BAB III METODE PENELITIAN METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode Research & Development (R&D) yang dikembangkan oleh Thiagarajan (1974: 5) yaitu 4D model. Produk yang dikembangkan adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis Konstruktivisme dengan Menerapkan Pendekatan Guided Inquiry. Model pengembangan ini terdiri atas empat tahap, yaitu tahap define (pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebaran) Pada tahap define (pendefinisian) dilakukan dengan analisis awal, analisis peserta didik, analisis tugas, analisis konsep, dan merumuskan tujuan pembelajaran. Pada tahap design (perancangan) dilakukan penyusunan instrumen, pemilihan media, pemilihan format, dan rancangan produk awal. Tahap develop (pengembangan) meliputi tahap penilaian ahli dan uji coba pengembangan. Pada tahap disseminate (penyebaran) hanya dilakukan secara terbatas, mengingat ranah penelitian R & D sangat luas.. B. Prosedur Pengembangan Pengembangan produk dalam penelitian ini mengadaptasi 4D model Thiagarajan. Deskripsinya adalah sebagai berikut: 1. Pendefinisian (Define) Tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat syarat pengembangan. Tujuan tahap define bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan. Adapun 62
Thiagarajan menganalisis lima kegiatan yang dilakukan pada tahap define, yaitu. a. Analisis Awal (Front-end-analysis) Tahap ini bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran IPA. Berbagai informasi terkait permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran IPA di sekolah dilakukan melalui studi lapangan dan studi literatur. b. Analisis Siswa (Learner analysis) Tahap ini merupakan kegiatan mengkaji karakteristik peserta didik sesuai dengan bahan ajar atau produk yang akan dikembangkan. Pada tahap ini dipelajari karakteristik peserta didik SMP N. Adapun karakteristik yang diamati yaitu meliputi kemampuan kognitif (pengetahuan) dan kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan indikator pembelajaran IPA secara meaningful. c. Analisis Tugas (Task analysis) Analisis tugas bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh tentang tugas dalam materi pembelajaran yang akan disampaikan melalui produk yang akan dikembangkan yaitu LKPD IPA, selain itu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang dikembangkan. d. Analisis Konsep (Concept analysis) Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi konsep yang akan diajarkan dalam produk yang akan dikembangkan yaitu LKPD IPA serta 63
untuk mengidentifikasi konsep lainnya yang relevan dengan konsep utama sehingga akan membentuk peta konsep pembelajaran. e. Merumuskan Tujuan Pembelajaran (Specifying instructional objectives) Tujuan pembelajaran dirumuskan sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang nantinya akan menjadi dasar untuk merancang tes dan perangkat pembelajaran yang kemudian diintegrasikan ke dalam materi pada LKPD IPA yang akan dikembangkan oleh peneliti. Beberapa analisis yang dilakukan tersebut akan didapatkan gambaran fakta dan alternalif penyelesaian masalah dasar yang akan memudahkan dalam penentuan atau pemilihan bahan ajar yang dikembangkan, sehingga dapat menentukan permasalahan yang diperlukan suatu pengembangan bahan ajar berupa Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) IPA. 2. Perencanaan (Design) Tujuan dari tahap ini adalah menemukan cara yang lebih efektif dan efisien untuk mengembangkan rancangan produk berdasarkan data-data yang diperoleh pada tahap pendefinisian. Berikut ini penjelasan tahap yang dilakukan. a. Penyusunan Instrumen Instrumen disusun sesuai dengan kisi-kisi berdasarkan hasil kajian teori mengenai aspek-aspek atau indikator atau kisi-kisi dari tiap variabel dalam penelitian. 64
