BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan

BAB I PENDAHULUAN. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dibagi kedalam beberapa jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat ke-4 dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia tumbuh dan berkembang tidak terlepas dari proses menua. Proses

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tuntutan kehidupan (Sunaryo, 2013). Menurut Nasir & Muhith (2011) stres

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga. menyebabkan uremia, yang ditandai dengan GFR kurang dari 60 ml/menit

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

BAB I PENDAHULUAN. seperti sekarang ini, kualitas tidur yang baik jarang dimiliki oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

BAB III KERANGKA KONSEP. Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang

BAB 1 PENDAHULUAN. lansia di Indonesia yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,56%. Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. ginjal tahap akhir (End Stage Renal Disease, [ERDS]) adalah istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FIRMAN FARADISI J

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Peserta didik temasuk didalamnya mahasiswa banyak mengalami peristiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. adalah penulisan tugas akhir (Iswidharmanjaya, 2006).

NURDIYANTO F

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan karena penyakit degeneratif. Perubahan struk-tur demografi ini

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Eksodonsi merupakan salah satu prosedur yang ada pada ilmu spesialis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mekanisme koping adalah suatu cara yang digunakan individu dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ela Nurlaela Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Di era globalisasi sekarang ini penyakit yang berhubungan dengan penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. siapapun dan dimanapun tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku, dan ras.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan seksual serta kesehatan sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hasil penelitian yang memenuhi syarat-syarat ilmiah dan digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu penyakit berbahaya yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku, emosi, komunikasi, dan interaksi sosial. Gejalanya sudah. tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun (Priyatna, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QURAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI HEMODIALISA DI POLI KLINIK HEMODIALISA RSD

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat dialami oleh siapa saja dan memiliki implikasi negatif jika berakumulasi dalam kehidupan individu tanpa solusi yang tepat. Akumulasi stres merupakan akibat dari ketidakmampuan individu dalam mengatasi dan mengendalikan stresnya. Stres adalah respon tubuh tidak spesifik terhadap kebutuhan tubuh yang terganggu. Stres merupakan suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari dan akan dialami oleh setiap orang. Stres memberikan dampak secara total pada individu seperti dampak fisik, sosial, intelektual, psikologis dan spiritual (Rasmun, 2004). Depkes RI (2013) menyebutkan bahwa 19 per mil penduduk Jawa Tengah menderita stres. Jumlah tersebut jika di presentasekan, maka jumlahnya mencapai sekitar 2,2% dari total penduduk Jawa Tengah mengalami stres, di Jawa Tengah tercatat 704.000 orang mengalami gangguan kejiwaan, 608.000 orang mengalami stres. Data tersebut menunjukkan bahwa stres bersifat universally, yaitu semua orang dapat merasakannya tetapi cara pengungkapannya yang berbeda atau diversity. Stres sering terjadi pada orang bekerja dan pada situasi perkuliahan. Stres juga dapat dialami oleh mahasiswa yang baru memasuki tingkat pendidikan di universitas, dampak stres terutama dirasakan oleh mahasiswa 1

2 semester pertama, kedua dan ketiga. Bagi beberapa mahasiswa, memasuki tingkat pendidikan di universitas merupakan hal yang membuat stres, hal ini di karenakan akan terjadi banyak perubahan dibandingkan waktu di sekolah menengah. Untuk mahasiswa yang lain, tinggal jauh dari rumah merupakan salah satu sumber stres (Greenberg, 2002). Mahasiswa baru merupakan status yang disandang oleh mahasiswa pada tahun-tahun pertama kuliahnya. Memasuki dunia kuliah merupakan suatu perubahan besar pada hidup seseorang (Santrock, 2006). Individu biasanya mengalami banyak perubahan di tahun pertamanya kuliah ketika memasuki perguruan tinggi. Hal ini terkait dengan penyesuaian yang merupakan masalah berat yang harus dihadapi individu ketika memasuki dunia kuliah (Dyson & Renk, 2006). Perubahan lain terjadi pada pola hubungan pengajar dengan mahasiswa. Menurut Gunarsa (2000) pola hubungan dosen-mahasiswa sangat berbeda dibandingkan dengan hubungan guru-siswa. Dialog langsung pada tingkat-tingkat awal jarang dilakukan di ruangan yang mana jumlah mahasiswa biasanya besar. Perhatian dosen terhadap mahasiswa juga lebih sedikit dibandingkan dengan perhatian guru ke siswanya. Penyesuaian diri merupakan suatu proses individu dalam memberikan respon terhadap tuntutan lingkungan dan kemampuan untuk melakukan koping terhadap stres. Kegagalan individu dalam melakukan penyesuaian diri dapat menyebabkan individu mengalami gangguan psikologis. Salah satu masalah penyesuaian diri yang sering dihadapi mahasiswa adalah penyesuaian diri dalam bidang pendidikan, contohnya adalah penyesuaian diri pada dunia perkuliahan (Gunawati & Hartati, 2006).

