LAPORAN TAHUN PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian. utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di

Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian

PEDOMAN PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

PEDOMAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

KEBIJAKAN & STRATEGI PROGRAM PTM DINAS KESEHATAN PROPINSI SUMATERA BARAT 2008

OLEH: Ismoyowati DISAMPAIKAN PADA SIMPOSIUM DALAM MUKERNAS KE-12 IAKMI PONTIANAK-10 JULI 2012

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menular juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Hal ini

MASALAH PTM DI INDONESIA

PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

Tuberkolosis. Rencana Operasional Promosi Kesehatan dalam Pengendalian Penyakit Tidak Menular

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan transisi epidemiologi. Secara garis besar transisi epidemiologi

POSBINDU PTM (PENYAKIT TIDAK MENULAR)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik simpulannya sebagai berikut : 1. Penderita hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. menular (noncommunicable diseases). Terjadinya transisi epidemiologi

SOSIALISASI DETEKSI DINI PENYAKIT KANKER SERVIK, KANKER PAYUDARA, PUSKESMAS TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO PTM DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Kepala Dinas Kesehatan Prov Kalbar Dr. Andy Jap, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

PEMBUDAYAAN HIDUP SEHAT MELALUI GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi masalah di Jawa Timur.

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT

PENDAHULUAN. Pola penyakit yang ada di Indonesia saat ini telah. mengalami pergeseran atau sedang dalam masa transisi

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Direktur Pencegahan dan Pengendalian PTM, dr. Lily S. Sulistyowati, MM NIP

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB 1 : PENDAHULUAN. ekonomis (Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009) (1). Pada saat ini telah

Oleh : Tarjuman, SKp.,MNS. Fakultas Ilmu Kesehatan, UNIBBA

KEGIATAN DALAM RANGKA HARI KANKER SEDUNIA 2013 DI JAWA TIMUR

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT PUSKESMAS JURANGOMBO KOTA MAGELANG BAB I PENDAHULUAN

2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor190, Tamba

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Evaluasi Kegiatan 2015, Percepatan Pencapaian Sasaran 2016 dan Rencana Kegiatan 2017 DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan faktor resiko primer penyakit jantung dan stroke. Pada

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 (Kemenkes RI, 2014). Semakin meningkat usia harapan hidup

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2016 Direktur Pencegahan dan Pengendalian PTM, dr. Lily S. Sulistyowati, MM NIP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tyas Kusuma Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT KOTA BOGOR

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DI KABUPATEN SIDOARJO

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. tahun. Peningkatan penduduk usia lanjut di Indonesia akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

Transkripsi:

LAPORAN TAHUN PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR TAHUN 2015 UPTD PUSKESMAS SUKALARANG JL. RAYA SUKALRANG KM. II TELP (0266)260120 KODE POS 43193

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan kesehatan adalah beban ganda penyakit, yaitu disatu pihak masih banyaknya penyakit infeksi yang harus ditangani, dilain pihak semakin meningkatnya penyakit tidak menular (PTM). PTM adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi kuman termasuk penyakit kronis degenerative, Antara lain penyakit Jantung, diatus Melitus (DM), Kanker, Penyakit PAru Obstruktif Kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan. Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar 36 juta (63) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, di mana sekitar 29 juta (80) justru terjadi di negara yang sedang berkembang (WHO, 2010). Peningkatan kematian akibat PTM di masa mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15 ( 44 juta kematian) dengan rentang waktu antara tahun 2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat terutama pada negara-negara berkembang Di Indonesia sendiri Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukan bahwa 69,6 dari kasus diabetes melitus dan 63,2 dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis. Keadaan ini mengakibatkan penanganan menjadi sulit, terjadi komplikasi bahkan berakibat kematian lebih dini. Dalam kurun waktu tahun 1995-2007, kematian akibat PTM mengalami peningkatan dari 41,7 menjadi 59,5. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit Stroke 12,1 per 1000, Penyakit Jantung Koroner 1,5, Gagal Jantung 0,3, Diabetes Melitus

