akhirnya memacu pertumbuhan kota dengan berbagai fasi

dokumen-dokumen yang mirip
PEREMAJAAN PEMUKIMAN RW 05 KELURAHAN KARET TENGSIN JAKARTA PUSAT MENJADI RUMAH SUSUN

DESAIN ULANG RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG (Penekanan Desain Arsitektur Tropis)

RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. khas daerah.suasana damai, tentram, nyaman dan ramah dapat dirasakan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan permukiman merupakan bagian dari lingkungan binaan merupakan bagian

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

Permasalahan Perumahan dan Permukiman di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan adalah upaya memajukan, memperbaiki tatanan, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perlunya perumahan dan pemukiman telah diarahkan pula oleh Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pada dasarnya hunian tidak dapat dilihat sebagai tempat hidup saja

BAB I PENDAHULUAN TA Latar Belakang PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Surabaya sebagai ibu kota Propinsi Jawa Timur merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul

TUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

BAB I PENDAHULUAN. yang terletak di bantaran Sungai Deli, Kelurahan Kampung Aur, Medan. Jika

APARTEMEN DI BEKASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

PEREMAJAAN PEMUKIMAN KAMPUNG PULO DENGAN PENDEKATAN PERILAKU URBAN KAMPUNG

RUMAH SUSUN PEKERJA PABRIK DI KAWASAN INDUSTRI PRINGAPUS

PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA RUMAH SUSUN PEKUNDEN KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya adalah kawasan perbatasan Sidoarjo - Surabaya (dalam hal ini Desa Wonocolo, Kecamatan Taman).

PERUMAHAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN JAGAKARSA, JAKARTA SELATAN DENGAN PENEKANAN DESAIN EKO-ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat terdapat berbagai golongan yang menciptakan perbedaan tingkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agung Hadi Prasetyo, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan akan tempat tinggal semakin terasa mendesak dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN I - 1. Sumber data statistic BPS DKI Jakarta. Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

STUDI KARAKTERISTIK HOUSING CAREER GOLONGAN MASYARAKAT BERPENDAPATAN MENENGAH-RENDAH DI KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2000 persentase penduduk kota di Negara Dunia Ketiga telah

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai kota pelajar,kota pariwisata dan kota budaya yang

EVALUASI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERUMAHAN MELALUI PENDEKATAN URBAN REDEVELOPMENT DI KAWASAN KEMAYORAN DKI JAKARTA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

Rumah Susun Sewa Di Kawasan Tanah Mas Semarang Penekanan Desain Green Architecture

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RUMAH SUSUN BURUH INDUSTRI KECIL PENGASAPAN IKAN DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan pertumbuhan kota lainnya adalah unsur penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi terletak pada LU dan BT. Kota Tebing Tinggi

Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Perencanaan dan Perancangan Tujuan. Apartemen di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk kalangan menengah ke-atas (high-middle income). lebih dari batas UMR termasuk golongan menengah ke atas.

e. bahwa berhubung dengan hal-hal tersebut di atas, perlu diatur pedoman pembangunan perumahan dan permukiman dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bontang terletak 150 km di utara Samarinda. Dengan wilayah yang relatif kecil dibandingkan kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan

PERAN DEVELOPER DALAM PENYEDIAAN RUMAH SEDERHANA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: IKE ISNAWATI L2D

RUSUNAMI DI JAKARTA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan ruang. penambahan penduduk di kota-kota besar pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perda No. 11/1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor PMD Kab upaten Dati II Magelang. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 11 TAHUN 1994

BAB I PENDAHULUAN. Kota menawarkan berbagai ragam potensi untuk mengakumulasi aset

APARTEMEN BISNIS DI JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Kota dengan segala macam aktivitasnya menawarkan berbagai ragam

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang akan datang serta merupakan pengejawantahan diri.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 komposisi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN. wilayahnya yang sebelumnya berbasis agraris menjadi Industri. Masuknya Industri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan ilmu

Penduduk. Baciro ,62. Demangan ,16. Klitren ,75. Kota Baru ,74. Terban 80 9.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persoalan Perancangan

BAB I. Jakarta berbondong-bondong untuk tinggal, belajar, dan bekerja di ibukota. Hal ini

SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU

IDENTIFIKASI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN JALAN DAN SALURAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. berpenghasilan rendah (MBR) dapat juga dikatakan sebagai masyarakat miskin atau

PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang terus mengalami perkembangan, studi ini membahas tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

DAFTAR PUSTAKA. BPS Monografi Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara. Semarang : Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara.

