I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan

dokumen-dokumen yang mirip
POTENSI PASAR BANK YANG BERBASIS AGRIBISNIS BAGI PENGEMBANGAN PT. BANK BUKOPIN, TBK CABANG KARAWANG DI WILAYAH KABUPATEN PURWAKARTA

POTENSI PASAR BANK YANG BERBASIS AGRIBISNIS BAGI PENGEMBANGAN PT. BANK BUKOPIN, TBK CABANG KARAWANG DI WILAYAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun. dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi

KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013

BAGIAN KEEMPAT MEMBANGUN AGRIBISNIS MEMBANGUN EKONOMI RAKYAT

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah)

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

Kondisi Perekonomian Indonesia

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008

Pi sang termasuk komoditas hortikultura yang penting dan sudah sejak. lama menjadi mata dagangan yang memliki reputasi internasional.

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam

PERKEMBANGAN PDRB TRIWULAN II-2009 KALIMANTAN SELATAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

Boks 1. Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model

BAB I PENDAHULUAN. Selama krisis berlangsung, sektor pertanian telah menjadi sektor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

terhadap impor dalam kelompok perdagangan nonmigas yang meningkat menandakan bahwa peranan migas di dalam ekspor total nasional semakin kecil.

I. PENDAHULUAN. dalam hal lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Kajian Ekonomi Regional Banten

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013 SEBESAR 2,93 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008

BERITA RESMI STATISTIK

UMKM & Prospek Ekonomi 2006

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Batam adalah kotamadya kedua di Propinsi Riau setelah Kotamadya Pekanbaru yang bersifat otonom. Tetapi, dengan Keppres

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

Analisis Perkembangan Industri

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

Statistik KATA PENGANTAR

KONSULTASI PUBLIK RKPD PROVINSI KALTIM 2018

Ekspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

I. PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Perbankan dan Lembaga Kredit Mikro (LKM) berusaha meningkatkan perekonomian di Indonesia. Bukti bahwa pemerintah

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

III KERANGKA PEMIKIRAN

PROSPEK AGRIBISNIS INDONESIA DAN PELUANG PERBANKAN 1 )

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

Transkripsi:

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya pengertian agribisnis adalah merupakan usaha komersial (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan langsung dengan pertanian tersebut. Bidang-bidang yang berkaian itu adalah sebagai berikut, yaitu 1) usaha produksi dan distribusi alat-alat / mesin pertanian, sarana produksi pertanian dan input pertanian lainnya (agroindustri hulu), 2) pengolahan dan manufakturing hasil pertanian serta pemasarannya (agroindustri hilir), 3) kegiatan penunjang seperti penyediaan kredit, asuransi pertanian, pelatihan, konsultasi dan transportasi. Pengertian ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Davis & Golberg mendefinisikan agribisnis sebagai penjumlahan semua kegiatan yang berkecimpung dalam pabrik dan distribusi alatalat maupun bahan untuk pertanian, kegiatan produksi pertanian, pengolahan, penyimpanan dan distribusi komoditas pertanian atau barang-barang yang dihasilkan (Masyuri 2002). Agribisnis sebagai suatu sistem dapat dibagi dalam beberapa subsistem yaitu subsistem input pertanian, usaha pertanian, pengolahan, pemasaran dan penunjang. Subsitem usahatani / pertanian sering disebut on farm dan subsistem lainnya disebut off-farm. Perekonomian di Indonesia, agribisnis mempunyai peranan yang sangat penting sehingga mempunyai nilai strategis. Hal ini disebabkan antara lainnya karena 1) mayoritas rumah tangga penduduk Indonesia yang mengusahakan agribisnis dan mayoritas angkatan kerja bekerja di bidang agribisnis, 2) kandungan impor dalam usaha agribisnis rendah, 3) agribisnis sebagai salah satu sumber devisa, 4) kegiatan agribisnis lebih bersifat ramah terhadap lingkungan, 1