6,9, Gagal Ginjal 0,2, Kanker 1,4 per 1000, Penyakit Paru Kronik Obstruktif 3,7 dan Cidera 8,2. Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi merokok 36,3, (dibagi menjadi perokok laiki-laki dan perokok wanita) kurang aktifitas fisik 26,1, kurang konsumsi sayur dan buah 93,6, asupan makanan yang berisiko PTM seperti makanan manis 53,1, makanan asin 26,2, makanan tinggi lemak 40,7, makanan berpenyedap 77,3 serta gangguan mental emosional 6,0. obesitas umum 15,4,dan obesitas sentral 26,6. Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada BAB X, Bagian Kedua Tentang Penyakit Tidak Menular pasal 158-161: antara lain disebutkan: Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat melakukan upaya pencegahan, pengendalian, penanganan PTM beserta akibat yang ditimbulkan Sementara itu dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 disebutkan bawa visi Kementerian Kesehatan adalah Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan, Dalam Renstra tersebut juga disebutkan bahwa prioritas pembangunan kesehatan pada tahun 2010-2014 difokuskan pada delapan fokus prioritas antara lain prioritas ketiga yaitu pengendalian penyakit menular dan Penyakit Tidak Menular diikuti penyehatan lingkungan. Kebijakan utama PPTM ini dirumuskan dalam formulasi kebijakan yang disebut "Trple ACS", yaitu active cities, active communitie dan actve citizenship. Pertama, actve cities adalah strategi penanggulangan PTM melalui pendekatan wilayah dengan mewujudkan kota/kecamatan/desa yang sehat. Implementasistrategi ini merupakan tanggung jawab dari Pemerintah Daerah. Kedua, active communities, yaitu melalui pemberdayaan masyarakat lewat kelompok masyarakat madani, kelompok jamaah haji, majelis taklim, jemaat gereja, nelayan, organisasi

profesi dan sebagainya. Ketiga, active citizenship, berorientasi dari penduduk dan untuk penduduk, memperhatikan karakteristik penduduk miskin, warga yang tinggal diperbatasan dan daerah terpencil, perlu diperhatikan tetap dengan menjadikan penduduk mandiri namun tetap pada prinsip berkeadilan. Triple ACS selanjutnya dijabarkan ke dalam program intervensi utama, Healthy Public Policy, pengembangan jejaring dan kemitraan, advikasi, sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan, surveilans, deteksi dini serta pengendalian PTM. PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya, yaitu merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol. Mencegah dan mengendalikan faktor risiko relatif lebih murah bila dibandingkan dengan biaya pengobatan PTM. Pengendalian faktor risiko PTM merupakan upaya untuk mencegah agar tidak terjadi faktor risiko bagi yang belum memiliki faktor risiko, mengembalikan kondisi faktor risiko PTM menjadi normal kembali dan atau mencegah terjadinya PTM bagi yang mempunyai faktor risiko, selanjutnya bagi yang sudah menyandang PTM, pengendalian bertujuan untuk mencegah komplikasi, kecacatan dan kematian dini serta meningkatkan kualitas hidup,. Berdasarkan Kebijakan dan dan strategi dalam menurunkan angka kematian akibat PTM tersebut maka disusunlah laporan Tahunan Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) Wilayah Kerja Puskesmas Sukalarang Kecamatan Sukalarang. B. ANALISIS SITUASI Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2007) di Indonesia menyatakan bahwa Stroke merupakan penyebab kematian terbesar di Indonesia untuk penduduk umur 5 tahun ke atas di perdesaan maupun di perkotaan. Riskesdas juga melaporkan bahwa prevalensi nasional untuk