3 Stres pada mahasiswa dapat menyebabkan penurunan prestasi akademik, penurunan konsentrasi belajar dan penurunan daya ingat. Stresor yang mempunyai peran besar terhadap stres pada mahasiswa adalah stresor akademik. Stresor akademik pada mahasiswa dapat berasal dari berbagai macam hal, yaitu dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal, yaitu perubahan kebiasaan tidur, perubahan kebiasaan makan, tanggung jawab baru dan perubahan kebiasaan belajar. Faktor eksternal, yaitu bertambahnya beban kuliah dan mendapatkan nilai lebih kecil dari yang diharapkan (Bulo & Sanchez, 2014). Djohan (2006) mengungkapkan bahwa ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengatasi stres diantaranya adalah melalui pendekatan farmakologis, perilaku, kognitif, meditasi, hipnotis, dan musik. Metode musik merupakan salah satu cara untuk mengatasi stres. Ramolda (2009) juga menyebutkan bahwa selain terapi musik masih ada bentuk terapi lain yang dapat digunakan dalam mengatasi stres, yaitu berupa terapi religi atau disebut juga terapi murotal. Dengan tempo yang lambat serta harmonis lantunan Al Qur an dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik. Fenomena ini menunjukkan bukti kemampuan kognitif luar biasa yang

4 berpusat di otak manusia. Menurut Heru (2008) lantunan Al-Qur an secara fisik mengandung unsur suara manusia, sedangkan suara manusia merupakan instrumen penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau. Potensi kejadian stres pada mahasiswa juga terjadi di Fakultas Ilmu Keperawatan Muhamadiyah Purwokerto. Mahasiswa tingkat awal sering merasa tidak mampu dalam mengerjakan berbagai tugas dan mata kuliah yang diberikan dikarenakan masih dalam tahap penyesuaian diri terhadap lingkungan baru, yaitu lingkungan kuliah. Mahasiswa tingkat awal mengalami perubahan waktu tidur dari biasanya saat masih di SMA yang cukup menjadi kurang pada saat menjadi mahasiswa dikarenakan sistem belajar yang berbeda. Susanto (2013) mengungkapkan bahwa sebanyak 61,5% responden mengalami tingkat stres sedang, 23% mengalami stres ringan dan 14,5% mengalami stres berat. Mahasiswa mempunyai tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi, diantaranya tuntutan akademik seperti persaingan antara teman untuk mendapatkan nilai yang terbaik, mengerjakan tugas yang diberikan dosen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasisswa tidak mampu mengatasi keadaan yang dianggap mengancam bagi mahasiswa yang disebabkan oleh aktifitas yang banyak. Aktifitas yang banyak dan tuntutan yang tinggi ini menyebabkan mahasiswa mengalami strees ditambah dengan ketidaktahuan mahasiswa dalam meminimalkan dan menanggulangi stres. Selain padatnya aktifitas mahasiswa, persaingan antar teman untuk mendapatkan nilai yang terbaik merupakan tuntutan akademik yang membuat

