PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI GUGUS IV KABUPATEN BULELENG

1,2,3. Jurusan PGSD, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH METODE EDUTAINMENT TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD DI GUGUS XV

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CRH BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MINAT BACA DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA KELAS V SD. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

PENGARUH MODEL SIKLUS BELAJAR 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN GUGUS KOMPYANG SUJANA KECAMATAN DENPASAR BARAT TAHUN AJARAN 2016/2017

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP HASILBELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TULAMBEN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POLYA BERBANTUAN MEDIA VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

PENGARUH MODEL INTERACTIVE CONCEPTUAL INTRUCTION (ICI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI DI DESA SEBATU KECAMATAN TEGALLALANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING TERHADAP KEMAMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD

PENGARUH CRH BERBANTUAN MEDIA QUESTION CARDS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH METODE PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS V SDN

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RESOLUSI KONFLIK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATA PELAJARAN PKN KELAS V SD

Yusniar Rasjid STKIP Pembangunan Indonesia Makassar Jl. A.P. Pettarani No. 99B Makassar

PENGARUH MODEL TELAAH YURISPRODENSI INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS V SD NO 1 KAMPUNG BUGIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD GUGUS II KECAMATAN MELAYA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN CAROSUSEL FEEDBACK TERHADAP KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GAMPING JURNAL SKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBANTUAN MEDIA QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA BASKET

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS TRI HITA KARANA TERHADAP HASIL BELAJAR PKN KELAS IV SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) BERBANTUAN MEDIA KONKRET TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

PENGARUH TEKNIK PEMETAAN PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SEMESTER II DI SD GUGUS V KECAMATAN SAWAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT- BASED LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD N 8 BANYUNING

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POLYA BERBANTUAN MEDIA BY DESIGN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

Pangesti et al., Pengaruh Penggunaan Media Lingkungan...

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT BERBANTUAN PENILAIAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

PENGARUH MODEL NHT BERBASIS PENILAIAN KINERJA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN NUMERIK SISWA KELAS IV

Ani Widyastuti PGSD Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak

PENGARUH PEMBELAJARAN ATI (APTITUDE TREATMENT INTERACTION) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SEMESTER II DI SD KELURAHAN BANYUNING

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. Abstrak

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE) BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 3, Nomor 1, Januari 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NHT BERBASIS LINGKUNGAN TERHADAPHASILBELAJARIPSSISWA KELAS IV SD

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MENGGUNAKAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING DENGAN KONVENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 PADANG

Abstract. Info Artikel. Abstrak. Agus Suwarno. Prodi Geografi IKIP PGRI Pontianak Kalimantan Barat, Indonesia

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN IKRAR (INISIASI, KONTRUKSI- REKONTRUKSI, APLIKASI DAN REFLEKSI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL STAD BERBANTUAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SD KELAS V

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWINGBERFASILITAS MEDIA SEDERHANA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BERBANTUAN MEDIA KONKRET TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA NURUL AMALIYAH TANJUNG MORAWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERMUATAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SD

MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN METODE PROBING - PROMPTING BERPENGARUH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TPS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TSTS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD DI DESA KALIASEM KECAMATAN BANJAR KABUPATEN BULELENG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CRH BERBANTUAN LKS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD

PENGARUH MODELTTWBERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SD KELAS IV

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAPPING TIPE EVENTS CHAIN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE CONNECTED BERBANTUAN MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENGARUH METODE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD SEMESTER GENAP DI GUGUS I KECAMATAN BULELENG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COMPLETE SENTENCE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

PENGARUH MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KLS V SD DI GUGUS III KECAMATAN TAMPAKSIRING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 1, Nomor 4, Agustus 2012

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SD

System Concepts) ABSTRACT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 5, Juli 2013

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MENCARI PASANGAN (MAKE A MATCH) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 3 SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA SISWA KELAS V

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENGARUH MODEL KONTEKSTUALTERHADAP HASIL BELAJAR IPA DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MURDER TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV DI GUGUS II KECAMATAN SIDEMEN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SD KELAS V

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif dengan Asesmen Otentik Teknik Saling Silang terhadap Pemahaman Konsep Microteaching

