I. PENDAHULUAN. Sebagai negara dengan populasi terbanyak ke empat di dunia, Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir, pola komunikasi di Indonesia mengalami banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Angka pengguna telepon seluler (ponsel) atau handphone di Indonesia

tidak pengion (non-ionisasi) (Rahmatullah, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan telepon seluler atau biasa disebut handphone hampir

I. PENDAHULUAN. adanya peningkatan glukosa darah di atas nilai normal (Balitbang. Kemenkes RI, 2013). Menurut International Diabetes Federation (IDF),

I. PENDAHULUAN. sering ditemukan di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. The Anxiety and

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang sama dengan telepon tetap kabel, namun dapat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan di zaman modern ini, menuntut manusia bekerja dengan beban lebih untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Antibiotik merupakan salah satu pilihan terapi yang banyak digunakan di

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan dalam jumlah kecil karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Fluorida adalah salah satu senyawa kimia yang terbukti dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB I PENDAHULUAN. bidang obstetri, karena merupakan penyulit 2% sampai 20% dari semua

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok keempat di dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. vulgaris disertai dengan suatu variasi pleomorfik dari lesi, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. penambah rasa makanan dengan L-Glutamic Acid sebagai komponen asam

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Seiring dengan kebutuhan untuk menyerap dan. kehidupan, khususnya sebagai seorang pembelajar

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nitrit (NO 2 atau nitrogen dioksida) adalah gabungan senyawa nitrogen dan oksigen yang terbentuk dari reaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya stres oksidatif pada tikus (Senturk et al., 2001) dan manusia

BAB I PENDAHULUAN. ini ternyata semakin meningkat. Disektor pertanian, herbisida digunakan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. cukup luas di masyarakat, mulai dari produk makanan ringan hingga masakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

I. PENDAHULUAN. tingkat gen akan kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Tumor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBAHASAN Pengaruh Efek Whitten terhadap Siklus Estrus dan Perkawinan pada Mencit

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida adalah bahan racun yang disamping memberikan manfaat di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Global status report on alcohol and health 2014 (WHO, 2014),

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Secara patologis hiperglikemia selama stroke iskemik memperburuk

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. respon terhadap stres adalah hippocampus. Hippocampus merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN. Badan Federasi Diabetes Internasional (IDF) memperkirakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Neuron Pyramidal CA1 Hippocampus

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang. membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengeradikasi bakteri gram positif dan gram negatif. Amoksisilin juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serum terhadap kejadian acute coronary syndrome (ACS) telah dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. faktor keturunan. Faktor-faktor tersebut dapat beraksi sendiri ataupun saling

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Variasi produk dan harga rokok di Indonesia telah menyebabkan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

III. METODE PENELITIAN. pendekatan Pre test - Post Test Only Control Group Design. Perlakuan hewan coba dilakukan di animal house Fakultas Kedokteran

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. pada individu yang telah mengalami stres dramatis (Wang et al., 2010; Han et al.,

BAB 1 PENDAHULUAN. Transplantasi ginjal merupakan pilihan pengobatan untuk pasien yang

BAB IV HASIL DAN PEMBASAN

BAB I PENDAHULUAN. Petani merupakan kelompok kerja terbesar di berbagai negara di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. mengapa seseorang butuh tidur akan lebih jelas bila dilihat dari akibat bila

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH RANGSANG ELEKTROAKUPUNKTUR TERHADAP MEMORI KERJA TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS) YANG DIPAPAR STRES KRONIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya penggunaan timah hitam, timbal atau plumbum (Pb) mengakibatkan 350 kasus penyakit jantung koroner, 62.

BAB I PENDAHULUAN. fast food atau makanan cepat saji. Makanan ini telah populer di masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bentuk anionik dari asam glutamat 7. Sebagai flavour enhancer bahan ini banyak ditemukan di negara maju 8, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan tikus putih Sprague Dawley yang belum

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C

BAB 1 PENDAHULUAN. kista. Tempat predileksinya antara lain pada daerah wajah, dada bagian atas, dan punggung.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Obat merupakan senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati,

ÄÄÄ Äd dd. þþþ ;;; $ Β

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

I. PENDAHULUAN. banyak sekali radiasi. Radiasi dalam istilah fisika, pada dasarnya adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

I. PENDAHULUAN. Rifampisin (RFP) dan isoniazid (INH) merupakan obat lini pertama untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. karbon pewangi (P3), dan kontrol (K) masing-masing terdiri atas 7 tikus.

