PEMANFAATAN FLY ASH BATU BARA SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT ION Pb 2+ YANG TERLARUT DALAM AIR

dokumen-dokumen yang mirip
PENJERAPAN ION Pb 2+ TERLARUT DALAM AIR SINTETIS MENGGUNAKAN PARTIKEL TRICALCIUM PHOSPHATE SEBAGAI ADSORBEN

DALAM AIR MENGGUNAKAN PARTIKEL TRICALCIUM PHOSPHATE

KINETIKA ADSORPSI PADA PENJERAPAN ION TIMBAL (Pb +2 ) TERLARUT DALAM AIR MENGGUNAKAN PARTIKEL TRICALCIUM PHOSPHATE

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

OPTIMASI KONDISI PROSES (KECEPATAN PENGADUKAN DAN TEMPERATUR) ADSORPSI LOGAM Fe DENGAN ZEOLIT 4A

MODEL KESETIMBANGAN PADA ADSORBSI ION Zn 2+ MENGGUNAKAN PARTIKEL TRICALCIUM PHOSPHATE SEBAGAI ADSORBEN

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

BAB III METODE PENELITIAN

MODEL KESETIMBANGAN PADA ADSORPSI ION KADMIUM (Cd 2+ ) MENGGUNAKAN HIDROKSIAPATIT DENGAN VARIASI SUHU ADSORPSI DAN KECEPATAN PENGADUKAN

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

STUDI PENENTUAN KONDISI OPTIMUM FLY ASH SEBAGAI ADSORBEN DALAM MENYISIHKAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb)

Penentuan Model Isoterm Adsorpsi Ion Cu(II) Pada Karbon Aktif Tempurung Kelapa Khamaluddin Aditya 1), Yusnimar 2), Zultiniar 2)

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

Hasil dan Pembahasan. konsentrasi awal optimum. abu dasar -Co optimum=50 mg/l - qe= 4,11 mg/g - q%= 82%

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

BAB I PENDAHULUAN. Proporsi Protein kasar limbah (%) (% BK) Palabilitas. Limbah jagung Kadar air (%)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

4 Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENYISIHAN KONSENTRASI COD LIMBAH CAIR DOMESTIK SISTEM BATCH MENGGUNAKAN ADSORBEN FLY ASH BATUBARA. *

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

PENENTUAN MASSA DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI KARBON GRANULAR SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Pb(II) DENGAN PESAING ION Na +

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

KESETIMBANGAN ADSORBSI SENYAWA PENOL DENGAN TANAH GAMBUT

KAPASITAS ADSORPSI METILEN BIRU OLEH LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PENENTUAN KONDISI OPTIMUM FLY ASH SEBAGAI ADSORBEN DALAM MENYISIHKAN LOGAM BERAT KROMIUM (Cr)

PENURUNAN KADAR PHENOL DENGAN MEMANFAATKAN BAGASSE FLY ASH DAN CHITIN SEBAGAI ADSORBEN

Eksergi, Vol 14, No ISSN: X. Lucky Wahyu Nuzulia Setyaningsih a*, Zahra Ike Asmira, Nadhya Chairiza Fitri W

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II. Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten. (Asisten)

OF ADSORPTION A TECHNICAL BENTONITE AS AN ADSORBENT OF HEAVY METAL

POTENSI FLY ASH SEBAGAI ADSORBEN DALAM MENYISIHKAN LOGAM BERAT CROMIUM (Cr) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI

JURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014

BAB III METODE PENELITIAN

Adsorpsi Logam Cu (II) Menggunakan Perlit Yang Teraktifasi Dengan Asam Clorida (HCl)

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

ISOTERMA DAN TERMODINAMIKA ADSORPSI KATION PLUMBUM(II) PADA LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

Betty Hidayati, Sunarno, Silvia Reni Yenti

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

KESETIMBANGAN ADSORPSI Cd 2+ DENGAN MENGGUNAKAN ZEOLIT TERAKTIVASI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Adsorpsi Zat Warna

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 15 April 3 Mei 2013, dimana

Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Binawidya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

AKTIVASI ABU LAYANG BATUBARA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN TIMBAL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING

Penyisihan Kadar Logam Fe dan Mn Pada Air Gambut Dengan Pemanfaatan Geopolimer Dari Kaolin Sebagai Adsorben

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi

Jurnal MIPA 37 (1): (2014) Jurnal MIPA.

