BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan, menghasilkan strategi dan berfantasi. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih,

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan pengarahan harusnya dimulai sejak anak usia prasekolah. Perkembangan yang penting pada anak prasekolah terdiri dari

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita)

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. serta biasanya sudah mulai mengikuti program presschool (Dewi,

BAB I. dan perkembangan anak selanjutnya. Salah satu tugas anak toddler ini yaitu

ISSN Vol 5, November 2014

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Orangtua memegang peranan penting dalam merawat, mengasuh, mendidik

BAB I PENDAHULUAN. bulan. Masa ini merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif. bagaimana mengontrol orang lain melalui perilaku tempertantrum,

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah keturunan kedua.

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sekolah. Masa ini terbentang masa kanak-kanak awal terbentang usia 3-5

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Makalah By UNKNOWN. March 26. Edit Ms Word by Zahrotun Nisa PTIK_

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kebutuhan dasarnya agar bisa belajar mandiri. Anak bukan. yang berbeda dengan orang dewasa (Mansur, 2009).

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang

BAB I PENDAHULUAN. adalah masalah gizi, yaitu kurang energi protein (KEP). Adanya gizi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak selanjutnya. Perkembangan motorik pada usia 1-5 tahun

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya yang dalam perkembangannya akan mengalami suatu perubahan.

HUBUNGAN ANTARA JARAK KELAHIRAN YANG DEKAT DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA 1-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDONG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

PERBEDAAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG SEKOLAH TK DAN ANAK YANG TIDAK SEKOLAH TK DI DESA BANJARSARI KEC. BANTARBOLANG PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. serta personal sosial mereka. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan yaitu

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

BAB I PENDAHULUAN. peka menerangkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu masalah

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencapai perkembangan dan pertumbuhan anak (Wong, 2009). Menurut Kementrian Kesehatan RI (2013), jumlah anak usia toddler

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi anak-anak Indonesia adalah diharapkan tingkat kemandirian anak usia prasekolah dapat berkembang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. belum dewasa sehingga perlu diberi pendidikan (Samino, 2011:19). membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju.

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Pada penelitian cross sectional, pengumpulan data dilakukan pada

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

K A 2012/2013. Disusun Oleh: YULIANA DEWI A FAKULTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. usia dini, 50% akan mencapai kemampuan kemudian, 75% anak akan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah anugerah dan merupakan titipan serta amanah yang. sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan toddler. Anak usia toddler yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kembang berhubungan dengan aspek diferensiesi bentuk atau fungsi,

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

DIFFERENCE LEVEL ON TODDLER DEVELOPMENT AGED 3-4 YEARS Early Childhood Education (ECD) AND NON-ECD IN PUCANGSEWU VILAGE, PACITAN, EAST JAVA

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

oleh pengelola PAUD yang baik dan yang kurang bauk di Kabupaten Bengkulu Selatan?

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

BAB I PENDAHULUAN. badan kurang dari 2500 gram saat lahir 1, sedangkan Berat Badan Lahir

Oleh : Suyanti ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan anak saat ini. Akan tetapi pelaksanaan untuk meningkatkan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI VERBAL DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK PGRI 116 BANGETAYU WETAN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SCHOOL REFUSAL PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK DAMHIL KOTA GORONTA. Aswinda Miolo

PERBEDAAN TINGKAT KEMATANGAN SOSIAL PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DENGAN ASI EKSKLUSIF DAN NON-EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN SKRIPSI

sasaran/kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. 11 Kinerja

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

A-PDF OFFICE TO PDF DEMO: Purchase from to remove the watermark BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

Fery Budianto * )., ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari hal hal yang telah ada, maupun perubahan karena timbulnya unsur

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan

I. Pendahuluan Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan

BAB I PENDAHULUAN. teratur dan terus menerus, baik perubahan itu berupa bertambahnya jumlah

PERBEDAAN TUMBUH KEMBANG ANAK 1-6 BULAN YANG DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG TIDAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG MALANG SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode penting dalam masa tumbuh kembang seorang anak adalah masa

