BAB I PENDAHULUAN. pendidikan khususnya guru sebagai pelaksana pembelajaran. Pembelajaran. norma/standar yang berlaku (Yamin, 2008: 22).

dokumen-dokumen yang mirip
P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tentu tidak lepas dari dunia pendidikan. Karena. adalah dengan cara memeperbaiki proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan pola dan urutan kegiatan guru dan siswa

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir seseorang. Oleh karena itu pendidkan merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan umum pendidikan masa kini adalah untuk memberi bekal agar kita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. terstruktur dan sistematis dalam lingkungan sekolah. Disekolah terjadi. sebagai pendidik dalam suatu proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

BAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan materi melalui ceramah dan pemberian hafalan. Guru

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan masa depan. Demikian halnya dengan Indonesia yang menaruh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. membangun sebuah peradaban suatu bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dapat memahami dan mengerti maksud pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbenah di segala bidang. Salah satunya adalah melalui dunia pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Sampai saat ini, matematika merupakan salah satu mata

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan dari

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERNYATAAN... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pendidikannya (Rusman, 2012 : 93). kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah pengorganisasian mata

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa menyelesaikan soal cerita matematika meningkat. Dalam. dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kerangka berpikir. Tatakerja pendekatan sistem menelaah masalah

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dengan memupuk sikap gemar membaca serta memanfaatkan sumber-sumber

I. PENDAHULUAN. ataupun tidaknya suatu pendidikan pada bangsa tersebut. Oleh karena itu, saat ini

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh siswa secara rata-rata masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jalur pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga arah yaitu. pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terampil, bermartabat, bermoral dan berkualitas. Usaha perbaikan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Siswa belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap

BAB I PENDAHULUAN. beragam situasi dan kondisi. Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan. pembentukan anak-anak sekolah yang merupakan generasi penerus.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa adalah keberhasilan pendidikan dari bangsa itu sendiri. Jika seorang guru

ROSLIANA SITOMPUL* DAN DEBBIE GUSTRINI ARUAN**

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syerel Nyongkotu, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing di masa mendatang.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan unsur terpenting dalam mencapai tujuan pendidikan. Apabila terjadi penurunan kualitas pendidikan, maka biasanya yang pertama harus dievaluasi adalah komponen yang berkaitan dengan pendidikan khususnya guru sebagai pelaksana pembelajaran. Pembelajaran merupakan kemampuan dalam mengelola secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan pembelajaran sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku (Yamin, 2008: 22). Sebagai tenaga profesional, guru tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran tetapi juga terampil dalam memberikan bantuan dalam memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa untuk dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Guru juga diharapkan mampu berperan sebagai inovator maupun menjadi agen pembaharuan, maka guru perlu memiliki wawasan yang memadai mengenai berbagai inovasi teknologi pendidikan yang pernah dan mungkin dikembangkan pada jenjang pendidikan. Wawasan kreatif dan inovatif perlu dimiliki guru agar dalam melaksanakan tugasnya tidak cenderung bertindak secara rutin, tetapi selalu memikirkan caracara baru yang mungkin dapat diterapkan sekaligus dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Martinis Yamin menjelaskan bahwa komponen yang mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah siswa, guru, 1

2 kurikulum, sarana dan prasarana, pengelolaan sekolah, pengelolaan proses pembelajaran, pengelolaan dana, monitoring dan kemitraan (2008: 23). Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan dan membangun potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Mata pelajaran sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib disampaikan kepada siswa. Diharapkan setelah mengikuti pelajaran sejarah, siswa menjadi lebih memiliki sikap nasionalisme, cinta tanah air serta dapat memehami dan menghormati orang lain. Proses pembelajaran sejarah yang dilakukan oleh guru selama ini dilakukan secara konvensional dengan hanya menggunakan metode ceramah yang monoton dan mengarah kepada hafalan. Guru memulai pelajaran dengan menjelaskan materi, kemudian dilanjutkan dengan latihan-latihan soal yang ada di buku paket. Guru jarang menggunakan dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar berfikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah untuk memperoleh konsep atau pengetahuan. Guru jarang memberi tugas kepada siswa secara individual atau kelompok untuk melakukan pembahasan terhadap materi itu sendiri yang memungkinkan meraka menginterprestasikan dan menjelaskan fenomena dalam kehidupan nyata sehari-hari.

3 Jika kondisi ini terus berlangsung, dikhawatirkan proses pembelajaran akan monoton dan membosankan yang akan menurunkan kualitas pembelajaran itu sendiri. Penurunan kualitas pembelajaran tersebut akan mengakibatkan penurunan minat siswa terhadap mata pelajaran sejarah yang pada akhirnya akan menurunkan hasil belajar siswa. Bagaimana hasil belajar yang optimal dapat terwujud kalau kualitas pembelajarannya menurun. Untuk mewujudkan hasil belajar yang optimal diperlukan usaha yang sungguhsungguh, keuletan, kesabaran, ketekunan, dan bahkan waktu yang mungkin lama. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal diperlukan strategi pembelajaran yang tepat agar tujuan dapat terwujud. Strategi pembelajaran merupakan perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sanjaya, 2006: 126). Banyak sekali strategi pembelajaran yang dapat dipilih oleh seorang guru dalam proses belajar mengajar, seperti pembelajaran berdasarkan masalah, pembelajaran kooperatif, pembelajaran kontekstual, pembelajaran dengan penemuan dan lain sebagainya. Metode-metode pembelajaran ini diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, pola urutannya dan sifat lingkungan belajarnya. Berdasarkan observasi dan diskusi yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Sentolo, banyak hal yang masih menjadi kendala guru menyampaikan maupun siswa yang menerima dalam kegiatan belajar mengajar selama ini. Pembelajaran yang digunakan guru metode ceramah dan dirasa sangat membosankan bagi siswa sehingga kegiatan belajar menjadi pasif. Guru terlalu