b. Pemilihan media Media yang dikembangkan dipilih jenisnya dan disandingkan dengan media pendukung lainnya yang sesuai dan relevan dengan kebutuhan pembelajaran. c. Pemilihan format Format lembar kerja disesuaikan dengan kebutuhan dan harus mengakomodir semua variabel penelitian. Ukuran kertas dan komponen LKPD sebaiknya ditentukan dengan baik. d. Rancangan awal Rancangan awal merupakan desain awal sebagai draft I yang kemudian dikembangan pada tahap develop. Dalam rancangan awal ini ditentukan materi, urutan kegiatan, langkah kegiatan serta kelengkapan LKPD 3. Pengembangan (Develop) Thiagarajan, et al (1974:8) mengelompokkan tahap develop (pengembangan) dalam dua kegiatan yaitu expert appraisal dan development testing. Expert appraisal merupakan kegiatan untuk memvalidasi atau menilai kelayakan rancangan produk yang dikembangkan oleh peneliti. Pada kegiatan ini dilakukakan evaluasi oleh ahli terkait bahan ajar LKPD IPA yang dikembangkan, baik oleh ahli media maupun ahli materi. Saran dan masukan yang diberikan oleh validator dipergunakan untuk memperbaiki materi dan rancangan pembelajaran yang telah disusun pada LKPD IPA. Rancangan awal LKPD IPA yang telah direvisi oleh dosen pembimbing (draft II) kemudian divalidasi oleh dosen ahli dan guru IPA 65
yang telah ditentukan, hasil perbaikan dari para validator merupakan draft III. Developmental testing merupakan kegiatan uji coba rancangan produk pada sasaran subjek yang sesungguhnya. Tahap ini dilakukan guna mengetahui kevalidan LKPD yang dikembangkan untuk mengetahui kevalidan produk ditinjau dari hasil uji coba lapangan pada subjek penelitian. Pada saat uji coba ini dicari data respon, reaksi atau komentar dari sasaran pengguna produk. Hasil uji coba digunakan untuk memperbaiki produk. Setelah produk diperbaiki kemudian diujikan kembali sampai memperoleh hasil yang efektif. Hasil pengujian kemudian digunakan untuk revisi sehingga LKPD IPA yang akan dikembangkan benar-benar memenuhi kebutuhan pengguna. Agar peneliti mengetahui efektivitas LKPD IPA dalam menumbuhkan keterampilan berpikir kritis, kegiatan pembelajaran dilakukan dengan memberi soal-soal latihan yang materinya diambil dari LKPD IPA yang dikembangkan. Kegiatan pada tahap develop dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Peninjauan Dosen Pembimbing Pada tahap ini rancangan awal (draft I) LKPD IPA yang telah disusun oleh peneliti kemudian diserahkan kepada dosen pembimbing untuk diketahui kekurangan dan kelebihan dari produk yang akan dikembangkan, sehingga dapat dilakukan revisi yang pertama. Apabila LKPD dinilai tidak valid oleh pembimbing maka dilakukan perbaikan LKPD, kemudian dikonsultasikan kembali. Apabila LKPD dinyatakan 66
valid dengan revisi maka saran dari pembimbing digunakan untuk memperbaiki LKPD sesuai dengan saran dan masukan dari dosen pembimbingsetelah dilakukan revisi pertama sesuai dengan saran dan masukan dosen pembimbing dihasilkan LKPD IPA draft II, selanjutnya dosen pembimbing akan mengarahkan peneliti untuk melakukan validasi LKPD IPA hasil pengembangan oleh ahli yang telah ditentukan dari dosen pembimbing. b. Validasi Produk oleh Ahli LKPD IPA yang akan dikembangkan oleh peneliti selanjutnya divalidasi oleh para ahli dari beberapa aspek syarat didaktis, syarat konstruksi, dan syarat teknis. Validasi bertujuan untuk mengetahui kelayakan LKPD IPA. Pada tahap ini peneliti akan mendapatkan kritik, saran dan masukan yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki produk dengan melakukan revisi kedua hingga diperoleh draft ketiga LKPD IPA sebelum diujicobakan di lapangan. Apabila LKPD dinilai tidak valid oleh validator maka dilakukan perbaikan LKPD yang selanjutnya divalidasi kembali. Apabila LKPD dinyatakan valid dengan revisi maka saran dari validator digunakan untuk bahan perbaikan produk. c. Uji Coba Pengembangan Pada tahap ini produk yang telah direvisi kemudian diuji cobakan kepada peserta didik. Uji coba produk hasil pengembangan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh masukan langsung dari 67