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,Indonesia. 1, 2,

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas V

PENGARUH MODEL SIKLUS BELAJAR PAUS (PRATYAKSA PRAMANA, ANUMANA PRAMANA, UPAMANA PRAMANA DAN SABDA PRAMANA) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA Ketut Rita Supriani 1, I Kadek Suartama 2, Dewi Arum Widhiyanti Metra Putri 3 1 Jurusan PGSD, 2 Jurusan TP, 3 Jurusan BK Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: ritasupriani@yahoo.com 1, ik-suartama@undiksha.ac.id 2, dewiarum.wmp@undiksha.ac.id 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keaktifan dan hasil belajar IPA antara model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dengan bukan model horay pada siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain Non-equivalen Posttest- Only Control Group Design. Populasi berjumlah 107 orang yang terdiri dari siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 orang yang dipilih dengan cara group random sampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi untuk mengumpulkan data keaktifan belajar dan tes untuk mengumpulkan data hasil belajar. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t). Rata-rata skor keaktifan kelompok eksperimen adalah 79,125 (kategori baik), sedangkan kelompok kontrol adalah 73,04 (kategori cukup). Rata-rata skor hasil belajar kelompok eksperimen adalah 18,75 (kategori sangat baik), sedangkan kelompok kontrol adalah 15,61 (kategori baik). Berdasarkan analisis data keaktifan, t hitung > t tabel (5,993>2,01 pada taraf signifikansi 5%). Sedangkan berdasarkan analisis data hasil belajar, t hitung > t tabel (3,408>2,01 pada taraf signifikansi 5%). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan keaktifan dan hasil belajar IPA antara model horay dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan bukan model horay pada siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Kata kunci : CRH, keaktifan dan hasil belajar. Abstract This research aims to determine the difference of activity and learning outcomes of science between groups of students who are taught by cooperative learning model type course review horay with groups of students who are taught by not model of cooperative learning type course review horay in fourth grade students in Kalibukbuk Village Buleleng Sub District Year 2016/2017. This research type is quasi experiment research with Nonequivalent Posttest-Only Control Group Design design. The population is 107 people consisting of fourth graders in Kalibukbuk Village, Buleleng District. The sample in this study amounted to 50 people selected by group random sampling. The instrument used is an observation sheet to collect learning activity data and tests to collect learning result data. The data obtained were then analyzed using descriptive and inferential statistical 1

analysis techniques (t-test). The average of the experimental group's activity score was 79.125 (good category), while the control group was 73.04 (sufficient category). The average score of the experimental group learning outcomes was 18.75 (very good category), while the control group was 15.61 (good category). Based on analysis of activity data, t count> ttable (5,993> 2.01 at 5% significance level). While based on data analysis of learning outcomes, t count> ttable (3.408> 2.01 at 5% significance level). The results showed that there were significant differences in the activity and learning outcomes of IPA between groups of students who were taught by cooperative learning model of course review horay type with groups of students who were taught by non cooperative learning model of course review horay type in fourth grade students in Kalibukbuk Village, Buleleng Sub District Lesson Year 2016/2017. Keywords: CRH, activity and learning outcomes. PENDAHULUAN Masalah pendidikan merupakan suatu masalah yang tidak akan pernah sepi diperbincangkan oleh para praktisi pendidikan, bukan saja di Indonesia tetapi juga di dunia. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi merupakan suatu program yang sedang gencar dilaksanakan pemerintah pada saat ini. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu negara bergantung kepada bagaimana cara negara tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini dikaitkan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakatnya, khususnya peserta didik. Pendidikan bertanggung jawab membina, mengembangkan serta meningkatkan kemampuan peserta didik. Jadi pendidikan sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan jaman saat ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan Negara lain yang telah maju. Pendidikan yang berkualitas akan berpengaruh pada kemajuan di berbagai bidang. Di samping mengusahakan pendidikan yang berkualitas, pemerintah perlu melakukan perataan pendidikan dasar bagi setiap warga Negara Indonesia, agar mampu berperan serta dalam memajukan kehidupan bangsa. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karenanya pendidikan sangat perlu dikembangkan dari berbagai ilmu pengetahuan, karena pendidikan yang berkualitas dapat meningkatkan kecerdasan bangsa. Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Pendidikan juga merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia di mana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung upaya manusia dalam mengarungi kehidupan. Pendidikan merupakan komponen penting dalam kehidupan manusia. Melalui proses pendidikan manusia dapat membangun kebudayaan dan peradaban. Proses pendidikan dilakukan dengan belajar di pendidikan formal, non formal dan informal meskipun sejatinya belajar dapat dilakukan di mana saja. Mutu pembelajaran perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Hal penting dalam proses pembelajaran adalah kegiatan menanamkan makna belajar bagi pembelajar agar hasil belajar bermanfaat untuk kehidupannya pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Salah satu faktor yang menentukan adalah bagaimana proses belajar dan mengajar dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Pembelajaran yang bermakna merupakan proses belajar mengajar yang diharapkan bagi siswa dimana siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran serta menemukan langsung pengetahuan 2