4 mendominasi dalam kegiatan belajar di kelas, sehingga siswa hanya sebagai penerima informasi atau materi yang bersifat monoton dan tidak terjadi hubungan timbal balik diantara siswa dan guru. Selain itu guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar kurang menerapkan model yang menarik bagi siswa. Dengan model belajar seperti ini siswa sulit untuk menerima meteri karena dalam penyampaiannya yang monoton dan guru yang mendominasi sangat membosankan sehingga hasil belajar dalam mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Sentolo rendah. Selain itu dari hasil tes sebelum dilakukan penelitian hasil belajar kelas XII IPS 1 adalah yang paling rendah dari pada kelas IPS yang lain dan masih banyak yang belum mencapai KKM. Proses pembelajaran sejarah dapat menggunakan model atau teknik yang sesuai dengan pilihan dan kepentingan untuk penyampaian materi kepada siswa agar pembelajaran lebih menarik, meteri mudah diterima, sehingga hasil belajar menjadi lebih baik. Salah satu cara agar pembelajaran menjadi menyenangkan adalah penerapan permainan dalam melaksanakan proses belajar mengajar yaitu penerapan permainan Sepak Bola Verbal. Permainan Sepak Bola Verbal merupakan sebuah aktivitas riset dengan insentif bawaan untuk kerja tim dan kecepatan. Masa latihan dalam permainan ini mendorong siswa untuk melihat pekerjaannya lagi dalam beberapa detail. Ini membuktikan bahwa pengingatan jangka panjang menuntut agar materi dipelajari lagi. Kegiatan ini membantu siswa untuk membiasakan diri mendasarkan belajar pada sumber bukan guru. Permainan Sepak Bola Verbal ini menyenangkan dan menambah variasi aktivitas belajar mengajar bagi siswa, sehingga siswa

5 hampir tidak mengetahui bahwa mereka sedang diuji. Melalui penerapan permainan Sepak Bola Verbal dalam proses belajar sejarah, peneliti berusaha untuk meningkatkan hasil belajar sejarah. Permainan Sepak Bola Verbal belum pernah dilaksanakan dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Sentolo. Dengan berpijak pada beberapa persoalan yang ada, maka hal itulah yang mendorong bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang membahas Upaya Mningkatkan Hasil Belajar Sejarah Siswa Melalui Penerapan Permainan Sepak Bola Verbal Pada Pembelajaran Sejarah Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Sentolo Kulon Progo Tahun Ajaran 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dibuat identifikasi masalah sebagai berikut. 1. Guru masih dominan menggunakan metode ceramah sehingga prmbelajaran kurang menyenangkan. 2. Guru masih cenderung mendominasi dalam kegiatan belajar di kelas. 3. Siswa hanya menerima informasi/materi yang disampaikan bersifat monoton atau satu arah tanpa siswa dapat mengembangkan pikirannya sendiri. 4. Hasil belajar mata pelajaran sejarah siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Sentolo paling rendah dibanding dengan kelas XII yang lain. 5. Penerapan permainan Sepak Bola Verbal belum pernah diterapkan dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Sentolo.

6 C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi permasalahan di atas, oleh penulis permasalahan dibatasi pada: upaya peningkatan hasil belajar sejarah siswa melalui penerapan permainan Sepak Bola Verbal pada pembelajaran sejarah kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Sentolo. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara meningkatkan hasil belajar sejarah siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Sentolo Kulon Progo Tahun Ajaran 2012/2013, melalui penerapan permainan Sepak Bola Verbal? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah target yang hendak dicapai dalam setiap penelitian. Berhasil atau tidaknya suatu penelitian tergantung pada hasil pemecahan terhadap permasalahan yang telah ditetapkan. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana cara meningkatkan hasil belajar sejarah siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Sentolo Kulon Progo Tahun Ajaran 2012/2013, melalui penerapan permainan Sepak Bola Verbal. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penulis mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang pembelajaran materi sejarah dengan menerapkan permainan Sepak Bola Verbal bagi siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Sentolo.

7 b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk penelitian yang selanjutnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar sejarah melelui penerapan permainan Sepak Bola Verbal. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa Siswa dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran sejarah melelui penerapan permainan Sepak Bola Verbal yang mendasarkan pada adanya saling kerjasama positif, interaktif, dan kreatif antar siswa yang terlibat kegiatan belajar. b. Bagi Guru Guru dapat meningkatkan kinerja, menambah wawasan tentang kelebihan dan kekurangan suatu metode pembelajaran sehingga dapat memilih metode yang tepat sesuai dengan materi dan keadaan siswa yang menjadi objek pembelajaran. c. Bagi Sekolah Sekolah akan memiliki siswa-siswa yang berkualitas, guru-guru yang profesional, sekolah yang berwawasan ke depan, serta pembelajaran yang inovatif dan kreatif, memberdayakan sumber daya manusia dan lingkungan yang ada. d. Bagi Perpustakaan Sekolah Menambah khasanah bacaan di perpustakaan sehingga hasil penelitian ini dapat dibaca dan dimanfaatkan oleh orang lain.