peserta didik terhadap LKPD IPA yang telah disusun serta untuk mengetahui kevalidan LKPD yang dikembangkan dalam mewujudkan meaningful learning pada proses pembelajaran. d. Revisi Produk Berdasarkan Hasil Uji Coba Kegiatan pada tahap ini adalah merevisi LKPD IPA yang telah diuji cobakan sebagai penyempurna produk. Melalui proses ini produk akan lebih siap untuk diterapkan pada subjek yang lebih banyak lagi dalam pembelajaran. 4. Disseminate (Diseminasi) Tahap disseminate bertujuan untuk menyebarluaskan penggunaan produk yang dikembangkan pada skala yang lebih luas. C. Desain Uji Coba Produk 1. Desain Uji Coba Uji coba pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan LKPD IPA (draft III) yang telah layak untuk digunakan dalam pembelajaran. LKPD IPA draft III ini diperbanyak kemudian dilakukan pembelajaran sesuai dengan dengan petunjuk dalam LKPD. Data diambil dari data sebelum sampai sesudah penggunaan LKPD dalam pembejaran IPA pada subjek penelitian yaitu peserta didik. Data tersebut berupa data peningkatan meaningful learning, penerapan konstruktivisme dan guided inquiry serta penilaian peserta didik terhadap LKPD. Data diambil dengan bantuan observer yang mengamati peserta didik sesuai dengan instrumen penelitian yang telah disusun. 68
Desain penelitian yang diambil adalah Pre-experimental Design yang kemukakan oleh Sugiyono (2010: 108-109). Pada desain ini, masih terdapat variabel luar yang berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil dari penelitian ini bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dikarenakan tidak ada variabel kontrol dan sampel yang dipilih tidak random. Sehingga hanya digunakan satu kelas untuk melukan uji coba. Bentuk desain penelitian yang digunakan adalah before-after. Uji dilakukan dengan membandingkan keadaan kelas sebelum dan sesudah menerima perlakuan. O1 X O2 Gambar 13. Desain Penelitian Before After (Sumber : Sugiyono, 2012: 415) Hasil O1 kemudian dibandingkan dengan O2. Dengan O1 merupakan nilai sebelum perlakuan sedangkan O2 merupakan nilai sesudah perlakuan. 2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP N 1 Tempel pada semester gasal tahun pelajaran 2016/2017 pada bulan Maret 2017. 3. Subjek dan Objek Penelitian a) Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini yaitu Validator (Dosen ahli, guru dan teman sejawat) dan peserta didik kelas VIII B SMP Negeri 1 Tempel yang berjumlah 32 peserta didik. b) Objek Penelitian 69
Objek penelitian ini adalah LKPD IPA berbasis konstruktivisme dengan menerapakan pendekatan guided inquiry sebagai upaya mewujudkan pembelajaran IPA meaningful. 4. Jenis Data Jenis data yang akan di ambil dan dianalisis adalah: a) Data tingkat kelayakan kualitas LKPD IPA berbasis konstruktivisme dengan menerapakan pendekatan guided inquiry pada pokok bahasan Perolehan Nutrisi dan Transformasi Energi pada Tumbuhan berdasarkan tinjauan dan masukan dari dosen ahli dan guru IPA. b) Data observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan berbasis konstruktivisme dengan menerapakan pendekatan guided inquiry dalam bentuk persentase. c) Data respon peserta didik terhadap LKPD IPA berbasis konstruktivisme dengan menerapakan pendekatan guided inquiry pada pokok bahasan Perolehan Nutrisi dan Transformasi Energi pada Tumbuhan. d) Data persentase dan peningkatan pembelajaran IPA meaningful peserta didik selama pembelajaran menggunakan LKPD IPA berbasis konstruktivisme dengan menerapakan pendekatan guided inquiry pada pokok bahasan Perolehan Nutrisi dan Transformasi Energi pada Tumbuhan melalui lembar observasi. 70