5 responden merasa terancam jika nilai yang mereka inginkan tidak sesuai dengan yang diharapkan sehingga memicu terjadinya stres. Wawancara awal juga peneliti lakukan pada 10 orang mahasiswa S1 keperawatan, dan didapatkan informasi bahwa 6 orang (60%) mahasiswa keperawatan mengalami tanda-tanda stres berupa pikiran kacau, bingung, sullit berkonsentrasi, mudah marah dan tidak bersemangat. Hal ini mendorong timbulnya pertanyaan apakah terapi murotal efektif dalam menurunkan tingkat stres pada mahasiswa program sarjana keperawatan semester 2 di fakultas ilmu keperawatan? B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diurai diatas maka dirumusan masalah sebagai berikut : 1. Stres juga dapat dialami oleh mahasiswa yang baru memasuki tingkat pendidikan di universitas, dampak stres terutama dirasakan oleh mahasiswa semester pertama, kedua dan ketiga, hal ini di karenakan akan terjadi banyak perubahan dibandingkan waktu di sekolah menengah. (Greenberg, 2002). Individu biasanya mengalami banyak perubahan di tahun pertamanya kuliah ketika memasuki perguruan tinggi. Hal ini terkait dengan penyesuaian yang merupakan masalah berat yang harus dihadapi individu ketika memasuki dunia kuliah (Dyson & Renk, 2006). Perubahan lain terjadi pada pola hubungan pengajar dengan mahasiswa. Menurut Gunarsa (2000) pola hubungan dosen-mahasiswa sangat berbeda dibandingkan dengan hubungan guru-siswa. Dialog langsung pada tingkattingkat awal jarang dilakukan di ruangan yang mana jumlah mahasiswa

6 biasanya besar. Perhatian dosen terhadap mahasiswa juga lebih sedikit dibandingkan dengan perhatian guru ke siswanya. 2. Terapi murotal sebagai salah satu bentuk terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi stres. Dengan tempo yang lambat serta harmonis lantunan Al Qur an dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik (Ramolda, 2009). Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti Apakah terapi murotal berpengaruh terhadap tingkat stres pada mahasiswa keperawatan program sarjana semester II di fakultas ilmu kesehatan?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui pengaruh terapi murotal terhadap tingkat stres pada mahasiswa program sarjana keperawatan semester II di fakultas ilmu kesehatan. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui tingkatan stres mahasiswa program sarjana keperawatan semester II di Fakultas Ilmu kesehatan sebelum dan sesudah dilakukannya terapi murotal

7 b. Mengetahui pengaruh terapi murotal terhadap penurunan tingkat stres pada mahasiswa keperawatan program sarjana semester II di fakultas ilmu kesehatan. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoristis Memberikan alternatif terapi non-farmakologi untuk menurunkan tingkat stres 2. Manfaat praktis a. Membantu mencegah terjadinya akibat lanjut dari stres yang berkepanjangan. b. Memberikan alternatif terapi yang hemat biaya c. Sebagai bahan pertimbangan dalam konseling keluarga dalam hal menurunkan tingkat stres. E. Penelitian Terkait 1. Penelitian Syaekhudin (2010) dengan judul Efektivitas Terapi Al-Qur an Bagi Penyakit Stres dalam Belajar Serta Dampaknya terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal. Hasil penelitian menunjukkan proses terapi Al-Qur an yang diterapkan oleh guru agama dalam menanggulangi gejala stres para siswa di SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal sebagian besar (85 %) bisa diterima oleh siswa. Terapi dilaksanakan dengan cara menyuruh para siswa untuk sering membaca Al-Qur an dan mengamalkannya dengan baik di sekolah

8 maupun di rumah. Siswa yang mengalami gejala stres sebagian besar (85 %) memberikan respon positif terhadap pelaksanaan terapi Al -Qur an yang dilakukan oleh guru agama dalam menanggulangi stres di SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal. Terapi Al-Qur an yang diterapkan oleh guru agama sangat berdampak positif terhadap keberhasilan belajar siswa dengan dibuktikan perolehan hasil nilai Ujian Nasional menjadi baik. Sebelum mendapatkan terapi Al-Qur an rata-rata siswa memperoleh nilai 14,91. Tetapi setelah mendapatkan Terapi Al-Qur an rata-rata siswa memperoleh nilai 30,7 dan dapat mengurangi gejala stres para siswa di SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal. Persaman penelitian Syaekhudin dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh terapi Al-Qur an terhadap stres, sedangkan perbedaan penelitian Syaekhudin dengan penelitian ini adalah pada penelitian Ahmad Syaekhudin, responden penelitian membaca Al-Qur an sendiri, sedangkan pada penelitian ini responden hanya mendengarkan lantunan Al Qur an. Perbedaan juga ada pada responden penelitian dimana responden penelitian Ahmad Syaekhudin merupakan siswa SMP sedangkan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester 2. 2. Penelitian Yunita (2014) dengan judul Pengaruh Mendengarkan Al Quran dan Dzikir terhadap Tingkat Depresi pada Lansia di Dusun Dukuh Seloharjo Pundong Bantul Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh mendengarkan Al Quran dan dzikir terhadap penurunan depresi pada lansia di dusun Dukuh, Seloharjo, Pundong,