5) agribisnis merupakan kegiatan usaha penghasil makanan pokok dan kebutuhan lainnya, 6) agribisnis bersifat padat karya. Selain itu agribisnis merupakan tumpuan utama dalam pemulihan ekonomi dari krisis ekonomi yang berkepanjangan ini. Prospek agribisnis dapat dilihat dari kecenderungan permintaan produk agribisnis dan kemampuan menghasilkan produk tersebut. Permintaan produk agribisnis dapat dilihat dari pasar domestik dan internasional. Indonesia merupakan pasar potensial produk agribisnis, dimana memiliki jumlah penduduk melebihi 200 juta jiwa dan pertumbuhan penduduk yang masih relatif cukup tinggi. Sedangkan untuk pasar internasional, dengan semakin terbukanya perdagangan dunia akan meningkatkan pasar internasional produk-produk agribisnis. Tahun 2003, perdagangan bebas di kawasan asia tenggara telah diberlakukan AFTA (Asia Pacific Economic Cooperation) dan di tingkat dunia sesuai dengan kesepakatan GATT (General Agreement on Trade and Tariff) secara bertahap akan diberlakukan tahun 2020. Adanya perdagangan bebas ini, proteksi terhadap semua usaha produksi dikurangi termasuk produk agribisnis, sehingga beberapa negara terutama negara pengimpor produk agribisnis akan semakin mengembangkan usaha non agribisnis, dengan demikian produksi agribisnis akan semakin menurun dan impor produk agribisnis akan semakin meningkat. Hal ini terjadi seperti di negara tetangga seperti Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Singapura dan Hongkong. Pasar ini cukup menjanjikan bagi para negara pemasok yang berada di sekitarnya, termasuk Indonesia. Sebagai gambaran, peranan dan perkembangan ekspor non migas Indonesia menurut sektor untuk periode Januari-Maret tahun 2008 dibandingkan tahun 2007 dapat 2

dilihat pada Tabel 1. Ekspor produk pertanian serta produk industri masingmasing meningkat 41,70 persen dan 30,48 persen, sementara produk pertambangan dan lainnya turun 10,02 persen. Dilihat dari kontribusinya tahun 2008, ekspor produk industri adalah sebesar 66,52 persen sedangkan produk pertanian sebesar 3,12 persen dan produk pertambangan sebesar 8,40 persen, sementara itu kontribusi ekspor migas adalah sebesar 21,96 persen. Tabel 1. Nilai Ekspor Indonesia menurut Sektor (Januari-Maret 2007 dan 2008) Uraian Nilai (Juta US $) Jan-Mar 2007 Jan-Mar 2008 Perubahan Jan-Mar 2008 thd 2007 % Peran thd Total Jan- Mar 2008 Total Ekspor 25.581,9 33.621,1 31,43 100,00 Migas 4.564,3 7.384,8 61,79 21,96 Non Migas 21.017,6 26.236,3 24,83 78,04 - Pertanian 740,2 1.048,9 41,70 3,12 - Industri 17.140,3 22.364,5 30,48 66,52 - Pertambangan & lainnya 3.137,1 2.822,9-10,02 8,40 Sumber : Berita Resmi Statistik No.22/05/Thn. XI, 2 Mei 2008 Indonesia memiliki kemampuan dari sisi menghasilkan produk agribisnis, karena mempunyai sumber daya yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari lahan yang luas dan subur, sumber daya perairan dan kelautan yang potensial, sumber daya manusia yang jumlahnya cukup besar dan mempunyai pengalaman dalam mengembangkan agribisnis, keadaan iklim yang cocok untuk pertanian dalam mendukung kegiatan agribisnis. Adanya lembaga-lembaga penelitian pertanian juga dapat menunjang peluang Indonesia mengembangkan komoditas-komoditas unggulan seperti kelapa sawit, kelapa, karet, dan coklat yang menjadi salah satu produsen terbesar di dunia. 3

Krisis ekonomi di Indonesia yang dipicu oleh gejolak nilai tukar mata uang rupiah pada pertengahan tahun 2007 telah berdampak sangat luas terhadap seluruh sendi perekonomian dan tatanan kehidupan nasional. Kegiatan ekonomi di Indonesia secara keseluruhan mengalami kemunduran yang drastis terutama pada kegiatan usaha berskala besar. Sementara itu terdapat sektor usaha yang relatif memiliki daya tahan terhadap krisis tersebut, yaitu usaha kecil dan mikro, seperti sektor usaha retail, perdagangan, termasuk sektor agribisnis. Sektor usaha ini tetap bertahan karena peranan dari campur tangan Lembaga Keuangan Perbankan sebagai salah satu bagian dalam sub sistem penunjang mendukung pengembangan potensi agribisnis yang juga mengalami gejolak. Kehadiran bank dalam menyokong dunia usaha tidak dapat diragukan lagi, dan akan memperbanyak pilihan investasi bagi para investor. Berkaitan dengan investasi maka hal tersebut erat kaitannya dengan lembaga perantara finansial yang merupakan sarana yang mempertemukan antara pihak yang memiliki dana dengan pihak yang memerlukan dana. Industri perbankan merupakan bisnis kepercayaan mengingat kegiatan usaha bank terkait dengan usaha penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat. Saat ini, industri jasa keuangan di Indonesia masih terus tumbuh, hal ini ditandai dengan mulai meningkatnya sektor ekonomi yang diantaranya ditandai dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur, properti, agribisnis dan perindustrian. Pangsa aset industri jasa keuangan dapat dilihat pada Tabel 2. Salah satu pangsa pasar industri jasa keuangan yang terbesar adalah perbankan 84,68 persen. 4