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan preterm sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang serius

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan gaya hidup dan gaya hidup negatif dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. beragam jenis dan harganya, dari obat generik yang murah sampai dengan. obat bermerek yang mahal harganya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. spermatozoa merupakan bagian dari sistem reproduksi yang penting bagi

PENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik Cihateup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Kejadian ulkus lambung berkisar antara 5% - 10% dari total populasi

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara, angka harapan hidup (AHH) manusia kian meningkat. AHH di

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal

Anggraeni Janar Wulan dkk. Perbedaan Kemampuan Memori Kerja Paska Paparan Gelombang Elektromagnetik Akut dan Kronis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sebagai negara dengan populasi terbanyak ke empat di dunia, Indonesia memiliki pasar yang besar dan cepat berkembang dalam teknologi handphone. Pada tahun 2013, sekitar 68% dari penduduk Indonesia memiliki sebuah handphone, dan hanya sekitar 23% dari angka tersebut yang menggunakan smartphone. Berbeda dengan China dimana 71% dari penduduknya menggunakan smartphone. Namun, pengguna smartphone di Indonesia telah diprediksikan meningkat dari 24% menjadi 53% dalam rentang waktu dari tahun 2013 sampai 2014 (Statistika, 2014). Pada tahun 2012, total durasi penggunaan handphone di Beijing, China, adalah 150 juta menit (Statiska, 2014). Sementara penduduk Indonesia menggunakan ponsel pintar selama 189 menit per hari atau lebih dari 3 jam. Menurut sebuah survei lembaga Nielsen berjudul "Nielsen on Device Meter" pada akhir 2013, disebutkan bahwa selama 62 menit per hari penduduk Indonesia menggunakan ponselnya untuk berkomunikasi, seperti telepon, kirim pesan teks, dan e-mail (Kompas, 2014). Survei serupa juga dilakukan oleh Millward Brown AdReaction yang dikutip dalam laporan Internet Trends 2014 oleh Mary Meeker. Meeker

2 melaporkan bahwa penduduk Indonesia menghabiskan waktu selama 181 menit untuk menggunakan smartphone (Techinasia, 2014). Menurut Swamardika (2009), paparan gelombang elektromagnetik dari berbagai frekuensi menimbulkan kekhawatiran karena berpengaruh buruk terhadap kesehatan fisik manusia. Gangguan tersebut dapat berupa electrical sensitivity, yaitu gangguan fisiologis dengan tanda dan gejala neurologis diikuti dengan peningkatan sensitivitas. Gangguan ini umumnya disebabkan oleh radiasi elektromagnetik yang berasal dari jaringan listrik tegangan tinggi misalnya Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) atau ekstra tinggi, dan berbagai peralatan elektronik seperti telepon seluler (handphone) maupun microwave oven. Radiasi tersebut ternyata sangat potensial menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Handphone merupakan alat komunikasi dua arah dengan menggunakan gelombang radio atau radio frequency (RF). Gelombang radio ini menimbulkan radiasi. Oleh karena itu, banyak kontroversi dari berbagai kalangan tentang keamanan dalam menggunakan handphone (Anies, 2003; Swamardika, 2009). Penelitian Hardjono dan Qadrijati (2004) menunjukkan bahwa paparan medan elektromagnetik menahun dapat menyebabkan perubahan perilaku dan gangguan memori, antara lain mudah marah, sulit tidur (sleep lost), suka murung, kurang ramah, perasaan takut, ingatan terganggu, neurasthenia, iritabilitas. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya bradikardi, hipotensi, hipertiroid, dan meningkatnya kadar histamin darah.

3 Dampak kesehatan yang terjadi akibat paparan radiasi gelombang elektromagnetik ionisasi meliputi efek akut dan kronis. Efek akut tersebut dapat berupa sindrom saraf pusat (Rahmatullah, 2009). Pada penelitian Desai (2009) menyebutkan bahwa paparan gelombang elektromagnetik menyebabkan gangguan pada metabolisme Reactive Oxygen Species (ROS). Radikal bebas adalah molekul reaktif yang mengandung elektron tidak berpasangan yang merupakan derivat dari metabolisme oksigen yang dikenal dengan nama ROS. Pada 1992 ditemukan bahwa gelombang elektromagnetik meningkatkan aktivitas radikal bebas didalam sel. Paparan kronik dapat menurunkan aktifitas katalase, superoxide dismutase (SOD), dan glutathione peroxidase (GSH- Px), yang berarti menurunkan kapasitas total dari antioksidan. Menurut Khadrawy (2009), paparan gelombang elektromagnetik, terutama yang berasal dari handphone, mempengaruhi fisiologi otak normal. Hal ini mungkin diakibatkan oleh perubahan eksitabilitas kortikal. Handphone dapat mengakibatkan kerusakan oksidatif secara biokimiawi dengan meningkatkan kadar nitric oxide, malondialdehid serta xanthine oxidase dan aktifitas adenosin deaminase di jaringan otak. Khadrawy (2009) menyebutkan bahwa terjadi peningkatan metabolisme serebral setelah paparan gelombang elektromagnetik, yang ditandai dengan peningkatan utilisasi glukosa serebral.

