BAB I PENDAHULUAN. membuat manusia tersebut berada dalam keadaan yang tertekan. Aktivitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia.Pengelolaan dan pengembangan pariwisata harus dilanjutkan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia dalam

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN yang tertuang dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. saing ketat sehingga membuat perusahaan-perusahaan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kota pariwisata dan kota pelajar dengan unsur budaya yang melekat, dan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang. Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa yang dimaksud pekerja/buruh adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hubungan Industrial adalah kegiatan yang mendukung terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara-negara yang sedang berkembang khususnya di Indonesia,

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang kurang seimbang merupakan faktor yang sangat. adalah Masalah ketenagakerjaan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap jumlah penjualan, laba, lapangan pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan industri pariwisata di Yogyakarta cukup pesat.

BAB I PENDAHULUAN. selalu berkebutuhan dan selalu memiliki keinginan untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. (sektor jasa atau industri jasa) sebesar 70,03 % terhadap Produk Domestik Regional

BAB I PENDAHULUAN. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain. Pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hukum Perlindungan konsumen dewasa ini mendapat cukup

BAB I PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BURUH WANITA DI CV. AGUNG JAYA DI PEKALONGAN

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Edisi Revisi, ctk. Duabelas, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm. 234.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memperoleh keunggulan bersaing merupakan tantangan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN JANUARI , 39 %

BAB I PENDAHULUAN. masa kerja maupun karena di putus masa kerjanya. Hukum ketenagakerjaan

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan hotel bintang dan non-bintang di Daerah

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. pada dewasa ini, tentunya kita ketahui bahwa MEA

SEA SIDE HOTEL DI KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ekonomi tersebut berpengaruh terhadap perkembangan kepariwisataan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial sehingga mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. sentralisasi, tetapi setelah bergulirnya reformasi maka pola sentralisasi berganti

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai macam tipe kamar dengan potongan harga, pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dengan cepat. Pariwisata merupakan industri baru yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang unik dibandingkan dengan propinsi lain di mana pilar-pilar

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. hukum dari rakyat. Hukum dan kekuasaan itu menjadi nyata jika dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. penyelenggaraan pemerintah daerah. Berlakunya Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa otonomi

BAB V PENUTUP. Hasil pembahasan dari gambaran sebaran dan pengujian hipotesis mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai orang, yang terdiri atas orang lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. keuangan walaupun masih ada aliran dana dari pusat kepada daerah seperti dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat boleh berbangga dengan Kota Bandungnya dimana baru-baru ini

BAB 2 TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perekonomian khususnya untuk perekonomian Indonesia. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Pemerintah daerah hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keleluasaan kepada daerah Kota/kabupaten untuk mengurus rumah

BAB VI INFRASTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah di Indonesia memperoleh hak untuk melakukan otonomi daerah

KONSTRUKSI HUKUM PERUBAHAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU MENJADI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja. Dalam melakukan pekerjaan harus dibedakan yaitu

BAB III PENUTUP. Yogyakarta terdapat beberapa penyimpangan yang telah dilakukan owner

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang sedang giat dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi Tiap-tiap warga negara. pernyataan tersebut menjelaskan bahwa negara wajib memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa, hotel, jasa transportasi, restoran, kerajinan tangan dan lain

Sarana Akomodasi Sebagai Penunjang Kepariwisataan. di Jawa Barat. oleh : Wahyu Eridiana

Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pola Konsumsi Buah di Indonesia Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil setelah dilakukannya penelitian maka dapat disimpulkan, antara lain :

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari migas, pajak, non pajak. Dana yang berasal dari rakyat dengan jalan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TENAGA KERJA DAN HUBUNGAN KERJA. Pengertian tenaga kerja dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUBUNGAN KERJA, PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL KECELAKAAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan alam yang berlimpah juga didukung oleh penduduk yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan industri perhotelan yang semakin kompetitif, organisasi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu penerimaan yang rutin, maka pemerintah menempatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan manusia akan rekreasi dan relaksasi Perkembangan pariwisata di Gunungkidul

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, dengan pariwisata juga kita bisa reffresing untuk mendapatkan

