bekerja sama dengan dinas lain terkait antara lain Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Jasa Raharja, serta Badan Perencanaan Pembagunan Daerah. 98

99 Ditlantas Polda DIY menerima input dari masukan masyarakat serta organisasi di luar seperti IMI (Ikatan Motor Indonesia), setelah itu diproses untuk dijadikan bahan evaluasi serta rekomendasi. Akhir dari proses tersbut akan menghasilkan output berupa kegiatan atau program yang akan dirasakan oleh masyarakat. c. Tepat Target. Target dari program ini adalah para pengendara kendaraan bermotor yang masih rendah tingkat kesadarannya dalam keselamatan berlalulintas. Program ini merupakan program baru yang dibuat oleh Korlantas Polri sesuai dengan Inpres No 4 tahun 2013 tentang Program Aksi Keselamatan Jalan di Indonesia. d. Tepat Lingkungan. Tepat lingkungan yang pertama yaitu lingkungan kebijakan, Ditlantas Polda DIY melaksanakan pertemuan rutin untuk saling bertukar pikiran menyangkut program yang telah atau akan dilaksanakan. Lingkungan eksternal kebijakan menunjukkan kesadaran pengendara kendaraan bermotor mulai membaik karena adanya program Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalulintas. Dibuktikan dengan menurunnya angka kecelakaan yang terjadi.

100 e. Tepat Proses. Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalu lintas menurut ketepatan prosesnya dilihat dari yang pertama, policy acceptance yang berarti proses pemehaman kebijakan, melalui media massa baik cetak maupun elektronik Ditlantas Polda DIY memberikan pengarahan serta pendidikan tentang pentingnya berlalulintas. Kedua, policy adoption atau penerimaan kebijakan, publik mulai mengerti dan memahami kemudian merespon kebijakan atau program yang dilaksanakan pemerintah. Namun masih ada masyarakat yang belum mengetahui program tersebut, untuk menangani hal tersebut Ditlantas Polda DIY terus menggalakkan sosialisasi dari berbagai lapisan masyarakat. Ketiga, strategic readiness atau strategi pelaksanaan, dalam pelaksanaannya anggota kepolisian juga menjadi pelopor bagi dirinya sendiri untuk dapat memberikan contoh kepada masyarakat. 2. Ditlantas Polda DIY dalam melakukan program Gerakan Nasional Keselamatan Berlalulintas memiliki beberapa faktor penghambat dan pendukung sebagai berikut : a. Faktor penghambat dari pelaksanaan program Gerakan Nasional Keselamatan Berlalu lintas adalah kualitas atau kemampuan sumber daya manusia yang tidak semua anggota dapat menguasai teknologi, khususnya sistem komputerisasi di beberapa bagian. Untuk

101 menangani faktor tersebut Ditlantas Polda DIY melakukan pelatihan teknologi dan menempatkan anggotanya sesuai kebutuhan. Kemudian kesadaran pengendara yang masih rendah, diatasi dengan pihak kepolisian terus melakukan pemeriksaan dan penindakan bagi yang melanggar tata tertib dalam berlalu lintas. b. Faktor pendukung dari pelaksanaan program Gerakan Nasional Keselamatan Berlalulintas adalah sarana dan prasarana yang memadai, jumlah sumber daya manusia yang cukup untuk melaksanakan kegiatan dari Ditlantas Polda DIY, dan dukungan masyarakat misalnya, dukungan dari IMI dan masyarakat umum melalui masukan kepada Ditlantas Polda DIY dan kegiatan yang dilakukan bersama dengan pihak kepolisian. A. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut. 1. Ditlantas Polda DIY dapat mempertahankan hasil yang diperoleh saat ini dan meningkatkan upaya dalam menekan jumlah kecelakaan lalu lintas dengan memperketat regulasi dalam tata tertib keselamatan dalam berkendara. 2. Ditlantas Polda DIY sebaiknya meningkatkan intensitas dalam melakukan razia kendaraan bermotor di jalan raya.

102 3. Ditlantas Polda DIY sebaiknya meningkatkan kualitas SDM yang masih kurang dalam hal penguasaan teknologi, khususnya sistem komputerisasi dalam beberapa bidang. 4. Ditlantas Polda DIY sebaiknya melakukan tindakan perbaikan dari sisi internal dan sisi eksternal agar tercipta kesinambungan antara Polisi dan masyarakat.

Daftar Pustaka Blau, Peter M. & W. Richard Scott. 1962. Formal Organizations: A Comparative Approach. San Francisco: Chandler Publishing Co. BPS. (2014). Jumlah Kendaraan Bermotor yang Terdaftar menurut Jenisnya di D.I.Yogyakarta. Diakses dari http://yogyakarta.bps.go.id/index.php?r=site /page &view= ekondag.tabel.8-1-4 diakses pada tanggal 27 Maret 2014. BPS. (2012). Tabel Jumlah Kecelakaan di Indonesia. Diakses dari http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&id_subyek=17&notab=14 diakses pada tanggal 27 Maret 2014. Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik: Edisi Kedua (Terjemahan). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Detik.com. (2012). Penjualan Motor Meningkat di Awal 2012. Diakses dari http://oto.detik.com/read/2012/02/07/183049/1836681/1208/penjualanmotor-meningkat-di-awal-2012?hlutama diakses pada tanggal 28 April 2013. Etzioni, Amitai. 1985. Organisasi-Organisasi Modern. Terjemahan. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Harian Jogja. (2012). Makain Banyak Orang Mati Kecelakaan. Diakses dari http://www.harianjogja.com/baca/2012/05/30/kasus-kecelakaan-di-jogjamakin-banyak-orang-mati-kecelakaan-189819 diakses pada tanggal 28 Maret 2014. Instruksi Presiden nomor 4 tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan. Keban, Yeremias T. 2008. Enam Dimensi Startegis Administrasi Publik Konsep, Teori dan Isu. Yogyakarta : Gava Media. Kepolisian Republik Indonesia. Diakses dari http://jogja.polri.go.id/content/ditlantas.html diakses pada tanggal 2 April 2014. Moleong, Lexi J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Karya. Arni Muhammad. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara Riant Nugroho. 2012. Public Policy. Jakarta : PT. Gramedia 103

104 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: P.T. Radjagrafindo Persada. Prihartono. 2012. Administrasi, Organisasi, dan Manajemen : Pendekatan Praktis dan Teknik Mengelola Organisasi. Yogyakarta: Andi Offset RTMC jogja. (2010). Regional Traffic Management Centre. Diakses dari http://tmcjogja.com/ diakses pada tanggal 2 April 2014. Sindonews. (2012). Catatan Kecelakaan Tahun 2012. Diakses dari http://metro.sindonews.com/read/2012/12/30/88/702019/catatankecelakaan-tahun-2012 diakses pada tanggal 28 April 2013. Inu KencanaSyafiie. 2006. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya. Steer, Richard M. 1985. Efektifitas Organisasi (kaidah perilaku). Jakarta: Airlangga. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Edy Sutrisno. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: UNS Press. Undang Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.