BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah semakin maju dan berkembang, hal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

metode diskusi berbantuan penugasan mind map memberikan perbedaan terhadap penugasan mind map juga mengoptimalkan keterampilan berpikir kreatif

I. PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 10 Oktober 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Pada umumnya, orang-orang memilih menggunakan media tulisan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Vina Agustina, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pendidikannya (Rusman, 2012 : 93). kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah pengorganisasian mata

BAB I PENDAHULUAN. menguasai ilmu matematika akan memudahkan mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda-beda. Jika kemampuan berpikir kreatif tidak dipupuk dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa. Perubahan tingkah tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan

PENDAHULUAN. Oleh Rexona Purba Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang fenomena-fenomena alam. Fenomena-fenomena alam dikemas berupa

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, menuntut adanya peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

Secara umum, pembelajaran bahasaindonesia terbagi menjadi empat. aspek keterampilan yang harus dikuasai siswa. Keempat keterampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemahaman dikatakan proses berfikir dan belajar. Dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa Indonesia. Bagi siswa sekolah menengah atas pembelajaran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuat manusia terus berpikir di dalam hidupnya. Kemampuan berpikir ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di SD, SMP, SMA dan sederajat memiliki banyak mata

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Salah satu materi biologi yang menjadi kesulitan bagi siswa adalah mengenal dunia hewan. Salah satu sub materi dalam dunia hewan yaitu filum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MIND MAP SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN MENILAI PENGUASAAN KONSEP DAN ALAT EVALUASI MENILAI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

Oleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Yulia, 2014 EFEKTIVITAS TEKNIK CLUSTERING (PENGELOMPOKAN) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S 1 Pendidikan Matematika. Oleh : DARI SUPRAPTI A

BAB I PENDAHULUAN. yang mementingkan bagaimana mendapatkan nilai bagus dan lulus ujian tanpa

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan proses, sikap ilmiah dan bukan cara menghafal konsep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam proses pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan

BAB V PEMBAHASAN. A. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Visual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menunjukkan bahwa pendidikan perlu diselenggarakan untuk

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon)

PENDEKATAN OPEN-ENDED (MASALAH, PERTANYAAN DAN EVALUASI) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Agustinus Sroyer FKIP Universitas Cenderawasih Jayapura

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB V PENUTUP A. Simpulan Penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan minat belajar dan keterampilan menulis teks

I. PENDAHULUAN. karena pembelajarannya mengandung unsur-unsur ilmiah yang menekankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Emay Maelasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan di indonesia sudah semakin maju dan berkembang, hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya sekolah-sekolah yang dibangun dan semakin banyak guru yang diperlukan untuk mengajar disekolah-sekolah tersebut. Pendidikan khususnya dalam lingkup sekolah memerlukan guru maupun siswa yang berkualitas dalam arti dilihat dari segi kreativitas para pendidik dan yang didik untuk mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi secara kreatif. Menurut (Kurikulum Nasional Norwegia, dalam Hagness 1994: 11) dalam Florence Beetlestone (2011: 1) pendidikan harus menunjukkan bagaimana energi dan kemampuan kreatif secara terus menerus mengembangkan konteks, konten dan kualitas hidup manusia. Kreativitas sangat berpengaruh besar terhadap dunia pendidikan. Masalah-masalah yang dihadapi membutuhkan keterampilan berpikir kreatif untuk menemukan solusinya. Kreativitas diperlukan sejak dini karena diharapkan dapat menjadi bekal untuk menghadapi dan menyelesaikan persoalan-persoalan dalam kehidupan. Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum pendidikan, dimana dalam mata pelajaran ini memerlukan kreatifitas baik pada siswa maupun pada guru. Keterampilan berpikir kreatif siswa sangat diperlukan untuk menemukan konsep dan prinsip fisika yang digunakan untuk menjelaskan berbagai peristiwa dan menyelesaikan masalah yang ada. Winny Liliawati dan Erna Puspita (2010: 423) mengemukakan bahwa, 1