Tabel 2. Pangsa Aset Industri Jasa Keuangan per Agustus 2007 No. Perusahaan Jasa Keuangan Nominal Asset (dlm Triliun Rp) Persentase 1 Perusahaan Pembiayaan a) 115,89 5,32 2 Asuransi Jiwa b) 70,99 3,26 3 Asuransi Umum b) 23,74 1,09 4 Dana Pensiun b 77,52 3,56 5 Perusahaan Sekuritas a **) 38,95 1,79 6 Pegadaian a) 6,92 0,32 7 Bank 1.846,07 84,68 Total Aset Industri Jasa Keuangan 2.180,08 100 Keterangan : a) per Juni 2007 b) per Desember 2006 Sumber : Biro Riset InfoBank (birl), 2007 Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang diterbitkan BI, total kredit bank umum yang dikucurkan ke sektor ekonomi sampai dengan Juli 2007 mencapai Rp. 871,99 Triliun, naik Rp.155,19 Triliun dibandingkan dengan Juli 2006. Pada Juli 2006, total kredit bank umum yang dikucurkan ke sektor ekonomi hanya sebesar Rp.716,79 Triliun, yang mana sektor pertanian dan perindustrian mengambil pangsa pasar yang cukup besar. Perkembangan kredit bank umum berdasarkan sektor ekonomi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Sektor Ekonomi (dalam Rp Triliun) N o Sektor Ekonomi Des 2005 Des 2006 Grow th Pang sa Juli 2006 Juli 2007 Grow th Pang sa 1 Pertanian, Perburuan 37,18 45,18 21,52 5,70 39,32 47,25 20,17 5,42 &Sarana Pertanian 2 Pertambangan 8,13 14,09 73,32 1,78 9,65 20,20 118,3 2,32 3 Perindustrian 171,3 184,0 7,43 23,23 168,8 185,6 9,95 21,29 4 Listrik, Gas dan Air 5,37 7,22 34,60 0,91 5,59 6,97 24,68 0,80 5 Konstruksi 26,99 33,09 22,61 4,18 30,17 38,54 27,74 4,42 6 Perdagangan, 135,8 163,4 20,32 20,63 149,5 185,9 24,36 21,32 Restoran, dan Hotel 7 Pengangkutan,Pergudangan,Komunikasi 19,83 27,07 36,51 3,42 20,54 28,64 39,46 3,28 8 Jasa Dunia Usaha 72,63 78,46 8,02 9,90 69,30 92,82 33,94 10,64 9 Jasa Sosial / 10,03 12,04 20,05 1,52 9,76 12,18 24,78 1,40 Masyarakat 10 Lain-lain 208,4 227,7 9,27 28,7 214,2 253,8 18,49 29,11 TOTAL 695,6 792,3 13,9 100 716,8 871,9 21,65 100 Sumber : BI, diolah kembali oleh Biro Riset InfoBank (birl),2007 5

Semakin meningkatnya pengucuran kredit terhadap sektor ekonomi setiap tahunnya, mengakibatkan desakan kepada pihak perbankan untuk memperluas jangkauan pelayanannya ke berbagai daerah di Indonesia terutama ke daerahdaerah yang memiliki potensial lebih di bidang agribisnis dan perindustrian yang dianggap sebagai sektor usaha yang memiliki prospek dan pangsa pasar yang besar. Selain itu juga, dengan meningkatnya persaingan antar bank dalam melayani nasabahnya, mengakibatkan desakan pelayanan tersebut sangat diperlukan. PT. Bank Bukopin, Tbk merupakan salah satu bank yang ada dalam dunia perbankan Indonesia. Bank yang sudah berdiri sejak tahun 1970 juga berkembang pesat, dimana sudah tersebar di seluruh Indonesia dengan keberadaan 38 kantor cabang. PT. Bank Bukopin, Tbk besar dengan penyaluran kreditnya, baik itu kredit UMKM (Unit Mikro, Koperasi, dan Menengah) maupun kredit konsumsi. Penyaluran kredit-kredit dari pemerintah untuk membantu peningkatan sektor pertanian dan agribisnis juga dilaksanakan oleh Bank Bukopin seperti Kredit Ketahanan Pangan (KKP), Kredit Usaha Tani (KUT), Kredit Surat Utang 005 dan Kredit Usaha Rakyat. Salah satu cabang dari PT. Bank Bukopin,Tbk yang menyalurkan kredit UKMK cukup besar adalah Cabang Karawang. 1.2. Perumusan Masalah PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang memiliki wilayah kerja yang meliputi Kabupaten Karawang, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Subang. Wilayah ini didukung dengan fasilitas satu Kantor Cabang Utama yang berada di Kabupaten Karawang dan dua Kantor Kas yang berada di Kabupaten Karawang dan Kecamatan Cikampek. Wilayah kerja yang 6

