GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 148 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI KEPADA PT. MEGAPURA KAWASAN GOLD

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 151 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI KEPADA PT. SINAR INDAH PERSADA

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 150 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI KEPADA PT.SINAR INDAH PERSADA

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 112 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI KEPADA PT. JENTERA ADIKA MANYARI

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 56 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI KEPADA PT. ANDALAN BIDURISAKTI

BUPATI POLEWALI MANDAR

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 120 TAHUN 2010 T E N T A N G

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 91 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 132 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 146 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 196 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 123 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERIZINAN PEMANFAATAN HASIL BUKAN KAYU

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 175 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 113 TAHUN 2012 T E N T A N G

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 15 TAHUN 2010 T E N T A N G TATA CARA IZIN USAHA INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU RAKYAT

- 3 - MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PENETAPAN WILAYAH PERTAMBANGAN PULAU JAWA DAN BALI.

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 560/382/TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI PAPUA TAHUN 2017

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR PAPUA. 4. Undang-Undang.../2

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 238 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH SEKTORAL PROVINSI PAPUA

KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI IRIAN JAYA NOMOR 121 TAHUN 2001 T E N T A N G

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 185 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG USAHA PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor :... Tanggal :...

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2010

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI PAPUA TAHUN 2011

2017, No sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Keempat atas Peratur

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU (IPHHK) DI PROVINSI PAPUA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 4

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG DANA RENCANA STRATEGIS PEMBANGUNAN KAMPUNG (RESPEK)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA DAN PROSEDUR PEMBERIAN IZIN PEMASUKAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 3323 K/30/MEM/2012 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN BUPATI KUDUS,

2015, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4,

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN JABATAN BIRO BINA MENTAL SPIRITUAL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI PAPUA

: JI. Raya Sulfat IIl88 Malang : Operasi Produksi Khusus

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. Evaluasi. Penerbitan. Izin Usaha Pertambangan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN PERTAMBANGAN RAKYAT MINERAL DAN BATUBARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

-2- Batubara; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pe

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

2016, No Tata Cara Penetapan Wilayah Usaha Pertambangan dan Sistem Informasi Wilayah Pertambangan Mineral dan Batubara; Mengingat : 1. Undang-

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

PERUBAHAN ATAS PP NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/51/2007 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 201/KPTS-II/1998. Tentang

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara.

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 56 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 33 TAHUN 2002 T E N T A N G

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 59 SERI E

J A K A R T A. Membaca : Surat Direktur Utama PT. Jati Dharma Indah Plywood Industries :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN Formulir Model-01

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 3 TAHUN 2010 T E N T A N G PEMBIDANGAN TUGAS ASISTEN SEKRETARIS DAERAH PROVINSI PAPUA

PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENJUALAN DAN/ATAU RENCANA PENGIRIMAN HASIL TAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Apabila ada tanggapan terhadap draft ini mohon dikirimkan ke:

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN UMUM

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 106 /KPTS-II/2000 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI DAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 1101 K/702/M.PE/1991 DAN 436/KPTS-II/1991 TENTANG

Transkripsi:

KEPUTUSAN NOMOR 148 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI KEPADA PT. MEGAPURA KAWASAN GOLD Lampiran : 3 ( tiga ) berkas Menimbang : a. Bahwa PT. Megapura Kawasan Gold, dipandang telah memenuhi syarat, mampu dan bertanggung jawab untuk diberikan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi; b. Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut huruf a, perlu menetapkan Keputusan Gubernur Papua tentang Pemberian Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi Kepada PT. Megapura Kawasan Gold; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-Kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 47); 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 167) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 86); 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 135) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 112); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 67); 6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68); 7. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 4); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 48); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 28); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 29); Memperhatikan : 1. Surat Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral dan Batubara Nomor 1219/30/DBM/2010 tanggal 27 April 2010 perihal Penerbitan IUP Eksplorasi. 2. Surat PT. Megapura Kawasan Gold Nomor 08/MKG/X/2008 Tanggal 19 Agustus 2008 perihal permohonan IUP Eksplorasi. MEMUTUSKAN Menetapkan : KESATU : Memberikan Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi kepada : Nama Perusahaan : PT. Megapura Kawasan Gold Nama Direksi/Komisaris : Tonny Uloli Alamat : Jl. Batu Putih No. 8 Jayapura Kewarganegaraan : Indonesia Komoditas : Emas Lokasi Eksplorasi : Kabupaten Pegunungan Bintang Provinsi : Papua Luas : 16.450 ha dengan daftar koordinat dan peta WIUP sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II Keputusan ini. Jangka waktu berlaku IUP Eksplorasi 7 (tujuh) tahun dengan jangka waktu tahap kegiatan : a. Penyelidikan Umum selama 2 (dua) tahun. b. Eksplorasi selama 3 (tiga) tahun. c. Studi Kelayakan selama 2 (dua) tahun. KEDUA : PT. Megapura Kawasan Gold sebagai pemegang IUP Eksplorasi mempunyai hak untuk melakukan penyelidikan umum, eksplorasi dan studi kelayakan dalam WIUP untuk jangka waktu 7 tahun terhitung mulai tanggal ditetapkannya Keputusan ini. KETIGA : Pemegang IUP Eksplorasi dilarang dipindahtangankan kepada pihak lain tanpa persetujuan Gubernur Provinsi Papua. KEEMPAT : Pemegang IUP Eksplorasi dalam melaksanakan kegiatannya mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Keputusan ini.

