J. Aquawarman. Vol. 2 (2) : Oktober ISSN : Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
II. BAHAN DAN METODE

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1) : (2013) ISSN :

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

KINERJA PERTUMBUHAN IKAN GABUS (Channa striata) DAN DINAMIKA KUALITAS AIR PADA BERBAGAI WADAH PEMELIHARAAN Heriansah 1) dan Dian Nisa Fitri Aspari 2)

PENGARUH KETINGGIAN AIR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUPBENIH IKAN LELE SANGKURIANG

JURNAL PERIKANANAN DAN KELAUTAN ISSN Pendederan Larva Ikan Gabus (Channa striata) di Kolam Terpal dengan Padat Tebar Berbeda

BAB 4. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gabus (Channa striata) yang Diberi Pakan Buatan Berbahan Baku Tepung Keong Mas (Pomacea sp.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

Pengaruh Ketinggian Air yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

PENGARUH PERBEDAAN FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN Tubifex sp. TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN BENIH IKAN GABUS (Channa striata)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

III. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

AQUAWARMAN I. PENDAHULUAN

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN GABUS (Channa sriata) MELALUI OPTIMASI KANDUNGAN PROTEIN DALAM PAKAN

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1) :57-65 (2013) ISSN :

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Juli 2013

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1) :66-75 (2013) ISSN :

RESPONS PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS LIMBAH SAYURAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Laju Pertumbuhan Spesifik Benih Ikan Mas (SGR)

PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE. Keterangan : Yij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah

JURNAL. THE EFFECT OF GIVEN SKIN SEED IN GREEN BEANS ON GROWTH RATE OF CATFISH (Clarias sp)

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus gouramy Lac. UKURAN 2 CM

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding Rate YANG BERBEDA

PERUBAHAN RESPON PAKAN PADA IKAN MAS KOKI (Carasias auratus) DENGAN RANSANGAN WARNA LAMPU

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Bahan dan Alat Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Uji Rancangan Pakan Perlakuan

PENGARUH KOMBINASI PAKAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN SELAIS (Kryptopterus lais)

PENGARUH PEMBERIAN CACING SUTERA (Tubifex sp.) DAN KEONG SAWAH (Pila ampullacea) TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN PATIN (Pangasius sp.)

Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda

PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH MAKAN UNTUK PAKAN IKAN LELE DI UPR MITRA CAMBAI PRABUMULIH

PENGARUH PEMBERIAN ENZIM PAPAIN PADA PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS KIAMBANG

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. Sidat dikenal sebagai ikan katadromous yaitu memijah di laut, tumbuh dan

PENGARUH FOTOPERIODE TERHADAP PERTUMBUHAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(2) : (2016) ISSN :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

BAB III BAHAN DAN METODE

1 Haris Abdullah, 2 Rully, dan 2 Mulis Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksananakan pada bulan Juli September 2013 di

VARIASI PADAT PENEBARAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPA

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK

PENGARUH PERBEDAAN PENGOLAHAN LIMBAH IKAN SEBAGAI BAHAN PAKAN LARVA IKAN LELE (Clarias gariepinus) Hatta.

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

BAB I PENDAHULUAN. Prospek perikanan dan budidaya sidat memiliki peluang baik untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju pertumbuhan rata rata panjang dan berat mutlak lele sangkuriang

GRANT OF SILK WORMS FEED (Tubifex sp) AND GOLDEN SNAIL (Pomacea canaliculata, L) ON GOING CONCERN AND GROWTH OF SEED GOLDFISH KOI (Cyprinus carpio, L)

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN MASKOKI (Carassius auratus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM RESIRKULASI

BAB III BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

PEMBERIAN PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPPA. Elrifadah. Abstract

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xvi. DAFTAR GAMBAR... xvii. DAFTAR LAMPIRAN... xviii

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Peracikan dan Pemberian Pakan

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

Transkripsi:

J. Aquawarman. Vol. 2 (2) : 20-27. Oktober 2016. ISSN : 2460-9226 AQUAWARMAN JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR Alamat : Jl. Gn. Tabur. Kampus Gn. Kelua. Jurusan Ilmu Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman Kombinasi Pakan Alami Cacing Tubifex sp dan Pakan Buatan Terhadap Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Benih Ikan Gabus (Channa striata Bloch) Dalam Upaya Domestikasi Ikan Spesifik Lokal Combination of Natural Feed Tubifex sp with Artificial Feed on Survival and Growth Rate of Snakehead larvae (Channa striata Bloch) as an Effort Domestication of Endogenous Fish Hermawan Saputra 1), Andi Nikhlani 2), Isriansyah 3) 1) Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman 2),3) Staf Pengajar Jurusan Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman Abstract The purpose of this research was to know survival rate, growth of length, weight and specific growth rate, length-weight relationship, and condition factor of snakehead larvae (Channa striata) that fed with the combination of natural feed Tubifex sp and artificial feed. The result showed that feeding combination of natural feed with artificial feed was not significanly different to survival rate, while significanly different to growth of length, weight and specific growth rate. The highest survival rate was achieved by P2 (77,5%). However, P1 was better in growth of lenght, weight, and specific growth rate with 3,03 cm, 2,27 g and 10,46% respectively. Keyword : Combination, Tubifex sp, Artificial feed, Survival rate, Endogenous fish, Channa striata. 1. PENDAHULUAN Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu ikan yang mempunyai distribusi yang luas dari China, India, Srilanka, India Timur, Philiphina, Nepal, Burma, Pakistan, Singapura, Malaysia dan Indonesia (Allington, 2002 dalam Fitriliyani, 2005). Di perairan Indonesia ikan ini tersebar di beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS), seperti daerah aliran sungai di Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Menurut Muslim (2007) dalam Hidayatullah et al. (2015), ikan gabus dapat dimanfaatkan mulai dari ukuran kecil (stadia larva) sampai ukuran besar (stadia dewasa). Pemanfaatan ikan gabus dari berbagai ukuran tersebut menyebabkan kebutuhan ikan gabus juga semakin meningkat. Dengan semakin meningkatnya permintaan ikan gabus, maka intensitas penangkapan ikan gabus di alam juga semakin meningkat. Menurut Muflikhah et al., (2008) dalam Extrada et al., (2013), dengan semakin intensifnya penangkapan ikan gabus memberikan dampak terhadap menurunnya populasi ikan gabus di alam. Menurut Effendi (2004), domestikasi adalah menjadikan spesies liar (wild species) menjadi spesies akuakultur dengan tujuannya untuk menambah jumlah jenis (diversifikasi) 20

J. Aquawarman. Vol. 2 (2) : 20-28. Oktober 2016. ISSN : 2460-9226 komoditas akuakultur baru yang meliputi tiga tahapan, yaitu tahap pertama yaitu mempertahankan ikan tetap hidup, tahapan kedua ikan yang dipelihara dapat tumbuh dan tahap ketiga adalah ikan yang dipelihara dapat berkembang biak. Salah satu faktor penentu keberhasilan domestikasi adalah ketersediaan pakan, baik itu jenis maupun jumlahnya. Jenis pakan yang diberikan pada ikan gabus dapat berupa pakan alami maupun pakan buatan. Sasanti dan Yulisman (2012) menyatakan bahwa keterbatasan organisme akuatik yang berperan sebagai pakan alami bagi benih ikan gabus dapat menimbulkan persaingan dalam mendapatkan makanan. Adanya sifat saling memangsa akibat kekurangan pakan dapat berdampak pada penurunan persentase kelangsungan hidup benih ikan gabus. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka diperlukan suatu cara yaitu dengan mengganti (mensubstitusi) pakan alami ke pakan buatan yang diberikan secara bertingkat, dan diharapkan kombinasi pakan alami dan pakan buatan dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan gabus. 2. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Januari sampai dengan 11 Maret 2016, di Laboratorium Pengembangan Ikan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Mulawarman Samarinda. Alat dan Bahan Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, akuarium ukuran 79 cm 44 cm 40 cm sebanyak 12 buah, rak besi, blower, selang dan pengatur tekanan aerasi, thermometer, spektrofotometer, ph meter, DO meter timbangan analitik, seser, penggaris, ember. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, benih ikan gabus yang diperoleh dari hasil tangkapan di alam berjumlah 240 ekor dengan ukuran panjang rata-rata 3,38 cm dan berat rata-rata 0,318 gram, air tanah, tanaman air Apu-apu (Pistia stratiotes), cacing Tubifex sp, pakan buatan (pellet) dengan kandungan protein 39 41%. Rancangan Percobaan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Adapun perlakuan yang digunakan sebagai berikut : P1 = 100 % cacing Tubifex sp P2 = 75 % cacing Tubifex sp + 25 % Pellet Prosedur Penelitian a. Persiapan Penelitian 1. Persiapan alat dan bahan penelitian meliputi wadah, tanaman air Apu-apu (Pistia stratiotes), Tubifex sp, pellet dan hewan uji. 2. Wadah penelitian berupa akuarium dicuci bersih kemudian diatur tata letaknya. 3. Akuarium sebanyak 12 buah diisi air sebanyak 52,14 liter untuk masingmasing akuarium lalu diaerasi selama 24 jam. 4. Tanaman air Apu-apu (Pistia stratiotes) dimasukkan ke dalam akuarium sebanyak ½ dari jumlah luasan permukaan akuarium.benih ikan gabus dimasukkan ke dalam akuarium dengan kepadatan 20 ekor untuk tiap akuarium kemudian diadaptasikan selama 2 hari dengan diberi pakan Tubifex sp normal. b. Pelaksanaan Penelitian 1. Benih ikan gabus berukuran panjang rata-rata 3,38 cm dan berat rata-rata 0,318 gram dimasukkan ke dalam akuarium dengan kepadatan 20 ekor per akuarium. 2. Benih ikan gabus diberi pakan cacing Tubifex sp 100% (perlakuan P1) dan kombinasi cacing Tubifex sp 75% + pellet 25% (perlakuan P2) dengan frekuensi pemberian pakan tiga kali sehari yaitu pagi, siang dan malam. 21