BAB III PENUTUP. Swalayan 24 Jam tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang, pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan rumusan Pasal 27 ayat (2) Undang Undang Dasar 1945 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas kehidupan sehari-hari manusia yang semakin komplek membuat manusia tersebut berada dalam keadaan yang tertekan. Aktivitas kehidupan sehari-hari manusia itu terkait dengan rutinitas pekerjaan kantor dan urusan rumah tangga yang telah membuat manusia tersebut merasa bosan. Hal demikian membuat hari libur akan terasa sangat bermakna dan dibutuhkan oleh manusia tersebut. Bertujuan untuk melepaskan diri dari rutinitas pekerjaan kantor dan urusan rumah tangga serta mengisi hari libur, manusia tersebut kemudian memanfaatkannya dengan melakukan perjalanan wisata. Harapannya dengan bersenang-senang melakukan perjalanan wisata maka manusia tersebut sejenak dapat melupakan rutinitas pekerjaan kantor dan urusan rumah tangga sehingga memperoleh penyegaran suasana dan pikiran. Salah satu tujuan perjalanan wisata di Indonesia adalah Daerah Istimewa Yogyakarta atau yang biasa disebut dengan Yogyakarta. Berbagai jenis wisata ditawarkan dan dikembangkan di Yogyakarta, antara lain wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata kuliner, wisata pendidikan, dan wisata belanja. Terdapat banyak obyek wisata menarik di Yogyakarta yang 1

2 sering dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan mancanegara dan juga wisatawan nusantara. Berdasarkan data Statistik Kepariwisataan 2012 yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, menunjukkan jumlah keseluruhan wisatawan pada tahun 2012, baik wisatawan mancanegara dan juga wisatawan nusantara yang datang di Daerah Istimewa Yogyakarta yang menginap di hotel kelas bintang dan hotel kelas melati sebanyak 2.360.172 orang yang berarti mengalami kenaikan sebesar 46,80% dibanding tahun 2011 sebanyak 1.607.694 orang. 1 Kenaikan jumlah keseluruhan wisatawan di Yogyakarta untuk setiap tahunnya menurut data tersebut, dapat digunakan sebagai gambaran besarnya kegiatan pariwisata di Yogyakarta. Banyak usaha di bidang pariwisata tumbuh di Yogyakarta seperti usaha dalam hal penyedia transportasi, kerajinan, kuliner, sarana rekreasi buatan, dan juga tentu salah satunya dalam hal penginapan atau perhotelan. Hal demikian membuat para investor sangat tertarik untuk menanamkan modalnya dalam usaha di bidang pariwisata di Yogyakarta, termasuk yang paling besar dalam usaha perhotelan. Banyak hotel berdiri di berbagai penjuru wilayah Yogyakarta, mulai dari berlokasi di tepi jalan raya pinggiran kota sampai di tepi jalan kecil tengah kota, mulai dari hotel kelas bintang sampai hotel kelas melati. Banyaknya hotel yang berdiri di Yogyakarta selayaknya disambut dengan baik, karena tentu akan 1 Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013, Statistik Kepariwisataan 2012, Yogyakarta.

3 memberikan pengaruh yang baik pula pada pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per.02/MEN/1999 tentang Pembagian Uang Service pada Usaha Hotel, Restoran, dan Usaha Pariwisata Lainnya disebutkan dalam Pasal 1 ayat (1) bahwa usaha hotel, restoran dan usaha pariwisata lainnya adalah setiap bentuk usaha baik milik swasta maupun milik negara yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa layanan akomodasi, makanan, minimum, dan atau jasa lainnya dengan pembayaran berdasarkan tarif yang telah ditetapkan. Keberadaan hotel tentu secara langsung akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Semakin banyak hotel yang ada maka akan semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan. Berdasarkan data Statistik Kepariwisataan 2012 yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, menunjukkan jumlah tenaga kerja di hotel kelas bintang saja di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012 keseluruhannya dengan jumlah sebanyak 4.698 orang, terdiri dari jumlah sebanyak 3.549 orang untuk tenaga kerja laki-laki dan jumlah sebanyak 1.149 orang untuk tenaga kerja perempuan. 2 Jumlah tenaga kerja yang bekerja di dalam usaha perhotelan tentunya setiap tahun akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah hotel yang ada. Bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup maka manusia harus bekerja. Terkait dalam hal pekerjaan, untuk dapat bekerja maka 2 Ibid