KELIMA : Selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kerja setelah diterbitkannya Keputusan ini pemegang IUP Eksplorasi sudah harus menyampaikan RKAB kepada Gubernur untuk mendapat persetujuan. KEENAM : Terhitung sejak 90 (sembilan puluh) hari kerja sejak persetujuan RKAB sebagaimana dimaksud dalam diktum Kelima Pemegang IUP Eksplorasi sudah harus memulai aktifitas dilapangan. KETUJUH : IUP Eksplorasi ini dapat diberhentikan sementara, dicabut, atau dibatalkan, apabila pemegang IUP Eksplorasi tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam diktum KETIGA, KEEMPAT, dan KELIMA dalam Keputusan ini. KEDELAPAN : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jayapura pada tanggal : 30 Desember 2010 CAP/TTD BARNABAS SUEBU, SH Untuk salinan yang sah sesuai dengan yang asli SEKRETARIS DAERAH PROVINSI PAPUA Drh. CONSTANT KARMA SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth : 1. Menteri Dalam Negeri RI di Jakarta; 2. Menteri Enegi dan Sumber Daya Mineral RI di Jakarta; 3. Direktur Jenderal PUMDA Kementerian Dalam Negeri di Jakarta; 4. Ketua DPRP Provinsi Papua di Jayapura; 5. Kepala Inspektorat Provinsi Papua di Jayapura; 6. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Papua di Jayapura; 7. Ketua DPRD Kabupaten Pegunungan Bintang di Oksibil; 8. Bupati Pegunungan Bintang di Oksibil; 9. Kepala Dinas Pertambangan Kabupaten Pegunungan Bintang di Oksibil; 10. Yang bersangkutan untuk diketahui dan dipergunakan seperlunya.

LAMPIRAN I Keputusan Gubernur Papua Nomor : 148 Tahun 2010 Tanggal : 30 Desember 2010 LAMPIRAN DAFTAR KOORDINAT Nama Perusahaan : PT. Megapura Kawasan Gold Distrik : - Kabupaten : Pegunungan Bintang Provinsi : Papua Luas : 16.450 Ha Nomor titik Bujur Timur (BT) Lintang Selatan (LS) ' " ' " 1 140 45 0.00-4 40 41.40 2 140 45 0.00-4 47 55.00 3 140 38 21.00-4 47 55.00 4 140 38 21.00-4 40 41.40 CAP/TTD BARNABAS SUEBU, SH Untuk salinan yang sah sesuai dengan yang asli SEKRETARIS DAERAH PROVINSI PAPUA Drh. CONSTANT KARMA