penyakit sendi sebesar 30,3, Hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas adalah 31,7, Stroke 0,8, Asma 4,0, KankeR0,4, Jantung 7,2 dan Diabetes melitus 5,7 (biomedis). Prevalensi beberapa faktor risiko PTM seperti Obesitas umum sebesar 10,3, Obesitas Sentral 18,8,Toleransi Gula Terganggu (TGT) 10,2, kurang makan buah dan sayur 93,6, kebiasaan minum beralkohol 4,6, kurang aktivitas fisik 48,2, dan merokok 23,7. Penderita Hipertensi misalnya, secara nasional terdapat 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Hipertensi sekitar 50 pada penduduk umur >18 tahun yaitu tertinggi di Kepulauan Natuna (53,3), Mamasa (50,6), Katingan (49,6), Wonogiri (49,5), Hulu Sungai Selatan (48,2), Rokan Hilir (47,7), Kuantan Senggigi (46,3), Bener Meriah (46,1), Tapin (46,1), dan Kota Salatiga (45,2). Di kabupaten Sukabumi Hal ini salah satunya disebabkan pola konsumsi penduduk yang cenderung tidak sehat yang menyebakan timbulnya Resiko PTM. Prevelensi Pola Konsumsi penduduk Kab. Sukabumi tahun 2013 makan/minum manis > 1x sehari sebanyak 38.1 sedangkan prevelensi penduduk yang mengkonsumsi lemak > 1x dalam sehari sebesar 34.33 untuk penduduk makan/minum asin > 1x sehari sebanyak 45.8 dan 34.76 masyarakat kabupaten Sukabumi adalah Perokok. C. TUJUAN 1. Tujuan Umum Meningkatnya perilaku masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan faktor risiko Penyakit Tidak Menular guna menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat Penyakit Tidak Menular secara terpadu, komprehensif dan terintegrasi dengan melibatkan stakeholder, masyarakat dan pemerintah di Wilayah kerja Puskesmas Sukalarang. 2. Tujuan Khusus

a. Meningkatnya dukungan kebijakan pemerintah daerah khususnya di wilayah kerja Puskesmas Sukalarang dalam pencegahan faktor risiko Penyakit Tidak Menular b. Meningkatnya aksi nyata dari berbagai komponen di masyarakat dalam pengendalian factor Resiko PTM c. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan faktor risiko PTM BAB II SASARAN, INDIKATOR DAN STRATEGI KEGIATAN A. SASARAN Tabel 2.1 Data Jumlah Penduduk dan KK di Wilayah Kerja Puskesmas Sukalarang No Desa Jumlah KK Jumlah Jiwa Dalam Keluarga Laki Laki Perempua Jumlah n

1 Sukalarang 2.2922 4.944 4.788 9.732 2 Sukamaju 1.698 3.054 2.834 5.888 3 Cimangkok 2.327 4.145 3.917 8.062 4 Titisan 2.779 4.929 4.632 9.561 5 Semplak 1.660 2.967 2.632 5.599 6 Priangan Jaya 1.614 2.524 2.456 4.980 Jumlah 13.000 22563 21.259 43.822 Tabel 2.2 Data Sasaran PTM Penduduk Usia 15 tahun di Wilayah Kerja puskesmas Sukalarang 24 34 44 54 64 74 h 1 Sukalarang 2197 1703 1419 1031 650 290 180 7470 2 Sukamaju 1188 999 903 787 431 203 137 4648 3 Cimangkok 1714 1601 1182 873 503 214 97 6184 4 Titisan 2029 1935 1367 1067 555 234 115 7302 5 Semplak 999 911 705 615 429 183 135 3977 6 Priangan Jaya 1210 1067 827 643 366 208 101 4422 Jumlah 9337 8216 6403 5016 2934 1332 765 34003 No Desa 15-25- 35-45- 55-65- 75 Jumla B. INDIKATOR Tabel 2.3 RPJMN Program PPTM Tahun 2015-2019 Perpres : No 2 Tahun 2015 NO URAIAN IKU 2014 Baselin e Target 2015 2016 2017 2018 2019 1 Prevalensi tekanan darah tinggi 25,8 25,28 24,77 24,28 2 3 Mempertahankan prevalensi obesitas Prevalensi merokok pada penduduk usia 18 tahun 23,79 23,38 15,4 15,4 15,4 15,4 15,4 15,4 7,2 6,9 6,4 5,9 5,6 5,4 Tabel 2.4