J. Aquawarman. Vol. 2 (2) : 20-28. Oktober 2016. ISSN : 2460-9226 3. Dosis pakan yang diberikan sebanyak 10% dari total berat tubuh ikan (biomassa ikan). 4. Pengukuran kualitas air dilakukan pada awal dan akhir penelitian. 5. Waktu pemeliharaan benih ikan gabus selama 20 hari. Pengumpulan dan Analisis Data 1. Kelangsungan Hidup (Survival Rate) Rumus perhitungan kelangsungan hidup menggunakan rumus Effendie (1997) sebagai berikut : SR = Dimana : SR : Kelangsungan hidup (%) Nt : Jumlah benih akhir pemeliharaan (ekor) No : Jumlah benih awal pemeliharaan (ekor) 2. Pertumbuhan Panjang Mutlak Rumus pertumbuhan panjang mutlak yang digunakan berdasarkan Effendie (1997) sebagai berikut : L = Lt Lo Dimana : L :Pertambahan panjang mutlak (cm) Lt :Panjang benih akhir pemeliharaan (cm) Lo :Panjang benih awal pemeliharaan (cm) 3. Pertumbuhan Bobot Mutlak Rumus pertumbuhan bobot mutlak yang digunakan berdasarkan Effendie (1997) sebagai berikut : W = Wt Wo Dimana : W : Pertumbuhan bobot mutlak (g) Wt : Bobot benih akhir pemeliharaan (g) Wo : Bobot benih awal pemeliharaan (g) 4. Laju Pertumbuhan Spesifik atau Specific Grow Rate (SGR) Rumus laju pertumbuhan harian yang digunakan berdasarkan Effendie (1997) sebagai berikut : SGR = - Dimana : SGR : Laju pertumbuhan spesifik (%) Wt : Bobot rata-rata benih akhir pemeliharaan (g) Wo : Bobot rata-rata benih awal pemeliharaan (g) t : Lama waktu pemeliharaan (hari) 5. Kualitas Air Pengukuran parameter fisika dan kimia air meliputi suhu yang diukur 3 kali sehari yaitu pada pagi, siang dan sore hari. Oksigen terlarut (DO), ph, amoniak diukur pada awal dan akhir penelitian. Analisis Data Analisis data menggunakan uji-t student dua sampel bebas (tidak berpasangan). Data yang diperoleh sebelumnya diuji homogenitas varian (s 2 ) kedua sampel dengan uji F, dengan persamaan sebagai berikut : Dimana: s 1 2 = varian sampel ke-1 s 2 2 = varian sampel ke-2 Jika F-hitung < F-tabel (v 1 :v 2 ) maka varian kedua sampel homogen. Selanjutnya jika varian kedua sampel homogen maka rumus t-hitung yang digunakan adalah : ( ) ( ) ( ) Jika varian kedua sampel tidak homogen, maka rumus t-hitung yang digunakan adalah sebagai berikut : Pengolahan data untuk pengujian statistik ini menggunakan perangkat lunak (software) Microsoft Excel 2007 dan SPSS versi 17. 22