tersebut. Khususnya di bidang IPA, sangatlah diperlukan proses pembelajaran yang bermakna. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang mempermudah siswa untuk terlibat langsung dan menemukan sendiri pengetahuan mengenai sesuatu. Menurut Prihantoro, dkk (dalam Trianto, 2015:137), IPA hakikatnya merupakan suatu produk, proses dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang digunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan. Sedangkan menurut Sapriati, dkk (2014:2.3), pendidikan IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan serta memiliki sikap ilmiah, yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Kenyataan yang di temukan di lapangan kualitas pendidikan belum menunjukkan hasil yang optimal khususnya dalam mata pelajaran IPA di sekolah dasar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di kelas IV di seluruh SD yang ada di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng, diperoleh gambaran sebagai berikut. Pertama, dalam proses pembelajaran ataupun penyampaian materi, siswa kurang memiliki keaktifan dalam menanggapi permasalahan yang disampaikan oleh guru terkait dengan materi yang diajarkan, sehingga terkesan guru yang lebih banyak berbicara dari pada siswa. Padahal dalam kurikulum KTSP dituntut agar dalam pembelajaran siswalah yang lebih aktif. Guru hanya sebagai fasilitator dan mengarahkan ketika siswa mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Kedua, guru kurang memiliki kreatifitas dan kurang mengembangkan kemampuan dalam menggunakan media pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan kurangya penggunaan media pada saat proses pembelajaran sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar IPA. Media pembelajaran sangat diperlukan untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Dengan demikian akan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang nantinya berdampak pada hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Ketiga, pada kenyataannya guru masih menerapkan model pembelajaran konvensional dimana siswanya hanya sebagai pendengar sehingga kurang melibatkan aktivitas siswa secara langsung. Siswa hanya dianggap sebagai gelas kosong yang harus diisi penuh tanpa memperhatikan pengetahuan yang dibawa siswa. Model pembelajarn konvensional yang digunakan guru menyebabkan proses pembelajaran kurang variatif serta kurangnya sarana dan prasarana sebagai media dalam pembelajaran IPA. Keempat, nilai yang dicapai oleh siswa belum optimal. Hal ini terlihat dari nilai akhir ulangan semester ganjil berdasarkan data yang diberikan oleh guru IPA kelas IV di seluruh SD yang ada di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng masih rendah dan banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Observasi yang dilakukan oleh peneliti pada waktu proses pembelajaran IPA di kelas IV Desa Kalibukbuk di mana kebanyakan guru menggunakan model konvensional dan siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Guru perlu memperhatikan model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat terlibat langsung dan memperoleh pengetahuan yang bermakna dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Salah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan agar siswa aktif dalam pembelajaran yaitu model horay (CRH). Model pembelajaran kooperatif tipe CRH merupakan salah satu model pembelajaran yang kegiatan belajar mengajarnya dengan cara pengelompokan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. 3