Transkripsi:

01 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Semarang adalah termasuk kota besar di Indonesi a sesudah kota Jakarta dan Surabaya, Slogan kota Semarang 3e - baf?,ai kota perdagangan karena ciri khas kota tersebut yang dipenuhi dengan pertokoan - pertokoan dan perusahaan menye - babkan arus pendatang berbondong - bondong mencari nafkah un tuk mengadu nasib di kota tersebut dan tinggal di 1 ) karena dekat dengan mata pencaharian mereka. pusat kota Meningkatnya kepadatan kota sebagai akibat bertambahnya jumlah penduduk baik yang raelalui pun laju urba.nis.asi padat, tingkat kelahiran mau telah memacu pertumbuhan permukiman yang akhirnya memacu pertumbuhan kota dengan berbagai fasi litas yang harus disediakan. Berkembangnya pinggiran kota menjadi permukiman baru akibat bertambah sumpeknya pasat kota, sehingga masyarakat - ( terutama kelas menengah keatas mencari lokasi permukiman - I yang lebih nyaman ) tetapi masyarakat kelas menengah kebawah ( berpenghasilan rendah ) lebih senang tinggal di pusat kota karena dekat dengan unsur - unsur mata pencaharian. Kengingat keterbatasan lahan di daerah perkotaan dan ke tidak efisienan yang terjadi, sal ah satu alternstif usaha pemenuhan kebutuhan perumahan di kota - kota, terutama di - kota besar yang sudah padat penduduknya, adalah dengan mem - bangun secara vertikal berupa pembangunan Rumah Susun. Membangun Rumah Susun di kota besar merupakan kecende

rungan masa depan yang tidak dapat dihindari dan karena me rupakan hal yang relatif baru maka perlu dimasyarakatkan, - disamping yang tidak kalah pentingnya adalah perlu adanya - penyesuaian - penyesuaian budaya yang ada pada masyarakat. 02 Timbulnya permukiman baru yang kumuh (slum) di pus.at kota sebagai akibat wajah yang jelek/kotor, dengan keberada an lingkungan slum lebih dari satu juta jiwa antara lain : DKI Jakarta 4.480 Ha dengan 2.377.000 jiwa Bandung Semarang Surabaya 400 Ha dengan 205.000 jiwa 2.200 Ha dengan 439.000 jiwa 2.200 Ha dengan 901.000 jiwa 2^ Hal ini perlu dikaji dan dicarikan pemecahannya mengingat - adanya wong cilik di kota - kota besar untuk kurun waktu - yang panjang di masa - masa mendatang, masih tetap dibutuhkan dan merupakan unsur masyarakat yang tidak dapat dipisah kan dari unsur lainnya, karena bagaimanapun juga perilaku - masyarakat kota merupakan satu kesatuan dalam pengembangandan pembangunan suatu kota tersebut. Pemerintah telah berupaya untuk mengurangi lingkung an slum dengan melaksanakan berbagai program yaitu berupa : 1. Program perbaikan kampung untuk mengurangi/memperbaiki - kondisi kesehatan lingkungan, memperbaiki kondisi sarana dan prasarana lingkungan yang ada. 2. Program uji coba peremajaan lingkungan kumuh yang ada - serta menggantikannya dengan Rumah Susun yang layak huni dan memenuhi syarat. 1). Eko Budihardjo Ir. Msc. Arsitektur. dan Kota di Indone - si a penerbit alumni 1984 Bandung. 2). Siswono Yudohusodo Ir. dkk Rumah Untuk Seluruh Rakyat.