Kelangsungan Hidup (%) J. Aquawarman. Vol. 2 (2) : 20-28. Oktober 2016. ISSN : 2460-9226 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pengaruh pemberian pakan alami Tubifex sp dan pellet terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan gabus (Channa striata), sebagai berikut : a. Kelangsungan Hidup Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan diperoleh data yang menunjukkan rata-rata kelangsungan hidup benih ikan gabus (C. striata) seperti disajikan dalam Tabel 1. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antara pemberian pakan alami (Tubifex sp 100%) dan kombinasi pakan alami dan buatan (Tubifex sp 75% + Pellet 25%) terhadap kelangsungan hidup benih ikan gabus (C. striata), karena nilai t-hitung sebesar - 0,496 terletak diantara nilai t-tabel sebesar -2,228 dan 2,228. Kelangsungan hidup adalah perbandingan jumlah organisme yang hidup pada akhir periode dengan jumlah organisme yang hidup pada awal periode (Effendi, 2004). Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian presentase kelangsungan hidup benih ikan gabus disajikan pada Gambar 1. Persentase kelangsungan hidup benih ikan gabus (C. striata) pada dua perlakuan relatif sama. Kelangsungan hidup benih ikan gabus pada perlakuan P2 (75% Tubifex sp + 25% Pellet) sebesar 77,5% lebih tinggi dari pada perlakuan P1 (100% Tubifex sp) sebesar 73,33%. Berbeda dengan hasil penelitian Sarowar et. al., (2010) dalamsasanti dan Yulisman (2012), dimana benih ikan gabus yang diberi pakan hidup berupa cacing Tubifex sp memiliki nilai kelangsungan hidup lebih baik dibandingkan benih ikan gabus yang diberi pakan buatan dan pakan ikan rucah. Kharyadi et al (2014) menambahkan bahwa benih ikan gabus yang diberi pakan cacing Tubifex sp memiliki rata-rata kelangsungan hidup sebesar 90%. Kelangsungan hidup benih ikan gabus (C. striata) pada perlakuan P1 lebih rendah jika dibandingkan dengan kelangsungan hidup pada perlakuan P2. Hal ini disebabkan karena benih ikan gabus pada perlakuan P1 yang diberi 100% Tubifex sp mengkomsumsi pakan yang diberikan dengan respon yang tinggi. Hal ini terlihat selama penelitian berlangsung yang menyebabkan perut benih ikan gabus pecah sehingga mengalami kematian. Pakan berfungsi untuk mempertahankan hidup dan kelebihannya baru dimanfaatkan untuk pertumbuhan ikan tersebut (Effendie, 1979). Tingginya kelangsungan hidup benih ikan gabus (C. striata) pada masing-masing perlakuan ini disebabkan karena ikan dapat memanfaatkan pakan Tubifex sp yang diberikan sehingga benih ikan gabus tetap dapat bertahan hidup. 100 80 60 40 20 0 73.33 77.5 P1 (100% Tubifex sp) P2 (75% Tubifex sp + 25% Pellet) Gambar 1. Pertumbuhan Panjang Benih Ikan Gabus (C. striata) Tabel 1. Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gabus (C. striata) (%) Perlakuan Ulangan R1 R2 R3 R4 R5 R6 Total Rerata P1 (100% Tubifex sp) 50 80 100 70 75 65 440 73,33 P2 (75% Tubifex sp + 25 % Pellet) 80 75 85 90 80 55 465 77,5 23