tujuan mata pelajaran fisika salah satunya adalah agar peserta didik memiliki kemampuan mengembangkan keterampilan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Salah satu keterampilan berpikir yang berguna untuk pembelajaran fisika yang berkaitan dengan fenomena alam adalah keterampilan berpikir kreatif. Pendapat yang telah dijelaskan sebelumnya dikuatkan juga oleh Florence Beetleston (2011: 28) bahwa kreatifitas merupakan sebuah komponen penting dan memang perlu. Tanpa kreatifitas pelajar hanya akan bekerja pada sebuah tingkat kognitif yang sempit. Aspek kreatif otak dapat membantu menjelaskan dan menginterprestasikan konsep-konsep yang abstrak, sehingga memungkinkan anak untuk mencapai penguasaan yang lebih besar, khususnya dalam mata pelajaran seperti matematika dan sains yang seringkali sulit dipahami. Di sekolah-sekolah, peran guru sangat penting dalam membantu memicu keterampilan berpikir kreatif siswa, baik dengan media pembelajaran, metode yang digunakan, soal-soal yang diberikan kepada siswa maupun penugasan dari guru yang menuntut siswa untuk menyelesaikannya dengan cara berpikir kreatif. Dalam hal ini pembelajaran yang digunakan guru harus dapat merangsang keterampilan berpikir kreatif siswa dan membantu mengekspresikan gagasan siswa serta mengkomunikasikan secara ilmiah. Florence Beetleston (2011: 2) mengemukakan bahwa mengajar dengan kreatif dapat mengembangkan kualitas pendidikan, membuat pelajaran lebih bermakna dan membuka cara-cara yang 2

lebih menyenangkan dalam mendekati kurikulum. Keterampilan berpikir kreatif siswa tidak akan berkembang jika tidak didukung oleh kreatifitas guru. Dalam pembelajaran terdapat berbagai macam cara yang dapat dilaksanakan guru untuk menunjang keterampilan berpikir kreatif siswa yaitu salah satunya dengan cara memberi penugasan untuk siswa. Penugasan dapat diberikan dengan beberapa jenis agar siswa lebih tertarik dalam mengerjakan dan sekaligus meningkatkan daya pikir kreatif siswa. Ada dua jenis penugasan yang dapat diberikan kepada siswa yaitu penugasan dengan membuat mind map dan penugasan dengan membuat poster. Mind map menurut Agus Warsono dan Ratih Kumorojati (2011: 76) adalah suatu teknik visual yang dapat menyelaraskan proses belajar dengan cara kerja alami otak. Mind map (peta pikiran) yakni membuat materi/bahan pelajaran menjadi suatu peta pikiran (memetakan pikiran kita). Mind map merupakan suatu pendekatan yang lebih efektif, membantu otak untuk berfikir secara teratur, memasukkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi dari otak. Ini merupakan cara yang paling kreatif dan inovatif dalam membuat catatan. Tony Buzan, seorang berkebangsaan London telah menciptakan teori Mind Map. Tony Buzan adalah seorang penulis buku yang bertema human brain, kreatifitas dan pembelajaran dalam otak manusia dalam berfikir. Buzan mempelajari bahwa sebenarnya manusia dilahirkan dengan jutaan kali lebih canggih dari komputer, dikutip ( http://ikhs.wordpress.com ). Mind map menurut Agus Warsono dan Ratih Kumorojati (2011: 80) dikatakan sesuai dengan kerja alami otak karena pembuatannya menggunakan 3

prinsip-prinsip brain management. Sutanto Windura (2008: 16) menyatakan bahwa mind map adalah suatu teknik grafis yang memungkinkan manusia untuk mengeksplorasi seluruh kemampuan otak untuk berpikir dan belajar. Mind map adalah sebuah alat bantu untuk berpikir kritis, kreatif, efektif dan inovatif. Dalam penggunaan mind map lebih menekankan pada kata-kata kunci yang disusun berdasarkan pengelompokan informasi. Kata kunci utama dalam penulisan mind map berada di bagian tengah yang kemudian kata kunci yang lebih spesifik di gambarkan dengan cabang di sekitar kata kunci utama. Dalam penulisan mind map, siswa dapat berimajinasi dan lebih kreatif karena dengan mind map, alur pikiran siswa lebih terarah, terdapat warna-warna yang membantu mempermudah siswa dalam mengingat serta memberi daya tarik sehingga mudah dipelajari, dapat dibuat disertakan gambar-gambar yang menunjang konsep atau ide sehingga lebih mudah dipahami siswa. Berdasarkan Ensiklopedia Encarta edisi 2004 dalam Adi Kusrianto (2006: 338) mengatakan bahwa poster adalah iklan atau pengumuman yang diproduksi secara massal. Poster pada umumnya dibuat dengan ukuran besar diatas kertas untuk didisplay kepada khalayak. Sebuah poster biasanya berisi gambar ilustrasi dengan warna-warna yang indah dan beberapa teks maupun memuat trendmark. Sebuah poster biasanya berguna secara komersial untuk mengiklankan suatu produk, suatu kegiatan pendidikan, acara entertaiment, eveneven tertentu, maupun sebagai alat propaganda. Namun, banyak juga poster yang dibuat hanya untuk tujuan seni maupun hiasan. Poster menjadi salah satu pilihan dalam pemberian penugasan untuk siswa karena dengan poster banyak ide siswa 4