5. Revisi Produk Berdasarkan Hasil Uji Coba Kegiatan pada tahap ini adalah merevisi LKPD IPA yang telah diuji cobakan sebagai penyempurna produk. Melalui proses ini produk akan lebih siap untuk diterapkan pada subjek yang lebih banyak lagi dalam pembelajaran. 6. Instrumen Penelitian a) Teknik Penyusunan Instrumen Penyusunan insterumen harus memenuhi validitas internal instrumen, yaitu dilakukan secara logis dan teoritis oleh dosen sebagai ahli atau expert. Sugiyono (2012: 123) menyatakan bahwa validitas internal instrumen yang berupa tes harus memenuhi validitas konstruksi (construct validity) dan validitas isi (content validity), sedangkan untuk instrumen nontest yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstruksi. Instrumen memiliki validitas konstruksi jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala yang didefinisikan. Instrumen validasi disusun berdasarkan definisi teori yang ada. Kemudian peneliti dapat menyusun kisi-kisi instrumen kemudian dilanjutkan dengan penyusunan instrumen. Dengan demikian apabila teori yang digunakan dalam pendefinisian benar, maka instrumen tersebut sudah dipandang valid. Validitas isi adalah keabsahan yang ditinjau dari segi isi instrumen sebagai alat pengukur. Isi dari seluruh instrumen yang 71
digunakan dalam penelitian ini harus mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi yang seharusnya diuukur. Berikut ini adalah prosedur yang dilakukan agar instrumen mempunyai validitas isi, antara lain sebagai berikut; (1) mendefinisikan domain yang akan diukur dengan membuat kisi-kisi, (2) menentukan domain yang akan diukur oleh masing-masing butir, (3) membandingkan masing-masing butir pernyataan dengan domain yang sudah ditetapkan. b) Bentuk Instrumen Pada penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen pengumpulan data berupa lembar validasi LKPD, observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan berbasis konstruktivisme dengan menerapakan pendekatan guided inquiry, dan lembar observasi meaningful learning serta angket respon peserta didik. (1) Lembar Validasi LKPD Instrumen lembar validasi pada penelitian pengembangan ini digunakan untuk memperoleh data dari dosen ahli dan guru IPA SMP sebagai validator untuk bahan mengevaluasi LKPD IPA yang dikembangkan. Lembar validasi dapat digunakan untuk mengetahui kelayakan dan kualitas LKPD IPA yang dikembangkan dengan ditinjau dari aspek kesesuaian isi/materi, kesesuaian dengan syarat konstruksi, dan kesesuaian dengan syarat teknis suatu LKPD. Instrumen penilaian produk IPA disajikan dalam Tabel 4. 72
Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Penilaian LKPD IPA untuk Dosen Ahli dan Guru IPA No Kriteria Penilaian Indikator Jumlah Indikator 1. Kesesuaian Kesesuaian dengan SK dan KD 6 isi/materi SMP/MTs Kebenaran Konsep Penyajian materi Penekanan pada penerapan konstruktivisme Penekanan pada guided inquiry Penekanan pada meaningful learning 2. Kesesuaian Penggunaan bahasa yang tepat 3 dengan Syarat Konstruktif Penggunaan kalimat yang tepat Pertanyaan dalam LKPD 3. Kesesuaian dengan Syarat Teknis Kemenarikan penampilan 3 Konsistensi tulisan Penggunaan gambar yang tepat Diadaptasi dan dimodifikasi dari sumber Djauhar Siddiq (2008: 28), Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis dalam Endang Widjajanti (2008: 2-3). Instrumen angket validasi ini disusun menggunakan skala Likert dengan menggunakan lima skala (1-5). Dari skala tersebut akan diperoleh kategori/ tingkat kelayakan LKPD yang dikembangkan pada setiap aspek LKPD IPA yang divalidasi. (2) Lembar Observasi Keterlaksanaan pendekatan guided inquiry Instrumen ini digunakan untuk mengetahui persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing ditinjau dari kegiatan guru dan kegiatan peserta didik. Keterlaksanaan pembelajaran ini disesuaikan dengan langkah-langkah pendekatan inkuiri terbimbing yang terdapat dalam RPP. Instrumen penilaian keterlaksanaan pembelajaran 73