luas inilah yang menuntut keberadaan kantor cabang pembantu yang baru agar peningkatan volume usaha dapat tercapai dan kedekatan dengan konsumen dapat terlayani dengan baik. Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu wilayah yang dianggap baik untuk pengembangan PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang. Potensi pasar yang tersedia cukup menjanjikan, dimana jumlah Bank yang terdapat di Kabupaten Purwakarta sebanyak 11 Bank, dengan asumsi rata-rata simpanan masyarakat yang terdapat pada masing-masing bank adalah sebesar 83.45 Milliar Rupiah, dan market share yang dimiliki Bank Bukopin sampai dengan Bulan September 2008 sebesar 2.92 Milliar Rupiah (3.50 persen). Bank Bukopin Cabang Karawang masih memiliki potensi pasar yang sangat besar yakni 96.50 persen atau sebesar 80.53 Milliar Rupiah dari dana masyarakat yang tersebar. Kabupaten Purwakarta yang terletak pada titik temu dari tiga jalur utama lalu lintas yang sangat strategis yaitu jalur Jakarta, Bandung dan Cirebon. Luas wilayah yang dimiliki sebesar 971.72 Km 2 atau sekitar 2,81 persen dari luas wilayah propinsi jawa barat dan kurang lebih 52 persen merupakan lahan pertanian. Hal ini menyebabkan potensi pasar yang cukup besar dicapai oleh sektor pertanian dan industri yang bergerak di bidang agribisnis, salah satunya produksi padi di Kabupaten Purwakarta tahun 2007 mencapai 226.987 ton Gabah Kering Giling (GKG), terjadi peningkatan produksi sebesar 11,25 persen dibandingkan dengan produksi tahun 2006. Sebelum melakukan pelaksanaan pendirian kantor cabang perlu dilakukan pengkajian-pengkajian dan pertimbangan yang matang, salah satunya dengan melakukan studi kelayakan terhadap rencana proyek pendirian kantor cabang 7

pembantu tersebut. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan pendirian kantor cabang pembantu memerlukan perencanaan yang baik dan akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Berdasarkan hal tersebut, perumusan masalah yang dikaji adalah bagaimana potensi pasar bank yang berbasis agribisnis bagi pengembangan PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang di wilayah Kabupaten Purwakarta dan bagaimana feasibility study (Studi Kelayakan Usaha) pembukaan Kantor Cabang Pembantu dari PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang di Kabupaten Purwakarta, apakah layak didirikan atau tidak, meliputi besar keuntungan yang akan diperoleh, dengan melakukan investasi dibidang tersebut (Estimasi rugi/laba), tingkat keuntungan yang diperoleh (Internal rate of Return/IRR) dan nilai uang yang akan kita peroleh sekarang dengan investasi yang cukup panjang tersebut (Net Present Value/NPV). 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar potensi pasar bank yang berbasis agribisnis di Kabupaten Purwakarta dan menganalisis kelayakan usaha pembukaan Kantor Cabang Pembantu dari PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang di Kabupaten Purwakarta. 1.4. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk dapat membantu PT. Bank Bukopin, Tbk cabang karawang dalam mengetahui potensi pasar agribisnis yang dapat dikelola dan membantu dalam pemilihan lokasi pendirian kantor cabang pembantu yang tepat, pencapaian anggaran kerja dan peningkatan asset dari Bank 8

Bukopin Cabang Karawang tahun 2009-2010. Sedangkan bagi penulis adalah untuk melatih kemampuan analisis suatu masalah dan merupakan pengalaman belajar yang dapat menambah pengetahuan di bidang perekonomian perbankan. Lebih dari itu, kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan volume bisnis PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang dan sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya. 9