Tanggung Jawab (Responsibility) Etika Profesi dan Rekayasa #2 Dian Retno Sawitri

dokumen-dokumen yang mirip
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN

Kode Etik. Etika Profesi dan Rekayasa #3 Dian Retno Sawitri

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PROFESI. Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.

MANAJEMEN OPERASIONAL

ETIKA SOSIAL.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Aktivitas bisnis sudah ada sejak manusia ada di muka bumi ini karena kalau bisnis

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak-pihak yang terkait, terutama informasi yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL ASOSIASI PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA. Nomor 002/Munas-I/APPI/08/2006 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan

MANAGEMENT. (Chapter 2)

Materi: 2 AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. lain, serta saling mempengaruhi sehingga menjadikan satu kesatuan yang terarah

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB I Tinjauan Umum Etika

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

INTELIJEN NEGARA DALAM NEGARA HUKUM YANG DEMOKRATIS 1. Oleh: Muchamad Ali Safa at 2

BAB I PENDAHULUAN. teknologi serta nilai-nilai budaya dalam bentuk kegiatan pembelajaran, baik. formal di sekolah maupun non formal di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pada seksi 341 menyebutkan bahwa audit judgment atas kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Modul ke: ETIKA PROFESI. Prinsip-Prinsip Etika Humas. 07Fakultas KOMUNIKASI. Frenia Triasiholan A.D.S.Nababan. Program Studi Hubungan Masyarakat

BAB VII. Kepemimpinan Wirausaha

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi dasar atau aturan bagi seseorang dalam menjalankan profesinya. Etika

Pertemuan 2. Pembahasan. 1. Pengertian Etika Profesi 2. Kode Etik Profesi 3. Peran Etika dalam Perkembangan IPTEK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN. FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

ETIKA PROFESI DAN KODE ETIK KONSULTAN PAJAK INDONESIA. Oleh Bambang Kesit PROGRAM MAKSI-PPAK FE-UII YOGYAKARTA 2010

ETIKA BISNIS INTERNASIONAL. Week 5

MODUL BAHAN AJAR TUGAS [ETIKA PROFESI] Modul 2. Dosen: Elyas Palantei, ST., M.Eng., Ph.D

Etika yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan,etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang berarti juga adat kebiasaan atau

I. PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan dunia bisnis saat ini, laporan keuangan merupakan hal

Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis

No Indonesia. Selain itu, hasil karya Arsitektur dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Dalam melakukan kegiat

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

Pengertian Etika. Nur Hidayat TIP FTP UB 2/18/2012

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI

Kode Etik Insinyur (Etika Profesi)

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

BAB I PENDAHULUAN. profesionalisme profesi. Profesionalisme suatu profesi diwujudkan dalam sikap

Lampiran INSTRUMEN KUESIONER PENERAPAN KODE ETIK PUSTAKAWAN PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara berbagai macam perusahaan retail membuat manajemen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. melanggar dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi. Masalah etika menjadi perhatian yang sangat penting bagi masyarakat

MODUL BAHAN AJAR TUGAS [ETIKA PROFESI] Modul 4. Dosen: Elyas Palantei, ST., M.Eng., Ph.D

BAB II TINJAUAN TEORITIS. kerja, yaitu teori-teori; kebutuhan, harapan, dan keadilan (Wijono, 2010). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

PENGANTAR PERKOPERASIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap organisasi harus mampu menghadapi tantangan bagaimana

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bisnis. Pada umumnya, tujuan semua usaha bisnis adalah berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun external. Hal-hal di atas tidak mudah, karena barisan terdepan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin kompetitifnya perekonomian sekarang ini, Mendorong. perusahaan untuk bisa meningkatkan sumber daya yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam semua area profesi akuntansi Louwers et al. dalam (Husein, 2004). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tujuan yang hendak dicapai individu dalam mendukung tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat. Dalam pasal 1 ayat (2) Kode Etik Ikatan Akuntan. integritas dan obyektivitas dalam melaksanakan tugasnya.

BAB I PENDAHULUAN. dan biaya pelayanan tidak jelas bagi para pengguna pelayanan. Hal ini terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan peserta didik yang tidak hanya berprestasi dan

Disarikan dari Ashur, dan Berbagai Sumber Yang Relevan

BAB1 PENDAHULUAN. negara semakin lama semakin dekat. Dengan adanya hal tersebut maka setiap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada prakteknya di lapangan, keahlian khusus tidak menjamin. menunjang keberhasilan yaitu menerapkan suatu etika.