Pembelajaran ini merupakan suatu pengujian terhadap pemahaman konsep siswa mengguanakan kotak yang diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya. Siswa yang paling terdahulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay atau yel-yel lainnya. Penggunaan course review horay ini diharapkan dapat membantu siswa dalam membangun kreativitas belajar IPA yang tidak membosankan yang menarik untuk dipelajari, dan memiliki pengalaman langsung dalam kegiatan pembelajaran serta dapat membangkitkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Abdulhak (dalam Rusman, 2010:203) menyatakan bahwa pembelajaran cooperative dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri. Model pembelajaran kooperatif dipakai karena dapat memberikan pemahaman kepada siswa tentang arti pentingnya kerjasama kelompok namun tetap memperhatikan terhadap usaha individual. Hal ini sesuai dengan sifat dan kodrat manusia sebagai mahkluk sosial. Model pembelajaran Course Review Horray (CRH) merupakan salah satu pembelajaran kooperatif, yaitu kegiatan belajar mengajar dengan cara pengelompokan siswa ke dalam kelompokkelompok kecil. Pembelajaran ini merupakan suatu pengujian terhadap pemahaman konsep siswa mengguanakan kotak yang diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya. Siswa yang paling terdahulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay atau yel-yel lainnya. Melalui pembelajaran CRH diharapkan dapat melatih siswa dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukan kelompok kecil (Shoimin, 2014:54). Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan keaktifan siswa melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Aktifitas siswa menjadi hal yang penting karena kadang kala guru lebih menekankan pada aspek kognitif, dengan menekankan pada kemampuan mental yang dipelajari sehingga hanya berpusat pada pemahaman bahan pengetahuan. Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan (Rusman, 2015:67). Belajar aktif dapat membantu siswa untuk menghidupkan dan melatih memori siswa agar bekerja dan berkembang secara optimal. Pembelajaran itu dapat melalui media visual yang ditunjukkan oleh guru karena siswa dapat menyimpulkan sesuatu dari apa yang telah siswa lihat. Belajar aktif juga merupakan cara untuk membuat siswa aktif sejak dini melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dapat membuat siswa memahami materi pelajaran yang disampaikan (Marno & Idris dalam Pratiwi, 2013:20) Berdasarkan uraian di atas, tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan keaktifan dan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dengan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay pada siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. METODE Penelitan ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment) karena tidak semua variabel yang muncul dalam kondisi eksperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat. Penelitian eksperimen ini dilakukan dengan menggunakan rancangan atau desain Non-equivalen Post test-only Control Group Design. Adapun populasi pada penelitian ini adalah kelas IV SD Negeri di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng yang terdiri dari 4 kelas IV (SDN 1 Kalibukbuk, SDN 2 Kalibukbuk, SDN 3 4

Frekuensi e-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Kalibukbuk, SDN 4 Kalibukbuk). Sampel dalam penelitian ini adalah SDN 3 Kalibukbuk sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 24 siswa dan SDN 2 Kalibukbuk sebagai kelas kontrol berjumlah 26 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan observasi. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dengan jumlah indikator yang diobservasi adalah 6 butir dan tes dengan jumlah soal 25 butir. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data tentang keaktifan dan hasil belajar IPA. Data keaktifan belajar IPA diperoleh dari pengamatan ynag dilakukan setiap pertemuan selama 7 kali, sedangkan data hasil belajar IPA pada ranah kognitif yang diperoleh dari posttest setelah mengadakan 7 kali pertemuan pada masing-masing kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model horay maupun kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan bukan review horay. Deskripsi hasil penelitian data keaktifan belajar IPA siswa memaparkan mean, median, modus, varians dan standar deviasi. Hasil deskripsi data dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tabel Deskripsi Data Keaktifan Belajar IPA Siswa Hasil Analisis Kelompok Eksperimen Kelompok kontrol Mean 79,125 73,04 Median 79,8 72,51 Modus 80,4 69,99 Varians 13,041 13,60 Standar Deviasi 3,611 3,68 Berdasarkan Tabel 1, nilai rata-rata keaktifan belajar IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model horay sebesar = 79,125 dengan varians = 13,041 dan standar deviasi = 3,611. Sedangkan nilai rata-rata keaktifan belajar IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan bukan model horay sebesar = 73,04 dengan varians = 13,60 dan standar deviasi = 3,68. Data keaktifan belajar IPA siswa kelompok eksperimen dapat disajikan dalam bentuk grafik polygon seperti pada Gambar 1. 12 10 8 6 4 2 0 69 72 75 78 81 84 Titik Tengah Gambar 1. Grafik Polygon Data Keaktifan Belajar IPA Kelompok Eksperimen Hasil analisis data diperoleh bahwa mean keaktifan belajar IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model horay adalah 79,125. Jika dikonversi ke dalam PAP Skala Lima berada pada kategori baik. Data keaktifan belajar IPA siswa kelompok kontrol dapat disajikan dalam 5