J. Aquawarman. Vol. 2 (2) : 20-28. Oktober 2016. ISSN : 2460-9226 b. Pertumbuhan Panjang, Pertumbuhan Bobot dan Laju Pertumbuhan Spesifik Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan diperoleh data yang menunjukkan rata-rata pertumbuhan panjang benih ikan gabus (C. striata) seperti disajikan dalam Tabel 2. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata antara pemberian pakan alami (100% Tubifex sp) dan kombinasi pakan alami dan pakan buatan (75% Tubifex sp + 25% Pellet) terhadap pertumbuhan panjang benih ikan gabus (C. striata), karena nilai t-hitung sebesar 3,488 > dari nilai t-tabel sebesar -2,228 dan 2,228. Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan diperoleh data yang menunjukkan rata-rata pertumbuhan bobot benih ikan gabus (C. striata) seperti disajikan dalam Tabel 3. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata antara pemberian pakan alami (100% Tubifex sp) dengan kombinasi pakan alami dan pakan buatan (75% Tubifex sp + 25% Pellet) terhadap pertumbuhan bobot benih ikan gabus (C. striata), karena nilai t-hitung sebesar 3,073 > dari nilai t-tabel sebesar -2,228 dan 2,228. Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan diperoleh data yang menunjukkan rata-rata laju pertumbuhan spesifik benih ikan gabus (C striata) seperti disajikan dalam Tabel 4. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata antara pemberian pakan alami (100% Tubifex sp) dengan kombinasi pakan alami dan pakan buatan (75% Tubifex sp + 25% Pellet) terhadap laju pertumbuhan spesifik benih ikan gabus (C. striata), karena nilai t-hitung sebesar 3,183 > dari nilai t-tabel sebesar- 2,228 dan 2,228. Witjaksono (2009) menyatakan pertumbuhan adalah perubahan ukuran baik panjang dan bobot dalam satuan waktu. Selama penelitian, pertumbuhan panjang, bobot dan laju pertumbuhan spesifik pada dua perlakuan berbeda. Hal ini karena kesesuaian jumlah pakan yang diberikan dan kemampuan ikan gabus dalam memanfaatkan pakan. Dilihat dari grafik pertumbuhan panjang dan bobot benih ikan gabus (C. striata) menunjukkan bahwa perlakuan P1 (100% Tubifex sp) menghasilkan pertumbuhan panjang sebesar 3,03 cm, bobot 2,27 g dan laju pertumbuhan harian 10,46% lebih tinggi dari perlakuan P2 (75% Tubifex sp + 25% Pellet) yang menghasilkan pertumbuhan panjang sebesar 2,47 cm, bobot 1,72 g dan laju pertumbuhan harian 9,24%. Tingginya pertumbuhan panjang, bobot dan laju pertumbuhan harian pada perlakuan P1 karena ikan dapat memanfaatkan Tubifex sp yang diberikan, hal ini terlihat dari respon yang tinggi pada saat pemberian pakan cacing Tubifex sp. Sedangkan pada perlakuan P2, benih ikan gabus dapat memanfaatkan cacing Tubifex sp yang diberikan tetapi belum sepenuhnya dapat memanfaatkan pellet, hal ini terlihat masih adanya sisa pellet di dalam wadah penelitian. Sesuai dengan pendapat Prihadi (2007) dalam Hidayat et al (2013), yang menyatakan bahwa selain dipengaruhi oleh faktor dari luar seperti sifat fisika, kimia dan biologi perairan, juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam seperti sifat keturunan, ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan dalam memanfaatkan makanan. Selain itu, kecukupan nutrisi pada perlakuan P1 lebih maksimal jika dibandingkan dengan perlakuan P2, dimana pada perlakuan P1, persentase Tubifex sp yang diberikan sebanyak 100%, sedangkan pada perlakuan P2, persentase Tubifex sp hanya sebesar 75% yang dikombinasikan dengan pellet sebesar 25%, sesuai dengan pendapat Sasanti dan Yulisman (2012) yang menyatakan bahwa apabila pakan yang dikonsumsi oleh benih ikan gabus sedikit jumlahnya maka energi yang dihasilkan tidak optimal baik untuk pertumbuhan maupun untuk pemeliharaan. 24