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan potensi dan penerus cita-cita bangsa yang dasarnya telah diletakkan oleh generasi sebelumnya. Tumbuh kembang anak harus berjalan sejajar agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan pembinaan secara terus menerus demi kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan fisik serta mental anak (Suherman, 2000). Usia lahir sampai memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial-emosional, konsep diri, seni, moral dan nilai-nilai agama (Mansur, 2007). Perkembangan pada bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah stimulasi. Stimulasi merupakan cikal bakal proses pembelajaran anak. Stimulasi ini terdiri atas pendidikan dan pelatihan. Stimulasi dini berasal dari rangsangan yang berada di lingkungan anak, seperti bermain, berdiskusi dan lain-lain. Selain itu, stimulasi juga bisa berasal dari orang tua. Stimulasi dapat terjadi di lingkungan pendidikan informal, formal, dan non formal (Liadewi, 2010). 1

2 Salah satu pendidikan bagi anak usia dini adalah kelompok bermain atau lebih dikenal dengan sebutan play group. Tujuan program ini adalah mengembangkan seluruh aspek fisik, mental, emosi, sosial, dan bahasa anak (Putra, 2011). Menurut Sujiono (2009) pendidikan bagi anak usia dini merupakan pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan ketrampilan anak. Selain itu, fungsi dari PAUD antara lain adalah agar anak dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya, dapat memiliki ketrampilan-ketrampilan sosial yang berguna dalam kehidupan dan dapat melakukan penyesuaian diri dengan berbagai kondisi lingkungan. Anak yang mengikuti pendidikan anak usia dini (PAUD) seperti play group akan dapat belajar dengan cepat untuk mengembangkan kemampuannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Dui (2008) yang menyatakan ada perbedaan anak yang sudah masuk play group dan anak yang tidak masuk play group, anak yang masuk play group mempunyai percaya diri yang tinggi, tidak canggung di lingkungan asing diluar lingkungan keluarga, mempunyai kemampuan motorik dan ketangkasan yang lebih baik dibandingkan anak yang tidak masuk play group. Hasil studi pendahuluan di Kelurahan Nglorog pada Bulan Maret 2011 diperoleh data dari Puskesmas Kecamatan Sragen, pada tahun 2010 di Kelurahan Nglorog menunjukan penurunan cakupan deteksi tumbuh kembang anak balita karena terdapat masalah perkembangan anak, tidak semua anak

3 lulus dalam sektor perkembangan yaitu 281, yang dideteksi sejumlah 122 (43,4%), sedangkan cakupan pada tahun 2009 sebesar 314 yang dideteksi 161 (51,3%). Hasil wawancara studi pendahuluan pada beberapa orang tua anak yang tidak mengikutkan anaknya ke PAUD mengutarakan keluhan bahwa anak kurang mandiri. Anak kurang aktif dan bersemangat ketika anak mengikuti berbagai kegiatan seperti perlombaan untuk anak usia batita. Sedangkan orang tua yang mengikutkan anaknya ke PAUD mengutarakan bahwa anak senang berinteraksi dengan orang lain, mandiri, aktif dan bersemangat serta ingin mencoba hal-hal baru yang belum meraka ketahui, senang melakukan berbagai eksplorasi terhadap sesuatu yang dilihat, didengar, dan dirasakannya sebagai wujud dari keingintahuannya yang begitu besar. Pernyataan orang tua yang mengikutkan anaknya ke PAUD didukung oleh penelitian Wulandari (2009) dengan judul Perbedaan Kematangan Sosial Anak Ditinjau Dari Keikutsertakan Pendidikan Prasekolah (Play Group) bahwa pendidikan merupakan pemberian upaya untuk menstimulasi perkembangan anak. Oleh sebab itu layanan pendidikan anak usia dini merupakan dasar yang sangat penting dan berpengaruh terhadap perkembangan anak hingga dewasa. Melihat uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang perbedaan perkembangan motorik, sosial dan bahasa anak toddler antara yang mengikuti PAUD dan tidak mengikuti PAUD di Kelurahan Nglorog Sragen.

4 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti merumuskan masalah Apakah ada perbedaan perkembangan motorik, sosial dan bahasa anak toddler antara yang mengikuti PAUD dan tidak mengikuti PAUD di Kelurahan Nglorog Sragen? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan perkembangan motorik, sosial dan bahasa anak toddler antara yang mengikuti PAUD dan tidak mengikuti PAUD di Kelurahan Nglorog Sragen. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran perkembangan motorik anak toddler yang mengikuti PAUD. b. Untuk mengetahui gambaran perkembangan sosial anak toddler yang mengikuti PAUD. c. Untuk mengetahui gambaran perkembangan bahasa anak toddler yang mengikuti PAUD. d. Untuk mengetahui gambaran perkembangan motorik anak toddler yang tidak mengikuti PAUD. e. Untuk mengetahui gambaran perkembangan sosial anak toddler yang tidak mengikuti PAUD.