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif dari Kulit Singkong terhadap Ion Logam Timbal

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Violet = 5

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap

Oleh: ARUM KARTIKA SARI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

SAT. Drastinawati 1 dan Zultiniar Pendahuluan. Jurnal Teknobiologi, IV(1) 2013: ISSN :

Penurunan Bod dan Cod Limbah Cair Industri Batik Menggunakan Karbon Aktif Melalui Proses Adsorpsi Secara Batch

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

Kinetika Adsorpsi Ion Logam Cu (Ii) Menggunakan Serbuk Gergaji Teraktivasi dengan Asam Asetat

BAB III METODE PENELITIAN

Jl. Soekarno Hatta, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp Diterima 26 Oktober 2016, Disetujui 2 Desember 2016

MODEL KESETIMBANGAN PADA ADSORPSI ION KADMIUM (Cd 2+ ) MENGGUNAKAN HIDROKSIAPATIT DENGAN VARIASI KONSENTRASI Cd 2+ DAN DOSIS ADSORBEN ABSTRACT

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

Efek Suhu Kalsinasi Pada Penggunaan Lumpur Alum IPA sebagai Adsorben Untuk Menurunkan Konsentrasi Limbah Fosfat

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ISOTERM ADSORBSI. I. TUJUAN Menentukan isoterm adsorbsi menurut Freundlich bagi proses adsorbsi asam asetat pada arang

Pengaruh Massa Adsorben Batang Pisang dan Waktu Kontak Adsorpsi Terhadap Efisiensi Penyisihan Fe dan Kapasitas Adsorpsi Pada Pengolahan Air Gambut

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

PENGGUNAAN KARBON AKTIF GRANULAR SEBAGAI ADSORBEN LOGAM Cu(II) DI AIR LAUT KENJERAN

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat

LAMPIRAN LAMPIRAN I LANGKAH KERJA PENELITIAN BIOSORBEN BAGLOG. Mempersiapkan bahan. Mengumpulkan limbah Baglog jamur yang akan digunakan

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT SISA PEMBAKARAN BATU BARA MENJADI ZEOLIT SINTESIS

ADSORPSI Pb(II) PADA SILIKA GEL ABU SEKAM PADI. Adsorption Pb(II) on Silica Gel from Rice Husk Ash

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya.

BAB III METODE PENELITIAN

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A MODIFIKASI SERAT BATANG PISANG DENGAN FORMALDEHIDE SEBAGAI ADSORBEN LOGAM TIMBAL (II)

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAMPIRAN A DATA PERCOBAAN

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EFISIENSI PENURUNAN KADAR KALSIUM PADA AIR LAUT DENGAN METODA PENUKAR ION YANG MEMANFAATKAN TANAH

PEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMIN B

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

Transkripsi:

PEMANFAATAN FLY ASH BATU BARA SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT ION Pb 2+ YANG TERLARUT DALAM AIR Ananda Fauzan 1), Aman 2), Drastinawati 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia, 2) Dosen Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Binawidya Jl. HR. Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru Kode Pos 28293 E-mail: anandafauzan89@gmail.com ABSTRACT Utilization of coal into an energy source, resulting in another effectare pollution, such as fly ash generated from burning coal. For that, we need an alternative to overcome this problem is by using fly ash as an adsorbent to adsorb heavy metals lead (Pb 2+ ) are dissolved in water through adsorption process. This study aimed to calculate the amount of adsorbate (Pb 2+ ) are adsorbed by the fly ash with mevariasikan adsorbate concentration (Pb 2+ ) and stirring speed to determine the equilibrium models. The use of fly ash adsorption of 1 g, the sample solution (Pb 2+ ) on the variation of the concentration of 3, 7, 11 mg/l and variation of stirring speed of 100 rpm and 130 rpm. Solution (Pb 2+ ) have been obtained and analyzed using AAS, diketahi that the higher the stirring speed jerap capacity fly ash adsorbent (Qe) so that the smaller the amount of adsorbate (Pb) are adsorbed on the wane. In the stirring speed of 100 rpm and 130 rpm Qe value is 0.585 mg/g and 0.55 mg/g. Mechanisms of Pb adsorption by fly ash is dominated by the Freundlich isotherm models that represent physical adsorption, where Pb adsorbed by the active site of the fly ash with the influence of the van der walls. Keyword :Fly ash, Adsorbate (Pb 2+ ) 1. PENDAHULUAN Pemanfaatan batu bara sebagai sumber energi telah banyak mendatangkan keuntungan dan merupakan produk energi industri seperti pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Indonesia. Konsumsi batu bara di Indonesia mencapai 36 juta ton yang umumnya digunakan pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan menghasilkan sekitar 11,5 juta ton fly ash pada tahun 2004 (Badan Pusat Statistik, 2004). Hasil analisis kandungan mineral menunjukkan bahwa fly ash mengandung oksida-oksida logam termasuk logamlogam berat dalam jumlah kecil. Oksida utama dari fly ash batu bara adalah silika (SiO 2 ), alumina (Al 2 O 3 ) dan besi (Fe 2 O 3 ). Keberadaan komponen silika dan alumina memungkinkan fly ash untuk dapat disintesis menjadi material yang strukturnya mirip dengan zeolit atau dikenal dengan zeolite like material (ZLM). Struktur zeolit yang berpori merupakan sifatyang dapat dimanfaatkan sebagai material adsorben suatu bahan pencemar yang dikeluarkan dari suatu industri. Besarnya kandungan logam timbal (Pb 2+ ) 1,67 mg/l di Sungai Siak Riau sangat mengkhawatirkan dengan adanya aktivitas masyarakat. Sedangkan baku mutu air yang disetujui adalah 0,03 mg/l (BLH kota Pekanbaru, 2010). Salah satu cara mengurangi kandungan Pb +2 adalah pemanfaatan fly ash dari batu bara sebagai adsorben logam berat Pb 2+ dari air Sungai Siak. Penggunaan fly ash telah banyak dilakukan beberapa penelitian. Afrianita dkk (2012) telah melakukan penelitian penentuan kondisi optimum fly ash sebagai adsorben dalam menyisihkan logam berat timbal (Pb 2+ ). Hasil penelitian Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 1