Indikator pengendalian PTM (Rencana Strategis Kemkes 2015 2019) Kepmen No.HK.02.02/Menkes/52/2015 N o IKK 201 5 201 6 1 Persentase Puskesmas yang 10 20 melaksanakan pengendalian PTM terpadu 201 7 30 201 8 40 201 9 50 1 Persentase desa / kelurahan yang melaksanakan kegiatan Posbindu PTM 2 Persentase perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker serviks dan payudara 3 Persentase Kab/Kota yang melaksanakan Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), minimal 50 sekolah 4 Kab/kota yang melakukan pemeriksaan kesehatan pengemudi di terminal utama 10 20 10 20 10 20 10 20 30 30 30 30 40 40 40 40 50 50 50 50 C. STRATEGI KEGIATAN 1. Advokasi a. Sosialisai kebijakan Pengendalian PTM. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menginformasikan hasil kajian dan pemetaan kebijakan yang mendukung pengendalian PTM. b. Melakukan advokasi kepada para pemangku kebijakan lintas sector terkait. Advokasi dilakukan kepada lintas sektor terkait untuk mendapatkan dukungan dalam program pencegahan dan penanggulangan PTM PTM di Wilayah Kerja Puskesmas Sukalarang 2. Bina Suasana Adalah upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial, baik fisik maupun non fisik, yang mendorong individu, keluarga dan kelompok untuk mau melakukan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan faktor risikonya. Kegiatan meliputi :

a. Mendistribusikan media dari Puskesmas ke Desa dan Lintas Sector yang lain termasuk sekolah sekolah yang berada di wilayah kerja puskesmas Sukalarang b. Melaksanakan Pelatihan bagi kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengendalian PTM. Pelatihan ini bertujuan melatih kader yang ada di masyarakat untuk melakukan pemeriksaan sederhana pada masyarakat terkait dengan faktor risiko PTM. c. Melaksanakan sosialisasi dengan kelompok-kelompok potensial. Sosialisasi ini ditujukan kepada organisasi kemasyarakatan serta seperti forum Desa Siaga, Pemuda Pancasila dll, serta para tokoh masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sukalarang untuk memberikan informasi tentang PTM dan faktor risikonya d. Melaksanakan pertemuan rutin dengan lintas Sektor dan kelompok potensial terkait. 3. Pemberdayaan Masyarakat Pembentukan Posbindu PPTM dan Memfasilitasi pembentukan Posbindu PPTM di masyarakat sebagai wadah dalam pengendalian faktor risiko PTM di Wilayah Kerja Puskesmas Sukalarang. Untuk Jumlah Posbindu sendiri terdapat 6 Posbindu yang terdaftar tetapi hanya 2 Posbindu yang aktif s.d Trimester ke IV Tahun ini. BAB III CAKUPAN, MASALAH DAN RENCANA KEGIATAN A. CAKUPAN 1. Jumlah Kasus Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Sukalarang Januari s.d. Desember Tahun 2015

2. Jumlah Kasus Penyakit Tidak Menular berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Sukalarang Januari s.d. Desember Tahun 2015 3. Jumlah Kasus Penyakit Tidak Menular berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Sukalarang Januari s.d. Desember Tahun 2015

4. Persentase Desa/Kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pobindu PTM Terdapat 6 desa yang terdiri dari 49 Jumlah POsbindu yang ada diwilayah Kecamatan Sukalarang berjumlah 6 Posbindu yang terdiri dari 1 Posbindu 1 desa sehigga Persentase Yang didapat sebesar 12.24 B. MASALAH Permasalah yang timbul dan Permasalahan yang belum terselesaikan di tahun 2015