03 Usaha-usaha dan kebijaksanaan yang telah dilakukan - Pemerintah adalah untuk mengurangi daerah slum di perkotaan dengan jalan, salah satunya adalah membuat rumah susun yang layak huni bagi penghuninya, pendekatannya melalui pola perilaku masyarakat tersebut dan memberikan pengertian pada masyarakat agar mengerti akan lingkungan yang slum serta ke terbatasan lahan di kota yang semakin sempit dan mahalnya - harga lahan tanah disamping itu kepadatan yang terus bertam bah membuat pusat kota semakin sumpek, dengan adanya rumahsusun yang layak huni dapat mengurangi beban pusat kota dan pemerintah terutama bagi masyarakat setempat dapat merasa - kan tinggal di rumah susun yang layak huni serta mereka tetap dekat dalam mencari mata pencaharian di pusat kota. Begitu pula yang disebutkan dalam GBHN 1988 bahwa : Pembangunan perumahan/permukiman perlu ditingkatkan khususnya perumahan dan permukiman dengan harga yang dapat dijang kau oleh golongan masyarakat yang berpengahsilan rendah, ngan tetap memperhatikan persyaratan minimum bagi perumahan dan permukiman yang layak sehat aman dan serasi. Sasaran - jangka panjang agar waktu nanti seluruh rakyat Indonesia da pat menghuni rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat - dan teratur. Diusulkannya konsep Co determination in mass housing oleh John Habraken dar Belanda dengan terjemahan berupa pern buatan bentuk dan struktur utama yang polyvalent, dalam arti memungkinkan untuk pengembangan berbagai variasi peng- 11 isiannya sesuai dengan kehendak masing-masing penghuninya. Dengan demikian tertampunglah dambaan manusiawi untuk mem - de

04 perlihatkan jati diri dan terciptalah kesan keserbaragaman dalam kesatuan. Konsep yang senapas dengan Bhinikka Tunggal Ika ini wajarlah kiranya dipegang sebagai patokan yang handal dalam perencanaan rumah susun di tanah air kita. Kesan monotoni, citra sarang lebah atau kandang merpati yang se - lama ini menjadi ciri rumah susun akan dapat dihindarkan. Dengan memasyarakatkan rumah susun keuntungannya jelas bahwa beban dan tekanan terhadap pusat kota menjadi ber kurang. Selain itu citra rumah susun menjadi terangkat, hal ini sesuai dengan sifat masyarakat kita yang paternalistik, selalu berusaha meniru apa yang dilakukan panutan, pemimpin dan orang yang dianggap maju, tanpa di komando pastilah me reka akan berebut tempat tinggal di rumah susun. 1). Eko Budihardjo Ir. Msc. Arsitektur dan kota di Indonesia penerbit alumni 1984 Bandung 2). GBHN 1988

1.1.2. Permasalahan Permukiman di Semarang 05 Perkembangan kota Semarang yang padat arus lajunya - urbanisasi dan angka kelahiran menyebabkan kepadatan pendu duk serta meningkatnya pertumbuhan kota sehingga menimbulkan suatu permukiman slum dalam kota. Kota Semarang sebagai salah satu titik pusat pertum buhan ( growth pole ) mengalami perkembangan yang sangat pe sat dalam 10 tahun terakhir ini. Dari data yang diperoleh da ri Biro Pusat Statistik Kotamadya Semarang, diketahui bahwa ternyata dalam kurun waktu 10 penduduk sebesar 224.290 jiwa. tahun terjadi kenaikan jumlah Kalau tahun 1980 jumlah pen duduk Kotamadya Semarang mencapai 1.024.940 jiwa, maka pada tahun 1990 bertambah menjadi 1.249.230 jiwa, yang berarti - terjadi kenaikan sebesar 21,88 %dengan rata-rata pertumbuh an penduduk 1,99 % setiap tahunnya. Apabila dilihat dari - tingkat kepadatan penduduknya, Kotamadya Semarang yang memo punyai luas 373,67 Km m.empunyai kepadatan penduduk sebesar 2 3,343 jiwa/km. Dan jika diasumsikan pertumbuhan penduduk - konstan, maka pada tahun 2010 penduduk Kotamadya Semarang - akan mencapai 1.851.017 jiwa. _ Dalam hal ini Kebijaks-anaan pemerintah Kotamadya Se marang di bidang Perumahan, DPU memberikan alternatif pemecahan masalah permukiman slum di pusat kota tersebut, yakni dengan merencanakan pembangunan rumah susun bagi kalangan - yang berpenghasilan rendah. Adapun realisasinya rumah susun tahap pertama sudah berjalan baik, yakni berlokasi di kelurah Pekunden. Sedangkan selanjutnya proyek percontohan se - lanjutnya berlokasi di kelurahan Sekayu dan Bandaharjo. 3) Jasmani,Haryanto Setiawan.Pekik Pradono TGA Arsitektur Undip ; Komplek Rumah Susun Di Pusat Kota Semarang.