diperoleh kondisi umum untuk setiap variasi parameter adalah diameter adsorben 0,075-14 mm, berat adsorben 1 gr dengan ph 4, waktu kontak 60 menit dan kecepatan pengadukan 120 rpm. Semakin kecil adsorben maka semakin luas permukaan aktif adsorben. Selain itu, Mufrodi dkk (2010) telah meneliti modifikasi limbah fly ash sebagai material baru adsorben. Hasil penelitian diperoleh sampel abu dapat dikelompokkan menjadi zeolit seperti materi (ZLM). Luas permukaan hasil analisis spesifik sifat fisikokimia menunjukkan peningkatan 4,975 m 2 /gr menjadi 45,716 m 2 /gr diikuti dengan pembentukan pori-pori dalam kisaran mesopori. Berbagai jenis zeolit telah berhasil disintesis dari fly ash batubara, diantaranya Zhang et.al. (2007) telah meneliti sintesis fly ash dengan dekomposisi menggunakan larutan H 2 SO 4 pada berbagai konsentrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ZLM yang terbentuk dapat digunakan untuk material adsorben senyawa ammonium dan fosfat dari air buangan. Pada penelitian ini akan dilakukan proses adsorpsi dengan memanfaatkan fly ash sebagai adsorben dalam penjerapan logam ion timbal yang terlarut dalam air dengan memvariasikan konsentrasi ion Pb 2+ (3 mg/l, 7 mg/l dan 11 mg/l) dengan kecepatan pengadukan 100 dan 130 rpm. 2. Bahan dan Alat Bahan yang Digunakan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Timbal Nitrat (Pb(NO 3 ) 2 ) (Merek, Germany), Aquades dan fly ash. Alat yang Digunakan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah labu ukur, botol sampel, motor dan pengaduk, pipet volume, kertas saring, corong, breaker glass, stopwatch. Rangkaian alat untuk proses adsorpsi dapat dilihat pada Gambar 2.1 Gambar 2.1 Rangkaian Alat Proses Adsorsi secara Batch Keterangan: 1. Larutan Sampel (Pb 2+ ) 2. Batang Pengaduk 3. Motor Pembuatan Larutan Logam Timbal (Pb 2+ ) Timbal Nitrat (Pb(NO 3 ) 2 ) ditimbang sebanyak 0,16 gram dilarutkan dengan aquades dalam beaker glass, lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 ml sehingga diperoleh larutan Pb 2+ dengan konsentrasi 100 mg/l dengan menambahkan aquades sampai tepat tanda batas. Lalu larutan tersebut dianalisa terlebih dahulu menggunakan Atomic Absorption Spectrometer (AAS) dengan panjang gelombang (λ) 217 nm (Varian, English) untuk mengetahui kadar Pb 2+ sebenarnya. Metode Pembuatan Adsorben Adsorben fly ash ditimbang sebanyak 100 gram lalu dicuci dengan menggunakan aquades lalu di oven semala 3 jam pada temperatur 110 o C Proses Adsorpsi Proses adsorpsi dilaksanakan dengan mengambil larutan sampel Pb 2+ yang divariasikan konsentrasinya menjadi 3 mg/l, 7 mg/l dan 11 mg/l sebanyak 500 ml dengan cara pengenceran. Di dalam beaker glass 500 ml kemudian ditambahkan fly Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 2