dengan pendekatan inkuiri terbimbing menggunakan skala Guttman dengan pilihan jawaban YA dan TIDAK. Jawaban YA memiliki skor 1 apabila pernyataan sesuai dengan yang dilakukan guru atau peserta didik pada proses pembelajaran. Sedangkan jawaban TIDAK memiliki skor 0, apabila pernyataan tidak sesuai dengan yang dilakukan guru atau peserta didik pada proses pembelajaran. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing terdapat pada Lampiran 3.2 (halaman 273) dan berdasarkan kisi-kisi yang terdapat pada Tabel 5. 74
Tabel 5. Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Guided Inquiry No Langkah-langkah Nomor Jumlah Pembelajaran Indikator Indikator Indikator Guided Inquiry 1. Orientasi Menyampaikan 1,2,3 3 apersepsi Menyampaikan motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Merumuskan Membimbing peserta 4 1 masalah didik untuk mengidentifikasi permasalahan dan membuat rumusan masalah 3. Merumuskan Membimbing peserta 5 1 hipotesis didik untuk merumuskan hipotesis 4. Melakukan Membimbing peserta 6 1 percobaan didik untuk melakukan percobaan 5. Menganalisis data Membimbing peserta 7 1 didik menganalisis data hasil 6. Merumuskan kesimpulan Membimbing peserta didik untuk membuat 8 1 7. Mengomunikasikan hasil 8. Mengembangkan masalah baru kesimpulan Membimbing peserta didik untuk mengomunikasikan hasil percobaan secara lisan/tulisan Membimbing peserta didik untuk mengambangkan masalah baru dengan membuat pertanyaan 9 1 10 1 Jumlah 10 Diadaptasi dan dimodifikasi dari sumber W. Gulo (2008: 95-97) Asri Widowati (2011: 58) Llewellyn (2011: 16) Matthew and Kennetn (2013: 136) Sund dan Trowbridge (1973: 63) Nana Sudjana (2011: 155) 75
(3) Lembar Observasi Keterlaksanaan konstruktivisme Instrumen ini digunakan untuk mengetahui persentase keterlaksanaan pembelajaran berbasis konstruktivisme ditinjau dari kegiatan guru dan kegiatan peserta didik. Keterlaksanaan pembelajaran ini disesuaikan dengan langkah-langkah konstruktivisme. Instrumen penilaian keterlaksanaan pembelajaran pembelajaran berbasis konstruktivisme menggunakan skala Guttman dengan pilihan jawaban YA dan TIDAK. Jawaban YA memiliki skor 1 apabila pernyataan sesuai dengan yang dilakukan guru atau peserta didik pada proses pembelajaran. Sedangkan jawaban TIDAK memiliki skor 0, apabila pernyataan tidak sesuai dengan yang dilakukan guru atau peserta didik pada proses pembelajaran. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran pembelajaran berbasis konstruktivisme berdasarkan kisi-kisi yang terdapat pada Tabel 6. 76
Tabel 6. Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme Langkah-langkah Nomor No Pembelajaran Indikator Indikator Konstruktivisme 1. Guru mengembangkan situasi bagi siswa untuk menjelaskan sesuatu (situation) 2. Memilih proses pengelompokan bahan dan siswa (groupings) 3. Membangun jembatan antara apa siswa sudah tahu dan apa yang mereka ingin mereka belajar (bridge) 4. Mengantisipasi pertanyaan untuk bertanya dan menjawab tanpa memberikan penjelasan yang rumit (questions) 5. Mendorong siswa untuk menunjukkan catatan pemikiran mereka dengan berbagi dengan orang lain (exhibit) 6. Meminta refleksi siswa tentang pembelajaran mereka.(reflections) 1. Memberikan topik atau permasalahan pembelajaran yang akan dipelajari 2. Menyajikan proses pemecahan masalah 3. Menjawab pertanyaan 4. Membuat keputusan atau tujuan. menetapkan 1. Membuat kelompok kerja 2. Memilih bahan yang digunakan 1. Menggali pengatahuan awal siswa 2. Memberikan hubungan atas apa yang telah peserta didik ketahui dengan apa yang akan dipelajari 1. Memberikan pertanyaan 2. Memberikan kesempatan untuk bertanya 3. Menjawab pertanyaan 4. Memberikan arahan untuk menjawab pertanyaan 1. Mengomunikasikan gagasan atau hasil pemikiran secara lisan atau tulisan 1. Merefleksikan apa yang telah dipelajari dengan situasi atau fenomena 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 11 Jumlah Indikator 4 4 1 2 12 1 13 13 Jumlah 13 Diadaptasi dari sumber GW. Gagnon dan M. Collay (2005: 3-5) 77