Pertumbuhan Bobot (g) Pertumbuhan Panjang (cm) Laju Pertumbuhan Harian (%) J. Aquawarman. Vol. 2 (2) : 20-28. Oktober 2016. ISSN : 2460-9226 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 3.03 2.47 P1 (100% Tubifex sp) P2 (75% Tubifex sp + 25% Pellet) 10.60 10.20 9.80 9.40 9.00 8.60 10.46 9.24 P1 (100% Tubifex sp) Gambar 2. Pertumbuhan Bobot Benih Ikan Gabus (C. striata) 2.50 2.20 1.90 1.60 1.30 1.00 2.27 1.72 P1 (100% Tubifex sp) P2 (75% Tubifex sp + 25% Pellet) Gambar 3. Pertumbuhan Bobot Benih Ikan Gabus (C. striata) Gambar 4. Laju Pertumbuhan Harian Benih Ikan Gabus (C. striata) Webster dan Lim (2002) menambahkan bahwa ikan gabus tergolong ikan karnivora yang bersifat predator, yang secara alami membutuhkan pakan yang mengandung protein lebih tinggi dibanding ikan air tawar lainnya. Hariati (2010) dalam Zarkasih et al (2015) mengatakan bahwa cacing sutera sangat disukai oleh ikan dan sangat cocok diberikan pada benih ikan, namun tidak cocok untuk induk karena memiliki kandungan lemak yang tinggi sehingga akan menghambat saluran telur. Dengan demikian pada fase benih, ikan gabus masih membutuhkan pakan alami hewani untuk menunjang pertumbuhannya. Tabel 2. Pertumbuhan Panjang Benih Ikan Gabus (C. striata) (cm) Perlakuan P1 (100% Tubifex sp) P2 (75% Tubifex sp + 25 % Pellet) Ulangan R1 R2 R3 R4 R5 R6 Total Rerata 3,63 3,05 2,69 2,82 2,96 3,04 18,19 3,03 2,28 2,39 2,48 2,25 2,63 2,82 14,85 2,47 Tabel 3. Pertumbuhan Bobot Benih Ikan Gabus (C. striata) (g) Perlakuan P1 (100% Tubifex sp) P2 (75% Tubifex sp + 25 % Pellet) Ulangan R1 R2 R3 R4 R5 R6 Total Rerata 2,80 2,05 1,89 2,13 2,33 2,45 13,65 2,275 1,48 1,68 1,65 1,42 1,84 2,25 10,32 1,720 25

J. Aquawarman. Vol. 2 (2) : 20-28. Oktober 2016. ISSN : 2460-9226 Tabel 4. Laju Pertumbuhan Spesifik Benih Ikan Gabus (C. striata) (%) Perlakuan P1 (100% Tubifex sp) P2 (75% Tubifex sp + 25 % Pellet) Ulangan R1 R2 R3 R4 R5 R6 Total Rerata 11,42 10,04 9,69 10,21 10,60 10,82 62,78 10,46 8,65 9,18 9,12 8,48 9,57 10,45 55,45 9,24 c. Kualitas Air Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian didapatkan sebagai berikut : 1. Suhu Suhu air selama penelitian berkisar antara 25-30 C. Kisaran nilai suhu tersebut masih berada pada batas toleransi. Hal ini sesuai dengan pendapat Muslim (2007) menyatakan bahwa kisaran toleransi suhu yang mampu ditolerir oleh ikan gabus adalah 25,5-32,7 o C. 2. Oksigen Terlarut (DO) Oksigen terlarut yang terukur berkisar antara 3,12-5,86 mg/l. Menurut Kordi (2011), ikan gabus merupakan ikan yang mampu hidup pada perairan dengan kandungan oksigen rendah hingga 2 mg/l. 3. ph ph yang terukur berkisar antara 7,5-8,20. Kisaran ini masih baik bagi kehidupan ikan gabus. Muflikhah et al, (2008) menyatakan bahwa ph yang baik untuk pemeliharaan benih ikan gabus adalah dengan kisaran 4-9. 4. Amoniak Kandungan amoniak berkisar antara 0,6 1,1 mg/l. Bijaksana, (2010) menyatakan ikan gabus mempunyai kelebihan yaitu mampu mentolerir kondisi yang tidak menguntungkan dibanding ikan lainnya seperti kadar amoniak yang tinggi. Besarnya kemampuan toleransi ikan gabus terhadap kadar amoniak terlarut dalam air pada ph yang berbeda yaitu pada konsentrasi amoniak lebih dari 0,54 mg/l pada ph 8,0 sampai dengan 1,57 mg/l pada ph 10,0 (Jianguang et al., 1997 dalam Extrada et al., 2013). 4. KESIMPULAN Dari hasil pengamatan, analisis dan pembahasan terhadap data yang diperoleh selama penelitian yaitu Pemberian pakan alami 100% Tubifex sp dan 75% Tubifex sp + 25% Pellet tidak berbeda nyata terhadap kelangsungan hidup benih ikan gabus dan pemberian pakan alami 100% Tubifex sp dan 75% Tubifex sp + 25% Pellet berbeda nyata terhadap pertumbuhan panjang, bobot dan laju pertumbuhan spesifik benih ikan gabus. DAFTAR PUSTAKA Bijaksana, U. 2010. Kajian Fisiologi Reproduksi Ikan Gabus (Channa Striata Blkr) di Dalam Wadah dan Perairan Rawa sebagai Upaya Domestikasi. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. 137 hal Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. 192 hal Effendie, M, I. 1997. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor. 112 hal. 26