ash 1 gram lalu diaduk dengan motor pengaduk dengan variasi kecepatan 100 rpm dan 130 rpm dimana waktu pengambilan sampel dilakukan dengan selang waktu 20 menit selama 1 jam. Sampel larutan diambil menggunakan pipet volume sebanyak 30 ml lalu disaring dan dimasukan ke botol sampel. Suhu yang digunakan adalah suhu kamar 30 C. Pengujian Model Kesetimbangan Adsorpsi Dalam penelitian ini, analisa data menggunakan persamaan garis lurus dari tiga model kesetimbangan adsorpsi dan kapasitas panas adsorpsi yaitu: Model Freundlich Qe = K F Ce / Bentuk lain diperoleh sebagai persamaan garis lurus yaitu: Log Qe = Log K F + Log Ce Y = B + A X Dimana, Qe adalah jumlah adsorbat yang terjerap/berat adsorben (mg/g), Ce adalah konsentrasi adsorbat dalam larutan (mg/l), K F adalah konstanta Freundlich, n adalah parameter untuk intensitas dari adsorpsi. Nilai 1/n berkisar antara 0,1 s/d 1,0 sedangkan nilai n berkisar dari 1 s/d 10 berdasarkan kondisi adsorpsi. Dari persamaan garis lurus diatas akan terbentuk grafik log Qe VS log Ce dan diperoleh slope (A) = 1/n serta intersep (B) = log K F. Model Langmuir = 1 + Disusun ulang sebagai persamaan garis lurus: 1 = 1. + 1 Y= A.X + B Dimana, Qe adalah jumlah zat terlarut (adsorbat) yang diserap per unit berat adsorben (mg/g), Ce adalah konsentrasi kesetimbangan dari adsorbat (mg/l), Qm adalah kapasitas jerap maksimum adsorben terhadap adsorbat (mg/g) dan K L adalah konstanta dari adsorpsi. Dari persamaan garis lurus diatas akan terbentuk grafik 1/Qe VS 1/Ce dan diperoleh slope (A) = 1/Qm. K L serta intersep (B) = 1/Qm Model Brunauer, Emmett dan Teller (BET) = (1 )[ ( ) ] Bentuk persamaan garis lurus yang diperoleh adalah: ( ) = + Y = B + A X Dimana, Qe adalah jumlah adsorbat yang terjerap pada permukaan adsorben pada kondisi kesetimbangan (mg/g), Qm adalah kapasitas jerap maksimum adsorben terhadap adsorbat (mg/g), K adalah konstanta kesetimbangan adsorpsi, Ce adalah konsentrasi adsorbat dalam cairan pada kondisi kesetimbangan (mg/l), dan Co adalah konsentrasi adsorbat dalam cairan pada kondisi awal (mg/l). Dari persamaan garis lurus diatas akan terbentuk grafik VS ( ) dan Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 3

