BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. korporat dimana di dalamnya terdapat budaya kerja. untuk memperoleh status sosial, pengembangan karir, dan memperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan yang terakumulasi dalam diri anggota organisasi. menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atas kepercayaan dan nilai-nilai yang memberi arti bagi anggota suatu organisasi serta aturanaturan

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdapat dua kolom nilai yang berbeda, yakni skor rata-rata subyek dari kategori level leader

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. proaktif dan dapat memberikan jasa yang memuaskan kepada nasabahnya agar

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Arti dan Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. yang tepat untuk meningkatkan kemampuan perusahaannya dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Kinerja merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, work

BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

N. AMBARDHI P

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manajemen sumber daya manusia merupakan kunci penting

BAB II LANDASAN TEORI. efisien untuk mencapai tujuan tertentu didalam suatu organisasi. Dasar-dasar manajemen adalah sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk membedakan dirinya dalam

Analisis Budaya Organisasi Menggunakan Model OCAI (Organizational Culture Assessment Instrument) pada Universitas XYZ

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. intrapreneurship sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manajemen kepegawaian dan sumber daya manusia merupakan unsur yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Contoh Perilaku dan Budaya Organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan tenaga - tenaga terampil dan cerdas di dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan terbaik di dunia (Trice dan Bayer, 1993; Bennis dan Nanus,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA KERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Kemajuan telah dialami oleh manusia, baik yang bersifat keilmuan

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

BAB I PENDAHULUAN. tujuan perusahaan karena masalah yang akhirnya menentukan dan. memprediksikan keberhasilan atau kegagalan suatu kebijakan, strategi

BAB I PENDAHULUAN. disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala

KONSEP MANAJEMEN STRATEGIK SEBAGAI PARADIGMA BARU DI LINGKUNGAN ORGANISASI PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena

Organizational Theory & Design

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Suatu organisasi harus dapat mengatur dan memanfaatkan sedemikian rupa sehingga potensi sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. peranan sumber daya manusia yang menjadi aset terpenting perusahaan karena

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perhatian khusus karena unsur tersebut yang mengendalikan unsur-unsur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan organisasi, karena manusia dalam melakukan aktivitas di

KULTUR ORGANISASI 12/6/2016 1

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas

BAB I PENDAHULUAN. Visi dan Misi bagi sebuah perusahaan sangat penting. Dalam persaingan

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dimensi efektivitas berkaitan dengan pencapaian untuk kerja yang maksimal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

Definisi Budaya Organisasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya tanpa adanya perusahaan sebagai tempat mencari nafkah sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

a. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan nasabah akan kualitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masyarakat modern, industri memiliki peran penting dalam memproduksi barang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan Era globalisasi yang telah berjalan selama beberapa

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. jasa tersebut berkualitas atau tidak, dengan harapan perusahaan asuransi tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan

Jenis jenis budaya organisasi dapat ditentukan berdasarkan proses informasi dan tujuannya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan perusahaan industri yang selalu ingin survive dan berkembang.

BAB V PENUTUP. Islamic School) Kota Pekanbaru, belum sepenuhnya berorientasi pada manajemen

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini yang tumbuh dan berkembang dengan sangat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kinerja perusahaan Bank BNI maka dapat disimpulkan : praktek-praktek manajemen yang menguatkan budaya-budaya tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, antara lain adalah

Pengertian dan Urgensi Perencanaan Tujuan dan Rencana Menetapkan Tujuan dan Mengembangkan Rencana Masalah Kontemporer dalam Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. merupakan sebagai alat pengontrol dan evaluasi kinerja karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan

Transkripsi:

11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sejarah Budaya Organisasi Organisasi telah ada sejak ratusan tahun lalu dimuka bumi, tidak ada literatur yang secara jelas menjelaskan asal muasal terjadinya organisasi. Berdasarkan sejarah sendiri belum diketahui secara pasti kapan terbentuknya organisasi. Diwakili oleh Taylorisme bahwa suatu organisasi baru dimulai sebagai disiplin akademik bersamaan dengan munculnya manajemen ilmiah pada tahun 1890 yang menjadi puncak dari gerakan ini. Ruang lingkup organisasi sangat luas dimulai dari organisasi kecil yaitu keluarga sampai organisasi finansial global yang mendunia. Suatu organisasi dapat mejadi fokus sentral dalam kehidupan seseorang atau malah mungkin hanya merupakan pelayanan untuk sementara waktu, sebuah organisasi mungkin dapat bersifat kaku, dingin tanpa kepribadian atau terkadang menghasilkan hubungan hubungan fleksibel yang bermakna bagi anggotanya. Rasionalisasi terhadap organisasi dengan serangkaian instruksi dan studi tentang gerak dan waktu akan menyebabkan peningkatan produktivitas. Berawal dari sini mulai muncul studi tentang sistem kompensasi dilakukan. Setelah perang dunia pertama berakhir fokus studi organisasi bergeser pada analisis bagaimana faktor hubungan antara manusia, psikologi dan tingkah laku laku manusia mulai mempengaruhi organisasi. Gerakan hubungan antar manusia pada organisasi pada akhirnya berpusat pada team, motivasi dan aktualisasi tujuan masing masing indovidu dalam organisasi. Pada awal tahun 1970an organisasi didunia banyak dipengaruhi oleh psikologis sosial, dan sejak saat itu studi akademiknya dipusatkan pada penelitian kualitatif.

12 Penjelasan tentang budaya di suatu organisasi dan perubahannya menjadi bagian yang penting didalam studi tentang budaya organisasi dimana metode kualitatif menjadi semakin diterima dengan memanfaatkan pendekatan pendekatan dari sejarah, psikologi dan sisi sosiologi. 2.2. Pengertian Budaya Organisasi Kata organisasi berasal dari bahasa yunani organon yang berarti alat atau sarana, mengacu pada pengertian tersebut para akademisi memandang organisasi sebagai sarana (means) untuk mencapai suatu sasaran (ends). Semua organisasi memiliki visi, misi dan sasaran yang ingin dicapai, sasaran tersebut lazim dikenal sebagai organizational effectiveness. Agar dapat mendorong pencapaiannya secara cepat dan tepat maka sasaran organisasi harus dapat diukur. Suatu organisasi dapat membuat general measuremant sebagai pengukur sasaran organisasinya dan agar organisasinya dapat dibandingkan dengan organisasi lain yang telah ada, general measurement dapat dibuat sendiri oleh organisasi bersangkutan atau dapat pula mengambil data dari organisasi lain yang memang khusus berdedikasi di bidang tersebut, misalnya majalah Fortune menerbitkan peringkat perusahaan didunia setiap tahunnya dengan mendasarkan pada besarnya revenue dan profit. Untuk dapat menilai keefektifan suatu organisasi saat disajikan, telaah sistematik organisasi yang mengacu pada dimensi utama oraganisasi antara lain strategi, struktur, lingkungan, budaya organisasi yang terbentuk dan penerapan teknologi yang digunakan. Ukuran suatu organisasi cenderung tidak dapat dibahas karena ukuran organisasi cenderung mengalami perubahan secara signifikan karena mengadopsi kemajuan teknologi. Ukuran yang dalam konsep konservatif menunjukan jumlah anggota dalam organisasi tampaknya menjadi kurang relevan. Terdapat tiga elemen penting organisasi dalam definisi organisasi, yaitu: organisasi adalah sekumpulan manusia, organisasi selalu mempunyai batasan dan setiap

13 organisasi selalu mempunyai sasaran. Keefektifan organisasi menunjukan sejauh mana organisasi telah merealisasikan sasarannya. Sasaran dapat berbentuk sasaran jangka pendek dan jangka panjang dan siapa yang menjadi sasarannya. Sasaran organisasi sangat dipengaruhi oleh visi dan misinya, visi menggambarkan apa yang ingin dituju organisasi dan masa depannya, apa yang dicita citakan pendiri dan pemimpinnya sedangkan misi berkaitan dengan alasan keberadaan suatu perusahaan (reason for being) misi sering disamakan dengan official goal suatu organisasi. Secara obyektif sasaran jangka pendek dapat diukur dengan ROI (Return on Investment) dan peningkatan Profitabilitas. Namun untuk sasaran jangka panjang selain ukuran tersebut diperlukan suatu tools untuk dapat membuat organisasi dapat survive bagaimanapun kondisinya, sumber yang dimaksud berasal dari dalam organisasi setiap individu karyawannya. Tools tersebut dikenal dengan Budaya Organisasi, didalam perusahaan budaya organisasi disebut sebagai budaya perusahaan (corporate culture). Daft (2010) menyimpulkan bahwa terdapat 5 keefektifan organisasi, yaitu : Pendekatan Sasaran (goal attainment approach), Pendekatan Sistem (system approach), Pendekatan Stakeholders, Pendekatan Proses Internal (internal process) dan Pendekatan Nilai Bersaing (competing values approach). Melihat sisi keefektifan suatu perusahaan maka secara rasional efektif dapat dinilai berdasarkan pencapaian suatu hasil akhir. Sasaran akhir harus dapt didentifikasi, didefinisi, dikelola serta dapat diukur, dalam pendekatan ini ukuran yang lazim digunakan adalah pertumbuhan market share dan pertumbuhan profitabilitas. Pada pendekatan nilai bersaing sebagai dasar untuk mendiagnosis sasaran jangka panjang adalah dengan melalui komparasi sasaran yang diinginkan manajemen dengan sasaran yang dipersepsi oleh karyawan. Terdapat dua hal utama yaitu fleksibltas versus kontrol dan orientasi karyawan versus perusahaan. Dengan