4 didasari karena adanya hubungan kerja. Setiap hubungan kerja yang lahir, baik yang bersifat formal maupun informal, pada dasarnya selalu didahului dengan adanya perjanjian kerja. Hubungan kerja ini pada dasarnya adalah hubungan antara buruh dan majikan setelah adanya perjanjian kerja, yaitu suatu perjanjian dimana pihak kesatu atau si buruh mengikatkan dirinya pada pihak lain atau si majikan untuk bekerja dengan mendapatkan upah, dan si majikan menyatakan kesanggupannya untuk mempekerjakan si buruh dengan membayar upah. 3 Pekerjaan yang bersifat formal, seperti di perusahaan atau pabrik, perjanjian kerja antara pemberi pekerjaan dengan penerima pekerjaan pada umumnya dibuat secara tertulis, sedangkan pekerjaan yang bersifat informal, perjanjian kerja pada umumnya dibuat secara lisan. Perjanjian kerja tersebut baik yang dibuat secara tertulis maupun lisan pada dasarnya tetap mempunyai kekuatan mengikat para pihak dalam perjanjian kerja yang sama selayaknya sebuah perjanjian pada umumnya. Perjanjian kerja diatur dalam Bab IX Undang-Undang Ketenagakerjaan Tahun 2003. Pasal 1 Angka 14 Undang-Undang Ketenagakerjaan Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. Pasal 1 Angka 15 Undang-Undang Ketenagakerjaan Tahun 2003 yang menyebutkan 3 Asikin, Wahab, Husni, Asyhadie, 1993, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Rajawali Pers, Jakarta, hlm 65.

5 bahwa hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah. 4 Diaturnya ketentuan-ketentuan mengenai perjanjian kerja yang ada di dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka pelaksanaan perjanjian kerja harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan tersebut sehingga akan mewujudkan suatu hubungan kerja yang ideal. Dipenuhinya ketentuanketentuan mengenai perjanjian kerja yang ada di dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di dalam pelaksanaan perjanjian kerja maka segala yang diharapkan sebagai maksud dan tujuan dibuatnya perjanjian kerja akan tercipta dengan baik tanpa ada pihak yang dirugikan yang dapat menuntut ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh pihak tersebut. Perjanjian kerja terdiri atas: 5 1. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu, yaitu perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu. Selanjutnya disebut dengan PKWT. 2. Perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu, yaitu perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja tetap. Selanjutnya disebut dengan PKWTT. 4 Djumialdji, 2005, Perjanjian Kerja Edisi Revisi, Sinar Grafika, Jakarta, hlm 7. 5 Ibid, hlm 11.

6 Hotel Dusun Jogja Village Inn Yogyakarta yang selanjutnya penulis sebut dengan Hotel DJVI Yogyakarta merupakan salah satu hotel yang ada di Yogyakarta. Hotel DJVI Yogyakarta juga merupakan salah satu hotel yang penting sebagai sarana penunjang kegiatan pariwisata di Yogyakarta. Pengusaha Hotel DJVI Yogyakarta dalam menjalankan operasional hotel yaitu dengan mempekerjakan sejumlah karyawan Hotel DJVI Yogyakarta. Hubungan kerja antara pengusaha dengan karyawan pada Hotel DJVI Yogyakarta didasarkan dengan adanya perjanjian kerja yang telah dibuat antara para pihak dalam perjanjian kerja. Hotel DJVI Yogyakarta sebagai salah satu usaha di bidang pariwisata yang bergerak dalam usaha perhotelan yang memberikan pelayanan jasa, maka dalam menjalankan operasional hotel sangat menjaga kualitas dari pelayanan jasa yang diberikan. Bertujuan untuk mewujudkan hal tersebut maka pengusaha Hotel DJVI Yogyakarta harus dapat membuat karyawan Hotel DJVI Yogyakarta bekerja dengan sungguh-sungguh. Atas alasan tersebut pengusaha Hotel DJVI Yogyakarta berusaha memberikan perhatian yang lebih kepada karyawan Hotel DJVI Yogyakarta berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian kerja yang telah dibuat antara para pihak dalam perjanjian kerja. Pada prakteknya, ada hal-hal yang kurang diperhatikan oleh pengusaha Hotel DJVI Yogyakarta dalam pelaksanaan perjanjian kerja yang telah dibuat antara para pihak dalam perjanjian kerja, sehingga kurang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai perjanjian kerja yang ada di dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku,