LAMPIRAN III Keputusan Gubernur Papua Nomor : 148 Tahun 2010 Tanggal : 30 Desember 2010 Hak dan Kewajiban A. Hak 1. Memasuki WIUP sesuai dengan peta dan daftar koordinat; 2. Melaksanakan kegiatan IUP Eksplorasi (Penyelidikan umum, Eksplorasi, Studi kelayakan) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 3. Membangun fasilitas penunjang kegiatan IUP Eksplorasi (Penyelidikan umum, Eksplorasi, Studi kelayakan), di dalam maupun di luar WIUP; 4. Dapat menghentikan sewaktu-waktu kegiatan IUP Eksplorasi (Penyelidikan umum, Eksplorasi, Studi kelayakan), di setiap bagian atau beberapa bagian WIUP dengan alasan bahwa kelanjutan dari kegiatan IUP Eksplorasi (Penyelidakan umum, Eksplorasi, Studi kelayakan), tersebut tidak layak atau praktis secara komersial maupun karena keadaan kahar, keadaan yang menghalangi sehingga menimbulkan penghentian sebagian atau seluruh usaha kegiatan usaha pertambangan; 5. Mengajukan permohonan pengusahaan mineral lain yang bukan merupakan asosiasi mineral utama yang diketemukan dalam WIUP; 6. Mengajukan pernyataan tidak berminat terhadap pengusahan mineral lain yang bukan merupakan asosiasi mineral utama yang diketemukan dalam WIUP; 7. Memanfaatkan sarana dan prasarana umum untuk keperluan kegiatan IUP Eksplorasi (Penyelidikan Umum, Eksplorasi, Studi Kelayakan), setelah memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan; 8. Dapat melakukan kerjasama dengan perusahaan lain dalam rangka penggunaan setiap fasilitas yang dimiliki oleh perusahan baik yang berafiliasi dengan perusahaan atau tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 9. Dapat membangun sarana dan prasarana pada WIUP lain setelah mendapat izin dari pemegang IUP yang bersangkutan. B. Kewajiban 1. memilih yuridiksi pada Pengadilan Negeri tempat dimana lokasi WIUP berada; 2. paling lama 6 bulan setelah ditetapkannya keputusan ini, pemegang IUP Eksplorasi harus sudah melaksanakan dan menyampaikan laporan pematokan batas wilayah IUP Eksplorasi kepada Menteri, Gubernur Papua; 3. hubungan antara pemegang IUP Eksplorasi dengan pihak ketiga menjadi tanggung jawab pemegang IUP sesuai ketentuan perundang-undangan; 4. melaporkan rencana investasi; 5. menyampaikan RKAB paling lama pada bulan November yang meliputi rencana tahun depan dan realisasi kegiatan setiap tahun berjalan kepada Gubernur Papua dengan tembusan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bupati Pegunungan Bintang. 6. menyampaikan Laporan Kegiatan triwulan yang harus diserahkan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah akhir dari triwulan takwin secara berkala kepada Gubernur Papua, dengan tembusan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bupati Pegunungan Bintang. 7. apabila ketentuan batas waktu penyampaian RKAB dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada angka 5 dan 6 tersebut terlampaui, maka kepada Pemegang IUP Eksplorasi akan diberikan peringatan tertulis; 8. menyampaikan laporan eksplorasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; 9. menyampaikan Rencana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat sekitar wilayah pertambangan kepada Gubernur Papua; 10. menyampaikan RKTTL setiap tahun sebelum penyampaian RKAB kepada Gubernur Papua;

11. memenuhi ketentuan perpajakan sesuai sengan ketentuan peraturan perundangundangan; 12. membayar Iuran Tetap setiap tahun dan membayar royalty sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan; 13. permohonan Perpanjangan IUP untuk Kegiatan Eksplorasi harus diajukan 2 (dua) tahun sebelum berakhirnya masa izin ini dengan disertai pemenuhan persyaratan; 14. kelalaian atas ketentuan tersebut pada butir 13, mengakibatkan IUP Eksplorasi berakhir menurut hukum dan segala usaha pertambangan dihentikan. Dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak berakhirnya keputusan ini pemegang IUP Eksplorasi harus mengangkat keluar segala sesuatu yang menjadi miliknya, kecuali benda-banda/bangunan-bangunan yang dipergunakan untuk kepentingan umum; 15. apabila dalam jangka waktu sebagaimana yang dimaksud dalam angka 14, pemegang IUP Eksplorasi tidak melaksanakan maka barang/asset pemegang IUP menjadi milik pemerintah Provinsi Papua; 16. pemegang IUP Eksplorasi harus menyediakan data dan keterangan sewaktu-waktu apabila dikehendaki oleh pemerintah Provinsi Papua; 17. pemegang IUP Eksplorasi membolehkan dan menerima apabila pemerintah sewaktu-waktu melakukan pemeriksaan; 18. menerapkan kaidah pertambangan yang baik; 19. mengelola keuangan sesuai dengan sistim akuntansi Indonesia; 20. melaporkan pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat secara berkala; 21. mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja setempat, barang, dan jasa dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 22. mengutamakan pembelian dalam negeri dari pengusaha lokal yang ada di daerah tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 23. mengutamakan seoptimal mungkin penggunaan perusahaan jasa pertambangan lokal dan/atau nasional; 24. dilarang melibatkan anak perusahaan dan/atau afiliasinya dalam bidang usaha jasa pertambangan di WUP yang diusahakannya, kecuali dengan izin Gubernur Papua; 25. melaporkan data dan pelaksanaan penggunaan usaha jasa penunjang; 26. menyerahkan seluruh data yang diperoleh dari hasil kegiatan IUP Eksplorasi kepada Gubernur Papua, dengan tembusan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bupati Pegunungan Bintang. 27. memberikan ganti rugi kepada pemegang hak atas tanah dan tegakan yang terganggu akibat kegiatan IUP Eksplorasi; 28. mengutamakan pemenuhan kebutuhan dalam negeri (DMO) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. CAP/TTD BARNABAS SUEBU, SH Untuk salinan yang sah sesuai dengan yang asli SEKRETARIS DAERAH PROVINSI PAPUA Drh. CONSTANT KARMA