PENGANTAR ETIKA PROFESI

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS AUDITOR (Survey pada Auditor di Surakarta dan Yogyakarta)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan etika.etika mempunyai peranan yang sangat penting dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

BAB I PENDAHULUAN. sebaiknya juga berdasarkan rasa senang dan perhatian seseorang terhadap. profesi guru dipandang dari sudut pribadi individu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk seluruh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang

Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pembahasan. 1. Pengertian Profesi 2. Etika Profesi 3. Etika Komputer 4. Profesional & Profesionalisme. seorang Profesional

ETIKA PROFESI. OLEH HJ. Djumiati, SKM, MKes

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MATERI KULIAH ETIKA BISNIS. Pokok Bahasan: PRINSIP-PRINSIP BERBISNIS Pertemuan ke 3

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN

Etika Bisnis & Profesi

Teknik Informatika S1

Transkripsi:

Tanggung Jawab (Responsibility) Etika Profesi dan Rekayasa #2 Dian Retno Sawitri

Tanggungjawab Tanggung jawab aktif Tanggung jawab aktif adalah tanggung jawab sebelum sesuatu terjadi. Hal ini mengacu pada tanggung jawab untuk suatu tugas atau merawat keadaan atau urusan tertentu. Tanggung jawab pasif Tanggung jawab pasif diterapkan setelah sesuatu (yang tidak diinginkan) terjadi. Tanggung jawab (aktif dan pasif) sering dikaitkan dengan peran yang dimiliki dalam situasi tertentu. (Peran sebagai insinyur) Masing-masing peran memiliki tanggung jawab sesuai tugasnya

Tanggungjawab Pasif Tanggung jawab pasif tanggung jawab ke belakang terlihat relevan setelah sesuatu yang tidak diinginkan terjadi bentuk spesifiknya adalah akuntabilitas, blameworthiness (kesalahan), dan kewajiban Akuntabilitas adalah tanggungjawab balik yang dapat dipegang untuk mempertanggungjawabkan atau membenarkan tindakan seseorang terhadap orang lain Blameworthiness, tanggungjswab kebelakang, dalam arti menjadi sasaran menyalahkan yang tepat atas tindakan seseorang atau konsekuensi tindakan seseorang Agar seseorang menjadi tercela biasanya kondisi berikut perlu diterapkan : melakukan kesalahan, tanggungjawab peran, kelayakan, kebebasan

Tanggungjawab Peran Setiap peran memiliki tanggung jawab Seseorang yang memiliki lebih dari 1 peran, maka akan memiliki lebih banyak tanggung jawab Kadang tanggung jawab untuk peran yang satu bertentangan dengan tanggung jawab pada peran yang lain

Tanggungjawab Peran Tanggungjawab moral Tanggung jawab itu didasarkan pada kewajiban moral, norma moral atau tugas moral. Tanggungjawab profesional Tanggung jawab yang didasarkan pada peran seseorang sebagai profesional sejauh ia berada dalam batas-batas apa yang diizinkan secara moral.

Pelanggaran Seseorang atau suatu institusi disalahkan karena dalam melakukan tindakan tertentu, individu atau institusi yang bersangkutan telah melanggar norma atau melakukan sesuatu yang salah. Norma bisa diatur dalam undang-undang atau tata tertib suatu organisasi Diperlukan suatu kerangka kerja etis yang diterapkan untuk menilai kebenaran moral atau kesalahan Kerangka kerja ini membentuk cara berpikir tentang bagaimana seseorang bisa sampai pada apa yang baik, dan bagaimana seseorang dapat bertindak dengan cara yang benar.

Kontribusi Penyebab Seseorang yang bertanggungjawab harus membuat kontribusi penyebab sebagai konsekuensi dari tanggungjawabnya Ada 2 hal yang harus diiingat saat menilai apakah seseorang membuat kontribusi kausal dengan konsekuensi tertentu 1. Bukan hanya tindakan tapi juga kegagalan untuk bertindak sering dianggap sebagai kontribusi kausal 2. Sumbangan kausal biasanya tidak cukup untuk konsekuensi konsekuensi yang sedang dipertimbangkan

Kelayakan Seseorang yang diberi tanggungjawab terhadap sesuatu harus mengetahui konsekuensi setiap tindakannya Konsekuensi adalah kerugian yang sebenarnya timbul akibat pelanggaran norma Seseorang tidak akanbertanggungjawab jika mereka tidak menyadari konsekuensinya Diharapkan semua orang menyadari konsekuensi atas segala tindakannya

Kebebasan Bertindak Orang yang memiliki tanggung jawab harus memiliki kebebasan bertindak, tidak boleh bertindak akibat paksaan Seserang yang dipaksa mengambl keputusan tertentu menjadi tidak bertanggungjawab atau tanggung jawabnya rendah Seseorang yang dipaksa atau dimanipulasi untuk bekerja pada pengembangan teknologi tertentu dibawah ancaman jika dia tidak bekerja sama, dia akan mengorbankan peluang promosinya

TanggungJawab Aktif dan Insinyur Ideal Jika seseorang bertanggungjawab secara aktif terhadap sesuatu, dia akan bertindak sedemikian ruma sehingga konsekuensi yang tidak diinginkan dihindari semaksimal mungkin. Tanggungjawab positif bukan semata-mata karena kesalahan tetapi juga membutuhkan sikap positif atau karakter positif dalam menyelesaikan masalah