14 membuat kuesioner competiting value yang disebarkan ke masing masing karyawan akan diperoleh suatu model human relation yaitu jika perusahaan fokus melihat pada sasaran terakhirnya adalah karyawan yang terampil, open system jika sasaran terakhirnya adalah lebih pada pemerolehan sumber daya manusia, internal process jika sasarannya adalah pada stabilitas karyawan dan rational goal jika sasaran akhir perusahaan pada akhirnya menekankan pada produktivitas dan efisiensi perusahaan. Untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien suatu perusahaan memerlukan struktur yang tepat dan tepat sesuai dengan misi, teknologi, lingkungan, strategi serta keadaan internal dan eksternal organisasi. Tanpa adanya struktur manajemen perusahaan hanya merupakan sekumpulan karyawan yang tidak terkordinir dengan sistematik dan hanya menimbulkan cost belaka. Struktur manajemen pada dasarnya menunjukan tugas yang dialokasikan, kepada siapa bertanggung jawab, mekanisme kordinasi dan pola interaksi antar karyawan. Pada prinsipnya struktur manajemen berkaitan dengan tiga komponen dasar perusahaan yaitu: kompleksitas, formalisasi dan sentralisasi. 2.3. Sumber Daya Manusia Globalisasi pasar dan kompetensi yang tajam mendorong suatu perubahan pada kehidupan masyarakat didunia sehingga perusahaan dituntut mengaplikasikan strategi yang tepat agar berhasil menanfaatkan peluang bisnis (Kotter, 1992). Pengelolaan human capital sangat berkaitan dengan strategi SDM berbasis kompetensi, sedangkan organization capital banyak menitik beratkan pada budaya perusahaan. Pengaplikasian suatu strategi perlu didukung oleh oleh SDM berbasis kompetensi agar tujuan perusahaan dapat dijalan dengan efektif. Kondisi menunjukan bahwa peranan human capital menunjang pengimplementasian suatu strategi perusahaan. Perusahaan yang melakukan program program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia serta restrukturisasi sebagai upaya untuk mengantisipasi suatu

15 perubahan lingkungan yang sangat cepat banyak yang tidak berhasil karena perusahaan tersebut tidak memadukan kedua program tersebut. Perusahaan yang kehilangan SDMnya yang kompeten akan mengalami kesulitan besar dan tidak mudah dan cepat recover. Strategi SDM berbasis kompetensi harus mendukung pengimplementasian strategi korporat dan perlu diterjemahkan dalam dalam seluruh aktivitas SDM, kebijakan kebijakan, program program yang sejalan dengan strategi, visi dan misi perusahaan. Ketidak sesuaian antara strategi SDM dan strategi perusahaan akan mempengaruhi pencapaian sasaran dan goal perusahaan, karena itu pentingnya perusahaan mengaplikasikan strategi SDM berbasis kompetensi yang mengacu pada kebutuhan saat ini dan berorientasi kemasa depan, kreatif dan strategis. 2.4. Ciri Budaya Organisasi Denison (1990) mengemukakan bahwa budaya yang kuat jika memiliki potensi yang jauh lebih besar untuk melakukan kordinsi dan kontrol perilaku secara implisit. Suatu budaya yang kuat dengan sosilisasi anggota yang baik akan meningkatkan efektivitas, karena hal tersebut melancarkan pertukaran informasi serta koordinasi perilaku. Suatu budaya organisasi dikatakan kuat apabila : 1. Nilai nilai organisasi dianut secara bersama oleh seluruh pinpinan dan anggota organisasi 2. Nilai nilai budaya mempengaruhi perilaku pimpinan dan anggota organisasi 3. Membangkitkan semangat berperilaku dan bekerja lebih baik 4. Resisten terhadap tantangan eksternal dan internal 5. Mempunyai sistem peraturan formal dan informal