diperoleh slope (A) = (B) =. serta intersep 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengaruh Kecepatan Pada Penjerapan Pb Oleh Fly Ash Sebagai Adsorben Hubungan antara kosentrasi logam Pb pada keadaan awal (Co) dengan kapasitas jerap absorben fly ash (Qe percobaan) terhadap variasi kecepatan. Data diperoleh dari berbagai kosentrasi Pb pada keadaan awal (Co) yaitu 2,93 mg/l; 6,98 mg/l; dan 10,97 mg/l pada kecepatan 100 rpm dan 130 rpm sehingga menghasilkan grafik hubungan Co dan Qe pada variasi kecepatan berikut: Qe (mg/g) 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 1001rpm 130 2 rpm Kecepatan (rpm) 2,93 mg/l 6,98 mg/l 10,97 mg/l Gambar 3.1 Grafik Hubungan Kosentrasi Logam Pb pada Keadaan Awal (Co) dengan Kapasitas fly ash pada Variasi Kecepatan Dari Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa semakin besar kecepatan pengadukkan adsorpsi maka kapasitas jerap adsorben fly ash (Qe) semakin kecil sehingga jumlah adsorbet (Pb) yang teradsorpsi semakin berkurang. Pada kecepatan pengadukn 100 rpm nilai Qe 0,815 mg/g sedangkan pada kecepatan pengadukan 130 rpm nilai Qe 0,61 mg/g (pada 10,97 mg/l). Kecepatan pengadukan menentukan kecepatan waktu kontak adsorben dan adsorbat. Kecepatan 100 rpm telah efektif mewakili kecepatan optimum karena dengan kecepatan tersebut pergerakan partikel yang ada menjadi efektif sehingga adsorben dapat menjerap adsorbat yang lebih banyak. Tetapi jika kecepatan pengadukkan yang terlalu cepat, maka kemungkinan yang terjadi struktur adsorben menjadi rusak sehingga proses adsorpsi kurang optimal. Hal ini juga dijelaskan oleh Afrianita (2012). 3.2 Pengaruh Kosentrasi Adsorbat (Pb 2+ ) Pada penjerapan Pb oleh Fly Ash Sebagai adsorben Pada Gambar 3.1 juga dapat dilihat bahwa semakin besar kosentrasi adsorbat logam Pb pada keadaan awal (Co) maka semakin besar pula kapasitas jerap adsorben fly ash (Qe). Pada Co 10,97 mg/l memiliki nilai Qe 0,815 mg/g, sedangkan pada Co 6,98 mg/l dan 2,93 ppm memiliki nilai Qe 0,710 mg/g dan 0,585 mg/g (pada kecepatan 100 rpm). Itu dikarenakan pada kosentrasi besar, tumbukan antara adsorben dan adsorbet meningkat sehingga jumla adsorbat yang terjerap semakin banyak. Hal ini sesuai dengan Mourabet dkk (2012), dimana kapasitas penjerap terhadap fluoride meningkat seiring dengan semakin besar kosentrasi fluoride tersebut. 3.3 Pengujian Model Kesetimbangan Adsorpsi Untuk lebih memastikan mekanisme adsorpsi yang terjadi, dilakukan pengujian model kesetimbangan adsorpsi. Pengujian model kesetimbangan ini bertujuan untuk menentukan model kesetimbangan yang digunakan pada proses adsorpsi logam Pb dengan fly ash sebagai adsorben. Pengujian model dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier untuk tiap variasi kecepatan. Model kesetimbangan yang akan digunakan adalah model Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 4

kesetimbangan Freundlich, Langmuir dan BET. Pengujian model kesetimbangan untuk setiap variasi kecepatan, akan diperoleh parameter kesetimbangannya. Parameter kesetimbangan tersebut dimasukkan kedalam masing-masing persamaan model yang akan diuji. Jumlah logam Pb yang terjerap berdasarkan hasil perhitungan (Qe perhitungan) pada masing-masing model akan dibandingkan dengan jumlah logam Pb yang terjerap berdasarkan hasil percobaan (Qe percobaan), sehingga akan diperoleh persentase kesalahan. Pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2 berikut dapat dilihat perbandingan Qe logam Pb hasil perhitungan dari model kesetimbangan dengan Qe data berdasarkan penelitian yang dihasilkan. Tabel 3.1 Perbandingan Qe Percobaan dan Qe Perhitungan Pada Kecepatan 100 rpm Co Ce Qe Qe Perhitungan (mg/l) (mg/l) Percobaa Freund Langm BET n lich uir 2,93 1,76 0,585 0,580 0,581 0,113 6,98 5,56 0,710 0,725 0,741 0,390 10,97 9,34 0,815 0,802 0,782 0,611 % Kesalahan 1,485 3,022 3,578 Qe (mg/g) 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 Qe percobaan Qe Langmuir Qe Freundlich Qe BET 0 5 10 Ce (mg/l) Gambar 4.2 Grafik Hubungan Ce dangan Qe Percobaan dan Qe Perhitungan pada Kecepatan 100 rpm Tabel 4.2 Perbandingan Qe Percobaan dan Qe Perhitungan pada Kecepatan 130 rpm Qe Qe Perhitungan Co (mg/l) Ce (mg/l) Perc obaa Freundlich Langmuir BET n 2,93 1,83 0,55 0,5853 0,5888 0,13020 6,98 5,89 0,545 0,7339 0,7473 0,57138 10,97 9,75 0,61 0,8092 0,7964 0,89006 % Kesalahan 24,588 24,915 42,360 Qe (mg/g) 1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 Qe Percobaan Qe Langmuir Qe Freundlich Qe BET 0 5 10 15 Ce (mg/l) Gambar 4.3 Grafik Hubungan Ce dengan Qe percobaan dan Qe perhitungan pada Kecepatan 130 rpm Pada Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa isotherm Freundlich mempunya presentase kesalahan yang kecil yaitu 1,485 %, sedangkan presentase kesalahan Langmuir dan BET lebih besar yaitu 3,022 % dan 3,578 %. Begitu juga yang diperlihatkan pada Tabel 4.2 bahwa presentase kesalahan terkecil diperoleh dengan metode Freundlich yaitu 24,58% sedangkan pada metode Langmuir dan BET presentase kesalahan yang diperoleh lebih besar yaitu 24,915 % dan 42,360 %. Hal ini mengidentifikasikan bahwa penjerapan yang lebih dominan oleh isotherm Freundlich yang mewakili adsorpsi terjadi secara fisika, dimana logam Pb terjerap oleh situs dari aktif fly Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 5

