BAB III METODE PENELITIAN. (digembalakan) menjadi pola pemeliharaan insentif (dikandangkan), serta mulai

dokumen-dokumen yang mirip
Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis. melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive),

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Energi (KKPE) dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Sumedang.

III METODE PENELITIAN. usahaternak domba bagi hasil. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

BAB III METODEPENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2016,

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kerja sama usaha ternak ayam broiler

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai salah satu input faktor produksi yang memiliki peran penting. Permintaan

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. belum mampu memenuhi kebutuhan hidup sebagian besar petani di Indonesia. Hal

BAB III METODE PENELITIAN. sesuatunya yang mudah dan praktis. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh produsen

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Adem Ayem dan Restoran Solo Bristo. Sampel dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah transaksi domba antara pengepul atau pembeli

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan di Mal

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Regresi Linier Berganda

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah seluruh perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo

III. METODOLOGI PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil objek

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Indriantoro (2009) populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Kabupaten Tapanuli Selatan yang

BAB 4 MOTEDI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penjelas (explanatory research) karena

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Maret 2017.

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. yang mengkonsumsi produk minuman Teh Botol Sosro.

BAB III METODE PENELITIAN. di Inspektorat Kabupaten/Kota dan Provinsi di Lampung yang mendapatkan opini Wajar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kampar Timur dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. LKMD Kec. Tapung Hulu Kab.Kampar.Pemilihan lokasi ini berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. investment opportunity set dan kebijakan hutang tahun pada

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hasil yang optimal dengan tujuan penelitian. yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN KOPI BAR MARGONDA DEPOK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif (explanatory) dengan verifikatif

BAB 3 METODE PENELITIAN. sebab-akibat antara variable-variabel dalam penelitian ini, yaitu antara munculnya

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang karyawan pada perusahaan Filter PT.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. dalam mengungkapkan permasalahan penelitian. penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. juga terdapat data-data yang berasal dari pihak Solo Grand Mall dan

BAB III METODE PENELITIAN. di Jln. Raya Merak Km. 3, Merak Banten. Waktu penelitian dilaksanakan pada

III. METODOLOGI PENELITIAN

Resume Regresi Linear dan Korelasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. logika matematika dan membuat generalisasi atas rata-rata.

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian kuantitatif yaitu metode

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah adalah kuantitatif. Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian eksplanatori (explanatory research).

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 (bulan) bulan (jadwal penelitian terlampir).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga

3. PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul.

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah explanatory research.

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Jogiyanto (2007:61) mengemukakan bahwa, obyek penelitian

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

BAB III METODE PENELITIAN. satu variable dengan variable yang lain atau dengan istilah lain adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka jenis penelitian ini termasuk

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FINANSIAL PETERNAK SAPI PESERTA KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKPE) DAN MANDIRI DI KABUPATEN MAGELANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun jenis data yang digunakan dalam uraian ini adalah sebagai berikut:

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Semakin bertambahnya tingkat pengetahuan masyarakat menyebabkan meningkatnya kesadaran untuk merubah pola pemeliharaan secara tradisional (digembalakan) menjadi pola pemeliharaan insentif (dikandangkan), serta mulai berfikir untuk memecahkan masalah secara bersama dengan jalan tergabung dalam kelompok tani ternak. Perubahan tersebut menyebabkan peternakan itik mulai mengembangkan usahanya sebagai produsen telur dan daging. Faktor sosial sangat berpengaruh terhadap perilaku beternak, faktor sosial yang dijadikan contoh adalah pendidikan, umur, pengalaman usaha, status sosial, motivasi, gaya hidup. Peternak dengan tingkat pendidikan minimal SLTA memiliki respon lebih baik dalam proses adopsi teknologi dan informasi dibandingkan dengan peternak yang memiliki pendidikan SD atau yang tidak sekolah, oleh sebab itu pendidikan berperan dalam perubahan perilaku untuk lebih memajukan usaha. Pertimbangan atas pandangan umur peternak, bahwa umur >60Th memiliki daya pemahaman dan daya serap sedikit lambat dibandingkan dengan peternak umur <60Th dalam hal adopsi inovasi teknologi baru serta kapasitas fisik yang jauh lebih rendah/menurun.