9 Bantul. Hasil analisis deskriptif tingkat depresi kelompok eksperimen tes awal menunjukkan bahwa terdapat 4 orang (25,00%) dalam kategori normal, 12 orang (75,00%) dalam kategori sedang, dan 0 orang (0,00%) dalam kategori berat, sedangkan setelah diberikan perlakuan menunjukkan bahwa terdapat 5 orang (31,25%) dalam kategori normal, 11 orang (68,75%) dalam kategori sedang, dan 0 orang (0,00%) dalam kategori berat. Sehingga dapat disimpulkan setelah diberikan perlakuan terdapat peningkatan penduduk yang dalam kondisi depresi berat menuju kategori normal. Persaman penelitian Evi Yunita Inayati dengan penelitian ini adalah samasama meneliti tentang pengaruh terapi Al-Qur an, sedangkan perbedaan penelitian Inayati (2014) dengan penelitian ini adalah pada penelitian Inayati (2014) meneliti tentang pengaruh mendengarkan Al Quran dan dzikir sedangkan penelitian ini adalah hanya meneliti pengaruh mendengarkan lantunan Al-Qur an. Perbedaan juga ada pada responden penelitian dimana responden penelitian Inayati merupakan lansia sedangkan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester 2. 3. Penelitian Abdul Hamid dkk (2012) dengan judul Metode Dzikir untuk Mengurangi Stres pada Wanita Single Parent. Hasil penelitian menunjukkan metode dzikir mampu mengurangi gejala stres pada subyek penelitian dan membantu mengurangi tingkat gejala keseringan stres. Dari hasil analisis diketahui bahwa dari 9 item gejala stres yang dirasakan responden sebelum melakukan dzikir terjadi penurunan menjadi 8,

10 kemudian dari 12 item gejala stres berkurang menjadi 11,5 dan item gejala stres yang tidak sering dirasakan subyek bertambah menjadi 15 setelah rutin melakukan metode dzikir. Persaman penelitian Abdul Hamid dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang stres, sedangkan perbedaan penelitian Abdul Hamid dengan penelitian ini adalah pada penelitian Abdul Hamid meneliti tentang pengaruh metode dzikir sedangkan penelitian ini adalah pengaruh mendengarkan lantunan murotal. Perbedaan juga ada pada responden penelitian dimana penelitian Abdul Hamid responden penelitian merupakan wanita single parent, sedangkan penelitian responden adalah mahasiswa semester 2. 4. Penelitian Erita (2014) dengan judul Pengaruh Membaca Al-Qur an dengan Metode Tahsin terhadap Depresi pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Unit Abiyoso Pakem Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan Tahsin Al-Qur an berpengaruh terhadap penurunan tingkat depresi pada lansia di PSTW unit Abiyoso Pakem Yogyakarta. Hasil penelitian diketahui 7 orang (63,64%) depresi ringan, 3 orang (27,27%) depresi sedang dan 1 orang (9,09%) depresi berat sebelum diberikan Tahsin Al- Qur an, sedangkan setelah diberikan Tahsin Al-Qur an diketahui semua responden yaitu 11 orang (100%) tidak ada depresi (normal). Persaman penelitian Erita dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang lantunan Al-Qur an, sedangkan perbedaan penelitian Erita dengan penelitian ini adalah pada penelitian Erita, responden penelitian membaca

11 Al-Qur an sendiri, sedangkan pada penelitian ini responden hanya mendengarkan lantunan Al Qur an. Perbedaan juga ada pada responden penelitian dimana penelitian Erita responden penelitian merupakan lansia, sedangkan penelitian responden adalah mahasiswa semester II.