yang berkaitan dengan teori dapat dituangkan seperti dalam bentuk, sketsa, gambar, grafik, warna, dan ide-ide lainya serta dengan pembuatan poster yang terpenting adalah keterampilan berpikir kreatif dapat dikembangkan. Aktivitas dalam membuat poster akan membuat siswa dapat menuangkan ide tidak hanya dalam bentuk abstrak saja tapi dalam bentuk gambaran dan tulisan, serta menggunakan warna-warna terang dalam pembuatan poster, selain terlihat menarik juga akan mambantu mempermudah siswa dalam mempelajari dan mengingat konsep pada materi yang diajarkan. Menurut Rakhmat Supriyono (2010: 158-159) mendesain poster merupakan satu pekerjaan yang sangat menantang kreativitas. Oleh sebab itu, poster dapat dijadikan alternatif yang baik dalam pemberian tugas fisika untuk siswa dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. Mind map sama halnya dengan poster, memberikan kemudahan bagi siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kreatif. Kedua jenis penugasan ini dipilih karena memiliki keunggulan dalam memudahkan siswa untuk berpikir kreatif, serta dapat menuangkan ide, gagasan, serta berimajinasi dalam bentuk gambar yang didalamnya tersampaikan konsep materi yang diajarkan, sehingga penugasan yang diberikan tidak mempersulit siswa tapi semakin meningkatkan kreatifitas siswa. Berdasarkan hasil observasi selama melakukan kegiatan KKN PPL di SMA Negeri 5 Yogyakarta di peroleh beberapa masalah dalam pembelajaran satu diantaranya adalah kurangnya mengembangkan ide kreatif siswa dalam proses penugasan mata pelajaran fisika. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil jawaban 5

penugasan yang diberikan guru kepada siswa, yaitu hasil jawaban siswa masih mengikuti cara atau langkah seperti yang ada dibuku paket, hal ini menunjukkan bahwa daya berpikir kreatif siswa belum berkembang. Terdapat empat aspek keterampilan berpikir kreatif yaitu fluency, flexibility, originality, dan elaboration yang mana dari ke empat aspek tersebut aktivitas siswa hanya terlihat pada aspek fluency dimana siswa masih hanya dalam tahap bertanya dan menjawab pertanyaan guru sedangkan tiga aspek lainnya belum terlihat. Kasus tersebut juga dipicu dari kurangnya variasi penugasan yang diberikan guru kepada siswa sehingga siswa kesulitan dalam mengembangkan keterampilan berpikir kreatif. Hal ini akan menyebabkan keterampilan berpikir kreatif siswa rendah, meyelesaikan soal hanya berpatokan dengan cara yang ada di buku paket, siswa akan menjadi malas-malasan dalam mengerjakan tugas, serta akan membuat siswa lupa materi dan sulit memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu, maka guru harus bersikap aktif dan kreatif dengan cara memvariasi penugasan agar siswa merasa tertarik mengerjakan tugas, dapat mengembangkan ide-ide kreatif siswa, serta siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Mind map dan poster adalah 2 jenis penugasan yang dapat digunakan sebagai solusi untuk menjawab permasalahan tersebut. Kedua jenis penugasan ini pun belum dijalankan di SMA Negeri 5 Yogyakarta dalam penugasan mata pelajaran fisika. Dengan adanya penugasan ini diharapkan dapat membantu mengembangkan keterampilan berpikir kreatif siswa tanpa memberikan rasa jenuh kepada siswa serta siswa dapat mengembangkan ide-ide, menuangkan dalam bentuk gambaran, dan dapat lebih mudah memahami materi. 6