27 Pengalaman usaha beternak tiap peternak jelas berbeda, ditinjau dari lama beternak, jenis ternak, jumlah ternak serta teknologi yang telah diterapkan dalam usahanya sehingga mempengaruhi cara atau perilaku dalam usaha beternak. Status sosial antara individu satu sama lain ada perbedaan dalam suatu kelompok ataupun dalam kehidupan bermasyarakat, hal ini menjadikan tolak ukur kemampuan peternak dalam usaha, seperti halnya curahan kerja dan pengembangan usaha. Peternak termotivasi dalam usaha karena ingin memenuhi kebutuhan hidupnya atau sebagai hoby ataupun usaha sampingan. Tanpa adanya motivasi, individu cenderung kurang terdorong untuk hasil yang lebih maju sehingga bisa dikatan seadanya. Banyak cara yang dapat dialakukan peternak untuk meningkatkan motivasi, suatu cara antara lain dengan tergabung secara aktif dalam kelompok tani ternak atau oragnisasi lainnya. Pola kerja dan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan peternak, sehingga perilaku beternak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Sama halnya dengan pengalaman kerja dan umur. Meninjau pengaruh faktor sosial terhadap perilaku atau pola beternak membuat peneliti ingin membuktikan apakah faktor sosial benar-benar mempengaruhi perilaku dalam tatacara beternak itik di Kabupaten Brebes. (alur pemikiran dapat dilihat pada ilustrasi 1. Dibawah ini ).

28 Internal Peternak umur pendidikan motivasi status social pengalaman beternak jumlah kepemilikan gaya hidup PERILAKU : Pengetahuan Sikap Keterampilan External KTT peran pemerintah lembaga keuangan Ilustrasi 1. Bagan Kerangka Pemikiran 3.2. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat diajukan hipotesis yaitu diduga ada pengaruh faktor-faktor sosial terhadap perilaku beternak itik. 3.3. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Oktober 2010 sampai dengan November 2010 pada KTTI di Kecamatan Brebes, Kecamatan Bulakamba dan Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes. Penentuan lokasi dilakukan dengan cara Purposive Sampling, dengan pertimbangan bahwa populasi itik terbesar pertama

29 di Kecamatan Brebes, kedua Kecamatan Wanasari, ketiga Kecamatan Bulakamba serta usaha KTT tersebut secara kontinyu berlangsung dalam waktu 5 tahun. 3.4. Metode Penelitian dan Penentuan Sampel Penelitian ini dilakukan dengan metode survei untuk mendapatkan data yang jelas dan tepat. Survei adalah penelitian dengan mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok (Singarimbun dan Effendi, 1989). Penentuan sampel dilakukan dengan metode Proportional Random Sampling, jumlah responden sebesar 35% dari total populasi sejumlah 122 peternak, maka didapat 43 responden dengan proporsi jumlah populasi besar, sedang, kecil pada KTTI di tiga Kecamatan dengan rincian seperti Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Peternak dan Responden Berdasarkan Proporsi Populasi Peternak Kecamatan / KTTI Kecamatan Brebes - Maju Jaya - Bina Satwa - Sumber Pangan - Randusanga Jaya Jumlah Populasi Responden Peternak (35%)..(orang)..... 16 13 12 15 6 5 4 5 Kecamatan Bulakamba - Adem Ayem Kecamatan Wanasari - Mengkar Sari 26 9 Jumlah 122 43 40 14

30 3.5. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan langsung dan wawancara terhadap responden dengan panduan kuesioner. Wawancara ini dilakukan berdasarkan kuesioner yang sesuai dengan masalah atau tujuan penelitian. Data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga yang terkait. 3.6. Metode Analisis Data Data primer dan data sekunder yang diperoleh ditabulasikan selanjutnya dianalisis secara Diskriptif Kuantitatif yaitu analisis yang dilakukan terhadap data yang diperoleh dari pertanyaan yang sudah diajukan kepada reponden dan diolah dalam bentuk angka (skor). Analisis data menggunakan Statistical Package for Social Sciences, untuk pengujian kenormalan data dengan uji Kolmogorov- Smirnov dengan kriteria penilaian. H0 : data berdistribusi normal HI : data tidak berdistribusi normal Dengan taraf kesalahan 0,05, jika nilai sig <0,05 maka H0 ditolak dan HI diterima, ini berarti data tidak berdistribusi normal. Jika sig >0,05, maka H0 diterima dan HI ditolak, ini berarti data berdistribusi normal. Analisis data untuk mengetahui pengaruh antara variabel melalui perhitungan dan menggunakan Regresi Linier Berganda antara perilaku beternak