Frekuensi Frekuensi Frekuensi e-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha bentuk grafik polygon seperti pada Gambar 2. 8 6 4 2 0 66 69 72 75 78 81 Hasil analisis data diperoleh bahwa mean keaktifan belajar IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan bukan model horay adalah 73,04. Jika dikonversi ke dalam PAP Skala Lima berada pada kategori cukup. Sedangkan deskripsi hasil penelitian data hasil belajar IPA siswa dapat dilihat pada Tabel 2. Titik Tengah Gambar 2. Grafik Polygon Data Keaktifan Belajar IPA Kelompok Kontrol Tabel 2. Tabel Deskripsi Data Hasil Belajar IPA Siswa Hasil Analisis Kelompok Eksperimen Kelompok kontrol Mean 18,875 15,61 Median 19,77 15,5 Modus 20,31 15,17 Varians 13,52 9,601 Standar Deviasi 3,677 3,099 Berdasarkan Tabel 2, nilai rata-rata hasil belajar IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model horay sebesar = 18,875 dengan varians = 13,52 dan standar deviasi = 3,677. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar IPA menggunakan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay sebesar = 15,61 dengan varians = 9,601 dan standar deviasi = 3,099. Data hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen dapat disajikan dalam bentuk grafik polygon seperti pada Gambar 3. 15 10 5 0 9 12 15 18 21 24 Titik Tengah Gambar 3. Grafik Polygon Data Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen Hasil analisis data diperoleh bahwa mean hasil belajar IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model horay adalah 18,875. Jika dikonversi ke dalam PAP Skala Lima berada pada kategori sangat baik. Data hasil belajar IPA siswa kelompok kontrol dapat disajikan dalam bentuk grafik polygon seperti pada Gambar 4. 15 10 5 0 8 11 14 17 20 23 Titik Tengah Gambar 4. Grafik Polygon Data Hasil Belajar IPA Kelompok Kontrol Hasil analisis data diperoleh bahwa mean hasil belajar IPA kelompok siswa 6

yang dibelajarkan dengan bukan model horay adalah 15,61. Jika dikonversi ke dalam PAP Skala Lima berada pada kategori baik. Kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui pangaruh dari model pembelajaran yang diterapkan. Sebelum uji hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat terhadap sebaran data yang meliputi uji normalitas pada data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol serta dilakukan uji homogenitas antar kelas terhadap sebaran data keaktifan dan hasil belajar IPA. Berikut ini diuraikan mengenai hasil pengujian normalitas dan homogenitas terhadap data skor keaktifan dan hasil belajar IPA. Normalitas sebaran data diuji dengan menggunakan statistik Kolmogorov- Smirnov dan Shapiro-Wilk dengan bantuan Spss 16.0. Data berdistribusi normal jika angka signifikasi yang diperoleh salah satu uji statistik lebih dari 0,05. Hasil uji normalitas sebaran data keaktifan belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Keaktifan Belajar Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Eks.198 24.105.891 24.104 Kont.162 26.076.955 26.301 Jadi secara keseluruhan data pada semua unit analisis berdistribusi normal. Maka keaktifan belajar IPA pada kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay maupun menggunakan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay berdistribusi normal. Sedangkan hasil uji normalitas sebaran data hasil belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Hasil Belajar Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Eks.240 24.126.806 24.128 Kont.128 26.200.957 26.334 Jadi secara keseluruhan data pada semua unit analisis berdistribusi normal. Maka hasil belajar IPA pada kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay maupun menggunakan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay berdistribusi normal. Uji homogenitas varians antar 2 kelompok menggunakan Levene s Test. Data memiliki varians yang sama jika angka signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari 0,05. Ringkasan hasil analisis homogenitas varian data keaktifan belajar antar kelompok model pembelajaran disajikan pada Tabel 5. 7

Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Varian Data Keaktifan Belajar Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic df1 df2 Sig. Based on Mean.163 1 48.688 Based on Median.277 1 48.601 Based on Median and with adjusted df.277 1 44.304.601 Based on trimmed mean.189 1 48.666 Berdasarkan Tabel 5, tampak bahwa semua nilai statistik Levene menunjukkan angka signifikansi di atas 0,05 sehingga varians data keaktifan belajar IPA dikategorikan homogen. Ringkasan hasil analisis homogenitas varian data hasil belajar antar kelompok model pembelajaran disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Varian Data Hasil Belajar Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic df1 df2 Sig. Based on Mean.116 1 48.735 Based on Median.001 1 48.976 Based on Median and with adjusted df.001 1 41.641.976 Based on trimmed mean.022 1 48.883 Berdasarkan Tabel 6 tampak bahwa semua nilai statistik Levene menunjukkan angka signifikansi di atas 0,05 sehingga varians data hasil belajar IPA dikategorikan homogen. Berdasarkan hasil dari uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas, diperoleh hasil bahwa data dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan variannya homogen. Setelah diperoleh hasil uji prasyarat analisis data, analisis dilanjutkan dengan pengujian hipotesis penelitian (H 1 ) dan hipotesis nol (H 0 ). Pengujian hipotesis tersebut dilakukan menggunakan uji-t sampel independent (tidak berkorelasi) dengan rumus polled varians. Berdasarkan analisis data keaktifan belajar diperoleh t hitung sebesar 5,993 dibandingkan dengan t tabel. Harga t tabel diperoleh dari tabel nilai-nilai dalam distribusi T dengan dk = 24+26-2=48 dan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan tabel nilai-nilai dalam distribusi T diperoleh harga t tabel sebesar 2,01. Karena t hitung > t tabel (5,993>2,01) maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan keaktifan belajar IPA antara review horay dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan bukan model horay pada siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Berdasarkan analisis data hasil belajar diperoleh t hitung sebesar 3,408 dibandingkan dengan t tabel. Harga t tabel diperoleh dari tabel nilai-nilai dalam distribusi T dengan dk = 26+24-2=48 dan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan tabel nilai-nilai dalam distribusi T diperoleh harga t tabel sebesar 2,01. Karena t hitung > t tabel (3,408>2,01) maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara 8