(4) Lembar Observasi meaningful learning Lembar observasi meaningful learning disusun untuk mengetahui tingkat meaningful learning selama proses pembelajaran dengan menggunakan LKPD IPA yang dikembangkan. Lembar observasi meaningful learning terdapat dalam Lampiran 3.4 (halaman 279). Intrumen penilaian meaningful learning ini mengacu kisi-kisi yang disajikan dalam Tabel 6. Tabel 7. Kisi-kisi Lembar Observasi Meaningful Learning Aspek Nomor Jumlah No yang Indikator Indikat Indikat Dinilai or or 1. Aktif 1. Berinteraksi dengan 1 3 lingkungan 2. Memanipulasi objek di dalam 2 interaksinya dengan lingkungan 3 3. Mengamati dampak-dampak dari manipulasi yang dilakukan 2. Konstruktif 1. Melakukan aktivitas 4 4 pemecahan masalah 2. Merefleksikan aktivitas dan 5 pengamatan 3. Menginterpretasikan refleksi 6 aktivitas dan pengamatan 4. Memberikan tindak lanjut atau solusi perrmasalahan 7 3. lntensional/ 1. Mencoba untuk mencapai 8 1 Menyengaj tujuan belajar yang telah di a artikulasikan 4. Otentik 1. Mengungkapkan gagasan yang 9 1 sesuai konteks 5. Kooperatif 1. Merundingkan tentang suatu 10 1 perasalahan dan bagaimana memecahkan masalah JUMLAH 10 Diadaptasi dari Mohamed Amin Embi & Amelia Abdullah. (2009: 128-141) dan Jonasen dkk. (1994: 6) 78
(5) Angket Respon Peserta Didik Instrumen angket responn peserta didik digunakan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap LKPD IPA hasil pengembangan ditinjau dari dari aspek kesesuaian isi/materi, kesesuaian dengan syarat konstruksi, dan kesesuaian dengan syarat teknis suatu LKPD. Kisi-kisi instrumen respon peserta didik terhadap LKPD hasil pengembangan disajikan dalam Tabel 8. Tabel 8. Kisi-Kisi Instrumen Respon Peserta Didik terhadap LKPD No Aspek Indikator 1. Kesesuaian dengan isi/materi 2. Kesesuaian dengan syarat konstruktif 3. Kesesuaian dengan syarat 1. Penyajian isi LKPD 2. Penekanan pada pendekatan guided inquiry 3. Penekanan pada konstruktivisme 4. Penekanan pada meaningful 5. Kemudahan memahami bahasa yang digunakan 6. Penyajian pertanyaan dalam LKPD 7. Penyajian kegiatan percobaan dalam LKPD 8. Penyajian fisik dan tampilan LKPD Nomor Indikator Jumlah Positif Negatif Indikator 1, 3 2 3 4, 5, 6, 9, 11, 12,14,33 7, 8, 10, 13,31,32,34, 36 25,26,27,28, 29,30,35 37,38,39, 40, 41,42,43, 44 45,46,47, 48,49,50, 51,52 46,53,54, 55,56,57, 58 15 16 2 17 18 2 19 20 2 21, 22, 23, 24 59,60,61, 62 teknis Diadaptasi dan dimodifikasi dari sumber Djauhar Siddiq (2008: 28), Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis dalam Endang Widjajanti (2008: 2-3), 7 3 4 79
7. Teknik Analisis Data a) Analisis Kelayakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Data untuk tiap-tiap aspek yang telah ditentukan dalam uji kelayakan lembar kerja peserta didik ditabulasikan dan dihitung skor total rata-rata sesuai persamaan berikut X = X n Keterangan: X X N = skor rata-rata = jumlah skor yang diperoleh = jumlah validator (Sugiyono, 2007: 49) Konversi data skor menjadi data kuantitatif (jenis data: interval) dilakukan berdasarkan rumus konversi skala 5 pada tabel 4. Tabel 9. Konversi Skor Hasil Validasi No. Skor Nilai Kategori 1. X Xi + 1.Sbi A Sangat baik 2. Xi + 1. Sbi > X Xi B Baik 3. Xi > X Xi 1 Sbi C Kurang 4. X > Xi 1.Sbi D Sangat kurang (Eko Putro Widyoko, 2009: 38) Keterangan: Xi Sbi = Rerata ideal = ½ (skor maksimal + skor minimum) = simpangan baku ideal = 1 6 (skor maksimal+skor minimal) X = Skor aktual Selanjutnya untuk menghitung reliabilitas lembar kerja peserta didik yang dikembangkan, maka dilakukan perhitungan menggunakan percentage 80