Tanggungjawab Aktif Fitur tangungjawab aktif menuruy Mark Bovens (1989) Persepsi yang memadai terhadap pelangaran norma-norma yang terancam Pertimbangan konsekuensi Otonomi, yaitu keputusan membuat keputusan independen Menampilkan perilaku yang didasarkan pada kode yang dapat diverifikasi dan konsisten Mengambil peran yang serius

Insinyur Ideal Ada 2 karakter ideal 1. Gagasan atau usaha yang sangat memotivasi dan menginspirasi bagi orang yang memilikinya 2. Cita-cita khas yang mereka bidik mencapai optimal atau maksimal Seringkali cita-cita tidak sepenuhnya tercapai, tapi diusahakan Dalam proses berlatih menjadi insinyur profesional, mereka didorong memiliki cita-cita baik cita cita pribadi seperti, sukses, memiliki banyak uang, atau memuaskan rasa ingin tahu, bisa juga menjadi cita-cita sosial atau moral, seperti menerapkan teknologi untuk memperbaiki dunia

Ideal dan Profesional Ideal Ideal adalah ide yang sangat memotivasi dan memberi inspirasi bagi orang yang memilikinya dan bertujuan mencapai optimal atau maksimal Profesional ideal adalah cita-cita yang erat bersekutu dengan profesi atau hanya dicitacitakan dengan menjalankan profesinya

Antuasiasme Teknologi Berkaitan dengan cita-cita ingin mengembangkan kemungkinan teknologi baru dan menghadapi tantangan teknologi Contoh : teknologi google earth Konsep yang indah, menimbulkan banyak pertanyaan moral Privasi? Keamanan? Antusiasme teknologi dapat memotivasi insinyur dalampekerjaannya Bahaya yang melekat pada antusiasme teknologi terletak pada kemungkinan dampak negatif dan kendala sosial yang relevan yang mudah diabaikan

Kesejahteraan Manusia Ciri ketiga insinyur adalah memberi kontribusi atau meningkatkan kesejahteraan manusia. Insinyur harus memegang keamanan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat yang paling penting Melayani kesejahteraan manusia adalah kewajiban moral insinyur

Insinyur vs Manajer Dalam struktur kepegawaian, insinyur berada dibawah manajer. Situasi ini dapat menimbulkan konflik, disatu sisi mereka bertanggung jawab ke perusahaan, dilain pihak mereka memiliki tanggung jawab sebagai insinyur untuk mensejahterakan masyarakat Ada potensi konflik antara manajer dan insinyur : separatisme, teknokrasi, whistle blowing

Separatisme Separatisme adalah gagasan bahwa ilmuwan dan insinyur harus menerapkan input teknis, namun manajemen dan organ politik yang tepat harus membuat nilainya Model tripartit dapat dilakukan, bahwa insinyur hanya dianggap bertanggungjawab atas desain produk dan bukan karena konsekuensi sosial atau kekhawatiran yang lebbih luas Dalam model tripartit, tiga segmen terpisah dibedakan : politisi, insinyur, dan pengguna

Ada anggapan, tanggungjawab insinyur terbatas pada pilihan teknis yang mereka buat Perumusan tugas desain, cara penggunaan teknologi, dan konsekuensi semua hal tersebut tidak diangap sebagai bagian tanggung jawab insinyur Menurut pandangan ini, tanggungjawab insinyur membatasi tanggung jawab profesional yang mereka miliki kepada atasan, pelanggan, dan rekan kerja, tidak termasuk masyarakat umum Hal ini harus dihindari

Teknokrasi Teknokrasi adalah pemerintahan oleh para ahli Peran insinyur adalah teknokrat yang berwawasan teknologi, melakukan apa yangmereka anggap paling baik untuk perusahaan, atau masyarakat Peran teknokrat bermasalah karena sejumlah alasan Keahlian yang tidak jelas Tidak demokratis dan paternalistik Patternalisme adalah keputusan yang dibuat untuk orang lain dengan asumsi seseorang mengetahui lebih baik apa yang baik untuk mereka daripada orang lain itu sendiri

Whistle Blowing Organisasi tempat kehendak whistleblower mejadi milik melalui produk dan kebijakannya Lakukan yang serius dan sangat merugikan masyarakat Wartawan kehakiman mengetahui hal tersebut dan melaporkan ke atasan langsung Pelapor telah melakukan investigasi internal yan dapat dipertanggungjawabkan Whistleblower telah dilaksanakan Mengungkapkan ancaman akan mencegah kerugian

Konteks Sosial Pengembangan Teknologi Pengembang dan produsen teknologi biasanya mempekerjakan ilmuwan dan insinyur Pengguna teknologi merumuskan keinginan atau persyaratan tertentu untuk berfungsinya teknologi Regulator merumuskan peraturan-peraturan