5 f. Untuk mengetahui gambaran perkembangan bahasa anak toddler yang tidak mengikuti PAUD. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengikutsertakan anak dalam program PAUD untuk merangsang perkembangan motorik, sosial dan bahasa pada anak usia toddler. 2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan Memberikan informasi bagi perawat untuk dapat mengaplikasikan ilmu keperawatan anak pada komunitas PAUD di masyarakat. 3. Bagi Peneliti Melatih kemampuan untuk melakukan penelitian di bidang keperawatan anak. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang perbedaan perkembangan motorik, sosial dan bahasa anak toddler antara yang mengikuti PAUD dan tidak mengikuti PAUD selama ini belum banyak dilakukan. Penelitian yang hampir sama atau berhubungan dengan judul penelitian di atas antara lain : 1. Wulandari Anik (2009), dengan penelitian berjudul Perbedaan Kematangan Sosial Anak Ditinjau Dari Keikutsertakan Pendidikan Prasekolah (Play Group). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

6 perbedaan kematangan social antara anak yang mengikuti dan tidak mengikuti pendidikan prasekolah (play group) dengan metode penelitian kuantitatif dan teknik pengambilan sampel purposive area non random sampling. Sasaran yang diteliti adalah anak play group dan non play group yang berusia 3-5 tahun yang tinggal di daerah Pasar Kliwon Surakarta. Variabel yang diteliti adalah kematangan social anak dan keikutsertaan pendidikan prasekolah (play group) dengan instrument penelitian yaitu Vineland Social Maturity Scale (VSMS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kematangan sosial anak yang mengikuti pendidkan prasekolah (play group) lebih baik dibandingkan kematangan sosial anak yang tidak mengikuti pendidikan prasekolah (play group). Perbedaan penelitian ini terletak pada variabel bebas, rancangan penelitian, tempat penelitian, populasi, sampel sampling dan instrument penelitian. 2. Apriana Rista (2009), dengan penelitian berjudul Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah di Desa Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pendidikan anak usia dini (PAUD) dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah dengan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Sasaran yang diteliti adalah anak prasekolah dengan usia 3-4 tahun di Desa Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang. Variabel yang diteliti adalah pendidikan anak usia dini (PAUD) dan perkembangan kognitif. Analisa data dengan chi square

7 corelation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Pendidikan anak Usia Dini (PAUD) dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah. Perbedaan penelitian ini terletak pada variable bebas dan terikat, rancangan penelitian, tempat penelitian, populasi, sampel sampling dan instrument penelitian. 3. Herman (2005), dengan penelitian berjudul Hubungan Pola Makan Pendamping ASI Dengan Pertumbuhan Dan Perkembangan Gerak Motorik Pada Bayi Usia 6-12 bulan di Propinsi Bengkulu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola makan pendamping ASI dengan pertumbuhan dan perkembangan gerak motorik pada bayi usia 6-12 bulan dengan rancangan penelitian kohort dan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Sasaran yang diteliti adalah bayi dengan usia 6 12 bulan di Propinsi Bengkulu. Variabel yang diteliti adalah pola makan pendamping ASI, pertumbuhan dan perkembangan gerak. Analisa data dengan chi square, anova regresi linier. Hasilnya tidak ada hubungan pola makan pendamping ASI dengan pertumbuhan dan perkembangan gerak motorik. Perbedaan penelitian ini terletak pada variable bebas dan terikat, rancangan penelitian, tempat penelitian, populasi, sampel sampling dan instrument penelitian. Perbedan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti mengajukan penelitian berjudul Perbedaan Perkembangan Motorik, Sosial dan Bahasa Anak Toddler Antara Yang Mengikuti PAUD Dan Tidak Mengikuti PAUD Di Kelurahan Nglorog Sragen. Jenis penelitian yang akan dilakukan

8 merupakan penelitian non eksperimental dengan desain penelitian deskriptif komparatif. Teknik pengambilan data penelitian yaitu cross sectional dan teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Sasaran yang diteliti adalah anak dengan usia 1-3 tahun di Kelurahan Nglorog Sragen. Variabel yang diteliti adalah perkembangan motorik, sosial dan bahasa. Instrument penelitian menggunakan Denver Development Screening Test.