ash dengan adanya pengaruh gaya van der walls. 3.4 Mengaplikasikan Adsorben Fly Ash pada Air Sungai Siak Menggunakan Kecepatan 100 rpm Tabel 4.3 Hasil Pengujian Adsorben Fly Ash terhadap Air Sungai Siak Mengandung Pb 2+ Waktu pengadukkan (menit) Sampel sebelum ditambah fly ash Kosentasi Pb 2+ Air Sungai Siak (mg/l) 0,96 0 0,91 20 0,86 40 0,79 60 0,78 Dari Tabel 4.3 membuktikan bahwa fly ash dapat menjerap kandungan Pb yang ada pada air sungai Siak dengan menggunakan kecepatan 100 rpm. Hal ini dikarenakan pada kecepatan 100 rpm fly ash dapat bekerja optimal sebagai adsorben. Pada percobaan yang dilakukan terhadap air sungai Siak penjerapan optimum terjadi pada menit ke 60. Hasil ini sesuai dengan Afrianita (2012) penyerapan optimum oleh fly ash terjadi pada menit ke 60 ini disebabkan karena sifat fly ash sendiri yang merupakan hasil pembakaran sehingga memiliki titik jenuh yang lebih lama. 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Pada penelitian pemamfaatan fly ash batu bara sebagai adsorben logam berat ion Pb 2+ yang terlarut dalam air dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada penelitian ini kecepatan pengadukan oprimum terjadi pada kecepatan 100 rpm. 2. Waktu optimum yang dibutuhkan untuk terjadinya penjerapan oleh fly ash adalah 60 menit. 3. Hasil aplikasi penjerapan ion Pb 2+ oleh fly ash pada air sungai Siak menunjukan penjerapan terbesar pada waktu 60 menit (kecepatan pengadukkan 100 rpm) terbukti dengan menurunnya kosentrasi Pb. 4. Mekanisme adsorpsi logam Pb oleh fly ash lebih didominasi oleh model isotherm Freundlich yang mewakili adsorpsi fisika, dimana logam Pb terjerap oleh situs dari aktif fly ash dengan adanya pengaruh gaya van der walls. 4.2 Saran Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya perlu dilakukan penelitian dengan variasi temperatur dan massa fly ash. Dan juga diteliti adsorpsi logam Pb dengan menggunakan biokerematik jenis lain seperti Hydroxyapatite (HA) 5. Daftar Pustaka Afrianita, R., Dewilda, Y., Fitri, R., 2012, Studi Penentuan Kondisi Optimum Fly Ash sebagai Adsorben dalam Menyisihkan Logam Berat Timbal (Pb), Jurnal Teknik Lingkungan UNAND, Sumatra Barat: Fakultas Teknik UNAND Badan Pusat Statistik-Indonesia, 2004, Statistik Industri Besar dan Sedang (1), BPS Press: Jakarta Badan Lingkungan Hidup (BLH), 2010, Hasil Analisis Kualitas Air Permukaan, Pekanbaru Mourabet, M, Rhilassi, A.E, Boujaady, H.E, Ziatni, M.B, Hamri, R.E, dan Taitai, A., 2012, Removal of Fuoride From Aqueous Solution by Adsorption on Apatitic Tricalcium Phosphate Using Box Behnken Design and Desirability Function, Journal of Applied Surface Science, 258, 4402-4410. Mufrodi, Z.,Sutrisno, B,. Hidayat, A., 2010, Modifikasi Limbah Abu Layang sebagai Material Baru Adsorben. Jurnal Teknik Kimia, UII. Yogyakarta. Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 6