review horay dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan bukan model horay pada siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Pembahasan Hasil analisis data keaktifan belajar IPA kedua kelompok baik kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model horay maupun kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan bukan model horay memiliki perbedaan nilai rata-rata keaktifan belajar IPA. Secara deskriptif, keaktifan belajar IPA kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Tinjauan ini didasarkan pada ratarata skor dan kecenderungan skor keaktifan belajar IPA yang diperoleh kedua kelompok. Rata-rata skor keaktifan belajar IPA siswa kelompok eksperimen adalah 79,125 (kategori baik), sedangkan rata-rata skor keaktifan belajar IPA siswa kelompok kontrol adalah 73,04 (kategori cukup). Jika skor keaktifan belajar IPA siswa kelompok eksperimen digambarkan dalam kurva poligon, tampak bahwa kurva sebaran data merupakan juling negatif yang artinya sebagian besar skor siswa cenderung tinggi. Hal ini berbanding terbalik dengan kelompok kontrol, apabila skor keaktifan belajar IPA siswa kelompok kontrol digambarkan dalam kurva poligon, tampak bahwa kurva sebaran data merupakan juling positif yang artinya sebagian besar skor siswa cenderung rendah. Selanjutnya, berdasarkan analisis data menggunakan uji-t, diketahui t hitung = 5,993 dan t tabel (db = 48 pada taraf signifikansi 5%) = 2,01. Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (t hitung > t tabel ), sehingga hasil penelitian adalah signifikan. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan keaktifan belajar IPA antara review horay dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan bukan model horay pada siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Sedangkan, hasil analisis data hasil belajar IPA kedua kelompok baik kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan review horay maupun kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan bukan model horay memiliki perbedaan nilai rata-rata hasil belajar IPA. Secara deskriptif, hasil belajar IPA kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Tinjauan ini didasarkan pada ratarata skor dan kecenderungan skor hasil belajar IPA yang diperoleh kedua kelompok. Rata-rata skor hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen adalah 18,75 (kategori sangat baik), sedangkan rata-rata skor hasil belajar IPA siswa kelompok kontrol adalah 15,61 (kategori baik). Jika skor hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen digambarkan dalam kurva poligon, tampak bahwa kurva sebaran data merupakan juling negatif yang artinya sebagian besar skor siswa cenderung tinggi. Hal ini berbanding terbalik dengan kelompok kontrol, apabila skor hasil belajar IPA siswa kelompok kontrol digambarkan dalam kurva poligon, tampak bahwa kurva sebaran data merupakan juling positif yang artinya sebagian besar skor siswa cenderung rendah. Selanjutnya, berdasarkan analisis data menggunakan uji-t, diketahui t hitung = 3,408 dan t tabel (db = 48 pada taraf signifikansi 5%) = 2,01. Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (t hitung >t tabel ), sehingga hasil penelitian adalah signifikan. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model horay dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan bukan model horay pada siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. 9

Adanya perbedaan yang signifikan menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe course review horay berpengaruh terhadap keaktifan dan hasil belajar IPA siswa. Hal ini disebabkan karena model course review horay (CRH) juga merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang bersifat menyenangkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam berkompetisi secara positif dalam pembelajaran, selain itu juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, serta membantu siswa untuk mengingat konsep yang dipelajari secara mudah. Model pembelajaran CRH ini juga merupakan suatu model pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk mengubah suasana pembelajaran di dalam kelas dengan lebih menyenangkan, sehingga siswa merasa lebih tertarik. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Terdapat perbedaan yang signifikan keaktifan belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay pada siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat dilihat berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t yang diperoleh t hitung sebesar 5,993 dan t tabel sebesar 2,01. Karena t hitung > t tabel (5,993>2,01) maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. 2. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay pada siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat dilihat berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t yang diperoleh t hitung sebesar 3,408 dan diperoleh harga t tabel sebesar 2,01. Karena t hitung > t tabel (3,408 >2,01) maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa review horay berpengaruh secara signifikan terhadap keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Saran Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. (1) disarankan kepada siswa-siswa di sekolah dasar agar selalu berpartisipasi aktif dalam setiap mengikuti pembelajaran sehingga dapat mendapatkan pembelajaran yang bermakna dan mampu meningkatkan hasil belajar serta mendapatkan pengetahuan baru melalui pengalaman yang ditemukan sendiri. (2) disarankan kepada guru-guru di sekolah dasar agar lebih berinovasi dalam pembelajaran dengan menerapkan model, metode, maupun strategi pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran serta didukung penggunaan media dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (3) disarankan kepada Kepala Sekolah agar selalu berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, salah satunya dengan cara mensosialisasikan penerapan suatu model pembelajaran yang inovatif, sehingga hasil belajar siswa meningkat. (4) disarankan kepada peneliti lain yang berminat melakukan penelitian hendaknya dapat menggunakan model, metode, maupun strategi pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran di kelas. Selain itu, peneliti yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang model horay dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu referensi untuk meneliti dalam lingkup yang lebih luas, sehingga diperoleh sumbangan ilmu yang lebih baik dan sesuai dengan perkembangan zaman. 10

DAFTAR PUSTAKA Pratiwi, Winda Erwin. 2013. Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS Kelas IV Menggunakan Media Gambar di SD N Banyuraden Gamping Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Pra Sekolah Dan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori Praktik dan Penilaian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sapriati, Amalia dkk. 2014. Pembelajaran IPA di SD. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka. Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Ar-Ruzz Media. Trianto. 2015. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara. 11