7 contohnya ketentuan-ketentuan yang ada di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai pelaksanaan perjanjian kerja antara pengusaha dengan karyawan pada Hotel DJVI Yogyakarta, agar dapat mengetahui hal-hal yang kurang diperhatikan dalam pelaksanaan perjanjian kerja, sehingga kurang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai perjanjian kerja yang ada di dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan juga agar dapat mengetahui alasan perjanjian kerja antara pengusaha dengan karyawan pada Hotel DJVI Yogyakarta menggunakan bentuk perjanjian kerja waktu tertentu. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian kerja antara pengusaha dengan karyawan pada Hotel DJVI Yogyakarta? 2. Mengapa perjanjian kerja antara pengusaha dengan karyawan pada Hotel DJVI Yogyakarta menggunakan bentuk perjanjian kerja waktu tertentu?

8 C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini meliputi 2 (dua) hal, yaitu: 1. Tujuan Subyektif Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam rangka penulisan hukum sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. 2. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan perjanjian kerja antara pengusaha dengan karyawan pada Hotel DJVI Yogyakarta. b. Untuk mengetahui dan menganalisis alasan perjanjian kerja antara pengusaha dengan karyawan pada Hotel DJVI Yogyakarta menggunakan bentuk perjanjian kerja waktu tertentu. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan oleh penulis dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan hukum pada umumnya, dan masalah ketenagakerjaan yang berkaitan dengan

9 perjanjian kerja pada khususnya, serta dapat menambah literatur dan bahan-bahan informasi ilmiah yang dapat digunakan untuk melakukan kajian dan penelitian lebih lanjut. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang sedang diteliti. 2. Dari Segi Praktis a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan atau sumbangan pemikiran bagi pembaca pada umumnya dan bagi manajemen Hotel DJVI Yogyakarta pada khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian kerja. b. Dengan penelitian dan penulisan hukum ini diharapkan dapat untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama belajar di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang telah dilakukan di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, telah terdapat beberapa penelitian dan penulisan hukum yang terkait dengan penelitian dan penulisan hukum yang dilakukan oleh penulis. Adapun beberapa penelitian dan penulisan hukum yang memiliki keterkaitan atau kesamaan topik dengan penelitian dan penulisan hukum yang dilakukan oleh penulis, diantaranya yaitu:

10 1. Penulisan hukum oleh Wiwin Istanti mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada pada tahun 2011 dengan judul Pelaksanaan Perjanjian Kerja Pada Home Industry (Studi Kasus Pada Pabrik Pengolahan Mi Basah Wasito di Yogyakarta). Penulisan hukum ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian kerja dan perlindungan hukum bagi pekerja di Pabrik Pengolahan Mi Basah Wasito di Yogyakarta. Penulisan hukum tersebut lebih menekankan pada perlindungan hukum bagi pekerja di Pabrik Pengolahan Mi Basah Wasito di Yogyakarta. 2. Penulisan hukum oleh Landung Pramono mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada pada tahun 2012 dengan judul Pelaksanaan Perjanjian Kerja Antara Pengusaha Dengan Pekerja Pada 3G Motor di Kota Surakarta. Penulisan hukum ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan perjanjian kerja secara lisan pada 3G Motor belum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan perjanjian kerja secara lisan pada 3G Motor belum dapat menjamin terpenuhinya hak dan kewajiban pekerja maupun pengusaha 3G Motor di Kota Surakarta. Penulisan hukum tersebut lebih menekankan pada belum sesuainya perjanjian kerja secara lisan pada 3G Motor di Kota Surakarta dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

11 Hal mendasar yang menjadikan penelitian dan penulisan hukum yang dilakukan oleh penulis ini berbeda adalah bahwa penelitian dan penulisan hukum ini lebih mengkaji dan menitikberatkan pada pelaksanaan perjanjian kerja dan alasan perjanjian kerja antara pengusaha dengan karyawan pada Hotel DJVI Yogyakarta menggunakan bentuk perjanjian kerja waktu tertentu. Oleh karena itu, penulis merasa penelitian dan penulisan hukum yang dilakukan ini mempunyai nilai keaslian.