J. Aquawarman. Vol. 2 (2) : 20-28. Oktober 2016. ISSN : 2460-9226 Extrada, E., H. T. Ferdinand dan Yulisman. 2013. Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Gabus (Channa striata) Pada Berbagai Tingkat Ketinggian Air Media Pemeliharaan. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. 1 (1) : Hal. 103-114. Fitriliyani, I. 2005. Pembesaran Larva Ikan Gabus (Channa striata) dan Efektifitas Induksi Hormon Gonadotropin Untuk Pemijahan Induk. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 68 hal. Hidayat, D., D. A. Sasanti, dan Yulisman. 2013. Kelangsungan Hidup, Pertumbuhan dan Efesiensi Pakan Ikan Gabus (Channa striata) Yang Diberi Pakan Berbahan Baku Tepung Keong Mas (Pomacea sp). Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. 1 (2) : Hal. 161-172. Hidayatullah, S., Muslim, dan H. F. Taqwa. 2015. Pendederan Larva Ikan Gabus (Channa striata) di Kolam Terpal dengan Padat Tebar Berbeda. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol. 20, No. 1. Hal 61-70. Kharyadi, J., A. Munzir., L. Deswati. 2014. Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan Tubifex sp. Terhadap Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Benih Ikan Gabus (Channa striata). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta, Padang. 10 hal. Kordi, KMGH. 2011. Panduan Lengkap Bisnis dan Budidaya Ikan Gabus. Lily Publisher. Yogyakarta. 234 hlm. Muflikhah, N., N.K. Suryati., S. Makmur. 2008. Gabus. Balai Riset Perikanan Perairan Umum. Muslim. 2007. Potensi, Peluang dan Tantangan Budidaya Ikan Gabus (Channa striata) di Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional Forum Perairan Umum Indonesia IV. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan, ISBN : 6 hal. Sasanti, A. D., dan Yulisman. 2012. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gabus (Channa striata) yang Diberi Pakan Buatan Berbahan Baku Tepung Keong Mas (Pomacea sp.). Jurnal Lahan Suboptimal. Vol. 1, No. 2 : Hal 158-162. Webster, C. D and C. Lim, 2002. Nutrients Requirements and Feeding of Finfish for Aquaculture. CABI Publishing. CAB International Wallingford Oxon OX10 8DE. UK. 418p. Witjaksono, A. 2009. Kinerja Produksi Pendederan Lele Sangkuriang (Clarias sp.) Melalui Penerapan Teknologi Ketinggian Media Air 15 cm, 20 cm, 25 cm, dan 30 cm. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Yulisman, D. Jubaedah, dan M. Fitrani. 2011. Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Ikan Gabus (Channa striata) pada Berbagai Tingkat Pemberian Pakan. Jurnal Perikanan dan Kelautan, Universitas Pekalongan. Zarkasih, H. M., Eriyusni., R. Leidonald. 2015. Pengaruh Pemberian Cacing Sutera (Tubifex sp.) dan Keong Sawah (Pila Ampullacea) Terhadap Pertumbuhan Ikan Patin (Pangasius sp). Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. 27