Meskipun mind map dan poster sama-sama memiliki kelebihan masingmasing namun cara mengerjakannya berbeda-beda dengan aturannya tersendiri. Oleh karena itu maka perlu dilakukan penelitian mengenai perbedaan keterampilan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran fisika menggunakan metode diskusi berbantuan penugasan poster dan mind map di SMA N 5 Yogyakarta di kelas X. B. Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yaitu : 1. Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa keterampilan berpikir kreatif siswa SMA N 5 Yogyakarta masih rendah dibuktikan dengan penugasan yang dikerjakan siswa masih mengikuti cara atau langkah dari buku paket serta siswa masih berada pada tahap bertanya dan menjawab (fluency) sedangkan keterampilan berpikir kreatif sepert flexibility, originality dan elaboration belum muncul. 2. Penugasan yang di berikan guru kepada siswa masih berupa penyelesaian soal saja belum bervariasi yang mana kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mengerjakannya tugas belum muncul, sehingga diperlukan inovasi baru dalam penugasan. 3. Dalam pembelajaran fisika bermetode diskusi, penugasan mind map dan poster masih belum digunakan di SMA N 5 Yogyakarta. 7

C. Batasan Masalah Dari hasil identifikasi masalah maka penelitian hanya dibatasi pada beberapa hal di bawah ini : 1. Hanya dibatasi pada identifikasi masalah no 1 dan 3. 2. Pembelajaran yang digunakan dalam kelas eksperimen 1 menggunakan metode diskusi dengan berbantuan penugasan mind map dan kelas eksperimen 2 menggunakan metode diskusi berbantuan penugasan poster. 3. Keterampilan psikomotorik siswa berdasarkan lembar observasi psikomotorik. 4. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian yaitu materi besaran dan satuan berdasarkan penyusunnya. D. Perumusan Masalah Berikut ini perumusan masalah yang muncul dari identifikasi masalah yang telah di batasi yaitu : 1. Adakah perbedaan keterampilan berpikir kreatif antara siswa yang penugasan mind map dan poster pada siswa kelas X semester 1 di SMA Negeri 5 Yogyakarta? 2. Manakah keterampilan berpikir kreatif yang lebih baik antara siswa yang penugasan mind map dan penugasan poster pada siswa kelas X semester 1 di SMA Negeri 5 Yogyakarta? 8

3. Adakah perbedaan keterampilan psikomotorik antara siswa yang penugasan mind map dan poster pada siswa kelas X semester 1 di SMA Negeri 5 Yogyakarta? 4. Manakah keterampilan psikomotorik yang lebih baik antara siswa yang penugasan mind map dan penugasan poster pada siswa kelas X semester 1 di SMA Negeri 5 Yogyakarta? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah di uraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Ada tidaknya perbedaan keterampilan berpikir kreatif antara siswa yang penugasan mind map dan poster pada siswa kelas X semester 1 di SMA Negeri 5 Yogyakarta? 2. Keterampilan berpikir kreatif yang lebih baik antara siswa yang penugasan mind map dan penugasan poster pada siswa kelas X semester 1 di SMA Negeri 5 Yogyakarta? 3. Ada tidaknya perbedaan keterampilan psikomotorik antara siswa yang penugasan mind map dan poster pada siswa kelas X semester 1 di SMA Negeri 5 Yogyakarta? 9

4. Keterampilan psikomotorik yang lebih baik antara siswa yang mengikuti pembelajaran fisika menggunakan metode diskusi berbantuan penugasan mind map dan penugasan poster pada siswa kelas X semester 1 di SMA Negeri 5 Yogyakarta? F. Manfaat Penelitian Dari tujuan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak diantaranya adalah : 1. Bagi Guru Memberikan tambahan wawasan untuk mengoptimalkan keterampilan berpikir kreatif dalam pembelajaran fisika dengan metode diskusi berbantuan penugasan mind map dan poster. 2. Bagi siswa Dengan adanya penelitian ini di harapkan dapat mengasah keterampilan berpikir kreatif siswa dalam pelajaran fisika sehingga siswa lebih kreatif dan lebih mudah mengingat serta memahami materi yang diajarkan. 3. Bagi Sekolah Dengan adanya penelitian ini diharapkan sebagai rujukan dalam memberikan tambahan masukan dan wawasan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fisika di sekolah tersebut khususnya dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. 4. Bagi Peneliti Bagi peneliti adalah sebagai bahan referensi dalam menulis tugas akhir. 10