31 (Y) dengan umur (X1), tingkat pendidikan (X2), motivasi (X3), pengalaman beternak (X4), status sosial (X5), jumlah kepemilikan (X6), dan gaya hidup (X7). Analisis penelitian dengan menggunakan regresi linier berganda dengan rumus : Y = a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + b 7 X 7 +e Keterangan : Y a X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 e = Perilaku beternak = Konstanta = Umur = Pendidikan = Motivasi = Pengalaman beternak = Status sosial = Jumlah kepemilikan ternak = Gaya hidup = error b 1,b 2,b 3,b 4,b 5, b 6, b 7 = Koefisien Regresi Uji model ini digunakan untuk menguji variabel bebas (X) secara satu persatu ada atau tidaknya pengaruh terhadap variabel terikat (Y). Persamaan regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama antara variabel dependen dengan variabel independen secara serempak menggunakan analisis keragaman dengan uji F (f test). Rumus uji F F = ( ) ( )

32 Keterangan : N = Jumlah Sampel m = Jumlah peubah R 2 = Koefisien determinasi Hipotesis : Ho: b1 = b2 = b3 = 0, secara serempak variabel independen (faktor-faktor sosial) tidak mempengaruhi dependen (perilaku beternak). Sebaliknya jika : Hl : b1 b2 b3 0, maka secara serempak variabel independen (faktor-faktor sosial) mempengaruhi variabel independen. Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel X secara serempak terhadap variabel Y menggunakan taraf signifikansi 5% atau 0,05. Signifikansi F hitung < F (α = 0,05) maka Ho diterima Hl ditolak, artinya secara serempak variabel independen (faktor-faktor sosial) mempengaruhi variabel dependen. Signifikansi F hitung F (α = 0,05) mka Ho ditolak Hl diterima, artinya secara serempak variabel independen (faktor-faktor sosial) tidak mempengaruhi variabel dependen. Penolakan H 0 menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R 2 ) digunakan untuk memperkirakan nilai Y berdasarkan nilai pengamatan (X), sehingga secara serempak variabel X dapat mempengaruhi variabel Y. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.

33 Rumus Uji t : Keterangan : Hipotesis : T hitung = t = Statisti uji b = koefisien regresi sb = Penyimpangan baku darikoefisien regresi H0 : b1 = 0;b2 = 0;b3 = 0;b4 = 0;b5 = 0;b6 =0;b7 = 0 Secara parsial variabel independen (faktor-faktor sosial) tidak mempengaruhi variabel dependen (perilaku beternak). H0 : b1 0;b2 0;b3 0;b4 0;b5 0;b6 0;b7 0 Secara parsial variabel independen (faktor-faktor sosial) mempengaruhi variabel dependen (perilaku beternak). Pengambilan keputusan dalam analisis regresi berganda untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel X secara parsial terhadap variabel Y menggunakan taraf signfikansi 0,05. Sig. t Hitung <t α =0,05, maka H0 ditolak dan Hl diterima artinya secara parsial variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Signfikansi 0,05. Sig. t Hitung t α =0,05, maka H0 diterima dan Hl ditolak artinya secara parsial variabel independen mempengaruhi variabel dependen.

34 3.7. Batasan Pemikiran dan Konsep Pengukuran 1. Itik adalah satu jenis unggas air yang dipelihara dengan tujuan untuk dimanfaatkan telur dan dagingnya bagi masyarakat. Satuan yang digunakan adalah kilogram. 2. Bibit adalah keturunan atau itik bakalan yang dipelihara dan memiliki latar belakang genetik yang baik. Satuan pengukuran menggunakan skor 3. Pakan adalah salah satu atau berbagai macam bahan makanan yang diberikan pada ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup ternak. Satuan pengukurannya menggunakan skor. 4. Kandang adalah tempat tinggal ternak dan sebagai tempat berlindung ternak dari gangguan luar dan hewan buas. Satuan menggunakan skor. 5. Pencegahan penyakit adalah suatu tindakan untuk mencegah timbulnya penyakit ternak. Satuan pengukuran menggunakan skor. 6. Umur adalah periode atau panjang waktu dari seseorang untuk hidup, pengukurannya adalah tahun : >60 tahun 1 50-59 2 40-49 3 30-39 4 20-29 5 <20 tahun 6