4 Beberapa penelitian menyebutkan bahwa stres yang berkepanjangan (stres kronik) dapat menurunkan memori kerja (Pasiak, 2005; Wiyono, 2007). Hippocampus dan cortex medial prefrontal merupakan area penting yang bertanggung jawab terhadap memori kerja (Yoon et al., 2008). Stres kronik dapat menyebabkan gangguan memori, baik memori spasial maupun memori non spasial pada tikus. Stres kronik dapat menyebabkan kerusakan hippocampus, terutama area CA1 yang dapat menyebabkan gangguan kognitif yang tergantung hippocampus (hippocampal-dependent cognition) (Wiyono, 2007). Menurut McEwen (1998), stres akut dapat meningkatkan sekresi kortisol, yang dapat menekan mekanisme memori jangka pendek pada hippocampus dan lobus temporal. Hal ini merupakan salah satu dari dua mekanisme stres dalam menginduksi disfungsi hippocampus dan gangguan memori. Mekanisme lainnya yaitu atrofi dendrit neuron piramidal regio CA3 hippocampus melalui mekanisme yang melibatkan glukokortikoid dan neurotransmitter asam amino eksitatorik yang dilepas selama dan setelah stres berulang. Hasil penelitian Zhao (2007) memperlihatkan bahwa pada paparan jangka pendek emisi radiofrekuensi handphone dapat meningkatkan regulasi jalur apoptosis pada derivat sel di otak. Terlihat bahwa serabut syaraf lebih sensitif terhadap efek ini dibandingkan dengan astrosit.

5 Berdasarkan uraian latar belakang diatas terlihat bahwa penelitian tentang stres akut menggunakan induksi paparan gelombang elektromagnetik belum banyak diteliti. Oleh karena itu, penulis berminat untuk melakukan penelitian tentang pengaruh paparan gelombang elektromagnetik dalam periode akut selama 7 hari terhadap memori kerja dan intake sukrosa tikus putih (Rattus novergicus) galur Sprague dawley. I.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dipaparkan, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh paparan gelombang elektromagnetik selama 7 hari terhadap memori kerja pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley 2. Apakah terdapat pengaruh paparan gelombang elektromagnetik selama 7 hari terhadap intake sukrosa pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley I.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini berupa: 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh paparan elektromagnetik terhadap sistem syaraf dan perilaku 2. Tujuan Khusus 2.1 Untuk mengetahui pengaruh paparan elektromagnetik terhadap memori kerja

6 2.2 Untuk mengetahui pengaruh paparan elektromagnetik terhadap intake sukrosa I.4 Manfaat Penelitian Dari penelitian yang dilakukan diharapkan hasil yang diperoleh dapat bermanfaat bagi peneliti dan juga bagi masyarakat luas. Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti, sebagai suatu bentuk pengaplikasian disiplin ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan sehingga dapat mengembangkan khasanah keilmuan peneliti terutama pengetahuan mengenai pengaruh elektromagnetik bagi kesehatan khususnya terhadap memori kerja dan perubahan perilaku. 2. Bagi masyarakat, memperluas wawasan di bidang kesehatan dan memberikan informasi tambahan mengenai pengaruh penggunaan alat komunikasi handphone bagi kesehatan. 3. Bagi peneliti selanjutnya, memberikan gambaran kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang fokus yang serupa. I.5 Kerangka Teori Setelah dilakukan tinjauan pustaka, maka didapatkan kerangka teori bahwa paparan gelombang elektromagnetik dapat mempengaruhi sistem syaraf terutama memori kerja, dan paparan stres mampu memicu timbulnya perubahan perilaku. Respon yang terlibat antara lain nampak pada respon terhadap stres akut yang ditandai dengan perubahan pola

7 makan. Pada tikus yang dipaparkan dengan stres ringan dalam periode kronik menunjukkan penurunan konsumsi sukrosa per oral (Pothion, 2004). Paparan Gelombang Elektromagnetik dalam Periode Akut Stres Perilaku Aksis Hypothalamus- Pituitaria-Adrenalis Intake Sukrosa Pelepasan adrenocorticotropinhormone (ACTH) dari kelenjar pituitaria Variabel yang diperiksa Sekresi Hormon Glukokortikoid Glutamat Hippocampus Kematian sel piramidal di hippocampus Keterangan: : Memacu : Menghambat Memori Kerja Variabel yang diperiksa Gambar 5. Kerangka Teori

8 I.6 Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel Dependen Memori Kerja Paparan Gelombang Elektromagnetik Handphone Intake Sukrosa Gambar 6. Kerangka Konsep I.7 Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini adalah: 1. Paparan gelombang elektromagnetik dalam periode akut mempunyai pengaruh terhadap memori kerja tikus putih 2. Paparan gelombang elektromagnetik dalam periode akut mempunyai pengaruh terhadap intake sukrosa tikus putih