16 6. Memiliki kordinasi dan kontrol perilaku Budaya organisasi yang kuat di suatu perusahaan dapat disimpulkan jika nilai nilai budaya baik formal maupun informal dianut secara bersama dan berpengaruh positif terhadap perilaku dan kinerja pimpinan dan seluruh karyawan sehingga kuat dalam menghadapi tantangan eksternal dan internal perusahaan. Budaya organisasi diterjemahkan sebagai filosofi usaha, asumsi dasar, slogan atau moto perusahaan, tujuan umum perusahaan dan atau prinsip prinsip yang menjelaskan usaha perusahaan. Nilai nilai tersebut apabila dianut dan dilaksanakan secara bersama oleh seluruh anggota perusahaan dapat memperkuat budaya organisasi. Faktor faktor kekuatan budaya perusahaan yang menentukan adalah kebersamaan dan intensitas, kebersamaan adalah sejauh mana anggota perusahaan mempunyai nilai nilai inti yang dianut secara bersama. Derajat kebersamaan dipengaruhi oleh unsur orientasi dan imbalan, orientasi diperlukan sebagai pembinaan kepada seluruh angggota perusahaan khususnya anggota baru, dapat dilakukan melalui bimbingan dari anggota senior ataupun melalui program program pelatihan. Sedangkan intensitas adalah komitment dari seluruh anggota perusahaan kepada nilai nilai budaya organisasi. Derajat intensitas bisa merupakan suatu hasil dari struktur imbalan. Keinginan karyawan untuk melaksanakan nilai nilai perusahaan dan bekerja semakin meningkat apabila mereka diberi imbalan yang pantas. Para pemimpin perlu memperhatikan dan mentaati struktur imbalan yang diberikan kepada seluruh anggota guna menanamkan nilai nilai inti budaya organisasi. 2.4.1. Ciri Ciri Budaya Organisasi Kuat Perusahaan yang memiliki ciri ciri perusahaan yang memiliki budaya organisasi yang kuat dapat dijelaskan sebagai berikut: bahwa setiap anggota perusahaan sangat

17 loyal, mengetahui dan sangat memahami tujuan organisasi serta mengerti perilaku mana yang baik dan tidak baik. Pedoman bertingkah laku bagi setiap anggota juga sudah digariskan dengan jelas, dimengerti, dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran didalam perusahaan sehingga setiap anggota menjadi sangat kohesif. Nilai nilai yang dianut organisasi tidak hanya berhenti sebagai slogan, tetapi dihayati dan dinyatakan dalam tingkah laku sehari hari secara konsisten. terrdapat pembinaan kohesif yang memuat kesetiaan dan komitmen perusahaan. Adanya kesepakatan yang tinggi dilkalangan anggota perusahaan mengenai apa yang dipertahankan oleh perusahaan. Dari semua sisi kekuatan tersebut terdapat satu tanda bahwa perusahaan tersebut memiliki kekuatan didalam budaya organsiasi yaitu terlihat dari rendahnya tingkat keluar masuknya karyawan, baik karyawan dari posisi tertinggi sampai pada karyawan posisi rendah. 2.4.2. Ciri Ciri Budaya Organisasi Lemah Budaya Perusahaan yang kurang didukung secara luas oleh anggotanya dan sangat dipaksakan akan berpengaruh negatif pada perusahaan karena akan memberi arah yang salah kepada seluruh karyawannya. Jika hal ini terjadi pada suatu perusahaan, maka apapun yang menjadi tugas tidak akan dapat dilaksanakan dengan baik dan sempurna. Terlihat dari kurangnya motivasi atau semangat kerja, timbul kecurigaan antar karyawan, komunikasi yang kurang lancar, lunturnya loyalitas atau kesetiaan pada tugas utamanya dan komitmen kepada perusahaan. Semuanya berakibat membuat perusahaan menjadi tidak efektif dan tidak kompetitif. Tanda yang sangat terlihat sangat jelas pada perusahaan dengan organisasi yang lemah adalah perusahaan tidak mampu menyelesaikan masalah integrasi internal dan adaptasi internal. Perusahaan dengan ciri seperti ini ini akan sulit berkompetisi didunia industri hanya tinggal masalah waktu menunggu berakhirnya perusahaan.