agreement (Borich, 1994: 385) oleh dosen ahli, guru IPA, teman sejawat sesuai persamaan berikut ini. A B Percentage of agreement = 100x ( 1 ( A + B )) Keterangan: A dan B adalah jumlah frekuensi dari tiap validator. Frekuensi yang lebih rendah (B) dikurangi dengan frekuensi yang lebih tinggi (A) b) Analisis Keterlaksanaan Guided Inquiry dan Konstruktivisme Keterlaksanaan konstruktivisme dan guided inquiry dihitung menggunakan rumus: X = X n Keterangan: X = skor rata-rata X = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah observer (Sugiyono, 2007: 49) Analisis data yang diperoleh kemudian dikonversi dengan rumus. Presentase (P) = ( Jumlah skor perolehan Jumlah skor maksimal seluruh aspek ) x 100% Kemudian, diperoleh kategori keterlaksanaan pembelajaran konstruktivisme dan guided inquiry berdasarkan Tabel 10. Tabel 10. Konversi Data Keterlaksanaan Konstruktivisme Dan Guided Inquiry Tingkat penguasaann Nilai Kategori 86-100 % A Sangat baik 76-85 % B Baik 60-75% C Cukup 55-59% D Kurang baik <54% E Sangat kurang baik (Sukardjo, 2005: 55). 81
c) Analisis Respon Peserta Didik terhadap Produk Penilaian peserta didik terhadap produk yang dikembangkan menjadi salah satu indikator kelayakan produk. Hal ini mengingat peserta didik sebagai subjek penelitian artinya pihak yang menggunakan dan dipengaruhi oleh penggunaan produk yang dikembangkan. X = X n Keterangan: X = skor rata-rata X = jumlah skor yang diperoleh n = jumlah observer (Sukardjo, 2005: 55). Mean yang diperoleh kemudian dikonversi sehingga dapat diketahui peserta didik merespon produk dengan kategori sangat baik, baik, kurang, atau sangat kurang. Tabel 11. Konversi Data Respon Peserta Didik terhadap Produk LKPD. No. Skor Nilai Kategori 1. X Xi + 1.Sbi A Sangat baik 2. Xi + 1. Sbi > X Xi B Baik 3. Xi > X Xi 1 Sbi C Kurang 4. X > Xi 1.Sbi D Sangat kurang d) Analisis Hasil Observasi Meaningful Learning Kemampuan yang diukur mengandung domain sosial dan domain kognitif. Kedua domain ini berjalan secara bersamaan dan dapat diamati melalui gejala-gejala tertentu. Dikarenakan adanya domain sosial, maka penilaiannya diperoleh melalui observasi dengan persamaan : X = X n (Eko Putro Widyoko, 2009: 38) 82
X X n = skor rata-rata = jumlah skor yang diperoleh peserta didik = jumlah peserta didik (Sugiyono, 2007: 49) Setelah dirata-rata, skor tersebut dibuat persentase dengan persamaan berikut. Jumlah skor rerata tiap aspek Presentase (P) = ( ) x 100% Jumlah skor maksimal tiap aspek Persentase di atas kemudian ditentukan nilai dan kategorinya. Berikut adalah tabel rentang persentase keterlaksanaan. Tabel 12. Rentang Persentase Skor Meaningful Learning No. Rentang Skor Nilai Kategori 1. X Mi + 1.8 Sbi A Sangat Baik 2. Mi + 0.60 Sbi <X<Mi + 1.80 Sbi B Baik 3. Mi-0.60 Sbi<X<Mi + 0.60 Sbi C Cukup 4. Mi-1.80 Sbi<X<Mi-0.60 Sbi D Kurang 5. X < Mi 1.80 Sbi E Sangat Kurang (Ngalim Purwanto. 2002: 103) Selanjutnya, dilakukan analisis perbedaan sebelum dan sesudah memperoleh perlakuan berupa menggunakan produk. Variabel yang terukur bersifat deskriptif sehingga data yang diperoleh melalui observasi dengan sistem before-after. Sugiyono (2007: 117) menyatakan bahwa pengujian komparasi antara dua sampel menggunakan statistik parametris, yaitu t-test. Melalui analisis menggunakan uji pada aplikasi SPSS, maka diperoleh t hitung dan nilai lainnya. Jika sig.> 0,05 maka tidak ada hubungan antar data ssebelum dan sesudah. Sedangkan, jika sig. <0,05 maka ada hubungan data 83
sebelum dengan sesudah yang signifikan. Besar pengaruh data merupakan kuadrat dari korelasi. Hnol : Tidak terdapat perbedaan meaningful learning antara sebelum dan sesudah menggunakan produk LKPD berbasis konstruktivisme dengan menerapkan pendekatan guided inquiry. Ha : terdapat perbedaan meaningful learning antara sebelum dan sesudah menggunakan produk LKPD berbasis konstruktivisme dengan menerapkan pendekatan guided inquiry. 84