35 7. Tingkat pendidikan adalah tingkatan pendidikan formal peternak dari SD sampai perguruan tinggi. Satuan pengukurannya menggunakan skor. Tidak tamat SD 1 SD 2 Tidak tamat SLTP 3 SLTP 4 Tidak tamat SLTA 5 SLTA 6 Tidak tamat Perguruan Tinggi 7 Sarjana 8 8. Motivasi adalah hal yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu usaha yang ingin dicapai. Pengukurannya menggunakan satuan skor, dimana jumlah pertanyaannya adalah 10 buah dan setiap pertanyaan mempunyai nilai 1-5. Total skor antara 10-50. Motivasi rendah 10-22 Motivasi sedang 23-35 Motivasi tinggi 36-50 9. Pengalaman beternak adalah lama dalam beternak dalam pengelolaan. Satuan pengukurannya tahun. < 1 tahun 1

36 1-2 tahun 2 3-4 tahun 3 4-5 tahun 4 5-6 tahun 5 >6 tahun 6 12. Jumlah kepemilikan adalah besar kecilnya skala usaha berdasar jumlah ternaknya. Satuan pengukurannya menggunakan skor. < 500 ekor 1 501-1.000 ekor 2 1.001-1.500 ekor 3 > 1.500 ekor 4 13. Status sosial adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok masyarakat dimana bertempat tinggal. Pengukuran menggunakan skor yang diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang diajukan sebanyak 8 buah dengan skor 1-5, sehingga skor keterampilan berkisar antara 8-40 dengan kategori : Sangat kurang 8-14 Kurang 15-21 Cukup 22-28 Baik 29-35 Sangat baik 36-40

37 14. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam aktifitas, minat dan opininya. Pengukuran menggunakan skor yang diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang diajukan sebanyak 6 buah dengan skor 1-5, sehingga skor keterampilan berkisar antara 6-30 dengan kategori : Sangat kurang 6-10 Kurang 11-15 Cukup 16-20 Baik 21-25 Sangat baik 26-30 15. Perilaku beternak terbentuk dari pengetahuan, sikap, keterampilan peternak dalam menggunakan faktor produksi, pengelolaan modal dalam usaha. Pengukurannya dengan menggunakan sekor, dimana jumlah pertanyaan 87 buah pertanyaan, setiap pertanyaan memiliki skor 1-5. Total berkisar 87-435. Sangat kurang 87-156 Kurang 157-226 Cukup 227-296 Baik 297-366 Sangat baik 367-435 16. Pengetahuan adalah kemampuan pikiran dan daya ingat dari sesuatu hal yang mencakup apa yang telah diketahui. Satuan pengukuran dengan skor,

38 diperoleh dari jawaban atas pertanyaan sebanyak 30 buah dengan skor 1-5, skor pengetahuan antara 30-150 dengan kategori : Sangat kurang 30-53 Kurang 54-77 Cukup 78-101 Baik 102-125 Sangat baik 126-150 10. Sikap adalah kesadaran individu sebagai penentu nyata dan perbuatan yang terjadi dan timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku peternak. Satuan pengukuran menggunakan skor, diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang diajukan sebanyak 30 buah dengan skor 1-5, sehingga skor sikap antara 30-150 dengan kategori : Sangat kurang 30-53 Kurang 54-77 Cukup 78-101 Baik 102-125 Sangat baik 126-150 11. Keterampilan adalah kemampuan peternak dalam mengelola usaha ternak itik dan yang berkaitan dengan beternak. Satuan pengukuran menggunakan skor yang diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang diajukan sebanyak 27 buah

39 dengan skor 1-5, sehingga skor keterampilan berkisar antara 27-135 dengan kategori : Sangat kurang 27-49 Kurang 50-72 Cukup 73-95 Baik 96-108 Sangat baik 109-135