Pada proyek pembangunan rumah susun tahap 06 kedua ini Pemda Semarang juga mempertimbangkan pembatasan penggunaanlahan yang produktif dikaitkan dengan memungkinkan mendirikan bangunan yang menghemat lahan serta pengendaliannya sesuai dengan tata guna tanah. Untuk mencapai tujuan tersebut sebagai penjabaranya, pembangunan perumahan dan permukimansecara langsung akan menunjang pembangunan daerah dan nasio nal terutama dalam meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat yang diserasikan dengan usaha perbaikan dan pe - lestarian lingkungan hidup disamping itu pembangunan peru - mahan dan permukiman akan menunjang pembangunan disektor - lainnya seperti sektor industri, pariwisata, perhubungan, pendidikan, kesehatan, dan pembangunan daerah. Disamping itu berkaitan dengan kebijaksanaan di bidang lainnya seper^ ti kebijaksaan kependudukan, pertanahan, keuangan dan per - kreditan, penelitian dan teknologi juga diharapkan akan me nunjang dan memantapkan serta mengembangkan kota Semarang - sebagai kota ATLAS ; Aman,Tertib,La.ncar, Asri, Sehat. 1.1.3. Permasalan di Kel. Sekayu Kodia Semarang. Kelurahan Sekayu berada di Semarang Tengah tepatnya di pusat kota,berdekatan dengan aliran sungai kecil dan diapit dua jalan besar yakni Jalan Pemuda dan Jalan Thamrin, keadaan lingkungan permukiman dan penduduk yang padat serta kondisi yang tidak memadai dan kur.ang memenuhi persyaratanrurnah sehat yang layak huni. Kebijaksanaan Pemda Semarang - untuk pembangunan rumah susun di Semarang Tengah berlokasidi Pekunden dan Sekayu,prioritas ini diberikan kepada masya rakat yang berpengahsilan rendah perencanaan rumah susun

tersebut untuk pembangunan tahap kedua. Sebagian dari lahan di permukiman lingkungan Kelurah an Sekayu ini merupakan lahan kritis kondisinya berkembangterus perlahan - lahan tidak terkendali. Maka upaya pemerin tah daerah sehingga memikirkan masalah tersebut untuk di - tanggulangi, apalagi prediksi tahun-tahun yang akan datang. Perencanaan terhadap permukiman di Kel. Sekayu adalah peremajaan lingkungan yaitu pengadaan bangunan yang menghemat - penggunaan lahan dalam bentuk rumah susun, sehingga masyara kat yang berada di lahan kritis tidak perlu dipindahkan kelokasi lain karena menyangkut dengan perilaku masyarakat se tempat dalam mencari mata pencaharian mereka. 1.2. Perumusan Masalah 07 Adapun permasalahan yang hendak di rumuskan dalam - pembangunan rumah susun ini penekananya pada ; Bagaimana me rancang rumah susun yang mampu memberikan karakter ruang - yang polyvalent bagi perilaku masyarakat permukiman di Ke - lurahan Sekayu Semarang. 1.3. Tujuan dan Sasaran Tujuan : Menyusun landasan konsepsional perancangan rumah susun dengan karakter ruang yang polyvalent bagi masyarakat permukiman Sekayu Semarang. slum di kawasan kelurahan- Sasaran : Mendapatkan konsep dasar perancangan rumah susun di Kelurahan Sekayu Semarang dengan penekanan pa da : - Rumusan Pola perilaku masyarakat - Rumusan Pola ruang - Rumusan konsep rancangan

08 1.4. Pembatasan Pembahasan Pembahasan diarahkan kepada Perencanaan dan Perancan»r an fisik Arsitektural, penekanannya pada sistim bentuk ruang polyvalent dari unit hunian Rurnah Susun sedangkan aspek non Arsitektural sejauh menunjang Perencanaan fisik. 1.5. Metoda Pembahasan Mengumpulkan sebagian data primer di Sekayu serta da ta sekunder melalui nara sumber dibidang rumah susun (instan si pemerintah/swasta) serta study literatur/tinjauan pustaka guna memperoleh inforraasi dan referensi yang relevan dengan pembahasan serta merumuskan konsep Perencanaan dan Perancang^ an rumah susun di Kelurahan Sekayu Semarang.. 1.6. Sistimatika Pembahasan Sistimatika pembahasan adalah sebagai berikut, berisi kan tentang : Latar belakang, Permasalahan permukiman di Se marang, Permasalahan di Kelurahan Sekayu Kodya Semarang, Ferumusan masalah, Tujuan dan Sasaran, Pembatasan pembahasan, Metoda pembahasan dan Sistimatika pembahasan.