1. advokasi masih dilaksanakan di wilayah Puskesmas Sendiri dikarenakan masih banyak petugas Puskesmas belum terlalu mengetahui tentang Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular ini sehingga menghabat dalam pengumpulan data termasuk didalamnya pengentry-an FKTP 2. Bina suasana terhambat dalam pendistribusian media ke Desa dan Sekolah dikarnakan Puskesmas masih mengandalakan pengadaan media dari dinas sehingga terdapat keterbatasan 3. sosialisasi ketingkat sekolah dari 3 sekolah SMA/Sederajat hanya 1 sekolah yang sudah tersosialisasi itupun untuk kegiatan posbindu di sekolah belum ada kesiapan dari sekolah mungkin dikarnakan akhir semester sehingga menunngu awal semester baru dimulai. 4. Posbindu sendiri dari 6 Posbindu terdaftar yang terdiri 1 desa 1 posbindu baru 2 POsyandu yang mulai aktif hal ini disebabkan dikarnakan Permintaan Jadwal Posbindu sendiri masih ada yang ada yang sama sehingga masih dalam pembicaraan untuk masalah waktu Pelaksanaan. 5. Sumber daya manusia yang ada di Posbindu kurang memadai sehingga mengambat dalam Pengentry-an FKTP

C. RENCANA KEGIATAN No Jenis Kegiatan Tujuan Sasaran Target Keterang 1 Melaksanakan sosialisasi Kepada Stakeholder dan Lintas Sektoral termasuk didalamnya Advokasi Tentang Kebijakan Kawasan Bebas Asap Rokok Diperkantoran dan Disekolah sekolah 2 Pengaktifan Posyandu yang sudah terdaftar 3 Melaksanakan Sosilisasi Tentang PTM di Tingkat sekolah 4 Melaksanakan Pelatihan Kader Posbindu PPTM termasuk didalamnya Pelatihan tentang Pengentry-an FKTP mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihakpihak yang terkait melakukan pemantauan faktor risiko PTM melalui kegiatan berbasis masyarakat. memiliki opini yang positif terhadap perilaku dalam pengendalian faktor risiko PTM sejak Dini Meningkatakan Kapasitas kader Posbindu tentang PPTM 5 Pendataan Faktor Resiko PTM Terdeteksi dininya factor factor resiko yang menyebabnya timbulnya PTM Para Kepala Desa dan Para Kepala UPTD yang berada di KEc. Sukalarang 4 Posbindu yang berbada di 4 desa yang berbeda Sekolah SMA/Sederaj at Kader Posbindu Masyarakat yang berada di wilayah kerja mendapatkan kebijakan yang mendukung terselenggaranya pengendalian PTM dan faktor risikonya seperti Peraturan Desa dsb. 1 Desa 1 Posbindu sehingga di tahun 2016 terdapat 6 Posbindu Aktif 3 SMA di Wilayah Kerja PKM Sukalarang Semua kader Posbindu yang berada di Kec. Sukalarang Masyarakat yang berada di 6 Posbindu PPTM di Wilayah an

Posbindu PPTM Sukalarang

BAB IV PENUTUP Program Pengendalian PTM ini merupakan pelaksanaan yang lebih banyak terfokus pada kegiatan promotif dan preventif. Upaya ini tidak akan mencapai hasil optimal apabila tidak didukung oleh para Pemangku kebijakan serta dukungan dari para pemegang program lainnya Program ini termasuk program baru sehingga terdapat masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini diharapkan ini bisa menjadi kerangka acuan dalam pelaksanaan kegiatan Pengendalian Penyakit Tidak Menular selanjutnya. 2015 Sukabumi, Januari Mengetahui Kepala Puskesmas Sukalarang Petugas PPTM A. Rushendar, SP. 195905251978111003 Alfi Qori Nur Albayan, AM.Keb